Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok : Dosen Pengampu:

Bahasa Indonesia Ere Mardella Arbiani, S.Pd, M.Pd

HAKIKAT BAHASA INDONESIA

DAN

RAGAM BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH
MUHAMMAD ISYA ( 01870413781 )
NURALIFYA
FRISKA OKTAVIA
D-III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt.atas limpahan


rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad
SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat


Bahasa Indonesia dan Ragam Bahasa Indonesia” ini adalah sebagai
pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak


yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini,

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang
lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat
memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Hormat Kami,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I Pembahasan .......................................................................................... 1

A. Pentingnya Bahasa Indonesia ............................................................... 1


B. Karakteristik Bahasa Indonesia ............................................................ 2
C. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia............................................ 4
D. Perkembangan Bahasa Indonesia ......................................................... 5
E. Pengertian Ragam Bahasa Indonesia ................................................... 7
F. Jenis – Jenis Ragam Bahasa Indonesia ................................................ 7
G. Bahasa Tulis Ilmiah & Non Ilmiah ...................................................... 8
H. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar ............................................. 9

BAB II Kesimpulan ......................................................................................... 12

Daftar Pustaka .................................................................................................. 13

iii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam


kehidupan bangsa dan negara, Indonesia. Pentingnya peranan bahasa itu
bersumber pada kedudukan bahasa, Indonesia sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa resmi Negara. Hal ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk
menjalankan admistrasi Negara, sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan media untuk
mengkomunikasikan kebudayaan nasional.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tentunya bukan hanya


siswa lulusan dalam ujian, melainkan mereka harus mampu berkomunikasi
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka dibimbing
dalam keterampilan berbahasa agar mampu memahami bahasa yang dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman, agar mampu berkomunikasi dengan
baik dan benar.

Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar


utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat
ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan
di sekolah, salah satunya adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan salah satu identitas Bangsa Indonesia. Karena itu mata pelajaran
Bahasa Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam kurikulum sekolah.

Kita tahu bahwa saat sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa


Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu
terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam

1
itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi.
Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin
dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai
sebagai lingua francaini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa
daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang.Kesadaran
masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang
mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas.

Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan
bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur,
sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda
adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa
bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah
Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau
jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru
diganti dengan nama bahasa Indonesia.

B. Karakteristik Bahasa Indonesia

Suparno dkk. (1994: 2-14) menjelaskan bahwa karakteristik bahasa


Indonesia ilmiah itu ada 6 macam, yaitu :

1. Lugas dan Jelas


Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas, tidak
berbelit-belit, mudah di pahami, tidak diungkapkan dalam bentuk kiasan, dan
tidak berbunga-bunga.
Contoh :
Para pendidik kadang-kadang terkena akibat ulah sebagian anak-anak,
mempunyai tugas yang berat.

2
2. Objektif
Kalimat bahasa Indonesia ilmiah di katakana objektif bila mengungkapkan
sesuatu dalam keadaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh emosi
pemakainya. Ciri objektif bermakna bahwa bahasa Indonesia ilmiah tidak
boleh bersifat objektif, yakni mengemukakan suatu pandangan dari sudut
pribadi saja, tanpa memperhatikan sudut pandang orang lain secara umum.
Contoh:
Tingginya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan bukti
bahwa kualitas pendidikan masih rendah.
3. Cendekia
Bahasa Indonesia ilmiah bersifat cendekia, maksudnya bahasa itu mampu
digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Kalimat-
kalimatnya mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku
kalimatnya sejalan dengan proposisi logika. Kecendekiaan juga tampak pada
ketepatan dan kesaksamaan penggunaan kata
Contoh :
Pada era global ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral
bangsa Indonesia yang disebabkan oleh pengaruh budaya Barat yang masuk
ke Indoneisa.
4. Ringkas dan Padat
Bahasa keilmuan berciri ringkas dan padat, artinya pemakaian unsur bahasa
didalamnya hemat. Unsur-unsur yang tidak diperlukan karena tidak
fungsional dalam mengungkapkan gagasan dibuang.
Contoh:
Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi
setiap warga negara Indonesia.
5. Konsisten
Bahasa keilmuan berciri konsisten, artinya harus bersifat ajeg, taat azas,
selaras dan tidak berubah-ubah. Unsur-unsur bahasa berupa pembentukan kata

3
dan tata tulis (penggunaan ejaan dan tanda-tanda baca) digunakan sebagai
kaidah yang berlaku dan konsisten.
Contoh:
Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah
disiapkan kendaraan yagn cukup. Pengusaha akan diimbau mengoperasikan
smeua kendaraan ekstra.
Dapat disempurnakan menjadi:
Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran,
pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
6. Gagasan Sebagai Pangkal Tolak
Gagasan sebagai pangkal tolak bahasa Indonesia keilmuan. Oleh sebab itu,
kalimat-kalimat bahasa keilmuan berorientasi pada kalimat pasif, bukan
kalimat aktif.
Contoh:
Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting
dalam penanaman Pancasila.

C. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara
umum dan secara khusus. Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa
secara umum bagi setiap orang adalah:

1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.


2. Sebagai alat komunikasi
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
4. Sebagai alat kontrol Sosial.

Fungsi bahasa secara khusus yaitu:

1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari – hari

4
2. Mewujudkan seni (sastra)
3. Mempelajari bahasa – bahasa kuno
4. Mengeksploitasi IPTEK
Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang
tercantum didalam :
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “ Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing
Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara
ialah Bahasa Indonesia”.

Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

1. Bahasa Nasional
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
3. Bahasa pengantar di lembaga – lembaga.
4. Pendidikan

D. Perkembangan Bahasa Indonesia


Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang disahkan
menjadi bahasa persatuan ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Perkembangan
bahasa Indonesia didorong oleh kebangkitan nasional. Dimana di dalamnya
terdapat peranan-peranan penting pada kegiatan politik, perdagangan, surat kabar
maupun memodernkan bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan
sebagai bahasa negara yang memiliki kedudukan dan fungsi yang tinggi. Hingga
kini bahasa Indonesia menjadi bahasa yang digunakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Dan pemerintah memberi perhatian dengan membentuk lembaga Pusat
Bahasa dan Penyelenggara Kongres Bahasa Indonesia.

5
Sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti begitu saja, karena
perkembangannya di Nusantara semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya
membuat bahasa Indonesia menyerap kata-kata dari bahasa lain, baik bahasa
daerah maupun asing. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan dalam
ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia :
1. Ejaan Van Ophuijen (1901)
Pada masa Belanda menjajah Indonesia, bahasa yang digunakan
sebagai bahasa pengantar ialah bahasa Melayu. Dan untuk memudahkan
orang-orang Belanda dalam berkomunikasi kemudian dibuat pembakuan ejaan
oleh Belanda yaitu Prof. Charles van Ophuijen. Dalam pembakuan ejaan ini
Charles dibantu oleh Engku Nawawi atau Sutan Makmur dan Moh Taib
Sultan Ibrahim.
Ejaan yang digunakan untuk menulis Melayu ini menggunakan huruf
latin yang dimengerti oleh orang Belanda. Bahkan tuturan bahasanya juga
mirip dengan tuturan bahasa Belanda. Antara lain huruf j (jang) menjadi y
(yang), huruf oe (doeloe) menjadi u (dulu) dan tanda koma ain seperti ma’mur
menjadi makmur.
2. Ejaan Republik / Ejaan Soewandi (19 Maret 1947)
Ejaan ini diresmikan oleh Soewandi yang merupakan seorang Menteri
Pendidikan Republik Indonesia. Tujuan dibuatnya Ejaan Republik ini ialah
untuk menggantikan serta menyempurnakan ejaan sebelumnya.
Perubahan yang terdapat pada ejaan republik terdapat pada huruf oe
menjadi u (doeloe=dulu), koma ain menjadi k (pa’=pak). Kemudian kata
ulang boleh disingkat dengan angka 2 (rumah-rumah = rumah2) dan kata
depan ‘di’ ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / EYD (1972)
Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia juga turut
berkembang. Pada tahun 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD

6
atau ejaan yang disempurnakan. Putusan presiden No. 57 Tahun 1972 ini
merupakan penyederhanaan dan juga penyempurnaan ejaan.
Yang diatur dalam EYD ini antara lain penulisan huruf kapital dan
huruf miring, kata, tanda baca, singkatan dan akronim. Kemudian penulisan
angka dan lambang bilangan serta penulisan unsur serapan.
4. Ejaan Bahasa Indonesia / EBI (2015)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 50 Tahun 2015 menunjukkan peresmian ejaan bahasa Indonesia. Dimana
didalamnya terkandung pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.
Yang terdapat pada penyempurnaan EBI antara lain pada penambahan
huruf vokal diftong, penggunaan huruf kapital pada julukan. Selain itu
penggunaan huruf tebal pada penulisan lema dan sublema dalam kamus juga
dihapuskan dalam ejaan EBI.

E. Pengertian Ragam Bahasa Indonesia


Ragam bahasa adalah varian dari bahasa menurut pemakaian. Berbeda
dengan varian dialek sesuai dengan pengguna. Variasi mungkin termasuk dialek,
aksen, laras, gaya, atau berbagai sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa
standar itu sendiri.
Variasi dalam tingkat leksikon, seperti slang dan dialek, sering dianggap
terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya
kadang juga dianggap sebagai variasi atau keragaman saja.
Berbagai macam bahasa sastra adalah bahasa yang menggunakan banyak
kalimat yang tidak efektif. Jelas penggambaran melalui konotasi serangkaian kata
tersebut sering digunakan dalam berbagai bahasa sastra.
Berbagai macam bahasa ilmiah adalah bahasa berdasarkan
pengelompokan berdasarkan jenis penggunaan di bidang kegiatan sesuai dengan
berbagai properti keilmuannya.4 bahasa ilmiah dapat juga diartikan sebagai alat
verbal yang efektif, efisien, baik, dan benar.

7
F. Jenis – Jenis Ragam Bahasa Indonesia
Berdasarkan subjek, termasuk berbagai bahasa dibedakan oleh:
1. Berbagai bahasa undang – undang
2. Ragam bahasa jurnalistik
3. Berbagai bahasa ilmiah
4. Ragam bahasa sastra

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut apakah


pembicara akrab:

1. Ragam bahasa akrab


2. Berbagai bahasa agak formal
3. Ragam bahasa santai
4. Dan lain – lain

G. Bahasa Tulis Ilmiah & Non Ilmiah


Bahasa tulis ilmiah atau biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis
dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah
seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain
yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain
dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas
akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi
dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa

8
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar
dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum
ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian.
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif,
tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang
popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).Ciri-ciri karya tulis non-
ilmiah, yaitu:
1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2. Fakta yang disimpulkan subyektif,
3. Gaya bahasa konotatif dan populer,
4. Tidak memuat hipotesis,
5. Penyajian dibarengi dengan sejarah,
6. Bersifat imajinatif,
7. Situasi didramatisir,
8. Bersifat persuasif.
9. Tanpa dukungan bukti

H. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar


Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat
komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan
bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut
sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut:
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan
upacara pernikahan.

9
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada
pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat
pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah
dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat
digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan
yang sangat akrab dan intim.

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku,
baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam
bahasa baku adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola


kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami
sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget;
uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam
bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku
harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum
ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa
lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau
bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/;
serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan
bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya

10
mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus
diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

11
BAB II
KESIMPULAN

Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai


dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara,
dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu
beragam baku. Berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang
sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain,
pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku.
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan
oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah,atau
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat. Bila aturan, kaidah atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat
terganggu.
Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau
berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Untuk berkomuikasi
sebenarnya dapat juga digunakan cara yang lain, misalnya isyarat, lambang-lambang
gambar atau kode-kode tertentu lainnya. Tetapi dengan bahasa komunikasi dapat
berlangsung lebih baik dan lebih sempurna.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-
indonesia/
https://suryanovindaisnaini.wordpress.com/2016/10/11/karakteristik-bahasa-
indonesia-ilmiah/amp/
https://www.romadecade.org/sejarah-bahasa-indonesia/
https://www.gurupendidikan.co.id/fungsi-macam-jenis-dan-pengertian-ragam-bahasa-
indonesia-beserta-contohnya/
http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-
dan-ilmiah-populer.html
https://beritagar.id/artikel-amp/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar

13

Anda mungkin juga menyukai