Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Gejala klinis

Lesi alopesia areata stadium awal, paling sering ditandai oleh bercak kebotakan yang
bulat atau lonjong, berbatas tegas. Permukaan lesi tampak halus, licin, tanpa tanda-tanda
sikatriks, atrofi maupun skuamasi. Pada tepi lesi kadang- kadang tampak exclamation-mark
hairs yang mudah dicabut.
Pada awalnya gambaran klinis alopesia areata berupa bercak atipikal, kemudian menjadi
bercak berbentuk bulat atau lonjong yang terbentuk karena rontoknya rambut, kulit kepala
tampak berwarna merah muda mengkilat, licin dan halus, tanpa tanda-tanda sikatriks, atrofi
maupun skuamasi. Kadang-kadang dapat disertai dengan eritem ringan dan edema. Bila lesi
telah mengenai seluruh atau hampir seluruh scalp disebut alopesia totatis. Apabila alopesia
totalis ditambah pula dengan alopesia dibagian badan lain yang dalam keadaan normal
berambut erminal disebut alopesia universalis. Gambaran klinis spesifik lainnya adalah bentuk
ophiasis yang biasanya terjadi pada anak, berupa kerontokan rambut pada daerah occipital yang
dapat meluas ke anterior dan bilateral 1 – 2 inci di atas telinga, dan prognosisnya buruk. Gejala
subjektif biasanya pasien mengeluh gatal, nyeri, rasa terbakar atau parastesi seiring timbulnya
lesi.2,6
Ikeda (1965), setelah meneliti 1989 kasus, mengemukakan klasifikasi alopesia areata
sebagai berikut :

1. Tipe umum, meliput 83 % kasus diantara umur 20 – 40 tahun, dengan gambaran lesi
berupa bercak bercak bulat selama masa perjalanan penyakit. Penderita tidak
mempunyai riwayat stigmata atopi ataupun penyakit endokrin autonomik, lama sakit
biasanya kurang dari 3 tahun.
2. Tipe atopik, meliputi 10 % kasus, yang umumnya mempunyai stigmata atopi, atau
penyakitnya telah berlangsung lebih dari 10 tahun. Tipe ini dapat menetap atau
mengalami rekurensi pada musim-musim tertentu (perubahan musim).
3. Tipe kombinasi, meliput 5 % kasus, pada umur > 40 tahun dengan gambaran lesi-lesi
bulat, atau retikular. Penyakit endokrin autonomik yang terdapat pada penderita antara
lain berupa diabetes melitus dan kelainan tiroid.
4. Tipe prehipertensif, meliputi 4 % kasus, dengan riwayat hipertensi pada penderita
maupun keluarganya. Bentuk lesi biasanya retikular.1
Klasifikasi tersebut sangat berguna untuk menjelaskan patogenesis dan
meramalkan prognosis penyakit.1
Pada beberapa penderita terjadi perubahan pigmentasi pada rambut di daerah yang
akan berkembang menjadi lesi, atau terjadi pertumbuhan rambut baru pada lesi atau pada
rambut terminal di sekitar lesi. Hal ini disebabkan oleh kerusakan keratinosit pada korteks
yang menimbulkan perubahan pada rambut fase anagen lll/IV dengan akibat kerusakan
mekanisme pigmentasi pada bulbus rambut.1,4

2.5 Diagnosis

Diagnosis Alopesia areata berdasarkan gambaran infeksi klinis atas pola mosaik
alopesia atau alopesia yang secara klinis berkembang progresisf. Didukung adanya trikodistrofi,
efluvium anagen, atau telogen yang luas, dan perubahan pada gambaran histopatologi. Pada
stadium akut ditemukan distrofi rambut anagen yang disertai rambut tanda seru (exclamation
mark hair) pada bagian proksimal, sedangkan pada stadium kronik akan didapatkan
peningkatan jumlah rambut telogen. Perubahan lain meliputi berkurangnya diameter serabut
rambut, miniaturisasi, pigmentasi yang tidak teratur. Tes menarik rambut pada bagian tepi lesi
yang positif menunjukkan keaktifan penyaki.1,3
Biopsi pada tempat yang terserang menunjukkan peradangan limfostik peribulbar pada
sekitar folikel anagen atau katagen disertai meningkatnya eosinofil atau sel mast.2

Anda mungkin juga menyukai