Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya didominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi
sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari yang tidak
sehat menjadi sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus
dimulai dari menanamkan pola pikir sehat kepada masyarakat yang harus dimulai dan
diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif.

Menurut Riskesdas (2013), di Indonesia PHBS belum diwujudkan. Hal ini


didukung oleh terjadi penurunan angka period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007
menjadi 3,4% pada tahun 2014. Kelompok umur balita merupakan kelompok yang
paling tinggi menderita diare. Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada
kelompok umur 12-23 bulan (7,4%). Laki-laki ( 5,4%), tinggal didaerah pedesaan
(5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses terhadap air bersih dan
jamban sehat terbawah ( 6,4%). Selanjutnya, indisen Malaria penduduk Indonesia
tahun 2007 sebesar (3,1 %) dan tahun 2014 (1,4%).

Berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten Sukoharjo (2014), cakupan


PHBS Kabupaten Sukoharjo yang terkait PHBS antara lain : 91,5 % penduduk yang
merokok melakukannya di dalam rumah ; melakukan aktivitas fisik sedang setiap hari
3,8% ; pada indikator buah dan sayur setiap hari dijumpai 11,5% masyarakat yang
mengkomsumsi buah ; dan 86,5% mengkomsumsi sayur setiap hari. Perilaku
pemberantasan jentik nyamuk hanya mencapai 37,7% sehingga angka kejadian DBD
Kabupaten Sukoharjo yang termasuk tinggi yaitu dengan indeks kematian 1,75%
dapat ditekan ( Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo,2015)
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian PHBS


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Pedoman Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, 2011)
Pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat (Kemenkes, 2016).
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat (Dinkes, 2014)
2.2. Manfaat PHBS (Dinkes, 2014)
2.2.1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2.2.2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
2.2.3. Anggota keluarga giat bekerja.
2.2.4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
2.2.1 Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar
kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani
perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.
(KEMENKES, 2016).
2.3. Tujuan PHBS
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan yaitu
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta
dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
2.3.1 Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari
kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan
sehari – hari yang bersih dan sehat. (KEMENKES, 2016).
2.4. Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari
tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan
PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses
penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :
2.4.1. PHBS di Rumah tangga
2.4.2. PHBS di Sekolah
2.4.3. PHBS di Tempat kerja
2.4.4. PHBS di Sarana kesehatan
2.4.5. PHBS di Tempat umum (Kemenkes, 2016)

2.4.5.1 PHBS di Rumah Tangga


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hdup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS
di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat (Dinkes, 2014).
Manfaat dari PHBS yaitu menerapkan PHBS di rumah
tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah
tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu
meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit,
rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas
anggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga
selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan
pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi
(Kemenkes, 2016).
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga (Ardiansyah dan
Rahmantari, 2013) :
1) Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.
2) Memberi bayi ASI eksklusif.
3) Menimbang bayi dan balita
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6) Menggunakan jamban sehat.
7) Memberantas jentik di rumah.
8) Makan sayur dan buah setiap hari.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
10) Tidak merokok di dalam rumah.

2.4.5.2 PHBS di Sekolah


Memperkenalkan dunia kesehatan pada anak-anak di
sekolah, seyogyanya tidak terlalu susah karena pada umumnya
tiap sekolah sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Pengertian UKS sendiri adalah usaha untuk membina dan
mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
dan terpadu. Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79
tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah”
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis
dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta
didik dan menyiptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Ruang lingkup dan tujuan UKS tidak lain
mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
di sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran.Sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Manfaat PHBS di sekolah merupakan kegiatan
memberdayakan siswa,guru dan masyarakat lingkungan
sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk
menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan
proses belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat
lingkungan sekolah menjadi sehat (Kemenkes, 2016).
Indikator PHBS di sekolah (Ardiansyah dan
Rahmantari, 2013)
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
2) Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4) Olahraga yang teratur dan terukur.
5) Memberantas jentik nyamuk.
6) Tidak merokok.
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap bulan.
8) Membuang sampah pada tempatnya.

2.4.5.3 PHBS di tempat kerja


Perilaku Hidup Bersih (PHBS) di tempat kerja adalah
upaya untuk memberdayakan para pekerja, pemilik dan
pengelola usaha/kantor, agar tahu, mau dan mampu
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. PHBS di tempat
kerja antara lain:
Tidak merokok di tempat kerja, Membeli dan
mengkonsumsi makanan dari tempat kerja, Melakukan
olahraga secara teratur / aktifitasfisik, Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar dan buang air kecil, Memberantas jentik nyamuk di
tempat kerja, Menggunakan air bersih, Menggunakan jamban
saat buang air besar dan kecil, Membuang sampah pada
tempatnya, Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai
jenis pekerjaan.
Manfaat di tempat kerja ; setiap pekerja meningkat
kesehatannya dan tidak mudah sakit, Produktivitas pekerja
meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan
pekerja dan ekonomi keluarga, Pengeluaran biaya rumah
tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan
untuk biaya pengobatan.
Bagi Masyarakat : Tetap mempunyai lingkungan yang
sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja, Dapat
mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan
oleh tempat kerja setempat.
Bagi Tempat Kerja : Meningkatnya produktivitas kerja
pekerja yang ber¬dampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan, Menurunnya biaya kesehatan yang harus
dikeluarkan, Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
Bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota : Peningkatan
Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintahprovinsi dan kabupaten/kota yang baik, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk
peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah
kesehatan, Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga (Dinkes, 2014).
2.4.5.4 PHBS di Sarana Kesehatan

PHBS di Pelayanan Kesehatan adalah upaya untuk


memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas
agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan
Pelayanan Kesehatan Sehat. Tujuan PHBS di Pelayanan
Kesehatan terdapat beberapa tujuan PHBS di Pelayanan
Kesehatan, diantaranya yaitu :

1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat


di pelayanan kesehatan.

2) Mencegah terjadinya penularan penyakit


di pelayanan kesehatan.

3) Menciptakan pelayanan kesehatan yang sehat.

Manfaat PHBS di Pelayanan Kesehatan dibagi dalam


beberapa aspek antara lain :

1) Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :

(1) Memperoleh pelayanan kesehatan di pelayanan keseha


tan yang sehat.

(2) Terhindar dari penularan penyakit.

(3) Mempercepat proses penyembuhan penyakit, dan

(4) Peningkatan kesehatan pasien.


2) Bagi Pelayanan Kesehatan :

(1)Mencegah terjadinya penularan penyakit


di pelayanan kesehatan.

(2)Meningkatkan citra pelayanan kesehatan yang baik


sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan
dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

3) Bagi Pemerintah Daerah :


(1) Peningkatan persentase Pelayanan Kesehatan
Sehat, menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah
Kabupaten/Kota yang baik.
(2) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran
bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS
di Pelayanan Kesehatan.
Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :
Semua PHBS diharapkan dilakukan
di Pelayanan Kesehatan. Namun demikian, pelayanan kesehatan
telah masuk kekategori Pelayanan Kesehatan yang sehat, bila
pasien,masyarakat, pengunjung dan
petugas di pelayanan kesehatan :
1) Menggunakan air bersih.
2) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
3) Membuang sampah pada tempatnya.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meludah sembarangan.
6) Memberantas jentik nyamuk.
2.4.5.5 PHBS di Sarana Umum
PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola
tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan tempat-tempat umum sehat (Kemenkes,
2012) .
Manfaat PHBS di sarana umum adalah masyarakat
mampu menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah
penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan
yang bersumber dari masyarakat (Kemenkes, 2016).
Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :
2.4.5.6 Membuang sampah pada tempatnya
2.4.5.7 Tidak merokok ditempat umum
2.4.5.8 Tidak meludah sembarangan
2.4.5.9 Menggunakan jamban sehat.
2.4.5.10 Memberantas jentik nyamuk.
2.4.5.11 Menggunakan air bersih
BAB 3
CONTOH KASUS DAN SOLUSI
Kasus

IMBAUAN DINKES DEPOK TERKAIT KASUS 33 MURID TERJANGKIT


HEPATITIS A DI AWAL JANUARI 2019

Rabu, 20 February 2019 pukul 14:22 WIB

Pada awal januari 2019 lalu, sebanyak 33 siswa dari empat di Depok
terjangkit hepatitis A. kepala dinas kesehatan kota depok, novarita mengatakan
sejumlah murid dari empat sekolah yang terjangkit hepatitis A karena tidak
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dinas Kesehatan Kota Depok pun telah mengambil 34 sampel makanan dari
pedagang kaki lima (PKL) untuk diuji di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
dan Pengendalian Penyakit.

Dinas kesehatan kota depok pun telah mengambil 34 sampel makanan dari
pedagang kaki lima (PKL)untuk diuji dibalai besar teknik kesehatan lingkungan dan
pengendalian penyakit. “Hasil uji laboratoriumnya negative. Jadi bukan dari jajanan
lingkungan disekolah, itu dari PHBS nya,” kata novarita di balai kota depok , rabu
(20/2/2019)

Guna memastikan hal serupa tak terulang, novarita menghimbau seluruh


sekolah dan murid agar menerapkan PHBS, khususnya dilingkungan sekolah.

Dia menegaskan bahwa ketersediaan sabun cuci tangan dan toilet yang harus
memadai bagi murid merupakan hal wajib yang harus dikamar pihak sekolah.

“Itu tanggungjawab sekolah langsung yang menyiapkan. Menyiapkan sabun


cuci, menyiapkan toilet juga harus banyak, 1:50. Jadi toilet satu untuk 50 siswa,”
ujarnya.
Dinkes Depok sendiri bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Depok
guna mensosialisasikan PHBS di lingkungan sekolah.

Sosialisasi guna memastikan hal serupa tak terulang, pasalnya dalam kasus
penyakitnya kuning ini Dinkes Depok menerapkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
parsial.

“Dinkes hanya melakukan sosialisasi PHBS. Untuk sosialisasi kita kerjasama


dengan dinas pendidikan . jajanan di empat sekolah aman,” tuturnya.
SOLUSI KASUS

Tindakan promotif

1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat di lingkunagn sekolah.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya cuci tangan 6 langkah
dan mengajarkan anak cara cuci tangan 6 langkah yang benar sebelum dan
setelah makan.

Tindakan preventif

1. Menganjurkan kepada orang tua untuk membawakan bekal sendiri dari rumah
untuk anaknya.
2. Disarankan kepada anak-anak untuk tidak bergantian menggunakan alat
makan.
3. Menyarankan kepada pemilik warung untuk mencuci alat-alat makan dengan
bersih menggunakan sabun cuci piring dan air mengalir.
4. Menyarankan kepada pemilik warung untuk menyediakan tempat untuk
mencuci tangan dengan layak.
5. Apabila ingin makan di pinggir jalan, sebaiknya melihat terlebih dahulu
tempat tersebut bersih atau kumuh dan melihat bagaimana pemilik warung
dalam mencuci alat makan yang sudah digunakan pembeli serta ketersediaan
tempat untuk emncuci tangan

Tindakan Kuratif

1. Penderita yang sudah terkena Hepatitis A diharapkan segera dilarikan ke


Rumah sakit untuk segera mendapatkan tindakan agar tidak memperparah
keadaan.
BAB 4

PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus di atas termasuk dalam PHBS di tatanan sekolah, dan


untuk kasus tersebut sekolah kurang dalam melaksanakan Trias UKS yang salah
satunya “Pembinaan Lingkungan” di Sekolah. Hal ini didukung dari data “kepala
dinas kesehatan kota depok, Novarita mengatakan “Sejumlah murid dari empat
sekolah yang terjangkit hepatitis A karena tidak menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat”. Dari kasus diatas juga menunjukkan bahwa sekolah belum menyediakan
sarana untuk melakukan cuci tangan seperti, menyiapkan sabun cuci dan adanya
wastafel ataupun kran air yang memadai. Sebaiknya sekolah juga memperkenalkan
dunia kesehatan pada anak-anak di sekolah, agar anak-anak memiliki wawasan yang
lebih luas mengenai PHBS di sekolah dan mampu untuk mencegah lebih dini terkait
adanya penyakit-penyakit yang mungkin ditularkan akibat kurangnya kebersihan.
Manfaat PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk
menciptakan sekolah sehat dan mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, meningkatkan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan para siswa,
guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
BAB 5

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua kalangan yang ada
didalamnya dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Kesehatan lingkungan adalah
hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau
mempengaruhi derajat kesehatan manusia PHBS kesehatan lingkungan adalah
perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara manusia dan
lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
PHBS sendiri dibagi menjadi 5 tatanan diantaranya yaitu PHBS di Rumah
tangga,PHBS di Sekolah, HBS di Tempat kerja, PHBS di Sarana kesehatan.
Berdasarkan beberapa tatanan tersebut memiliki indikator-indikator tersendiri.
Menurut kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya
hepatitis A bukan dikarenakan oleh maknan yang tersedia melainkan karena
anak-anak tersebut tidak melakukan PHBS terlebih tindakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah, juga dapat dikaitkan dengan kurangnya kesadaran dari
pemilik warung dalam membersihkan alat makan yang sudah digunakan
pembelinya. .

3.2 Saran
Di harapkan melalui laporan ini dapat berguna bagi pembaca agar dapat
melaksanakan PHBS di tatanan manapun guna mencegah penularan penyakit

Anda mungkin juga menyukai