Anda di halaman 1dari 55

FISIKA

BAB 1 PENDAHULUAN
1.2. VEKTOR
1.2.1. KUANTITAS SKALAR DAN VEKTOR

Kuantitas Skalar adalah suatu kuantitas yang didefinisikan secara lengkap oleh
bilangan tunggal dengan satuan yang sesuai.

Contoh: panjang, lebar, luas, volume, massa, waktu, temperatur, dll.

Kuantitas Vektor adalah suatu kuantitas yang didefinisikan secara lengkap oleh
besarnya (dengan satuan) dan arahnya.

Contoh: gaya, kecepatan, percepatan.


1.2.2. REPRESENTASI VEKTOR
1.2.3. DUA VEKTOR YANG SAMA DAN YANG TIDAK SAMA

Dua vektor a dan b dikatakan


sama, ditulis a=b.

Jika keduanya mempunyai


besar dan arah yang sama.
1.2.4. VEKTOR DALAM BIDANG 2 DIMENSI
1.2.5. VEKTOR DALAM RUANG (3 DIMENSI)
Contoh:

Jika 𝑃𝑄 = 4i + 3j + 2k, tentukan |𝑃𝑄|

|𝑃𝑄| = 42 + 32 + 2 2 = 16 + 9 + 4

= 29 = 5,385
1.2.6. PENJUMLAHAN VEKTOR

Jumlahan dari 2 vektor a dan b didapatkan dengan menjumlahkan komponen-


komponen yang bersesuaian.

Misal vektor a dinyatakan dengan a = a1i + a2j +a3k atau a = [a1, a2, a3]
dan b = b1i + b2j + b3k atau b = [b1, b2, b3], maka:

a + b = (a1 + b1)i + (a2 + b2)j + (a3 + b3)k atau

a + b = [ (a1 + b1), (a2 + b2), (a3 + b3)]


Sifat-sifat penjumlahan vektor

(a). a+b=b+a Komutatif

(b). (u + v) + w = u + (v + w) Asosiatif

(c ). a+0=0+a=a

(d). a + (-a) = 0
1.2.7. KOSINUS ARAH
Arah suatu vektor dalam tiga dimensi ditentukan
oleh sudut-sudut yang dibuat vektor dengan ketiga
sumbu acuannya

Juga 𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2 = 𝑟 2

∴ r2cos2a + r2cos2b + r2cos2  = r2


∴ cos2 a + cos2 b + cos2  = 1
Jika: l = cos a

m =cos b

n = cos , maka: l2 + m2 + n2 = 1

Perhatikan: [l, m, n]) yang ditulis dalam tanda kurung siku disebut
kosinus arah vektor 𝑂𝑃 dan merupakan nilai-nilai kosinus sudut-sudut
yang dibuat vektor yang bersangkutan dengan ketiga sumbu acuannya.

Jadi untuk vektor r = ai + bj + ck

𝑎 𝑏 𝑐
l= ; m= ; n = ; dan, tentu saja, r = 𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2
𝑟 𝑟 𝑟
Jadi dengan mengingat hal itu, carilah kosinus arah [l, m, n] dari
vektor r = 3i - 2j + 6k

∴ a = 3, b = -2, c = 6, r = 𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2

∴ r = 49 = 7

3 2 6
∴l = ; m = −7 ; n =7
7
1.2.8. PERKALIAN SKALAR (PERKALIAN DENGAN ANGKA)

Produk ca dari suatu vektor a dengan skalar c (bilangan riil) adalah


suatu vektor yang didapatkan dengan mengalikan setiap komponen
a dengan c.

Ca = [ ca1, ca2, ca3 ]

Sifat-sifat :

(a). c(a + b) = ca + cb

(b). (c + k)a = ca + ka

(c ). c(ka) = (ck)a = cka


(d). 1.a =a
1.2.9. HASIL KALI SKALAR DARI DUA VEKTOR
Karena dalam hal ini a.b = ab cos 90o = ab .0 = 0.

Jadi hasilkali skalar sebarang dua vektor yang saling tegak-lurus akan selalu nol.

Sekarang dalam kasus ini, dengan dua vektor dalam arah yang sama, θ = 0o.
Jadi, dengan menggunakan hasil-hasil (a) dan (b), kita peroleh:

a.b = ……

a.b = a1b1.1 + a1b2.0 + a1b3.0 + a2b1.0 + a2b2.1 + a2b3.0 + a3b1.0 + a3b2.0 + a3b3.1
a.b = a1b1 + a2b2 + a3b3

Dengan kata lain kita cukup menjumlahkan hasilkali koefisien vektor-vektor


satuan di sepanjang sumbu-sumbu yang bersangkutan.

Sebagai contoh:

Jika a = 2i + 3j + 5k dan b = 4i + 1j + 6k

Maka a.b =2x4+3x1+5x6

= 8 + 3 + 30 = 41 Jadi a.b = 41
Satu lagi:
Jika p = 3i – 2j + 1k ; q = 2i + 3j - 4k

Maka p.q =……………….

Karena

p.q = 3 x 2 + (-2) x 3 + 1 x (-4)

=6–6–4

= -4 jadi p.q = -4
Soal-soal Latihan:

1. Carilah kosinus arah dari vektor yang menghubungkan dua titik (4,2,2) dan
(7,6,14)
2. Jika a = 2i + 2j – k dan b = 3i – 6j + 2k, carilah (a) a.b dan (b) a x b.
3. Jika a = 5i + 4j + 2k, b = 4i – 5j + 3k, dan c = 2i – j – 2k, dengan i, j, dan
k vektor-vektor satuan, tentukan:
(a)nilai a.b dan sudut antara vektor-vektor a dan b.

(b)Magnitudo dan kosinus arah dari vektor hasilkali (a x b) dan juga sudut yang
dibuat vektor hasilkali ini dengan vektor c.
4.Jika a = [2, -1, 0] = 2i – j
b = [-4, 2, 5] = -4i + 2j + 5k
c = [0, 0, 3] = 3k
Tentukan:
(i) 2a

(ii) 5(a-c)

(iii) a + 2b

(iv) 6a - 4b + 2c

(v) a + b + c

(vi) 2(3a – 2b + c)
1.2.10. HASILKALI VEKTOR DARI DUA VEKTOR

Hasilkali vektor a dan b ditulis a x b (sering disebut


‘hasilkali silang’) dan didefinisikan sebagai vektor yang
memiliki magnitudo ab sin θ dengan θ merupakan
sudut di antara kedua vektor yang diketahui tersebut.
Vektor hasilkali mempunyai arah yang tegak-lurus baik
terhadap a maupun b dengan arah yang sedemikian
rupa sehingga a, b dan a x b membentuk set tangan-
kanan – dalam urutan tersebut.

|a x b| = ab sin θ

Perhatikan bahwa b x a akan membalik arah rotasi dan vektor


hasilkalinya sekarang mempunyai arah ke bawah, dengan kata lain
b x a = - (a x b)

jika θ = 0o, maka |a x b| = 0

dan jika θ = 90o, maka |a x b| = ab

Jika a dan b diberikan dalam suku-suku vektor satuan i, j, dan k:

a = a1i + a2j + a3k dan b = b1i + b2j + b3k

Maka :

a x b = a1b1i x i + a1b2i x j + a1b3i x k + a2b1j x i + a2b2j x j


+a2b3j x k + a3b1kxi + a3b2k x j + a3b3k x k
Tetapi |i x i| = (1)(1)(sin 0o) = 0

Jadi i x i = j x j = k x k = 0 (a)

Juga |i x j| = (1)(1)(sin 90o) = 1 dan i x j berada dalam arah k, artinya i x j


= k (magnitudo sama dan arah sama). Oleh sebab itu:
ixj=k
jxk=i
kxi=j (b)
Dan ingat juga bahwa:
i x j = -(j x i)
j x k = -(k x j)
k x i = -(i x k) karena arah rotasi itu dibalik
Sekarang dengan hasil-hasil (a) dan (b), dan yang diingat terakhir ini,
anda dapat menyederhanakan pernyataan untuk a x b ini.

Hilangkan suku-suku nol dan rapikan.

Karena:

a x b = 𝑎1 𝑏1 𝟎 + 𝑎1 𝑏2 𝒌 + 𝑎1 𝑏3 −𝒋 + 𝑎2 𝑏1 −𝒌 + 𝑎2 𝑏2 𝟎 + 𝑎1 𝑏3 𝒊 + 𝑎3 𝑏1 𝒋 + 𝑎3 𝑏2 −𝒊 + 𝑎3 𝑏3 𝟎

a x b = 𝑎2 𝑏3 − 𝑎3 𝑏2 𝒊 − 𝑎1 𝑏3 − 𝑎3 𝑏1 𝒋 + 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 𝒌

dan anda dapat mengenal ini sebagai pola determinan yang baris pertamanya tersusun dari vektor
i, j, dan k.

Sekarang kita peroleh bahwa:


Jika a = 𝑎1 𝒊 + 𝑎2 𝒋 + 𝑎3 𝒌 dan b = 𝑏1 𝒊 + 𝑏2 𝒋 + 𝑏3 𝒌 maka:
𝒊 𝒋 𝒌
a x b = 𝑎1 𝑎2 𝑎3 = 𝑎2 𝑏3 − 𝑎3 𝑏2 𝒊 − 𝑎1 𝑏3 − 𝑎3 𝑏1 𝒋 + 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 𝒌
𝑏1 𝑏2 𝑏3

dan inilah cara yang paling mudah untuk menuliskan hasilkali vektor dari dua vektor.

Catatan: (a) Baris atas terdiri dari vektor satuan dalam urutan i, j, k.

(b) Baris kedua terdiri dari koefisien dari a.

(c) Baris ketiga terdiri dari koefisien dari b.

Sebagai contoh, jika p = 2i + 4j + 3k dan q = i +5k – 2k, pertamakali tulislah determinan


yang menyatakan hasilkali vektor p x q.
Dan sekarang, dengan menguraikan determinan ini, kita peroleh

Jadi:

(a)Hasilkali skalar (‘hasilkali titik’) a.b = ab cos 𝜃 kuantitas skalar

(b) Hasilkali vektor (‘hasilkali silang’)


a x b = vektor yang magnitudonya 𝑎𝑏 sin 𝜃, bekerja dalam suatu arah
yang membuat a, b, dan a x b menjadi set tangan – kanan.
Selain itu:

𝒊 𝒋 𝒌
a x b = 𝑎1 𝑎2 𝑎3 = 𝑎2 𝑏3 − 𝑎3 𝑏2 𝒊 − 𝑎1 𝑏3 − 𝑎3 𝑏1 𝒋 + 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 𝒌
𝑏1 𝑏2 𝑏3

dan berikut diberikan contoh terakhir tentang butir ini.

Carilah hasilkali vektor dari p dan q dengan:

p = 3i – 4j + 2k dan q = 2i +5j – k
Karena

𝒊 𝒋 𝒌
−4 2 3 2 3 −4
pxq = 3 −4 2 = i - j - k
5 −1 2 −1 2 5
2 5 −1
= i (4 - 10) – j (-3 – 4) + k (15 + 8)

= -6i +7j +23k

Ingatlah bahwa urutan kemunculan vektor dalam hasilkali vektor


sangatlah penting. Tidaklah sulit membuktikan kebenaran bahwa:

q x p = 6i -7j - 23k = -(p x q)


1.2.11. SUDUT ANTARA DUA VEKTOR
Tetapi 𝑙2 + 𝑚2 + 𝑛2 = 1 dan 𝑙′2 + 𝑚′2 + 𝑛′2 = 1 sebagaimana yang dibuktikan
sebelumnya.

Jadi, (PP’)2 = 2 – 2 𝑙𝑙′ + 𝑚𝑚′ + 𝑛𝑛′ (a)

Juga, dengan aturan kosinus:

cos 𝜃 = 𝑂𝑃2 + 𝑂𝑃′2 − 2. 𝑂𝑃. 𝑂𝑃′ . cos 𝜃

= 1 + 1 – 2.1.1.cos 𝜃 {𝑂𝑃 𝑑𝑎𝑛 𝑂𝑃′ merupakan vektor satuan}

= 2 – 2 cos 𝜃 (b)
Jadi dari (a) dan (b), kita peroleh:

(PP’)2 = 2 – 2 𝑙𝑙′ + 𝑚𝑚′ + 𝑛𝑛′

dan (PP’)2 = 2 – 2 cos 𝜃

Dengan kata lain, cukup jumlahkan kosinus arah yang bersesuaian dari
kedua vektor yang diketahui tersebut.

Jadi, jika [𝑙, 𝑚, 𝑛] = [0,54, 0,83, -0,14]

dan [𝑙′, 𝑚′, 𝑛′] = [0,25, 0,60, 0,76]


sudut antara kedua vektor ialah 𝜃 = …………………..
Karena kita peroleh:

cos 𝜃 = 𝑙𝑙′ + 𝑚𝑚′ + 𝑛𝑛′

= (0,54)(0,25) + (0,83)(0,60) + (-0,14)(0,76)

= 0,1350 + 0,4980 – 0,1064

= 0,6330 – 0,1064

cos 𝜃 = 0,5266

𝜃 = 58o13’

Perhatikan: Untuk vektor sejajar, 𝜃 = 0o jadi 𝑙𝑙′ + 𝑚𝑚′ + 𝑛𝑛′ = 1

Untuk vektor yang tegak-lurus 𝜃 = 90o jadi 𝑙𝑙′ + 𝑚𝑚′ + 𝑛𝑛′ = 0


Sekarang satu contoh anda kerjakan:

Carilah sudut antara vektor-vektor: p = 2i + 3j + 4k dan q = 4i - 3j + 2k

Pertama kali, carilah kosinus arah p. Jadi kerjakanlah.


Karena 𝑝 = 𝐩 = 22 + 32 + 42 = 4 + 9 + 16 = 29

𝑎 2
∴𝑙 = =
𝑝 29
𝑏 3
𝑚 = =
𝑝 29
𝑐 4
𝑛 = =
𝑝 29
′ ′ ′
2 3 4
∴ 𝑙 ,𝑚 ,𝑛 = , ,
29 29 29
Sekarang carilah kosinus arah [𝑙′ , 𝑚′ , 𝑛′ ] untuk 𝑄 persis dengan cara yang sama.

Karena

𝑞= 𝐪 = 42 + 32 + 22 = 16 + 9 + 4 = 29

4 −3 2
∴ 𝑙′ , 𝑚′ , 𝑛′ = , ,
29 29 29

Kita telah mengetahui bahwa, untuk 𝑃:

2 3 4
∴ 𝑙, 𝑚, 𝑛 = , ,
29 29 29
Jadi dengan menggunakan cos 𝜃 = 𝑙𝑙 ′ + 𝑚𝑚′ + 𝑛𝑛′ , anda dapat
menyelesaikannya dan mencari sudut 𝜃-nya. Mulailah.

Karena

2 4 3 −3 4 2
cos 𝜃 = ∙ + ∙ + ∙
29 29 29 29 29 29
8 9 8
= − +
29 29 29
7
= = 0,2414 jadi, θ = 76o2’
29
1.2.12. RASIO ARAH
Jika OP = a i + b j + c k. Kita ketahui bahwa:

|OP| = 𝑟 = 𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2

dan bahwa kosinus arah OP ini diberikan oleh:

𝒂 𝒃 𝒄
𝒍= , 𝒎= , 𝒏=
𝒓 𝒓 𝒓

Kita dapat lihat bahwa komponen a, b, dan c masing-masing sebanding dengan kosinus
arah 𝑙, 𝑚, 𝑛; dan komponen-komponen ini kadang-kadang disebut sebagai rasio arah dari
vektor OP

Perhatikan:

Rasio arah dapat dikonversi menjadi kosinus arah dengan membagi masing-masing rasio itu
dengan r (magnitudo vektornya).
1.2.13. DIFERENSIASI VEKTOR

Medan Skalar dan Medan Vektor

Medan skalar atau fungsi skalar adalah sebuah fungsi yang mempunyai sebuah
bilangan pada setiap titik dalam ruang.
Contoh medan skalar: Fungsi yang menyatakan temperatur di setiap titik pada
suatu benda.

Medan vektor (vector field) atau fungsi vektor (vector function) adalah suatu fungsi
yang merepresentasikan seluruh vektor tertentu pada suatu domain atau daerah.
Contoh medan vektor:

Kecepatan air yang mengalir di dalam pipa


yang melengkung Kecepatan dari benda yang berputar

Vektor tangensial pada suatu kurva


Medan vektor gravitasi

Vektor tegak lurus terhadap permukaan Medan vektor yang memenuhi persamaan F(x,y) = -½yi + ½xj
Kontinyuitas & Derivatif vektor (Derivatif biasa)
Suatu fungsi vektor v(t) dikatakan kontinyu pada t = t0 jika fungsi tersebut
terdefinisi pada sekitar t0 (termasuk t0) dan memenuhi:

lim 𝑣 𝑡 = 𝑣(𝑡0 )
𝑡→𝑡0

Dalam koordinat cartesian, dapat dituliskan:

𝑣 𝑡 = 𝑣1 𝑡 , 𝑣2 𝑡 , 𝑣3 (𝑡) = 𝑣1 𝑡 𝑖 + 𝑣2 𝑡 𝑗 + 𝑣3 (𝑡)𝑘

Maka v(t) kontinyu pada t0 jika dan hanya jika ketiga komponennya kontinyu
pada t0.

Suatu vektor v(t) dikatakan differentiable pada suatu titik P jika limitnya ada

𝑣 𝑡+∆𝑡 −𝑣(𝑡) ′
𝑣 ′ 𝑡 = lim 𝑣 𝑡 disebut derivatif dari v(t)
∆𝑡→0 ∆𝑡
Dalam koordinat cartesian:
𝑣 ′ 𝑡 = 𝑣1′ 𝑡 , 𝑣2′ 𝑡 , 𝑣3′ 𝑡

= 𝑣1′ 𝑡 𝑖 + 𝑣2′ 𝑡 𝑗 + 𝑣3′ 𝑡 𝑘

Contoh :

Jika 𝑣 = 𝑡, 𝑡 2 , 0 atau 𝑣 = 𝑡𝑖 + 𝑡 2 𝑗

Tentukan v’(t)

𝑣 ′ 𝑡 = 1, 2𝑡, 0 atau 𝑣 ′ 𝑡 = 𝑖 + 2𝑡𝑗


Sifat-sifat Derivatif Vektor

cv ′
= cv′ (c constant),

(u + v)’ = u’ + v’

u∙v ′ = u′ ∙ v + u ∙ v ′

(u x v)’ = u x v + u x v’
uvw ′ = (u′ v w) + u v ′ w + (u v w ′ )
Derivatif Parsial Fungsi Vektor
Jika suatu fungsi vektor dinyatakan dengan: 𝑣 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 = 𝑣1 𝑖 + 𝑣2 𝑗 + 𝑣3 𝑘

dan v differentiable function terhadap n variabel [t1, t2,…tn]

𝜕𝑣
Maka derivatif parsial dari v ke tm ditulis dan didefinisikan sebagai fungsi vektor:
𝜕𝑡𝑚

𝜕𝑣 𝜕𝑣1 𝜕𝑣2 𝜕𝑣3


= 𝑖 + 𝑗 + 𝑘
𝜕𝑡𝑚 𝜕𝑡𝑚 𝜕𝑡𝑚 𝜕𝑡𝑚

Derivatif parsial orde 2:

𝜕2 𝑣 𝜕2 𝑣1 𝜕2 𝑣2 𝜕2 𝑣3
= 𝑖 + 𝑗 + 𝑘
𝜕𝑡 𝜕𝑡𝑚 𝜕𝑡 𝜕𝑡𝑚 𝜕𝑡 𝜕𝑡𝑚 𝜕𝑡 𝜕𝑡𝑚

Dan seterusnya.
Contoh:

𝑣 𝑡1 , 𝑡2 = 𝑎 cos 𝑡1 𝑖 + 𝑎 sin 𝑡1 𝑗 + 𝑡2 𝑘

𝜕𝑣 𝜕𝑣
Maka = −𝑎 𝑠𝑖𝑛 𝑡1 𝑖 + 𝑎 cos 𝑡1 𝑗 dan =𝑘
𝜕𝑡1 𝜕𝑡2

Jika 𝐴 = 2𝑥 2 𝑦 − 𝑥 4 𝑖 + 𝑒 𝑥𝑦 − 𝑦 sin 𝑥 𝑗 + 𝑥 2 cos 𝑦 𝑘

𝜕𝐴 𝜕𝐴 𝜕2 𝐴 𝜕2 𝐴 𝜕2 𝐴 𝜕2 𝐴
Tentukan , , , , ,
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 2 𝜕𝑦 2 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥

𝜕𝐴 𝜕 2 4
𝜕 𝑥𝑦 𝜕 2
= 2𝑥 𝑦 − 𝑥 𝑖 + 𝑒 − 𝑦 sin 𝑥 𝑗 + 𝑥 cos 𝑦 𝑘
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑥
= 4𝑥𝑦 − 4𝑥 3 𝑖 + 𝑦𝑒 𝑥𝑦 − 𝑦 cos 𝑥 𝑗 + (2𝑥 cos 𝑦)𝑘
Dengan cara yang sama didapatkan:
𝜕𝐴
= 2𝑥 2 𝑖 + (𝑥𝑒 𝑥𝑦 − sin 𝑥)𝑗 − (𝑥 2 sin 𝑦)𝑘
𝜕𝑦
𝜕2𝐴 2 𝑖 + (𝑦 2 𝑒 𝑥𝑦 + 𝑦 sin 𝑥)𝑗 + (2 cos 𝑦)𝑘
= 4𝑦 − 12𝑥
𝜕𝑥 2
𝜕2𝐴 2 𝑥𝑦 2
2
= 0 + 𝑥 𝑒 𝑗 − (𝑥 cos 𝑦)𝑘
𝜕𝑦
𝜕2𝐴
= 4𝑥 𝑖 + (𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦 + 𝑒 𝑥𝑦 − cos 𝑥)𝑗 − (2𝑥 sin 𝑦)𝑘
𝜕𝑥𝜕𝑦
𝜕2𝐴
= 4𝑥 𝑖 + (𝑥𝑦𝑒 𝑥𝑦 + 𝑒 𝑥𝑦 − cos 𝑥)𝑗 − (2𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑦)𝑘
𝜕𝑦𝜕𝑥
Gradien dari Medan Skalar
Gradien dari suatu fungsi skalar f(x, y, z) dinyatakan dengan grad f atau 𝛻f adalah suatu
vektor yang didefinisikan dengan:

𝛻 dibaca “del” atau “nabla”

𝜕 𝜕 𝜕
𝛻= 𝑖+ 𝑗+ 𝑘
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Contoh:

Jika 𝑓 = 𝑥, 𝑦, 𝑧 = 3𝑥 2 𝑦 − 𝑦 3 𝑧 2

Tentukan 𝛁f pada titik (1, -2, -1)

𝜕 𝜕 𝜕
𝛻𝑓 = 3𝑥 2 𝑦 − 𝑦 3 𝑧 2 𝑖+ 3𝑥 2 𝑦 − 𝑦 3 𝑧 2 𝑗+ 3𝑥 2 𝑦 − 𝑦 3 𝑧 2 𝑘
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝛻𝑓 = 6𝑥𝑦 𝑖 + 3𝑥 2 − 3𝑦 2 𝑧 2 𝑗 − 2𝑦 2 𝑧 𝑘

Pada titik (1, -2, -1)

𝛻𝑓 = 6 1 (−2) 𝑖 + 3 12 − 3(−2)2 (−1)2 𝑗 − 2(−2)3 (−1) 𝑘

∇f = -12i – 9j -16k
Divergensi dari Medan Vektor
Jika 𝑣 (x,y,z) = 𝑣 1 i + 𝑣 2 j + 𝑣 3 k adalah suatu fungsi vektor yang differentiable,
maka divergensi dari 𝑣, ditulis div 𝒗 adalah:

Contoh:
𝑣 = 3𝑥𝑧 𝑖 + 2𝑥𝑦 𝑗 − 𝑦𝑧 2 𝑘, tentukan div 𝑣.

maka:

𝜕 𝜕 𝜕
div 𝑣 = (3𝑥𝑧) + (2𝑥𝑦) + (−𝑦𝑧 2 )
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

= 3𝑧 + 2𝑥 − 2𝑦𝑧
 F (x,y,z) = (x2yz)i + (3xyz3)j + (x2 – z2)k

Tentukan div F.

𝜕 𝜕 𝜕
div 𝐹 = (𝑥 2 𝑦𝑧) + (3𝑥𝑦𝑧 3 ) + (𝑥 2 − 𝑧2)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

= 2𝑥𝑦𝑧 + 3𝑥𝑧 3 − 2𝑧

 𝑨 = 𝒙𝟐 𝒛 𝒊 − 𝟐𝒚𝟑 𝒛𝟐 𝒋 + 𝒙𝒚𝟐 𝒛 𝒌

Tentukan div A pada titik (1, -1, 1)

𝑑𝑖𝑣 𝐴 = 2𝑥𝑧 − 6𝑦 2 𝑧 2 + 𝑥𝑦 2

Pada titik (1, -1, 1)

𝑑𝑖𝑣 𝐴 = 2 1 (1) − 6(−1)2 12 + 1(−1)2

div A = -3 pada titik (1, -1, 1)


Curl dari Medan Vektor

Jika 𝑣 = 𝑣1 𝑖 + 𝑣2 𝑗 + 𝑣3 𝑘 adalah suatu fungsi vektor yang


differentiable, maka curl v adalah:

𝑖 𝑗 𝑘
𝜕 𝜕 𝜕
𝐶𝑢𝑟𝑙 𝑣 = 𝛻 x 𝑣 = 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝑣1 𝑣2 𝑣3

𝜕𝑣3 𝜕𝑣2 𝜕𝑣1 𝜕𝑣3 𝜕𝑣2 𝜕𝑣1


= − 𝑖+ − 𝑗+ − 𝑘
𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Contoh:

 Jika 𝑣 = 𝑦𝑧𝑖 + 3𝑧𝑥𝑗 + 𝑧𝑘 tentukan curl v.

𝑖 𝑗 𝑘
𝜕 𝜕 𝜕
𝑪𝒖𝒓𝒍 𝒗 = 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
= −3𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 2𝑧𝑘
𝑦𝑧 3𝑧𝑥 𝑧

 Jika 𝐴 = 𝑥𝑧 3 𝑖 − 2x 2 yzj + 2yz 4 k

Tentukan Curl A pada titik (1, -1, 1)

𝑖 𝑗 𝑘
𝜕 𝜕 𝜕
𝐶𝑢𝑟𝑙 𝑣 = 𝛻 x 𝑣 = 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
= 2𝑧 4 + 2𝑥 2 𝑦 𝑖 + 3𝑥𝑧 2 𝑗 − 4𝑥𝑦𝑧 𝑘
(𝑥𝑧 3 ) (−2𝑥 2 𝑦𝑧) (2𝑦𝑧 4 )

Pada titik (1, -1, 1) Curl A = 3j + 4k.


REFERENSI:
K.A. Stroud, Engineering Mathematics

Anda mungkin juga menyukai