Di Susun Oleh :
1. Maria Sri Woro Bertadhaniswari (201711063)
2. Nimas Bunga Sarastika (201711067)
3. Vicensia Helga Christin Lilyningtyas (201711076)
4. Yohana Vitanika Oktaviati (201711079)
5. Chresensia Yuresi Aprigia (201711086)
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari BPJS
1.3.2 Mengetahui faktor apa saja yang mempengaryhu peran BPJS Kesehatan.
1.3.3 Mengetahui tujuan program adanya BPJS Kesehatan.
1.3.4 Mengetahui bagaimana fungsi dari BPJS
1.3.5 Mengetahui bagaimana tugas dari BPJS
1.3.6 Mengetahui wewenang dari BPJS.
1.3.7 Mengetahui kewajiban apa saja dari BPJS.
1.3.8 Mengetahui apa saja hak dari BPJS.
BAB II
HASIL STUDY LITERATURE
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Peran BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut.
2.2.1 Mekanisme pencairan klaim oleh pihak BPJS. Dalam mekanisme
pencairan klaim oleh pihak BPJS pelaksanaan jaminan kesehatan, klaim
pembayaran tidak dibayarkan oleh pemerintah, tetapi diserahkan pada
pihak BPJS Kesehatan. Dokumen klaim akan diverifikasi oleh verifikator
BPJS Kesehatan. Apabila pihak verifikator BPJS Kesehatan menyetujui
maka klaim akan diganti oleh pihak BPJS Kesehatan, jika tidak disetujui
maka klaim akan dikembalikan ke pihak rumah sakit (Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, 2014). Pencairan
dana yang diteruskan ke rumah sakit yang bersangkutan dan bukan ke
rekening dari pasien atau peserta dari asuransi BPJS. Walaupun begitu,
nantinya pasien atau peserta dari BPJS Kesehatan ini akan bisa
mendapatkan dana untuk penggantian biaya dari rumah sakit tersebut.
Untuk bisa mengajukan klaim pada asuransi BPJS Kesehatan, maka
pasien akan diminta untuk melengkapi beberapa dokumen seperti foto
kopi dari kartu keluarga, foto kopi dari KTP, foto kopi dari kartu peserta
yang menunjukkan keanggotaan pada asuransi BPJS Kesehatan, kuitansi
yang terkait dari rumah sakit selama perawatan medis, rekam medis serta
surat mengenai keterangan lahir apabila kasusnya adalah kasus
melahirkan.
2.4 Fungsi
UU BPJS menentukan bahwa,“BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.” Jaminan kesehatan menurut UU SJSN
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. BPJS
Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 (empat)
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
2.5 Tugas
2.5.1 Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
2.5.2 Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
2.5.3 Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
2.5.4 Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
2.5.5 Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
2.5.6 Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial; 05 Paham BPJS 21
2.5.7 Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan
sosial kepada peserta dan masyarakat.
2.7 Kewajiban
2.7.1 Memberikan nomor identitas tunggal kepada peserta. Yang dimaksud
dengan ”nomor identitas tunggal” adalah nomor yang diberikan secara
khusus oleh BPJS kepada setiap peserta untuk menjamin tertib
administrasi atas hak dan kewajiban setiap peserta. Nomor identitas
tunggal berlaku untuk semua program jaminan sosial;
2.7.2 Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk
sebesar-besarnya kepentingan peserta;
2.7.3 Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik
mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil
pengembangannya. Informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan
BPJS mencakup informasi mengenai jumlah aset dan liabilitas,
penerimaan, dan pengeluaran untuk setiap Dana Jaminan Sosial, dan/
atau jumlah aset dan liabilitas, penerimaan dan pengeluaran BPJS;
2.7.4 Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN
2.7.5 Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban
untuk mengikuti ketentuan yang berlaku.
2.7.6 Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk
mendapatkan hak dan memenuhi kewajiban
2.7.7 Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo Jaminan Hari
Tua (JHT) dan pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
2.7.8 Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
2.7.9 Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria
yang lazim dan berlaku umum.
2.7.10 Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
dalam penyelenggaraan jaminan sosial; 11. melaporkan pelaksanaan
setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara berkala 6 (enam)
bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN. 12.
Kewajiban-kewajiban BPJS tersebut berkaitan dengan tata kelola BPJS
sebagai badan hukum publik.
(https://harianterbit.com/m/welcome/read/2014/10/31/10552/0/29/BPJS-Gagal-
Layani-Kesehatan-BURUH)
Solusi :
3.1 BPJS dan pemerintah seharusnya bisa mengatur pembagian layanan kesehatan
kepada masyarakat.
3.2 Seharunya pemerintah memberikan jaminan kesehatan yang layak bagi setiap
peserta dan atau anggota keluarga dan pihak Rumah Sakit tidak boleh menolak
buruh untuk berobat karena status sosialnya. Karena bagi kaum buruh BPJS ini
sangat berarti untuknya karena BPJS ini sangat menolong pada saat berobat
karena dengan keaadan sosialnya yang kurang mampu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan studi literature yang telah di pelajari dan kasus yang telah di buat
bahwa BPJS dalam kasus tersebut disebutkan bahwa masih banyak kasus buruh yang
ditelantarkan di Rumah sakit. “program BPJS belum mampu 100% memberikan
pelayanan kepada buruh miskin, karena masih banyak Rumah Sakit yang menolak
buruh berobat, kata wakil ketua bidang advokasi federasi serikat pekerja logam
elektronik dan mesin serikat pekerja seluruh Indonesia. Ia menjelaskan, selama ini
masih banyak Rumah Sakit menolak buruh dengan alasan ruang pengobatan penuh,
sehingga buruh tidak mendapatkan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit.
:kondisi itu cukup memprihatinkan dan diharapkan BPJS meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada buruh, khususnya buruh yang kurang mampu.
Seharunya pemerintah memberikan jaminan kesehatan yang layak bagi setiap
peserta dan atau anggota keluarga dan pihak Rumah Sakit tidak boleh menolak buruh
untuk berobat karena status sosialnya. Karena bagi kaum buruh BPJS ini sangat
berarti untuknya karena BPJS ini sangat menolong pada saat berobat karena dengan
keaadan sosialnya yang kurang mampu. Tetapi selama masa perjalanannya, tidak
sedikit dampak negatif yang dirasakan masyarakat yang mengasuransikan dirinya di
BPJS Kesehatan, terutama terkait dengan masalah pelayanan kesehatan yang
didapatkan. Tidak hanya itu, banyak pihak yang mengklaim buruknya layanan
kesehatan pasien BPJS Kesehatan, karena beberapa pasien BPJS Kesehatan terutama
terkait mayarakat miskin yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
menyebutkan bahwa tidak jarang mereka menerima pelayanan kesehatan yang buruk
dari RS yang bekerjasama dengan pihak BPJS. Misalnya, ketiadaan kamar rawat inap
kelas III, terdapat beberapa obat khusus yang dibutuhkan pasien tidak bisa diklaim
oleh BPJS, dan penanganan yang lambat, serta beberapa rumah sakit yang tidak
melayani pasien BPJS sekalipun telah terjalin kerjasama dengan pihak BPJS.
Daftar Pustaka
Widada, T., Pramusinto, A., & Lazuardi, L. (2017, Agustus 2). Peran badan