Anda di halaman 1dari 2

Selain itu, sebuah penelitian melalui quistionnaire-based survey pada anak

berusia 7 hingga 14 tahun di Norwegia juga menunjukan peningkatan prevalensi

dermatitis atopik dari 6.4% pada tahun 1985 menjadi 13.5% pada tahun 2008

(Hansen et al., 2013).

Kemudian, juga terjadi peningkatan prevalensi eksema di Indonesia. Studi

dari ISAAC (International Study of Asthma and Allergies in Childhood) Phase

One (1996) dan Phase Three (2002) yang dilakukan di Indonesia yang terpusat di

Kota Bandung menunjukkan peningkatan prevalensi anak pernah mengalami

dermatitis atopik dari 0.4% (1996) menjadi 7.5% (2002) (Williams et al., 2008).

Pada penelitian mengenai prevalensi dan faktor resiko alergi pada anak usia 6-7

tahun di Semarang yang dilakukan oleh Nency pada tahun 2005 menunjukkan

prevalensi kejadian alergi pada anak usia 6-7 tahun di Semarang yaitu, 8.1%

asma, 11.5% rinitis, dan 8.2% eksema.


Onset kejadian dermatitis atopik saat usia bayi kurang dari enam bulan

mencapai 45%, 60% saat tahun pertama kehidupan dan 85% sebelum umur 5

tahun (Bieber, 2010). Periode ini merupakan masa kritis perkembangan fisik dan

psikososial (Chamlin et al., 2010). Oleh karena itu, dermatitis atopik dapat

memiliki pengaruh besar pada kondisi psikosial anak yang menderita penyakit

tersebut (Chamlin et al., 2005). Anak mengalami kesulitan dalam berhubungan

sosial (Fontes, 2005). Anak sering mengalami gangguan tidur dan dilaporkan

sering mengalami kelelahan dan mudah marah pada saat siang hari yang

Anda mungkin juga menyukai