David Stas, Radim Lenort and David Holman. 2015. Green Transport Balanced
Dikmen, Isik Z & Birgonul M.T. 2007. Using ANP for Performance Measurement
in Construction.
Tri-Al-Bros Publishing.
PA 15213.
LANDASAN TEORI
Dilain pihak, pasar memiliki kebutuhan dan keinginan yang memerlukan alat atau
sarana pemuas tertentu (baca: produk). Untuk itu pasar akan mencari produk yang
paling sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya itu secara
memuaskan.
pasar) terlibat dalam kegiatan pertukaran. Proses pertukaran yang ada, selanjutnya
pasar. Adanya pertukaran tidak lantas berarti proses yang ada telah selesai begitu
3
Fandy Tjiptono. Strategi Bisnis. (Penerbit: CV. Andi. Yogyakarta, 2008). h 1-2.
atau tidak. Titik ini akan menentukan proses transaksi ulang berikutnya. Dengan
tersebut.
cepat atau perlahan namun pasti akan mengalami kemunduran. Beruntung bila
kemunduran itu berlangsung perlahan, karena masih ada waktu berbenah. Tetapi
di pasar global dalam era perdagangan bebas, yaitu di pasar yang semua
berlangsung cepat, boleh jadi perusahaan akan tumbang dan posisinya di pasar
hanya terpaku pada standar baku yang dianggap sudah cukup memuaskan para
tersebut.
diharapkan pasar dan keliru mempersepsikan bobot penting serta tingkat kinerja
dari kriteria pembelian yang berbeda dari setiap pelanggan yang diikuti dengan
milenium baru ini menghadirkan beberapa tantangan besar bagi berbagai aspek
mampu meningkatkan kinerja organisasi. Untuk itu praktek ada harus efisien
(karena sumber daya yang dimiliki organisasi sangat terbatas), efektif (harus
mengarah pada tercapainya sasaran dan tujuan), produktif (memberikan hasil yang
maksimal), etis (dilakukan dengan cara benar dan baik) dan bertanggung jawab
4
Ibid. Fandy Tjiptono. (2008)
keragaman tenaga kerja (baik dalam hal budaya, sikap, gaya hidup, keterampilan
siklus hidup produk yang semakin singkat, tuntutan akan orientasi pada pelanggan
dan lain-lain), dan peraturan pemerintah berkenaan dengan masalah SDM dalam
tuntutan akan profesionalitas dalam bidang SDM. Di beberapa Negara maju, para
dan kemampuannya. Praktek semacam ini di Indonesia memang belum ada, tetapi
kelak pasti akan terjadi pula seiring dengan meningkatnya tuntutan jaminan
yang perlu diantisipasi, meliputi kesiapan SDM untuk ditempatkan di Negara lain,
permasalahan seputar tenaga kerja yang datang dari beragam bangsa dan budaya
kelangkaan SDM yang adaptif terhadap berbagai situasi dan bersedia belajar
staffing. Proses ini seperti telah disinggung dalam uraian terdahulu, dimulai dari
proses rekrutmen, seleksi, orientasi, penempatan, job training awal dan proses
penilaian kinerja. Mungkin sekali masih banyak organisasi atau perusahaan yang
management). Sangat mungkin pula sistem penilaian yang diterapkan tidak sesuai
kerja. Secara tradisional, penilaian terhadap kinerja dilakukan secara rutin oleh
atasan. Tetapi sering kali ditemui, terutama pada organisasi non bisnis seperti
5
Syafarudin Alwi. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Penerbit: BPFE. Yogyakarta. 2012). h.
183-185
orang dalam organisasi harus memiliki daya pembeda mana karyawan yang
berprestasi sehingga pantas menerima insentif dan mana yang tidak berprestasi.
Mana karyawan yang potensial dikembangkan, dan mana yang tidak. Walaupun
efek dari penilaian tidak terlalu bersifat hitam dan putih seperti itu, namun suatu
Karena itu, sistem penilaian harus dipandang sebagai salah satu strategi organisasi
mendorong prestasi kerja dan pengembangan karyawan. Lebih dari itu, sistem
penilaian harus juga dipandang sebagai cara melindungi hak-hak karyawan berupa
kompensasi atau lainnya atas apa yang telah dilakukannya dan sekaligus juga
karyawan telah ditunaikan. Tetapi proses penilaian ini tidak bisa dilepaskan dari
keunggulan bersaing melalui peran SDM dan menjalankan strategi bisnis yang
berorientasi pada customer needs. Bagi perusahaan seperti ini, tidak ada pilihan
1. Atribut Individual
2. Strategi Organisasi
ditentukan oleh keahlian dan kemampuan individu yang bersangkutan. Faktor ini
sangat kental dan sangat kritis hubungannya dengan kualitas perilaku karyawan
dan hasil yang dicapainya. Jenis keahlian dan kemampuan yang dimiliki
manajemen kinerja, strategi organisasi dan tujuan yang hendak dicapai, seringkali
manajemen kinerja.
Kultur kerja yang tidak sesuai dengan strategi organisasi bisa menjadi
kendala dalam peningkatan kinerja. Kultur yang terbentuk misalnya, kultur dalam
Tujuan manajemen kinerja dalam hal ini, tidak hanya terfokus pada tujuan
yang bersifat administrative, tetap juga terfokus pada tujuan strategik dan
itu berfungsi pula sebagai sumber informasi bagi manajemen untuk menjalankan
tujuan yang tidak tergoyahkan dari model akutansi keuangan biaya historis telah
berbagai peristiwa masa lalu, yang cocok untuk perusahaan abad industri dimana
yang harus dilalui perusahaan abad informasi dalam menciptakan nilai masa
masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan
ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran
6
Robert S. Kaplan. Balanced Scorecard. (Penerbit: Erlangga. 1996). h 7-9
seberapa besar berbagai unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan
perusahaan ini dan yang akan datang dan seberapa banyak perusahaan harus
sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan
yang tinggi. Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek, yaitu melalui
yang menyertakan berbagai ukuran finansial dan nonfinansial. Jadi ada yang baru
hanya untuk beberapa perbaikan lokal, pada operasi lini depan dan yang langsung
manajer senior seolah-olah semua ukuran ini mampu menjelaskan hasil operasi
yang dilaksanakan oleh para pekerja tingkat rendah dan menengah. Perusahaan-
untuk umpan balik taktis dan pengendalian berbagai operasi jangka pendek.
nonfinansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja di semua
finansial berbagai keputusan dan tindakan mereka para eksekutif senior harus
Tujuan dan ukuran dalam Balanced Scorecard lebih dari sekedar sekumpulan
ukuran kinerja finansial dan nonfinansial khusus semua tujuan dan ukuran ini
adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan
pelanggan, dengan berbagai ukuran insternal proses bisnis penting, inovasi, serta
ukuran hasil apa yang dicapai oleh perusahaan pada waktu yang lalu dengan
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran yang taktis atau
manajemen penting:
strategis
tujuan strategis yang spesifik. Untuk menetapkan berbagai tujuan finansial, tim ini
pendapatan dan pasar, profitabilitas atau menghasilkan arus kas (cash flow).
jelas pelanggan dan segmen pasar yang diputuskan untuk dimasuki. Sebagai
setuju dengan strategi perusahaan, yaitu pemberian layanan yang superior kepada
mengenai apa yang dimaksud dengan layanan yang superior dan siapa pelanggan
dikehendaki dan produk serta jasa yang seharusnya diberikan lembaga keuangan
semacam ini merupakan salah satu inovasi dan manfaat utama dari pendekatan
peningkatan efisiensi biaya, peningkatan mutu dan siklus proses bisnis yang ada.
Identifikasi semacam ini sering menghasilkan proses internal baru yang harus
memberi alasan logis terhadap adanya kebutuhan investasi yang besar untuk
melatih ulang para pekerja, dalam teknologi dan sistem informasi, serta dalam
daya manusia, sistem dan prosedur menghasilkan inovasi dan perbaikan yang
nyata pada bisnis internal, untuk kepentingan pelanggan, dan pada akhirnya untuk
pernah menemukan sebuah tim manajemen yang mencapai konsensus penuh atas
kepentingan relatif tujuan strategisnya. Secara umum, tim-tim ini adalah tim-tim
yang harmonis dari perusahaan yang dikelola dengan baik. Alasan kurangnya
organisasi. Para eksekutif cenderung membangun karir dalam suatu fungsi saja.
kuat, berusaha untuk bekerja sama dalam sebuah tim, timbul apa yang disebut
“blind spot” bidang secara relatif tidak akan dipedulikan sehingga sulit untuk
konsensus dan kerjasama tim menjadi lebih tampak, juga memberi kontribusi
eksekutif senior, sebagai suatu proyek tim, scorecard menciptakan sebuah model
Tujuan scorecard menjadi tanggung jawab bersama tim eksekutif senior tersebut,
seluruh organisasi melalui surat edaran, papan buletin, video dan bahkan secara
kepada semua pekerja mengenai berbagai tujuan penting yang harus dicapai agar
spesifik pada tingkat operasional. Sebagai contoh, tujuan pengiriman tepat waktu
(on time delivery) pada scorecard unit bisnis mungkin akan diterjemahkan ke
dalam tujuan untuk mengurangi waktu pemasangan suatu mesin, atau untuk
sebuah tujuan lokal penyampaian pesanan yang cepat dari suatu proses ke proses
yang lain. Dengan cara ini, usaha perbaikan lokal menjadi selaras dengan faktor
tujuan dan ukuran tingkat organisasi keseluruhan, memahami semua tujuan dan
ukuran tingkat tinggi, maka dapat menetapkan berbagai tujuan lokal yang
bisnis untuk mendapatkan komitmen para eksekutif korporasi dan dewan direksi.
Scorecard mendorong adanya dialog antara unit bisnis dengan eksekutif korporasi
dan anggota dewan direksi. Dialog tersebut tidak hanya mengenai sasaran-sasaran
finansial jangka pendek, tetapi juga mengenai perumusan dan pelaksaan strategi
dan juga strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Secara individu para
pekerja telah merumuskan berbagai tindakan lokal yang akan memberi kontribusi
bagi tercapainya tujuan-tujuan unit bisnis. Semua usaha serta inisiatif perusahaan
Inisiatif Strategis
eksekutif senior juga harus menentukan sasaran bagi berbagai ukuran scorecard
untuk tiga atau lima tahunan yang akan datang, yang jika berhasil dicapai, akan
perubahan dalam pekerjaan unit bisnis. Jika unit bisnis tersebut adalah perusahaan
meningkat dua kali lipat atau lebih. Sedang sasaran keuangan organisasional
Untuk mencapai tujuan finansial yang ambisius seperti itu, para manajer
pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Sasaran ukuran seharusnya berasal dari upaya untuk memenuhi atau melampaui
Benchmarking dapat dipakai agar praktek terbaik yang dapat disertakan untuk
Pada waktu perusahaan menetapkan rentang sasaran 3-5 tahun untuk berbagai
untuk setiap ukuran selama tahun fiscal berikutnya, seberapa jauh tonggak-
menilai kemajuan dalam jangka waktu yang lebih pendek disepanjang perjalanan
perusahaan untuk:
nonfinansial scorecard.
Pertumbuhan)
7
Vincent Gaspersz. All-In-One 150 Key Performance Indictors. (Penerbit: Tri-Al-Bros
Publishing. Jakarta. 2013). h. 464
diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi lokal yang hanya
Negara.
berbeda dari suatu aktivitas perusahaan yang dapat dievaluasi oleh manajemen,
sebagai berikut:
peningkatan?
penting agar mampu menerapkan konsep Balanced Scorecard secara tepat dan
berhasil.
1. Perspektif Finansial
Scorecard.
bisnis (business life cycle) yang pada dasarnya dibagi menjadi tiga tahap:
company)
company)
untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan, dimana model generik dari nilai
Atribut Produk terdiri dari: kualitas, harga, waktu penyerahan, fungsi produk
1. Proses Inovasi
jasa) baru, menambah features baru pada produk ke pasar. Proses inovasi
2. Proses Operasional
proses kritis dalam proses itu menggunakan diagram alir proses (process
chart).
3. Proses Pelayanan
pertama yang cepat, melakukan tindak lanjut secara proaktif dan tepat
1. Kompetensi karyawan.
2. Infrastruktur teknologi.
3. Kultur perusahaan.
8
Isik, Z., Dikmen, I., & Birgonul, M.T. Using ANP for Performance Measurement in
Construction (2007), RICS, h.4.
subkriteria.
9
Saaty (1999) mendefinisikan ANP sebagai metode pengukuran relatif
yang digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio
merupakan titik awal ANP. Konsep utama dalam ANP adalah influence
merupakan kasus khusus ANP. ANP merupakan pendekatan baru dalam proses
pada level yang lebih rendah dan tentang independensi elemen-elemen dalam
Gambar 3.2. dimana hirearki memiliki tujuan (goal) atau titik sumber (source
node) serta kriteria dan sub kriteria atau titik tumpahan (sink node). Bentuknya
berupa struktur linear dari atas ke bawah tanpa adanya timbal balik (feedback)
dari level terendah ke level diatasnya. Selain itu, loop hanya terjadi pada pada
9
Saaty, T. L. Theory and Applications of the Analytic Network Process. (2005) Pittsburgh, PA:
RWS Publications, 4922 Ellsworth Avenue, Pittsburgh, PA 15213
lainnya maupun kluster itu sendiri dan timbal balik (feedback) yang membentuk
ANP merupakan gabungan dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari
hierarki kontrol atau jaringan dari kriteria dan subkriteria yang mengontrol
interaksi. Pada kontrol ini tidak membutuhkan struktur hierarki seperti pada
(d) ANP adalah metode yang sederhana bagi pembuat keputusan agar dapat
dapat digambarkan dengan struktur hierarki dan bukan merupakan bentuk linear
dari level atas ke bawah. Istilah level dalam AHP digantikan dengan istilah kluster
dalam ANP. Model ANP memiliki lingkaran hubungan antara elemen satu dengan
yang lain serta dalam kluster itu sendiri yang disebut dengan system with
feedback.
diturunkan dari sinergi interaksi yang tidak ditemukan dalam elemen tunggal
(Saaty, 2004).
Dalam hal penggunaan judgements, dalam AHP seseorang bertanya: “Mana yang
lebih disukai atau lebih penting?”, sementara dalam ANP seseorang bertanya:
yang valid, yang membuat pertanyaan kedua lebih obyektif dari pada pertanyaan
antara dua komponen dan skala maksimal 9 untuk menunjukkan dominasi antara
komponen pada baris dan komponen pada kolom. Masing-masing skala rasio
elemen terhadap elemen itu sendiri yang berada di komponen dalam (inner
komponen lain. Elemen yang tidak memberikan pengaruh pada elemen lain akan
horisontal dan berbentuk matriks yang bersifat stokastik yang disebut sebagai
disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang,
prioritas dari perbandingan berpasangan nampak dalam suatu kolom yang sesuai
supermatriks itu dengan dirinya sendiri sampai beberapa kali. Ketika bobot
pada setiap kolom memiliki nilai yang sama, maka limit matrix telah stabil
merupakan bobot dari semua elemen dan komponen. Didalam prioritas terdapat
bobot limiting dan bobot normalized by kluster. Bobot limiting merupakan bobot
Didalam sintesis terdapat bobot berupa ideals, raw dan normals. Bobot normals
merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot normalized by kluster
prioritas. Bobot raw merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot
limiting prioritas atau limit matrix. Bobot ideals merupakan bobot yang diperoleh
dari pembagian antara bobot normals pada setiap alternatif dengan bobot normals
Dalam penelitian ini, salah satu metode MCDM yakni Analytic Network
dan mengkaji visi, misi, dan kriteria-kriteria pembangun strategi pemasaran serta
berpasangan. Skala yang digunakan adalah skala terbatas yang dimulai dari sama
Intensitas
Definisi Penjelasan
Kepentingan
Dua elemen menyumbangnya sama
1 Kedua elemen sama penting
besar pada sifat itu
Elemen yang satu sedikit lebih Pengalaman dan pertimbangan sedikit
3
penting ketimbang lainnya menyokong satu elemen atas lainnya
Elemen yang satu essensial Pengalaman dan pertimbangan dengan
5 atau sangat penting ketimbang kuat menyokong satu elemen atas
elemen lainnya elemen lainnya
Satu elemen jelas lebih penting Satu elemen dengan kuat disokong, dan
7
dari elemen lain dominannya telah terlihat dalam praktek
Bukti yang menyokong elemen yang
Satu elemen mutlak lebih
satu yang lain memiliki tingkat
9 penting ketimbang elemen
penegasan tertinggi yang mungkin
lainnya
menguatkan
Nilai-nilai antara dua Kompromi diperlukan antara dua
2,4,6,8
pertimbangan berdekatan pertimbangan
Jika untuk aktivitas i mendapat
satu angka bila dibandingkan
Kebalikan dengan aktivitas j, maka j
mempunyai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i
Sumber : Saaty, 2004
Dalam langkah ini hal yang perlu ditekankan adalah pendefinisian masalah
c. Jumlahkan nilai setiap elemen dalam setiap baris dan dibagikan dengan
jumlah elemennya. Hal ini disebut dengan prioritas relatif tiap elemen.
3. Membangun supermatriks
berikut:
10
Ibid. Saaty, T. L. (2005)
strategis atau jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi dan kontrol. Studi
untuk monitoring dan evaluasi besarnya peluang dan ancaman eksternal dalam
2. Industri atau pasar di mana perusahaan bersaing melalui produk dan unit
11
Thomas L. Wheelen. Strategic Management and Business Policy. (Penerbit: Pearson Prentice
Hall. New Jersey. 2006). h. 3
sumber daya dan memupuk kemampuan antara lini produk dan unit bisnis
produk. Hal ini berlaku apakah perusahaan merupakan perusahaan kecil atau
lini produk dan unit bisnis untuk keuntungan maksimum. Dalam hal ini,
dalam hal ini harus berurusan dengan berbagai produk dan unit bisnis "anak-
anak". Meskipun setiap lini produk atau unit bisnis memiliki strategi
hidup (“way of life”). Sebab, perencanaan meminta suatu kebiasaan dan keharusan
kebulatan tekad untuk selalu merencanakan secara teratur dan sistematis, sebagai
condong untuk disebut sebagai suatu “proses berfikir” atau suatu “latihan
Untuk memperoleh hasil yang tebaik, para manajer dan stafnya dalam organisasi
divisi sudah dikenal kaitan serupa, yaitu antara rencana-rencana divisi dan kaitan
lain yaitu antara rencana-rencana strategis yang dibuat oleh pimpinan pusat dan
sistematis formal dari suatu perusahaan, untuk menggariskan wujud utama dari
bersangkutan.
METODOLOGI PENELITIAN
dalam eksplorasi minyak bumi dan gas. Perusahaan ini berlokasi di Rumbai,
Pekan Baru. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 hingga Januari
2017.
sifat suatu objek atau populasi tertentu. Tujuan dari penelitian descriptive adalah
untuk mendapatkan profil atau aspek-aspek yang relevan dari fenomena yang
Objek penelitian yang diamati adalah kinerja dari PT. Chevron Pacific
12
Sukaria Sinulingga. Metode Penelitian. (Cet I; Medan: USU Press, 2011), h. 26.
sebagai berikut:
a. Finansial
b. Pelanggan
2. Variabel Dependen
a. Kinerja Perusahaan
diagram yang memperlihatkan struktur dan sifat hubungan logis antar variabel
penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan temuan-temuan hasil review
rata bobot Kriteria dengan metode ANP dengan menyebarkan terlebih dahulu
keputusan.
Gambar 4.1.
Perspektif
Pelanggan
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Perspektif
Pertumbuhan
dan
Pembelajaran
1. Identifikasi masalah
2. Studi literatur
3. Perumusan masalah
5. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan
data kuantitatif, baik yang berupa data primer maupun data sekunder.
Gambar 4.2
Studi Literatur
Studi Lapangan
1. Teori Buku
Melakukan pengamatan awal pada
2. Referensi Jurnal Penelitian
perusahaan
Pengumpulan Data
1. Data Primer
Hasil dari wawancara Kriteria dan
Subkriteria dari masing-masing perpektif
dalam Balanced Scorecard
2. Data Sekunder
- Gambaran umum perusahaan
- Struktur jaringan
- Data perbandingan berpasangan
Pengolahan Data
1. Perhitungan rata-rata bobot kriteria
2. Perhitungan bobot parsial dan konsistensi
matriks
3. Penyusunan supermatriks ANP
SELESAI
ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer.
(alat pengumupulan data). Data primer pada penelitian ini terdiri dari
wawancara, kuesioner.
2. Data Sekunder
perusahaan. Data sekunder pada penelitian ini terdiri dari: data gambaran
penelitian.
mempelajari teori-teori dari buku dan mencari informasi dari jurnal yang
perusahaan.
pendekatan Balanced Scorecard dan ANP dapat dilihat pada gambar 4.3.
Menghitung Perbandingan
Berpasangan Antar Kriteria
Menghitung Perbandingan
Antar Sub-Kriteria
Menghitung Rata-rata
Geometrik Antar Kriteria
dan Sub-Kriteria
Menghitung perbandingan
Matriks Normalisasi antar
Kriteria dan Sub-Kriteria
Membuat supermatriks
ANP
Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data dengan Balanced Scorecard dan
ANP
Balanced Scorecard dan ANP dan kemudian menentukan perspektif yang harus
ditingkatkan.
hal-hal penting dalam penelitian tersebut dan pemberian saran untuk penelitian
selanjutnya.
Adapun visi PT. CPI, yaitu :“To Be the Indonesian Energy Company
Visi inilah yang menjadi gerak langkah PT. CPI untuk berkiprah dalam
1. As a Business Partner with GOI, CPI will add value by Effectively Exploring
for and Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI‟s
Shareholders.
Misi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang
diharapkan akan membangun pemahaman yang sama bagi setiap pihak yang
bekerja atau berinteraksi dengannya. Enam nilai pokok yang harus dijunjung
tinggi segenap pimpinan dan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia adalah:
keluarganya.
masyarakat.
hidup.
penting di dalam proses Analytic Network Process. Pada tahap ini setiap Kriteria
dan Sub-Kriteria akan ditentukan apakah mempengaruhi satu dengan yang lain.
dibandingkan.
dibandingkan.
Finansial (F) Customer (C) Proses Bisnis Internal (I) Pembelajaran dan Pertumbuhan (P)
F-1 F-2 F-3 F-4 F-5 F-6 F-7 F-8 F-9 C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6 C-7 C-8 C-9 C-10 I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-7 I-8 I-9 I-10 I-11 I-12 I-13 P-1 P-2 P-3 P-4 P-5 P-6 P-7 P-8 P-9 P-10 P-11 P-12 P-13 P-14
Finansial (F)
F-1
F-2
F-3
F-4
F-5
F-6
F-7
F-8
F-9
Customer (C)
C-1
C-2
C-3
C-4
C-5
C-6
C-7
C-8
C-9
C-10
Proses Bisnis Internal (I)
I-1
I-2
I-3
I-4
I-5
I-6
I-7
I-8
I-9
I-10
I-11
I-12
I-13
Pembelajaran dan Pertumbuhan (P)
P-1
P-2
P-3
P-4
P-5
P-6
P-7
P-8
P-9
P-10
P-11
P-12
P-13
P-14
5.2. selanjutnya disusun ke dalam struktur jaringan (network) yang dapat dilihat
perspektif mana yang memiliki bobot Kriteria tertinggi. Kuisioner ini memiliki 2
Tabel 5.3.
Responden 1
Proses Bisnis Pembelajaran dan
Finansial Customer
Internal Pertumbuhan
Finansial 1 3 2 2
Responden 2
Proses Bisnis Pembelajaran dan
Finansial Customer
Internal Pertumbuhan
Finansial 1 3 3 3
(Lanjutan)
Responden 3
Proses Bisnis Pembelajaran dan
Finansial Customer
Internal Pertumbuhan
Finansial 1 3 3 2
Kriteria Finansial
Konsistens iVektor
maks = i 1
maks n
CI
n1
4.2481 4
CI 0.0827
3
CI
CR
Random Consistency Index
0,0827
CR 0,0919
0,9
Lampiran 3.
Finansial
Responden 1
F-1 F-6 F-7 F-8
F-6 1 2 2
F-7 1/2 1 1/2
F-8 1/2 2 1
Responden 2
F-1 F-6 F-7 F-8
F-6 1 3 2
F-7 1/3 1 1/5
F-8 1/2 5 1
Responden 3
F-1 F-6 F-7 F-8
F-6 1 5 4
F-7 1/5 1 1/3
F-8 1/4 3 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Finansial
Responden 1
F-2 F-1 F-4 F-7 F-8
F-1 1 2 5 2
F-4 1/2 1 3 1/3
F-7 1/5 1/3 1 1/2
F-8 1/2 3 2 1
Responden 2
F-2 F-1 F-4 F-7 F-8
F-1 1 2 2 3
F-4 1/2 1 3 1/3
F-7 1/2 1/3 1 1/2
F-8 1/3 3 2 1
Responden 3
F-2 F-1 F-4 F-7 F-8
F-1 1 3 2 2
F-4 1/3 1 2 1/3
F-7 1/2 ½ 1 1/4
F-8 1/2 3 4 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Finansial
Responden 1
F-3 F-1 F-8
F-1 1 5
F-8 1/5 1
Responden 2
F-3 F-1 F-8
F-1 1 1/2
F-8 2 1
Responden 3
F-3 F-1 F-8
F-1 1 2
F-8 1/2 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Finansial
Responden 1
F-4 F-2 F-8 P-7
F-2 1 5 2
F-8 1/5 1 1/3
P-7 1/2 3 1
Responden 2
F-4 F-2 F-8 P-7
F-2 1 3 1/2
F-8 1/3 1 3
P-7 2 1/3 1
Responden 3
F-4 F-2 F-8 P-7
F-2 1 2 4
F-8 1/2 1 2
P-7 1/4 1/2 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Finansial
Responden 1
F-7 F-1 F-2 F-6
F-1 1 3 4
F-2 1/3 1 1/2
F-6 1/4 2 1
Responden 2
F-7 F-1 F-2 F-6
F-1 1 4 2
F-2 1/4 1 1/2
F-6 1/2 2 1
Responden 3
F-7 F-1 F-2 F-6
F-1 1 2 5
F-2 1/2 1 1/3
F-6 1/5 3 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Finansial
Responden 1
F-8 F-2 F-3 F-4 F-5 F-6 F-9
F-2 1 2 3 3 2 3
F-3 1/2 1 2 1/2 4 1/2
F-4 1/3 1/2 1 1/3 1/2 1/4
F-5 1/3 2 3 1 1/2 1/2
F-6 1/2 1/4 3 2 1 1/2
F-9 1/3 2 4 2 2 1
Responden 2
F-8 F-2 F-3 F-4 F-5 F-6 F-9
F-2 1 3 2 3 2 2
F-3 1/3 1 3 2 2 5
F-4 1/2 1/3 1 4 1/3 3
F-5 1/3 1/2 1/4 1 4 1/2
F-6 1/2 1/2 3 1/4 1 1/2
F-9 1/2 1/5 1/3 2 2 1
Responden 3
F-8 F-2 F-3 F-4 F-5 F-6 F-9
F-2 1 3 5 3 5 2
F-3 1/3 1 3 2 2 1/3
F-4 1/5 1/3 1 4 1/3 2
F-5 1/3 1/2 1/4 1 2 1/2
F-6 1/5 1/2 3 1/2 1 1/5
F-9 1/2 3 1/2 2 5 1
Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Pembelajaran dan
Finansial Customer Proses Bisnis Internal
Pertumbuhan
Finansial 1.0000 3.0000 2.6207 2.2894
Customer 0.3333 1.0000 0.5109 0.7937
Proses Bisnis Internal 0.3816 1.9574 1.0000 2.2894
Pembelajaran dan
0.4368 1.2599 0.4368 1.0000
Pertumbuhan
Total 2.1517 7.2174 4.5684 6.3726
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pembelajaran dan
Finansial Customer Proses Bisnis Internal
Pertumbuhan
Finansial 1.0000 2.2894 3.9149 3.1072
Customer 0.4368 1.0000 0.6934 2.2894
Proses Bisnis Internal 0.2554 1.4422 1.0000 3.1072
Pembelajaran dan
0.3218 0.4368 0.3218 1.0000
Pertumbuhan
Total 2.0141 5.1685 5.9301 9.5039
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pembelajaran dan
Finansial Customer Proses Bisnis Internal
Pertumbuhan
Finansial 1.0000 2.8845 3.1072 3.4200
Customer 0.3467 1.0000 0.5109 0.6694
Proses Bisnis Internal 0.3218 1.9574 1.0000 1.9574
Pembelajaran dan
0.2924 1.4938 0.5109 1.0000
Pertumbuhan
Total 1.9609 7.3357 5.1290 7.0468
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pertumbuhan
Pembelajaran dan
Finansial Customer Proses Bisnis Internal
Pertumbuhan
Finansial 1.0000 2.8845 2.0000 1.7100
Customer 0.3467 1.0000 0.6934 0.6934
Proses Bisnis Internal 0.5000 1.4422 1.0000 1.9574
Pembelajaran dan
0.5848 1.4422 0.5109 1.0000
Pertumbuhan
Total 2.4315 6.7690 4.2042 5.3608
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kriteria Finansial
Kriteria Finansial
Kriteria Finansial
Kriteria Finansial
Kriteria Finansial
Kritera Finansial
Proses Pembelajaran
Finansial Customer Bisnis dan Bobot Parsial
Internal Pertumbuhan
Finansial 0.4647 0.4157 0.5737 0.3593 0.4533
Customer 0.1549 0.1386 0.1118 0.1245 0.1325
Proses Bisnis Internal 0.1773 0.2712 0.2189 0.3593 0.2567
Pembelajaran dan
0.2030 0.1746 0.0956 0.1569 0.1575
Pertumbuhan
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Proses Pembelajaran
Finansial Customer Bisnis dan Bobot Parsial
Internal Pertumbuhan
Finansial 0.4965 0.4430 0.6602 0.3269 0.4816
Customer 0.2169 0.1935 0.1169 0.2409 0.1920
Proses Bisnis Internal 0.1268 0.2790 0.1686 0.3269 0.2254
Pembelajaran dan
0.1598 0.0845 0.0543 0.1052 0.1009
Pertumbuhan
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Proses Pembelajaran
Finansial Customer Bisnis dan Bobot Parsial
Internal Pertumbuhan
Finansial 0.5100 0.3932 0.6058 0.4853 0.4986
Customer 0.1768 0.1363 0.0996 0.0950 0.1269
Proses Bisnis Internal 0.1641 0.2668 0.1950 0.2778 0.2259
Pembelajaran dan
0.1491 0.2036 0.0996 0.1419 0.1486
Pertumbuhan
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Pertumbuhan
Proses Pembelajaran
Finansial Customer Bisnis dan Bobot Parsial
Internal Pertumbuhan
Finansial 0.4113 0.4261 0.4757 0.3190 0.4080
Customer 0.1426 0.1477 0.1649 0.1293 0.1461
Proses Bisnis Internal 0.2056 0.2131 0.2379 0.3651 0.2554
Pembelajaran dan
0.2405 0.2131 0.1215 0.1865 0.1904
Pertumbuhan
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Finansial
Finansial
Finansial
Finansial
Kriteria Finansial
Finansial
Customer
Customer
Customer
Customer
Customer
C-6 C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-7 C-8 C-9 Bobot Parsial
C-1 0.1698 0.2481 0.1604 0.2139 0.1270 0.1124 0.1241 0.1599 0.1644
C-2 0.0589 0.0860 0.2546 0.1576 0.1221 0.0779 0.0439 0.0554 0.1071
C-3 0.1178 0.0376 0.1112 0.1347 0.0672 0.1559 0.2335 0.1830 0.1301
C-4 0.1348 0.0927 0.1401 0.1698 0.2308 0.2832 0.1366 0.2306 0.1773
C-5 0.1178 0.0620 0.1457 0.0648 0.0880 0.0779 0.0596 0.0880 0.0880
C-7 0.1484 0.1084 0.0700 0.0589 0.1109 0.0982 0.1193 0.1007 0.1018
C-8 0.1178 0.1684 0.0410 0.1069 0.1270 0.0708 0.0860 0.0554 0.0967
C-9 0.1348 0.1969 0.0771 0.0934 0.1270 0.1237 0.1969 0.1269 0.1346
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
CR = 0.0661
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 5.39. Perhitungan Matriks Normalisasi Sub-Kriteria C-7 pada Kriteria Customer
Customer
Customer
I-9 I-1 I-2 I-3 I-4 I-5 I-6 I-10 Bobot Parsial
I-1 0.1957 0.3384 0.3434 0.2436 0.0611 0.1086 0.1764 0.2096
I-2 0.0855 0.1478 0.1651 0.1795 0.2044 0.1243 0.1487 0.1508
I-3 0.1185 0.1173 0.1310 0.0784 0.3244 0.2487 0.2912 0.1871
I-4 0.1077 0.1104 0.2241 0.1341 0.0829 0.1086 0.1703 0.1340
I-5 0.2108 0.0755 0.0422 0.1689 0.1044 0.1423 0.0650 0.1156
I-6 0.1778 0.1173 0.0520 0.1218 0.0724 0.0987 0.0548 0.0993
I-10 0.1040 0.0931 0.0422 0.0738 0.1506 0.1687 0.0937 0.1037
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
CR = 0.0888
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 5.53. Perhitungan Matriks Normalisasi Sub-Kriteria I-9 pada Kriteria Proses Bisnis Internal dengan Sub-Kriteria
Pertumbuhan
I-12 I-1 I-2 I-4 I-7 I-9 I-10 I-13 Bobot Parsial
I-1 0.1935 0.3741 0.2315 0.1386 0.1324 0.1495 0.1436 0.1947
I-2 0.0738 0.1427 0.2235 0.3632 0.1570 0.2156 0.0905 0.1809
I-4 0.0713 0.0545 0.0853 0.1144 0.0525 0.0942 0.1186 0.0844
I-7 0.1758 0.0495 0.0939 0.1259 0.1156 0.1495 0.3765 0.1552
I-9 0.1341 0.0835 0.1490 0.0999 0.0918 0.0593 0.0498 0.0954
I-10 0.1758 0.0899 0.1230 0.1144 0.2101 0.1358 0.0905 0.1342
I-13 0.1758 0.2059 0.0939 0.0436 0.2406 0.1959 0.1305 0.1552
Total 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000
CR = 0.0884
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 5.57. Perhitungan Matriks Normalisasi Sub-Kriteria I-12 pada Kriteria Proses Bisnis Internal dengan Sub-Kriteria
Kriteria dan Sub-Kriteria. Supermatriks terdiri atas tiga tahap yaitu Supermatriks
masing Kriteria dan Sub-Kriteria yang diinput ke dalam sebuah tabel matriks
yang terdapat dalam matriks Kriteria sehingga nilai setiap kolom berjumlah satu.
dirinya sendiri dalam beberapa iterasi. Iterasi ini bertujuan agar bobot
pada setiap kolom memiliki nilai yang sama, maka Limiting Supermatrix telah
Nilai bobot setiap baris sudah sama, artinya supermatriks dalam keadaan
di atas maka diperoleh bobot untuk setiap Sub-Kriteria yang dapat dilihat pada
Tabel 5.71.
Prioritas Bobot
Peningkatan Laba Bersih 0.244043
Peningkatan ROA (Return On Asset) 0.121207
Pengelolaan Modal 0.085314
Peningkatan Prosedur Perhitungan dan Penyemenan Ulang
0.076295
Lubang Bor
Pencapaian Surplus Aliran Kas 0.047850
Perbaikan Proses Eksplorasi Minyak 0.042264
Pengembangan Bisnis Gas Global 0.035844
Peningkatan Pendapatan Operasi 0.032013
Peningkatan Harga Saham 0.030464
Peningkatan ROI (Return On Investment) 0.027756
Peningkatan Kepuasan Pekerja 0.026369
Pengendalian Biaya Operasi 0.023854
Peningkatan Kepuasan Pelanggan 0.021294
Green Manufacturing Process 0.020482
Peningkatan Efisiensi Pengelolaan Gas 0.018904
Peningkatan Pemanfaatan Teknologi 0.015165
Peningkatan ROCE (Return On Capital Employed) 0.014535
Skenario Kegiatan Produksi 0.014377
Pengembangan Manajemen Pengetahuan 0.014242
Program Pengembangan Keahlian Dasar Pengeboran 0.012905
Pengendalian Pasokan Gas Bumi 0.010618
Peningkatan Optimalisasi Sistem Informasi Kepegawaian 0.008676
Peningkatan Penjualan Usaha 0.007093
Retensi Karyawan 0.005292
Peningkatan Pengadaan Barang/Jasa Sesuai Spesifkasi Teknis 0.004653
Retensi Pelanggan 0.004309
Prioritas Bobot
Peningkatan Promosi 0.004243
Peningkatan Keandalan dan Efisiensi 0.004199
Pengendalian Persediaan 0.003804
Pengembangan Investasi Jaringan Pipa dan Fasilitasnya 0.003602
Peningkatan Pemeliharaan Gedung Stasiun Gas dan Fasilitasnya 0.003473
Peningkatan K3 dan Zero Accident 0.003457
Menurunkan Keluhan Pelanggan 0.003171
Profitabilitas Pelanggan 0.002464
Peningkatan Jumlah Pelanggan 0.002357
Peningkatan Hubungan Baik Dengan Mitra 0.001115
Akuisisi Pelanggan 0.000882
Peningkatan Data Pasar Yang Up To Date 0.000494
Peningkatan Pangsa Pasar 0.000361
Peningkatan Kemampuan Organisasi 0.000233
Pemeliharaan Hubungan Dengan Mitra 0.000156
Meningkatkan Motivasi Karyawan 0.000107
Peningkatan Peran Sistem Manajemen Korporasi 0.000063
Pemeliharaan Hubungan Dengan Karyawan 0.000000
Pengembangan Kompetensi Inti (Core Competency) 0.000000
Peningkatan Disiplin Karyawan 0.000000
Total 1.00000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Grafik dari hasil perhitungan bobot global dapat dilihat pada Lampiran 8.
Finansial Bobot
Peningkatan Laba Bersih 0.244043
Pencapaian Surplus Aliran Kas 0.047850
Peningkatan ROI (Return On Investment) 0.027756
Pengendalian Biaya Operasi 0.023854
Peningkatan Pendapatan Operasi 0.032013
Peningkatan ROA (Return On Asset) 0.121207
Peningkatan Harga Saham 0.030464
Pengelolaan Modal 0.085314
Peningkatan ROCE (Return On Capital Employed) 0.014535
Total 0.627036
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Grafik dari hasil perhitungan bobot dari perspektif finansial dapat dilihat
pada Lampiran 9.
Pelanggan Bobot
Grafik dari hasil perhitungan bobot dari perspektif pelanggan dapat dilihat
Grafik dari hasil perhitungan bobot dari perspektif proses bisnis internal
pertumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 12 dan grafik dari hasil perhitungan
utama dan penting dari ANP. Terdapat dua jenis hubungan pada struktur jaringan
yang terbentuk, yakni inner dependence dan outer dependence. Hubungan inner
outer dependence.
Hasil pengolahan ANP memberikan total bobot global untuk setiap Sub-
Prioritas Bobot
Peningkatan Laba Bersih 0.244043
Peningkatan ROA (Return On Asset) 0.121207
Pengelolaan Modal 0.085314
Peningkatan Prosedur Perhitungan dan Penyemenan Ulang
0.076295
Lubang Bor
Pencapaian Surplus Aliran Kas 0.047850
Perbaikan Proses Eksplorasi Minyak 0.042264
Pengembangan Bisnis Gas Global 0.035844
Peningkatan Pendapatan Operasi 0.032013
Peningkatan Harga Saham 0.030464
Peningkatan ROI (Return On Investment) 0.027756
Peningkatan Kepuasan Pekerja 0.026369
Pengendalian Biaya Operasi 0.023854
Peningkatan Kepuasan Pelanggan 0.021294
Green Manufacturing Process 0.020482
Peningkatan Efisiensi Pengelolaan Gas 0.018904
Peningkatan Pemanfaatan Teknologi 0.015165
Peningkatan ROCE (Return On Capital Employed) 0.014535
Skenario Kegiatan Produksi 0.014377
Pengembangan Manajemen Pengetahuan 0.014242
Program Pengembangan Keahlian Dasar Pengeboran 0.012905
Pengendalian Pasokan Gas Bumi 0.010618
Peningkatan Optimalisasi Sistem Informasi Kepegawaian 0.008676
Peningkatan Penjualan Usaha 0.007093
Retensi Karyawan 0.005292
Peningkatan Pengadaan Barang/Jasa Sesuai Spesifkasi Teknis 0.004653
Retensi Pelanggan 0.004309
Prioritas Bobot
Peningkatan Promosi 0.004243
Peningkatan Keandalan dan Efisiensi 0.004199
Pengendalian Persediaan 0.003804
Pengembangan Investasi Jaringan Pipa dan Fasilitasnya 0.003602
Peningkatan Pemeliharaan Gedung Stasiun Gas dan Fasilitasnya 0.003473
Peningkatan K3 dan Zero Accident 0.003457
Menurunkan Keluhan Pelanggan 0.003171
Profitabilitas Pelanggan 0.002464
Peningkatan Jumlah Pelanggan 0.002357
Peningkatan Hubungan Baik Dengan Mitra 0.001115
Akuisisi Pelanggan 0.000882
Peningkatan Data Pasar Yang Up To Date 0.000494
Peningkatan Pangsa Pasar 0.000361
Peningkatan Kemampuan Organisasi 0.000233
Pemeliharaan Hubungan Dengan Mitra 0.000156
Meningkatkan Motivasi Karyawan 0.000107
Peningkatan Peran Sistem Manajemen Korporasi 0.000063
Pemeliharaan Hubungan Dengan Karyawan 0.000000
Pengembangan Kompetensi Inti (Core Competency) 0.000000
Peningkatan Disiplin Karyawan 0.000000
Total 1.00000
berikut:
Finansial Bobot
Peningkatan Laba Bersih 0.244043
Pencapaian Surplus Aliran Kas 0.047850
Peningkatan ROI (Return On Investment) 0.027756
Pengendalian Biaya Operasi 0.023854
Peningkatan Pendapatan Operasi 0.032013
Peningkatan ROA (Return On Asset) 0.121207
Peningkatan Harga Saham 0.030464
Pengelolaan Modal 0.085314
Peningkatan ROCE (Return On Capital Employed) 0.014535
Total 0.627036
Pelanggan Bobot
Peningkatan Kepuasan Pelanggan 0.021294
Peningkatan Jumlah Pelanggan 0.002357
Menurunkan Keluhan Pelanggan 0.003171
Peningkatan Data Pasar Yang Up To Date 0.000494
Peningkatan Pangsa Pasar 0.000361
Peningkatan Penjualan Usaha 0.007093
Retensi Pelanggan 0.004309
Akuisisi Pelanggan 0.000882
Profitabilitas Pelanggan 0.002464
Green Manufacturing Process 0.020482
Total 0.062907
Hasil pengolahan ANP juga memberikan total bobot global untuk setiap
Kriteria. Kriteria dengan bobot tertinggi adalah Kriteria Finansial dengan bobot
0.627036 dan bobot terendah adalah Kriteria Pelanggan dengan bobot 0.062907
Kriteria Bobot
Finansial (F) 0.627036
Pembelajaran dan Pertumbuhan (P) 0.166861
Proses Bisnis Internal (G) 0.142236
Pelanggan (C) 0.062907
Total 1.00000
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat
7.2. Saran
kriteria lainnya.
di Pulau Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur pada tahun 1924 yang
dipimpin oleh Emerson M. Butterworth. PT. CPI berawal pada bulan Maret 1924,
Usaha yang dilakukan oleh tim eksplorasi SOCAL tersebut, pernah terhenti
karena Indonesia pada waktu itu masih berada di bawah penjajahan Hindia
Belanda. Namun usaha eksplorasi tersebut tidak berhenti total karena pada bulan
Juni 1930 pemerintah Hindia Belanda memberi izin pengeboran minyak kepada
perusahaan yang didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda dengan nama „N.V.
Pada tahun 1935, terjadi suatu perkembangan baru yang sangat penting
dalam sejarah keberadaan PT. Chevron Pacific Indonesia. Pada tahun tersebut,
Tawaran pemerintah Hindia Belanda itu tetap diterima pihak SOCAL walaupun
Disamping itu daerah yang ditawarkan merupakan daerah yang sebenarnya tidak
dikehendaki oleh SOCAL, tetapi kegiatan eksplorasi tetap dijalankan pada daerah
tersebut. SOCAL bekerja sama dengan perusahaan minyak Amerika lain yaitu
TEXACO (Texas Oil Company) untuk mengeksplorasi wilayah itu. Pada bulan
1937 mengindikasikan bahwa prospek minyak yang lebih besar terletak di daerah
feet (7.862,4 m). Kegiatan eksplorasi untuk pertama kali dilakukan pada bulan
ditemukan lagi lapangan minyak baru di daerah Rantau Bais dan pada bulan
Maret 1941 di daerah Duri. Pada tahun 1942 Mercu Bor siap dipasang di lapangan
minyak di Minas I, akan tetapi karena pecahnya Perang Dunia Kedua (PD II) di
maka pada bulan Januari 1951 Pemerintah Republik Indonesia memberi izin atas
SOCAL.
maka pada tanggal 20 April 1952 diadakanlah pengapalan pertama Minas ‟Crude‟
dari Perawang menyusuri sungai Siak menuju Pakning di Selat Malaka. Hasil dari
pompa pusat serta kompleks perumahan dan perbengkelan di Duri dan Dumai.
bahwa semua kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya
produksi minyak Indonesia. PT. CPI pernah mengalami penurunan produksi sejak
tahun 1964. Penurunan produksi dari ladang minyak Duri sangat memprihatinkan,
karena hal ini sangat berpengaruh pada ‟economic life expectancy‟ dari
injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Soeharto
pada bulan Maret 1991. Injeksi uap ini merupakan teknologi perminyakan
generasi ketiga dari PT. CPI yang mutakhir dan dapat mempermudah penyedotan
minyak dari perut bumi. Dengan menerapkan teknologi baru tersebut, PT. CPI
Rancangan injeksi uap ini diterapkan secara efektif pada ladang minyak
dengan pola yang bervariasi, diantaranya pola tujuh titik (‟inverted 7– spot‟),
yaitu satu sumur injeksi untuk enam sumur produksi, pola lima titik (‟inverted 5–
spot‟) dan pola sembilan titik (‟inverted 9-spot‟). Pada tahun 1960, pemerintah
pengaturan dana pembagian wilayah kerja CPOC, yaitu seluruh wilayah konsesi
NPPM (Rokan I Block dan Rokan III Block seluas 9.030 km2) dikembalikan oleh
Chevron pada pemerintah RI, tetapi pelaksanaan operasi wilayah tetap dikerjakan
oleh Chevron yang pada tahun 1963 menjadi badan hukum dengan nama PT.
Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI), dimana 100% sahamnya tetap dimiliki
secara patungan oleh Chevron (nama baru dari SOCAL) dan TEXACO Inc.
didalamnya PT. CPI dan Pertamina. Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa
wilayah PT. CPI adalah wilayah Kangguru seluas 9.030 km2. Perjanjian yang
diadakan pertama kali yaitu pada tahun 1963 untuk jangka waktu selama 30 tahun
dengan menyatakan wilayah kerja PT. CPI meliputi wilayah Blok A, B, C dan D
seluas 12.328 km2. Setelah memperoleh tambahan daerah seluas 4.300 km2, maka
pada tahun 1968 sebagian wilayah Blok A dan D serta keseluruhan wilayah Blok
hasil (CPS) dilakukan pada tanggal 7 Agustus 1971 yaitu ‟Coastal Plain
Pekanbaru Block‟ seluas 21.975 km2 dan pada bulan Januari 1975 yaitu ‟Mount
Front Kuantan Block‟ seluas 6.865 km2. Wilayah kerja sebelumnya yang dikenal
operasinya sampai 8 Agustus 2001. Rasio pembagian untuk kontrak bagi hasil
yang disepakati sampai saat ini antara Pertamina dan PT. CPI adalah 88% dan
12% ditambah dengan ketentuan khusus berupa fleksibilitas bagi PT. CPI untuk
hal-hal tertentu.
kontraktor minyak yang terbesar. Produksi minyak mentah PT. CPI mencapai
65,8% pada tahun 1974 dan menurun menjadi 46,5% pada tahun 1990. Meskipun
75%, berbeda dengan Pertamina dan Unocal yang mengalami penurunan produksi
besar-besaran.
bertahap, sekarang ‟Coastal Plain Pekanbaru Block‟ hanya seluas 9.996 km2.
Tahun 1979 hingga tahun 1991 dilakukan penambahan kontrak–kontrak baru oleh
1. ‟Joint Venture‟ dengan Pertamina pada tahun 1976 yaitu meliputi daerah
2. Kontrak Bagi Hasil (CPS) untuk wilayah ‟Singkarak Block‟ pada tahun 1981
seluas 7.163 km2 di daerah Sumatera Barat dan wilayah pantai Daerah
3. Kontrak bagi hasil „Nias Block‟ pada tahun 1981 seluas 16.166 km2.
5. Kontrak Bagi Hasil (CPS) untuk wilayah „Langsa Block‟ pada tahun 1981
Pada tanggal 10 Oktober 2001, dua buah kekuatan besar Chevron dan
Texaco yang selama ini dikenal sebagai pemilik saham yang terpisah bersatu,
maka didirikanlah sebuah perusahaan Chevron Texaco. Sejak saat itu manajemen
Chevron juga ikut berubah menjadi IndoAsia Business Unit (IBU). Setelah
September 2005, PT. Caltex Pacific Indonesia pun mengubah namanya menjadi
PT. Chevron Pacific Indonesia. Baik Chevron Pacific Indonesia maupun Caltex
Pacific Indonesia memiliki singkatan yang sama, yaitu CPI. Digram sejarah PT.
1 MM BOPD in
May ‘73
MBOPD BBO
1200 12
10.5 BBO
1100 (2004) 11
12
11 13
10
1000 Geological Survey 9 NE
4
8
5
10
SOCAL team arrived in 9
3
2 6
1
Sumatra 7 SW
7
900 9
TERTIARYRE
COVERY
PT CALTEX
800 PACIFIC 8
INDONESIA
First Minas
D.
RO
Oil Shipped
.P
700 (15 MBOPD) 7
UM
SOCAL & TEXACO
Established IC CPP
CP
600 CALTEX 6
500 5
Duri Major fields : Bangko,
Duri started MNS
Discovered Petani, Bekasap, Pematang,
production Kotabatak, etc.. 4 BBO
400 4
(1997)
Minas OD.
300 M . PR 3
Discovered
S CU
MINA
200 2
DSF Project
Duri
Production dedicated
100 32 MBOPD
1
0 0
2010
2000
1990
1952
1954
1963
1967
1924
1936
1941
1944
Daerah kerja PT. CPI yang memiliki daerah eksplorasi seluas 9.030 km2
mengerjakan daerah sendiri, PT. CPI juga bertindak sebagai operator bagi
dan Texaco.
wilayah yang memproduksi minyak beart (heavy oil) sebanyak kurang lebih
200.000 BOPD, dan area operasi minyak ringan yang terdiri dari Sumatera bagian
utara yang meliputi Bangko, Balam, Bekasap, Petani, dan sumatera bagian selatan
minyak ringan sebanyak kurang lebih 250.000 BOPD. Untuk lebih jelasnya dapat
RUP AT
IS LAND
MALAYS
INDONES
N SI
AK DUM
S IAK BL OC K B ANGK O BL
O (CPP)
CK
BE NGK AL IS
K s COASTAL PLAIN IS LAND
( CPP )
L IB O
INDE X MAP
Area Producing Production Contract
L EGEND Name Fields 1999 (BOPD) Expiration
KUANTAN
ROKANBLOCK Rokan Block 76 672,407 08 / 2021 ( MF K )
dari Distrik Rumbai). Daerah eksplorasi ini disebut Sumatera Light South
(SLS), yang memiliki 800 well masih aktif, dengan 6 Gathering Station
(GS).
dari Distrik Rumbai). Daerah eksplorasi ini disebut Sumatera Light North
(SLN) dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan terdapat Duri Steam-Flood.
Saat ini wilayah operasi yang tersisa berdasarkan konsensi terbaru adalah
blok Rokan dan blok Siak. Untuk perluasan ladang minyak Duri dilakukan dalam
13 area yang dimulai dengan membangun konstruksi area pertama pada tahun
1981. Saat ini, PT. CPI telah berhasil mengoperasikan area 1 sampai area 10
sedangkan untuk area 11, 12, dan 13 masih dalam tahap pengembangan.
pengumpul minyak dan stasiun pembangkit uap, sampai saat ini telah ada 5
2.3. Visi dan Misi, Nilai Dasar dan Strategi PT. Chevron Pacific Indonesia
visi, misi dan nilai-nilai yang dirumuskan secara tegas dan tertulis.
“To Be the Indonesian Energy Company most admired for its People,
Visi inilah yang menjadi gerak langkah PT. CPI untuk berkiprah dalam
for and Developing Hydrocarbons for the Benefit of Indonesia and CPI‟s
Shareholders.
Misi ini merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang
diharapkan akan membangun pemahaman yang sama bagi setiap pihak yang
Enam nilai pokok yang harus dijunjung tinggi segenap pimpinan dan
4. Memelihara lingkungan yang sehat dan aman bagi karyawan, kontraktor dan
keluarganya.
masyarakat.
hidup.
Nilai-nilai yang dianut oleh PT. Chevron Pacific Indonesia antara lain:
1. Integritas
2. Kepercayaan
3. Keragaman
4. Kemitraan
PT. Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad yang konsisten untuk menjadi
PT. Chevron Pacific Indonesia memiliki tekad untuk stay ahead (tetap
unggul) dalam setiap hal yang dilakukan, dan berupaya keras untuk terus
memperbaiki diri.
maupun sebagai kelompok untuk setiap hal yang dikerjakan maupun untuk
7. Pertumbuhan
kesempatan. Seiring berjalannya waktu PT. CPI akan selalu inovatif dalam
bekerja.
para pesaing.
di dunia.
Berinvestasi pada teknologi bagi energi yang terbarukan dan merebut posisi
6. Strategi Keberhasilan
perusahaan:
strategis.
strategi keberhasilan kami adalah rencana-rencana yang lebih rinci, taktik, dan
sukses dalam setiap kegiatan bisnis yang jalankan. Rencana-rencana rinci tersebut
secara rutin terus diuji terhadap pesaing lain dan diperbarui agar selalu bisa
Organization. Tetapi selanjutnya pada era globalisasi sekarang, PT. CPI dituntut
Strategic Business Unit (SBU) yang bersifat team kerja sesuai proses pekerjaan.
Dalam SBU ini dibentuk unit-unit yang terdiri dari tenaga kerja yang memiliki
disiplin ilmu dan keahlian tertentu. Dalam unit ini setiap anggota diarahkan pada
PT. CPI dipimpin oleh seorang President & Chairm of The Managing
Vice President & Managing Director yang akan membawahi beberapa bagian
andInternal Audit.
Dengan Manajeman sistem SBU ini, otonomi tiap unit menjadi semakin
dengan semboyan “Our Journey To World Class Company” ini semakin tinggi.
Hal ini sangat perlu mengingat tingkat persaingan dan biaya produksi yang
semakin tinggi, sementara harga minyak dan cadangan minyak bumi semakin
produksi), yaitu:
1. SBU Duri, merupakan penghasil minyak terbesar PT. CPI, yang memiliki
sangat rendah dan dikenal dengan Minas Crude. Minyak jenis ini sangat
operasi meliputi area Petapahan, Libo, Zamrud, dan Pedada. Untuk Area
pengembangan teknologi).
kesehatan).
tertentu dengan setiap SBU dipimpin oleh seorang Vice President yang dibantu
oleh beberapa manager. Manager dibantu oleh beberapa tim manager dan
merger antara Chevron dan Texaco dimana bentuk strukturnya hampir sama
dengan sistem SBU dan perubahan hanya terdapat pada sistem pemegang saham.
Struktur organisasi PT. CPI khususya Tim Gas Production System dapat dilihat
garis besar struktur organisasi Chevron di Indonesia ini terbagi atas 3, yaitu :
dan President Director PT. CPI. Departemen tersebut antara lain Law
Department, IBU Policy, Government & Public Affair, Planning & Technology,
Berikut ini struktur organisasi PT. CPI khususnya Tim Contract &
portfolio kontrak.
kelengkapan.
3. Kegiatan Produksi, yaitu pengolahan minyak dari perut bumi berawal dari
diperoleh dari NPPM pada tahun 1936, aktivitas seismik dilakukan secara intensif
di Riau. Kegiatan eksplorasi ini dimulai dari daerah sepanjang sungai Rokan. Dari
daerah yang lebih keselatan. Eksplorasi pertama baru dilakukan pada tahun 1937,
Pengeboran dilanjutkan pada tahun 1938 didaerah Kubu, tetapi tidak ada
indikasi minyak akan ditemukan. Selang waktu antara tahun 1938 – 1944 ada
sembilan sumur yang berhasil ditemukan, yaitu sumur gas di Sebanga dan sumur-
sumur minyak di Duri dan Minas. Penemuan sumur di Minas ini merupakan batu
seperti yang dianggap banyak orang. Daerah Explorasi perusahaan dapat dilihat
Setelah Perang Dunia II, PT. CPI kembali melanjutkan program eksplorasi
diselesaikan pada tahun 1950, dan data juga menunjukkan bahwa Minas juga
merupakan lapangan minyak yang sangat besar. Riset geologis dan pemetaan
permukaan dilakukan diseluruh daerah operasi pada tahun 1951, yang diikuti
dengan pengeboran dan observasi geologis empat tahun kemudian. Pada tahun
geologis. Pada tahun 1990, pengeboran yang dilakukan telah menghasilkan 119
miliyar barrel.
berdasarkan data yang sudah ada. Tahap eksplorasi dibagi atas dua metode, yaitu
a. Areal Mapping.
d. Palaentological Method.
a. Magnetic Method.
b. Gravity Method.
c. Seismic Method.
2.5.2. Eksploitasi
sumur hasil kegiatan eksplorasi. Minyak yang dapat diproduksi adalah minyak
yang memiliki driving force atau driving mechanism sehingga minyak dapat
mengalir dari reservoir ke dalam well bore. Driving mechanism ini terdiri atas
dissolved gas drive, gas cap drive dan water drive. Masa produksi dapat dibagi
Pada awal produksi suatu reservoir, produksi minyak dan gas bumi terjadi
dengan bantuan energi alamiah (natural flow) yaitu produksi yang terjadi
karena daya dorong tenaga alam dan atau dapat pula karena pengangkatan
reservoir sudah tidak efektif lagi untuk mendorong fluida masuk ke dalam
kimia. Bahan kimia yang biasa digunakan antara lain polimer berat,
Setelah langkah ketiga ini, maka minyak yang tertinggal dalam reservoir
sudah tidak ekonomis lagi untuk diproduksi sehingga sumur tersebut harus ditutup
berhasil mencapai jumlah produksi akumulatif satu miliar dan menjadi lapangan
raksasa pertama di Asia sebelah Timur Iran dan ke -22 terbesar di dunia. Kegiatan
produksi akumulatif PT. CPI telah melebihi tujuh milyar barrel yang berasal dari
3237 sumur dan tersebar di sembilan puluh enam lapangan. Lapangan Minas
kadar belerang yang rendah, sedangkan lapangan Duri menghasilkan minyak yang
dikenal dengan nama Sumatera Light Crude. Sampai tahun 1990, PT. CPI dewasa
dilapangan Minas dan lapangan Kota batak yang dilakukan secara peripheral.
dengan nama Enchanced Oil Recovery (EOR) pada tahun 1981, dengan
Duri atau Duri Steam Flood (DSF) yang telah dilakukan secara terpola. Proyek ini
pertama di Indonesia.
arah utara tahun 1941 dan berproduksi tahun 1958. Area yang produktif dari
ladang ini adalah sepanjang 18 km dan lebar 8 km tak jauh dari kompleks
perumahan CPI Duri. Pengembangan ladang Duri dilakukan dalam 13 area yang
dimulai dengan membangun konstruksi area pertama pada tahun 1981. Dalam
juga mencakup fasilitas pendukung utama seperti Stasiun Pengumpul Minyak dan
dalam tiga zone utama yang diduga berisi minyak komersil yaitu : Rindu, Pertama
dan Kedua. Sebuah area kecil dari ladang di bawah puncak juga berisi pasir yaitu
Baji, Jaga dan Dalam. Ketebalan rata-rata formasi 140 kaki dan kedalamannya
dari 340- 680 kaki. Pasirnya tidak mempunyai konsolidasi yang tinggi dengan
Simulasi Huff & Puff steam yang digunakan sejak pertengahan 1960 untuk
11 5/8 acre pola 7 titik adalah ukuran geometri pada pola ideal untuk
mengembangkan ladang yang mempunyai ketebalan pasir lebih dari 100 kaki
Injeksi uap di area-1 dimulai tahun 1985, area-3 tahun 1988, area-4 tahun
1990 dan area-5 tahun 1992. Area percobaan steam flood adalah area-2 yang zona
dan injeksi uap air dan dimulai pada lapisan yang paling atas pertama.
Tabel 2.1. Sejarah Proyek Injeksi Steam mulai dari First Production
Kegiatan Tahun
Discovery 1941
First production 1958
Water injection pilot 1960
First cyclic steaming 1967
Steam injection pilot and caustic study 1975
Simulation reservoir study 1981
Steam injection area 01 1985
Steam injection area 02 1986
Steam injection area 03 1988
Steam injection area 04 1990
Steam injection area 05 1992
Steam injection area 06 1994
Steam injection area 07 1996
Steam injection area 08 1997
Steam injection area 09 1999
Sumber : Data PT. CPI, 2015
dengan reaksi atau respon yang jelek. Diakhir tahun 1990 minyak Duri Steam
Flood melebihi produksi minyak dari California Steam Flood field, Kern River
dan Belridge yang membuat proyek Duri menjadi ladang dari Steam Flood dunia.
pelabuhan yang ada di Dumai. area kota Pekanbaru, ibukota Propinsi Riau.
Ladang Duri ini ditemukan Menurut penelitian, ladang Duri memiliki 6,5 milyar
barrel minyak.
Di ladang minyak Duri ini dengan metode normal dapat diangkat 5-20%
dari total persediaan minyak mentah di Duri, sedangkan metode injeksi uap
Perjalanan minyak bumi sejak mulai diangkat dari perut bumi hingga
diekspor cukup panjang dan berliku-liku. Dengan sistem injeksi uap, proses
Unit Stasiun Penguji, Stasiun Pengumpul Minyak, Stasiun Uap Selubung, Stasiun
Pembangkit Uap dan fasilitas pengolahan air. Semua fasilitas ini mempunyai
Duri, semua pompa angguk ini paling ekonomis, pompa angguk ini juga
lapisan reservoir, masalah pasir lepas dan kekentalan minyak mentah yang
dimiliki Duri.
Stasiun ini menguji debit campuran minyak dan air yang keluar dari setiap
sumur produksi. Melalui pengujian ini maka dapat direkam di area mana
Terdiri dari bejana untuk memisahkan uap dari cairan serta fasilitas kipas
bumi belum siap untuk diekspor karena masih mengandung air, gas dan
ketiga unsur minyak, gas dan air terproduksi dipisahkan dengan proses
sederhana.
Air. Tambahan air yang lain didapat dari sungai Rangau. Fasilitas ini
memiliki tujuan untuk memurnikan air, yaitu dengan cara pemberian gas
(aerotion), penyaringan dan ion exchange. Melalui proses aeration pada air
maka minyak yang terdapat pada air akan berbusa di permukaan sehingga
Bahan-bahan kimia yang terlarut di air akan membentuk ion yang akan
dijadikan uap.
Pengolahan Air sehingga menjadi uap air (steam). Dalam prosesnya, air
Unit Pembangkit Uap. Disinilah pipa air dipanaskan dalam suhu tinggi yang
berasal dari semburan api tabung pembangkit uap. Uap yang diproduksi oleh
stasiun bertekanan 800 psi dan suhu 550 derajat Fahrenheit langsung dikirim
oleh empat, enam atau delapan sumur produksi, tergantung dari kondisi
geologis lapisan batuan. Sebagai penahan panas agar temperatur uap tidak
Uap yang dihasilkan oleh stasiun Pembangkit Uap ini dimasukkan kedalam
reservoir. Dengan cara ini uap yang diinjeksikan akan menggiring butiran-
bertambah ringan.
mentah dapat mengalir bebas didalam pipa pada suhu normal. Begitu pula
Internasional.
Zamrud dan Waduk Libo. Minyak mentah dari Beruk Zamrud bertitik cair 470C
(1160F), sedangkan titik cair minyak mentah waduk Libo adalah 40,50C (1050F).
menggelegak, akan tetapi temperatur tersebut akan segera turun setelah tiba
distasiun pengumpul.
2.5.3.3. Produk
Minyak mentah yang diproduksi oleh PT. CPI terdiri atas dua jenis, yaitu:
Sumatera Light Crude Oil mempunyai kadar belerang yang rendah, API
Jenis minyak mentah ini hanya terdapat di lapangan minyak Duri yang
a. Gas
Gas yang dihasilkan tidak untuk dijual, tapi digunakan sebagai bahan
b. Air
Air yang dihasilkan diolah dan digunakan untuk dijadikan steam untuk
gas dari uap air sehingga menghasilkan gas yang kering (dry gas) dan mempunyai
utama gas alam adalah sebagai bahan bakar seperti bahan bakar pembangkit
listrik. Faktor-faktor seperti spesific gravity (SG), gross heating value (GHV)
sangat menentukan nilai jual dari gas alam tersebut. Nilai SG dan GHV sendiri
juga bergantung pada sumbernya (well) Semakin tinggi nilai GHV, maka nilai jual
dari gas jual dari gas alam tersebut akan semakin tinggi. Sementara harga specific
gravity (SG) berbanding lurus dengan nilai gross heating value (GHV), dimana
semakin besar SG nya, mutu gas alam tersebut juga akan semakin baik, begitu
pula sebaliknya.
Minyak dan gas dari beberapa sumber juga mengandung hidrogen sulfida
hidrogen sulfida di atmosfer adalah 0,01 mg/L. Produk pembakaran dari hidogen
sulfida yang sangat berbahaya adalah belerang dioksida (SO3), dengan konsentrasi
yang diizinkan dalam udara adalah 0,02 mg/L. Hidrogen sulfida dalam gas dan
dapat menyebabkan korosi pada peralatan, terutama jika gas tersebut juga
mengandung oksigen, karbon dioksida. Gas domestik seharusnya tidak lebih dari
2 gram hidrogen sulfida per 100 m3 gas pada suhu dan tekanan normal. Gas alam
sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas" yang berarti gas asam. Gas
kandungan oksigen di udara dalam jumlah-jumlah tertentu. Gas alam yang telah
diproses dan siap untuk dipasarkan disebut sweet gas yang berarti gas bersih yang
bebas dari gas asam, yang bersifat tidak berasa dan tidak berbau.
Dalam proses pencairan gas alam, natural gas atau associated gas yang
pendinginan.
2. Mencegah terjadinya korosi, akibat asam yang terbentuk dari free-water dan
H2S.
3. Mencapai suatu kualitas gas yang diinginkan kandungan air pada suatu gas
hidrat.
4. Adanya tempat untuk terbentuknya kristal (misalnya elbow, bekas las, dll).
pada mulanya terbentuk ditempat yang tidak halus, misalnya pada bekas las pipa,
kandungan uap air dalam unit dehidrator atau menginjeksikan glikol atau
Dew point dari glycol dehydration tergantung laju sirkulasi TEG dan
dew point ±70°F. Glycol yang keluar dari proses dehydration (rich glycol) perlu di
regenerasi agar glycol tersebut dapat digunakan kembali (lean glycol). Proses
regenerasi glycol dilakukan dengan pemanasan sehingga air yang diikat glycol
minimum 2 tower, yang digunakan untuk proses adsorpsi dan proses regenerasi.
LEX Plant.
terbesar, dew point yang dicapai lebih kecil dari –260°F, lebih mahal dari
tipe yang lain. Molecular sieve biasa digunakan pada plant pengolahan
LNG.
terdiri dari 3 buah tower. Feed Gas Dehydrator V-41 A/B/C merupakan unit
untuk menghilangkan kandungan uap air dari feed gas menggunakan media
siklus operasi yaitu Lead, Guard, dan Regeneration yang diatur dengan Program
Cycle Controller (PCC) yang menggerakkan posisi buka tutup 34 valve yang
mengatur aliran feed gas maupun regeneration gas. Sepuluh valve berkorelasi
pemanasan maupun pendinginan dan valve terakhir (KV 84) mengatur aliran Hot
Oil menuju Regeneration Gas Heater E-41. Sistem dehidrator ini terdiri dari :
penyerapan moisture yang ada dalam gas umpan. Pada unit ini terdapat
tersebut yang diatur dengan Program Cycle Controller (PCC) yang dapat
2. Regeneration Gas Heater (E-41), suatu unit Heat Exchanger shell and tube
yang digunakan untuk memanaskan regeneration gas (C1) pada saat proses
regeneras alumina desiccant. Media pemanas yang digunakan adalah hot oil.
4. Regeneration Gas Inlet Cooler (E-43), merupakan unit Heat Exchanger tipe
shell and tube untuk mendinginkan regeneration gas yang digunakan untuk
memisahkan regeneration gas (C1) dengan uap air dan hidrokarbon yang
PT. Chevron Pacific Indonesia pada saat ini memiliki sekitar 6200 orang
tenaga kerja yang diantaranya 98 % bangsa Indonesia. Bahkan sejak tahun 1966,
PT. CPI telah dipimpin oleh warga negara Indonesia. Kini PT. CPI tengah
melaksanakan proses alih teknologi dan alih keterampilan, yang pada dasarnya
terdiri dari tiga aspek yaitu pelatihan, pertukaran gagasan, dan proses komunikasi
meliputi latihan bahasa Inggris dan untuk program latihan teknik, meliputi latihan
latihan kursus diadakan untuk karyawan senior. Kesempatan untuk latihan dan
sumber daya manusia merupakan inti dalam filsafat PT. Chevron Pacific
Indonesia.
Berbagai cara diterapkan untuk memperoleh hasil yang optimal. Diantara sarana
kegiatan lapangan .
10. Komunikasi satelit domestik Palapa, layanan teleteks electronic mail dengan
11. Jaringan komputer yang terdiri dari PC dengan LAN, yang dimiliki oleh
kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Fasilitas yang disediakan oleh PT. CPI
antara lain :
dan gereja.
3. Sarana Kesehatan atau poliklinik dan rumah sakit (Medical Centre), disetiap
distrik.
4. Sarana Olahraga, seperti kolam renang, lapangan sepak bola, lapangan golf,
lapangan tennis, lapangan voley, bowling, billiar dan lapangan bulu tangkis.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif serta tetap
menjaga lingkungan sekitar agar tidak sampai rusak akibat kegiatan operasional
Pada umumnya kegiatan operasional PT. CPI bersifat berat, kotor dan
selalu di lapangan terbuka serta mempunyai resiko yang tinggi. Hal ini
karyawannya dalam tiap pelaksanaan tugas. Salah satu kegiatan perusahaan yaitu
dengan melaksanakan program safety. Pada intinya program safety diarahkan pada
(tahapan kerja).
harus selaras dalam menciptakan suasana kerja yang selamat. Di PT. CPI
and Safety (HES). HES merupakan salah satu kebijakan yang dibuat oleh PT. CPI
untuk menunjang terpenuhinya nilai-nilai dan tujuan perusahaan. PT. CPI sejak
lama telah menerapkan keselamatan kerja dalam strategi bisnisnya namun dengan
adanya isu baru mengenai lingkungan maka perusahaan ini pun turut berperan
lingkungan kerja. Hal yang menjadi pusat perhatian adalah sebagai berikut :
yang berproduksi.
rekamannya.
1. Penyediaan air yang dikonsumsi dan air buangan dipantau secara kontinyu
pond).
berkala.
4. Pest Control
lapangan.
2.9.2. Environment
untuk mencegah cedera, sakit dan kecelakaan. Operasi yang selamat perlu
setiap saat, dan oleh semua karyawan dan mitra kerja dengan tujuan agar setiap
karyawan dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain. Kegiatan produksi di PT. CPI mempunyai resiko yang tinggi
Untuk mencapai itu semua, PT CPI membuat suatu program yang disebut
Fundamental Safety Work Practices (FSWP). FSWP ini dibuat dalam tujuh
1. Access Control
orang berwenang yang punya alasan yang absah, terkait dengan operasi dan
ditentukan untuk masuk fasilitas operasi yang dapat dimasuki dan bekerja di
terjamin. Pos penjagaan akan mencatat identitas, keperluan, jam masuk, dan
tersebut.
suatu tempat kerja untuk mengingatkan pekerja akan bahaya yang mungkin
antara lain:
kerja. Memakai alat pelindung diri yang tepat saat bekerja harus
(seperti prosedur kerja) tidak dapat diterapkan. Berupa alat perlindungan diri
semua alat pelindung diri seperti: alat pelindung kepala (helmet), alat
telinga (ear plug), alat pelindung tangan (sarung tangan karet, kulit, dan
katun), alat pelindung kaki (safety shoes, rubber boot), alat bantu
goggle, dan safety shoes jika memasuki field atau lapangan kerja. Tujuannya
a. PPE telah dipilih dengan benar sesuai dengan bahaya yang ada dan
c. Pegawai dan mitra kerja memakai PPE yang tepat dengan benar untuk
mungkin terjadi, dan jika terjadi bahaya pekerja tahu bagaimana langkah-
pekerjaan dengan mengacu kepada SOP dan JSA yang diperlukan. Dengan
untuk melindungi orang yang sedang bekerja atau berada disekitar mesin,
instalasi listrik atau fasilitas proses produksi yang sedang diperbaiki dan
ini diperlukan:
a. Pengunci (lock)
Alat pengunci harus tidak dapat dibuka. Gembok dan kuncinya harus
b. Label (tag)
Biru : Mekanik
Kuning : Operator
a. Identifikasi
b. Unsur berbahaya
d. Data fisik
pencegahan khusus
bahwa bahaya bahan kimia dan fisik yang ada di tempat kerja, dan cara
7. House keeping
dalam keadaan bersih, rapi, dan teratur. Keadaan tersebut akan memberikan
all. There is always time to make it right”. Jadi apapun pekerjaan yang dilakukan
di dalam ligkungan PT CPI, harus dilakukan dengan aman atau tidak sama sekali,
dan selalu ada waktu untuk memperbaikinya. Untuk mengingatkan para pekerja
moment ke dalam setiap agenda rapat dan mengadakan HES meeting minimal satu
The Chevron Way menyatakan “We place the highest priority on the
health and safety of our work force and the protection of our assets and the
Kinerja (Operational Excellences / OE), yaitu 0,0,0 yang artinya tidak ada pekerja
yang terluka, tidak ada minyak tumpah yang dapat mencemari lingkungan, dan
Ada 10 hal yang selalu menjadi acuan setiap karyawan PT. CPI dalam
melakukan aktivitas apapun. Hal ini dikenal dengan “Tenets of Operation”, yaitu :
berfungsi.
Mengikuti prosedur tertulis untuk mengatasi keadaan yang luar biasa dan
beresiko tinggi.
10. Involve the right people in decisions that affect procedures and equipments
PENDAHULUAN
perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Jika
dilihat secara lebih mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada
produk atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheapter,
melainkan sifat dinamis, dalam arti harus selalu diupayakan secara terus-menerus
dan berkesinambungan.
Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi minyak bumi dan gas alam yang
terkemuka pada level multinasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat di era
evaluasi tersebut diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat dalam
kurang mampu mengukur kinerja harta tak tampak (intangible) dan harta-harta
dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu
sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik. Beberapa metode yang
aspek finansial tidak dapat mengetahui aspek lain (non finansial) di dalam
masih banyak diterapkan dalam perusahaan saat ini. Sistem tersebut masih
sesuatu yang sulit untuk dilakukan pengukuran dan pengukuran aspek non
finansial membutuhkan biaya yang besar, akibatnya para manajer atau pimpinan
menerapkan aspek finansial sebagai alat ukur. Hal tersebut dapat menghambat
mendatang.
tetapi tujuan akhir dari pengukuran ini adalah perspektif finansial. Jadi, aspek non
finansial digunakan sebagai pendorong (alat) untuk mencapai finansial yang baik.
penting untuk keseluruhan strategi. Namun ada keterbatasan dalam metode ini
ketika digunakan untuk penyelarasan strategi dan perencanaan. Metode ini tidak
diperbaiki.
dilakukan David Stas, Radim Lenort, Pavel Wicher dan David Houlman (2015)
SKODA AUTO University, Czech Republic. Pada penelitian ini dibahas tentang
pada Industri Otomotif Eropa. Penelitian ini dilakukan dengan menyusun strategi
transportasi ramah lingkungan dan rantai pasokan yang akan digunakan untuk
Super Decision untuk metode ANP agar medapatkan bobot global dari semua
1
David Stas, Radim Lenort and David Holman, “Green Transport Balanced Scorecard Model
with Analytical Network Process Support”, Sustainability 2015, 7, 15243-15261; doi:
10.3390/su71115243.
BSC and ANP” yang dilakukan YAOGUANG HU Jingqian Wen Yan Yan (2015).
yang diperoleh adalah bobot kinerja dari pengukuran sumber daya yaitu K1, K2,
K3, K4 dan K5. Kemudian diberikan usulan perbaikan untuk peningkatan kinerja
Balanced Scorecard.
Hasil dari kedua penelitian ini menjadi alasan bahwa permasalahan yang
2
YAOGUANG HU Jingqian Wen Yan Yan, “Measuring the Performance of Knowledge
Resources Using A Value Perspective : Integrating BSC and ANP”, Journal of Knowledge
Management (2015), Vol. 19 Iss 6 pp.
Metode Balanced Scorecard tidak memberikan bobot untuk indikator kinerja dan
dalam pencapaian tujuan perusahaan untuk menangani hal ini maka Balanced
1. Bagi Mahasiswa
pabrik untuk dibuatkan solusi dan pemecahan masalah nya, dan menambah
2. Bagi Fakultas
3. Bagi Perusahaan
2. Data pengamatan yang digunakan adalah data bulan Maret 2016 sampai
Januari 2017.
sebagai berikut:
penelitian.
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam
tanggung jawab, jumlah tenaga kerja di PT. CPI diuraikan dalam Bab II. Bab III
pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan pengolahan data dengan
kendala pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan
Pengolahan Data.
TUGAS SARJANA
Oleh
Ahmad Fadhlik
NIM: 110403003
F A K U L T A S T E K N I K
MEDAN
2017
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini
dengan baik.
Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul
Pacific Indonesia”.
sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir
kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada
Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Industri
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, M.T., selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T., dan Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc.,
ini.
4. Ibu Dr. Meilita T. Sembiring, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I atas
memberi dukungan materil maupun moril sehingga laporan Tugas Sarjana ini
orang tua penulis, laporan Tugas Sarjana ini tidak dapat diselesaikan dengan
baik. Tugas akhir ini adalah wujud rasa hormat dan terimakasih penulis
7. Saudara tercinta, Maja Mushawir, M. Ali Bashir, dan Nur Fatimah yang
penulis.
12. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak
Rahma, Kak Mia, Bang Ridho dan Ibu Ani, terima kasih atas bantuannya
13. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
2.3. Visi dan Misi, Nilai Dasar dan Strategi PT. Chevron Pacific
BAB HALAMAN
BAB HALAMAN
5.1. Visi dan Misi PT. Chevron Pacific Indonesia ........................ V-1
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
TABEL HALAMAN
2.1. Sejarah Proyek Injeksi Steam mulai dari First Production ......... II-30
Finansial....................................................................................... V-15
Finansial....................................................................................... V-16
Finansial....................................................................................... V-17
Finansial....................................................................................... V-18
Finansial....................................................................................... V-19
TABEL HALAMAN
Finansial....................................................................................... V-20
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
TABEL HALAMAN
GAMBAR HALAMAN
2.2. Peta Daerah Operasi PT. Chevron Pacific Indonesia ............... II-8
2.3. Wilayah Operasi (Sumatera Ligth North) PT. CPI .................. II-10