Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang sangat penting
bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Semenjak reformasi
perpajakan dijalankan dengan dikeluarkannya undang-undang perpajakan yang baru
tahun 1983, sistem perpajakan berubah dari office assessment menjadi self assessment
(misalnya untuk Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai).
Naluri ilmiah manusia, dari dulu hingga kapan pun akan senantiasa berusaha
menghindari beban pajak, karena pajakadalah pungutan yang diwajibkan, bukan
kontribusi yang sifatnya sukarela, dan tanpa imbalan langsung dari pemerintah.
Dalam praktik, pendekatan yang dilakukan dalam seorang perencana pajak yang
baik harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan selalu meng-update diri
dengan setiap ketentuan perpajakan, termasuk perubahannya dari waktu ke waktu.
1. Strategi Pajak
a. Tax Saving
b. Tax Avoidance
c. Penundaan/Pergeseran Pembayaran Pajak
d. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan
e. Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan cara Menghindari Lebih Bayar
f. Menghindari Pelanggaran Terhadap Peraturan Perpajakan
Usaha Koperasi seperti yang diatur dalam PSAK No.27 yaitu gerakan ekonomi
rakyat dan sokoguru perekonomian nasional. Kperasi ini memiliki paying hukum UU
No.25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Pada dasarnya, apapun insentif pajak yang
diberikan kepada badan usaha juga berlaku bagi koperasi. Dalam ketentuan perpajakan,
sesuai Pasal 17 UU No. 7 tahun 1983 yang telah diubah terakhir kali dengan UU No.36
Tahun 2008 tentang Pajak penghasilan, pajak koperasi dikenakan pada level net income
sebelum pembagian SHU perusahaan kepada anggota koperasi.
Yayasan didirikan dengan payung hukum UU No. 16 tahun 2001 Tentang
Yayasan didasarkan pada akte notaris yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri dan diumumkan Tambahan Berita Negara RI, serta diperlukan adanya
pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Perlakuan perpajakannya dalam
penghasilan yang diperoleh yayasan disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)
merupakan objek pajak penghasilan yang dikenai tariff PPh Badan, dengan tariff
tunggal 28% (Th. 2009) dan tariff 25% (Th.2010 dan seterusnya).
Pendirian Persekutuan (firma atau CV) yang diatur dalam pasal 1618 dan 1320
KUHP Perdata dan terdapat dalam pasal 22 KUHD. Perbedaan persekutuan dengan PT
adalah terletak pada tanggung jawab peseronya (shareholder). Pasal 18 dan 19 buku 1
KUHD mengatur tanggung jawab renteng pemilik atau persero terhadap semua
operasional dari pihak lain apabila terjadi suatu perkara.
Pengaturan pajak kepada CV diatur dalam pasal 6 dan Pasal 4 ayat 3 huruf i
Undang-undang PPh, berbeda dengan PT, pengenaan pajak CV hanya dikenakan sekali
pada level net income perseroan, ketika didistribusikan kepada pemegang saham tidak
dikenakan pajak dividen lagi.
3. Perseorangan