Anda di halaman 1dari 15

METODE KEPERAWATAN PRIMER

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Ani Fadmawaty, S.Kep, Ners, MKM

Disusun oleh :

Kelompok 6

Eva Ervianawati Hardianita P27901117005


Farah Nurpadilah P27901117007
Nadila Salsabila Maulani P27901117022
Rasi P27901117027
Riyan Aprianto P27901117031
Soniah P27901117037
Widia Yuni Pratiwi P27901117044

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya, walaupun banyak
hambatan dan kesulitan yang kami hadapi. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “Metode Keperawatan Primer”.
Makalah ini telah dibuat dari berbagai sumber dan beberapa bantuan oleh
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari, sudah tentu makalah ini masih banyak kekurangan dan
belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kelompok. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak,
membantu kami agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa
lebih baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Tangerang, 27 Agustus 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengetian Metode Keperawatan Primer ..................................... 3
B. Sistem Keperawatan Primer........................................................ 4
C. Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer............................. 5
D. Tugas Perawat Primer ................................................................. 5
E. Peran Kepala Ruangan/Bangsal Dalam Metode Primer ............. 6
F. Ketenagakerjaan Dalam Keperawatan Primer ............................ 6
G. Pelaksanaan Keperawatan Primer ............................................... 6
H. Keuntungan Keperawatan Primer ............................................... 9
I. Kerugian Keperawatan Primer.................................................... 10
J. Kelebihan Keperawatan Primer .................................................. 10
K. Kekurangan Keperawatan Primer ............................................... 10

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan Zaman menurut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan di
bidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah
pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP
sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat
memahami tugas dan tanggung jawab terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun
meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer,
praktek bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai
upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian
antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit.
Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang bermutu untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan
penerapan standar asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam
kelompok keperawatan yang tidak kalah penting yaitu bagaimana caranya
metode penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur,
efisien tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan keterampilan dan
motivasi kerja menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan
ada enam macam, yaitu : model kasus, model fungsional, model tim, model
primer, model manajamen keperawatan, dan model perawatan berfokus pada
pasien.

1
B. Tujuan

 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
metode keperawan primer.
 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa pengertian metode keperawatan primer
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem keperawatan primer
3. Untuk mengetahui apa karakteristik modalitas keperawatan primer
4. Untuk mengetahui apa saja tugas perawat primer
5. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala ruangan/bangsal dalam
metode primer
6. Untuk mengetahui bagaimana ketenagakerjaan dalam keperawatan
primer
7. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dari keperawatan primer
8. Untuk mengetahui bagaimana kerugian dari keperawatan primer
9. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dari keperawatan
10. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dari keperawatan primer

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Metode Keperawatan Primer merupakan sistem dimana seorang
perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari dalam satu minggu.
Metode ini memberikan perawatan secara konfrehensif, individual dan
konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan keterampilan managemen. Perawat primer mempunyai tugas
mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi
doagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan
mengevaluasi keefektivitasan perawatan.
Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan keperawatan,
perawat primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan tentang
kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan
primer melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk pendidikan
kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan.
Perawat primer merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien
dengan segala akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.
Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada
kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan mengordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall
(1963) ini merupakan sistem dimana seorang perawat bertanggung jawab
selama 24 Jam sehari, 7 hari per minggu,ini merupakan metode yang
memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten.
Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan
keterampilan manajemen. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan

3
membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan
tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga
kesehatan lainnya. Keperawatan Primer melibatkan semua aspek peran
profesional, termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan,
dan kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manager garis
terdepan bagi perawatan pasien dengan segala akuntabilatas dan tanggung
jawab yang menyertainya.

B. Sistem Keperawatan Primer


Sistem keperawatan primer yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh satu orang registered nurse sebagai perawat
primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam
terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai
pulang dari rumah sakit. Apabila perawat primer/utama libur atau cuti
tanggung jawab dalam asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman
kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman dan keterampilannya
(associate nurse).
Metoda penugasan yang paling dipuji da dipraktikkan saat ini adalah
keperawatan primer. Ini adalah perluasan dari prinsip desentralisasi autoritas,
autoritas primer untuk semua keputusan tentang proses keperawatan
dipusatkan pada individu perawat profesional. Perawat primer ditugaskan
untuk merawat kebutuhan total pasien selama waktu tinggal di rumah sakit.
Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega
yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada. Perawatan yang
diberikan direncanakan dan ditemukan secara total oleh perawat primer.
Marram, Schlegel, dan Bevis menyatakan “keperawatan primer adalah
distribusi keperawatan sehingga perawatan total individu adalah tanggung
jawab seorang perawat, bukan beberapa perawat”. Mereka

4
mengidentifikasikan autonomi menjadi kunci pada pengembangan
keperawatan profesional.

C. Karakteristik Modalitas Keperawatan Primer


1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan.
2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan pasien dan
profeesional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan, semua ini
ada di tangan perawat primer.
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat
primer kepada perawat sekunder selama shift lain.
4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.

D. Tugas Perawat Primer


Tugas perawat primer meliputi :
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama berdinas
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6. Menerima dan menyesuaikan rencana
7. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien
8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, dengan lembaga sosial
dimasyarakat
9. Membuat jadwal perjanjian klinik
10. Mengadakan kunjungan rumah

5
E. Peran Kepala Ruangan/Bangsal Dalam Metode Primer
1. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat primer
2. Member orientasi dan merencanakan karyawan baru
3. Menyusun jadwal dan merencanakan karyawan baru
4. Menyusun jadwal dinas dan member penugasan pada perawat asisten
5. Melakukan evaluasi kerja
6. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf
7. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.

F. Ketenagakerjaan Dalam Keperawatan Primer


1. Setiap perawat primer adalah perawat bed side
2. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat
3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
4. Perawat primer di bantu oleh perawat profesionalk lain maupun perawat
nonprofessional sebagai perawat asisten.

G. Pelaksanaan Keperawatan Primer

Ada 3 faktor suksesnya keperawatan primer yaitu :

1. Keterlibatan anggota staf sebagai pembuat keputusan

Pemilihan seorang perawat primer dalam tim pemberian pelayanan


keperawatan dalam satu ruangan harus melibatkan seluruh staf yang
terkait. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama untuk
memilih seorang perawat primer dengan memiliki kompetensi empat
elemen yaitu: mampu nerkomunikasi secara interpersonal, mampu
bertanggung jawab, mampu mengambil keputusan dan mampu melakukan
asuhan keperawatan.

6
2. Penggunaan format pengambilan keputusan

Metode penugasan primary nursing yang akan dilaksanakan dalam satu


ruangan harus memiliki format keputusan bersama. Seorang perawat
primer yang sudah terpilih harus berdasarkan format yang sudah disetujui
bersama oleh staf di ruangan tersebut. Format tersebut sebagai dasar untuk
diajukan ke pihak manajemen.

3. Adanya dukungan dari pihak manajemen.

Kesuksesan metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan


sepenuhnya dari pihak manajemen rumah sakit. Pelaksanaan primary
nursing di ruangan harus mendapat pengakuan dari pihak manajemen
rumah sakit misalnya: kelengkapan sarana dan prasarana ruangan pasien,
keputusan untuk memakai metode penugasan primary nursing di ruangan,
keputusan untuk perawat primer. Dukungan pihak manajemen rumah sakit
merupakan salah satu motivator bagi perawat primer dan timnya untuk
melaksanakan metode penugasan primary nursing.

Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan primary nursing adalah


(Manthey, 1980) :

1. Memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing

Keputusan untuk menggunakan model primary nursing harus didiskusikan


bersama antara pihak manajemen, kepala ruangan, dan seluruh perawat
yang ada di ruangan. Hasil diskusi harus mendapat persetujuan dari semua
pihak agar dalam pelaksanaan primary nursing tidak mengalami hambatan.
Konsep primary nursing harus mampu dipahami oleh seorang perawat
primer dan perawat pelaksana sebagai tim yang akan melaksanakan
metode penugasan primary nursing. Salah satu syarat untuk seorang
perawat primer dan perawat pelaksana yang melaksanakan metode
penugasan primary nursing adalah ners yang sudah memahami konsep

7
primary nursing, jika pemahaman konsep primary nursing sudah dipahami
oleh perawat primer dan perawat pelaksana maka metode penugasan
primary nursing sudah dapat diputuskan untuk dilaksanakan di ruangan
tersebut.

2. Melakukan pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan rujukan dan informasi dasar


untuk terbentuknya primary nursing. Data dijadikan bahan perbandingan
untuk keberhasilan pelaksanaan primary nursing selanjutnya. Sebelum
dilaksanakan metode penugasan primary nursing diperlukan pengumpulan
data dari berbagai sumber ilmu seperti jurnal, artikel, text book dan
pengalaman orang lain sebagai dasar yang akurat. Pengumpulan data
disosialisasikan kepada tim yang akan melaksanakan metode penugasan
primary nursing terutama kepada perawat primer.

3. Pelaksanaan primary nursing

Pelaksanaan primary nursing di ruangan yang sudah ditentukan terdiri dari


kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana. Pemberian asuhan
keperawatan yang menyeluruh selama 24 jam dilakukan oleh perawat
primer dibantu dengan perawat pelaksana. Perawat primer memberikan
asuhan keperawatan kepada 1-6 pasien dari mulai pasien masuk hingga
pulang. Seorang perawat primer yang sudah dipilih dan diputuskan di
ruangan yang memakai metode penugasan primary nursing harus
mendapat dukungan dan pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit,
perawat pelaksana sebagai anggota timnya, dokter dan tim kesehatan
lainnya, kepala ruangan dan terutama dari pasien/keluarga.

8
4. Evaluasi pelaksanaan primary nursing.

Evaluasi pelaksanaan primary nursing dilakukan setelah waktu yang


disepakati bersama selesai. Pihak manajemen melakukan evaluasi apakah
model primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu dilaksanakan di
ruangan lain atau tidak. Indikator kesuksesan model primary nursing dapat
dilihat dari tingkat kepuasan pasien, perawat, dokter dan pihak
manajemen. Evaluasi pelaksanaan primary nursing sebaiknya dalam kurun
waktu enam bulan sekali untuk menentukan apakah metode penugasan
primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu diperbaiki atau tidak.

H. Keuntungan Keperawatan Primer


1. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi
meningkatkan motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
2. Menjamin kontinuitas perawat sesuai perawat primer memberikan atau
mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
3. Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien dan
kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian riwayat
dan fisik, mengembangkan rencana perawatan, dan melaksanakannya
sebagai kesatuan antara pasien dan pekerja kesehatan lain.
4. Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan pasien
yang akan memungkinkan pembentukan hubungan terapeutik.
5. Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
6. Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawat pasien
langsung.
7. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer
operasional : untuk menghadapi masalah staf dan penugasan dan
memotivasi serta mendukung staf.

9
I. Kerugian Keperawatan Primer
Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf menjadi RN,
yang meningkatkan pengaturan staf dan biaya. Sebagai contoh, uang dihemat
bila tugas bukan keperawatan dilakukan oleh kategori personel lain dan tidak
diambil alih oleh RN.

J. Kelebihan Keperawatan Primer


1. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
2. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
pertanggungjawaban yang jelas.
3. Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
4. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
5. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan.
6. Lebih mencerminkan.
7. Menurunkan dan perawatan.

K. Kekurangan Keperawatan Primer


1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
2. Biaya relatif lebih mahal dibandingkan metode lain karena lebih banyak
menggunakan perawat profesional.
3. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/kedokteran.
4. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. manajer perawatan efektif
menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. ini berarti bahwa manajer perawat
akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit untuk
hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis.
Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka
sendiri. mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan mereka tanpa pengaruh dari manejer perawat, dokter, atau orang
dari disiplin lain.
Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja manajer
perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa percaya.

B. Saran
- Seseorang perawat dapat merasakan, bisa membantu dalam pekerjaan
merawat pasien dengan propisional.
- Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat
dalam perencaaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
- Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, Yanyan & Suarli. S. 2010 . Manajemen Keperawatan Dengan


Pendekatan Praktis. Jakarta. Penerbit Erlangga

Peter R. Kongstvedt. 2000. Pokok-pokok pengelolah usaha pelayanan


kesehatan ; alih bahasa, susi purwoko; editior, Huriawati Hartanto.
Jakarta. EGC

Suyanto. 2008. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jogjakarta. Mitra


Cendikia Press

Utami. W. Ngesti, dkk. 2016. Etika Keperawatan Dan Keperawatan


Profesional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

http://nissa-uchil.blogspot.com/2014/10/kelompok-1-model-keperawatan
primer.html

12

Anda mungkin juga menyukai