Anda di halaman 1dari 24

A.

Judul
Harga diri rendah
B. Konsep Teori
1. Pengertian
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Eko,
2014:102).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan stressor pencetus mungkin
ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti: Trauma seperti
penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam.(Yoedhas, 2010).
2. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011), perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
a. Data Subjectif : mengkritik diri sendiri atau orang lain perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pemsimis, perasaan lemah dan takut,
penolakan terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/
mengejek diri sendiri, hidup yang berpolarisasi, ketidak mapuan
menentukan tujuan mengungkapkan kegagalan pribadi,
merasionalkan penolakan.
b. Data Objektif, produktivitas menurun, perilaku destruktiv pada diri
sendiri dan orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan
social, ekspresi wajah malu dan rasa bermasalah, menunjukkan tanda
depresi (sukarr tidur sukar makan), tampak mudah tersinggung/mudah
marah (Eko, 2014 :106).
3. Rentang Respon
Bagan rentang respon
Respon Respon
A daptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah Identitas
(Iskandar, 2014:38)
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya (Eko, 2014: 102).
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika
dia tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain (Eko, 2014:102).
4. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Factor predisposisi
1) Factor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tangguang jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan idial diri yang tidak realistis.
2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Factor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social (Iskandar,2014:39).
b. Factor presipitasi
Menurut yosep (2009), factor presipitasi terjadinya harga diri
rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang
menuurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma
yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakan,
perkosaan atau dipenjara, termasuk dirumah sakit bisa menyebabkan
harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasanagan
alat bantu yang mebuat yang mebuat klien tidak nyaman. Harga diri
rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negative dan meningkt saat
dirawat (Iskandar, 2014:39-40).
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunya produktivitas. Harga diri
kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1) Trauma : Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang
mebuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma
emosi seperti penganiayan seksual dan phisikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
2) Ketengangan peran : rasa frustasi saat indivisu merasa tidak
mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau
tidak merasa sesuai dengan melakukan perannya. Ketengangan
peran ini sering dijumpai saat terjadi konflik peran terjadi saat
indivisu menghadapi dua harapan yang bertentangan dan tidak
dapat dipenuhi. Keraguan peran terjadi bila indivisu tidak
mengetahui harapan peran yang spesifik atau bngung tentang
peran sesuai.
a) Trauma peran perkembangan
b) Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
c) Transisi peran situasi
d) Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau
berkurang
e) Transisi sehat sakit
f) Pergeseran kondisi pasien yang menyebabkan kehilangan
bagian tubuh.
3) Perilaku
a) Citra tubuh yaitu : menolak menyentuh atau melihat bagian
tubuh tertentu, menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan
keterbatasan atau cacat tubuh, menolak usaha rehabilitasi,
usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat, dan menyangkal
cacat tubuh.
b) Harga diri rendah di antaranya : mengkritik diri atau orang
lain, produktivitas menurun, gangguan berhubungan,
keteganggan peran, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik,
penolakan kemampuan diri, pandangan hidup bertentangan,
destruktif kepada diri, menarik diri secara sosial,
penyalahgunaan zat, menarik diri dari realitas, khawatir,
merasa diri paling penting, distruktif pada orang lain, merasa
tidak mampu, merasa bersalah, mudah tersinggung/marah,
perasaan negatif terhadap tubuh.
c) Keracunan identitas diantaranya : tidak ada kode moral,
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal yang
ekploitatif, perasaa hampa, perasaan mengembang tentang
diri, kehancuran gender, tingkat ansietas tinggi, tidak
mampu empati pada orang lain, masalah estemasi.
d) Depersonalisasi meliputi efektif : kehidupan identitas,
perasaan terpisah dari diri, perasaan tidak realistis, rasa
terisolasi yang kuat, kurang rasa berkesinambungan, tidak
mampu mencari kesenangan, perseptual : halusinasi dengar
dan lihat, bingung tentang seksualitas diri, sulit membedakan
diri dari orang lain, gangguan citra tubuh, dunia seperti
mimpi. Kognitif, gangguan daya ingat, gangguan penilaian,
kepribadian ganda (Eko, 2014:104-105).
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,
misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,
keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara,
seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas, kegiatan
mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyaahgunaan
obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil
yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping
jangka panjang. (Eko, 2014:106)
6. Faktor yang Mempengaruhi
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal
dirawat. Isi pengkajian meliputi:
a. Identitas klien
1) Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontak
dengan klien tentang: nama klien, panggilan klien, nama perawat,
panggilan perawat, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik
pembicaraan.
2) Usia dan nomor rekam medik.
3) Perawat menuliskan sumber data yang didapat.
b. Keluhan utama/alasan masuk
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan oleh keluarga
untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.
c. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri bisa disebabkan oleh
pengalaman masa kanak-kanak yang merupakan faktor kontribusi
pada gangguan atau masalah konsep diri, orang tua yang kasar,
membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan atau
ketidakpastian seperti gagal mencintai dirinya dan menggapai cinta
orang lain.
d. Faktor presipitasi
Disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan tidak
mampu menyelesaikannya, seperti:
1) Stressor yang mempengaruhi gambaran diri
a) hilangnya bagian tubuh,
b) tindakan operasi,
c) proses patologi penyakit,
d) perubahan struktur dan fungsi tubuh,
e) proses tumbuh kembang, dan
f) prosedur tindakan dan terapi.
2) Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri
a) penolakan dan kurangnya penghargaan dari orang tua, dan
orang yang berarti.
b) pola asuh yang tidak tepat.
c) kegagalan dan kesalahan berulang.
e. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan dalam jangka pendek yaitu:
1) Aktivitas yang memberi kesempatan lari sementara dari krisis.
2) Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti.
3) Aktivitas yang memberi atau dukungan sementara terhadap
konsep diri.
4) Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan.
5) Mekanisme yang digunakan dalam jangka panjang yaitu
penyesuaian atau penyelesaian positif akan menghasilkan
integritas ego, identitas, dan keunikan individu. Selanjutnya
dapat menggunakan “Ego Oriented Reaction” yang bervariasi
untuk melindungi diri. Ragam Ego Oriented Reaction atau
mekanisme pertahanan diri yang sering dipakai adalah fantasi,
isolasi, proyeksi. Dalam keadaan semakin berat dapat terjadi
deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian seperti:
penyalahgunaan zat, psikologis/neurosis, dan bunuh diri.
2. Pohon Masalah
3. Diagnosa Keperawatan
Masalah konsep dir nerkaitan dengan perasaan ansietas, bermusuhan
dan rasa bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri
dan sirkular bagi individu yang dapat menyebabkan respon koping
maladaptive. Respon ini dapat terlihat pada berbagai macam individu yang
mengalami ancaman integritas fisik atau sistem diri.
Diagnosa tunggal adalah:
a. Harga diri rendah kronik
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi social
Diagnosa ganda adalah:
a. Isolasi sosial berhubungan denga harga diri rendah kronik
b. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
(Iskandar, 2014:45)
4. Perencanaan
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
a. Tujuan Umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
b. Tujuan Khusus
1) TUK 1:Klien dapat membenina hubungan saling percaya
Kreteria hasil :
a) Ekspresi wajah klien bersahabat
b) Menunjukan rasa tenang dan ada kontak mata
c) Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama
d) Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan
perawat
e) Mau mengutamakan masalah yang dihadapi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip
komunikasi terapeutik :
a) Sapa klien dengan rama dan baik secara verbal dan non
verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dengan nama panggilan yang
disukai klien.
d) Jelaskan tujuan pertemuan.
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasr untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya (Kartika, 2015:54) .
2) TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki Kreteria evaluasi :
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien :
a) Kemampuan yang dimiliki klien.
b) Aspek positif keluarga
c) Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
Intervensi :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien.
b) Setiap bertemu hindarkan dari memberi nilai negative.
c) Usahakan memberikan pujian yang realistik (Kartika,
2015:54-55).
3) TUK III : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Kriteria evaluasi :
Klien menilai kreteria yaang dapat digunakann
Intervensi :
a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
dilakukan dalam sakit.
b) Diskusikan kemampuan yang masih dapat
dilanjutkan penggunaannya (Kartika, 2015:55)
4) TUK IV :Klien dapat merencanakan kegiatan dengan
kemampuan yang dimilik. Kreteria Evaluasi ;
Klien membuat rencana kegiatan harian
Intervensi:
a) Rencanakan bersama klien aktivitasyang dapat dilakukan
setiap hari sesuai denagan kemampuan : kegiatan mandiri,
kegiatan dengan bantuan sebagaian kegiatan yang
membutuhkan bantuan total.
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakuak klien
(Kartika, 2015:56).
5) TUK V : Klien dapat melaksanakan kegiatan yang boleh
dilakuakan Kreteria Evaluasi :
Klien melakuka kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
Intervensi :
a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncakan.
b) Beri pujian atas keberhasilan klien.
c) Diskusikan kemngkinan pelaksanaan di rumah (Kartika,
2015:56-57).
6) TUK VI : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
di keluarga. Krteria evaluasi
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga
Intervensi
a. Beri pendiidkan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harga diri rendah.
b. Banntu keluarga memberikan dukungan selama klien di
rawat.
c. Bantu keluargamenyiapkan lingkungan rumah (Kartika,
2015:57).
5. Struktur Pelaksanaan
STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)
a. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi Klien
a) Mengkritik diri sendiri.
b) Perasaan tidak mampu
c) Pandangan hidup yang pesimis
d) Penurunan produktifitas
e) Penolakan terhadap kemampuan diri
f) terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g) Berpakaian tidak rapih.
h) Selera makan kurang
i) tidak berani menatap lawan bicara.
j) Lebih banyak menunduk.
2) Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
3) Tujuan
Pasien mampu :
a) Membina hubungan saling percaya
b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
c) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d) Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
e) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
f) Merencanakan kegiatan yang telah dilatih.
4) Tindakan Keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya dengan cara :
- Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
- Perkenalkan diri dengan pasien
- Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
- Buat kontrak asuhan
- Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi
yang diperoleh untuk kepentingan terapi
- Tunjukkan sikap empati terhadap klien
- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien :
- Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek
positif pasien (buat daftar kegiatan).
- Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan
penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien.
c) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan
- Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini ( pilih dari daftar kegiatan ) : buat daftra kegiatan
yang dapat dilakuakn saat ini.
- Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
d) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan
berdasarkan daftar kegiatan yang dilakukan
- Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan.
- Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang
ia tetapkan
e) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan
- Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara
melakukannya).
- Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatn untuk
latihan dua kali per hari.
- Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap
kemajuan yang diperlihatkan pasien.
f) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan
- Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatihkan.
- Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktifitas.
- Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga.
- Beri kesempatan klien untuk mengungkapakan
perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan
b. STRATEGI KOMUNIKASI
SP 1 HARGA DIRI RENDAH (HDR)
1) Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik :
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Belia
Elfitriyani senang dipanggil abel, saya mahasiswa
keperawatan dari Universitas Andalas Padang, saya akan
merawat ibu dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti.
Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?”
b) Evaluasi/ Validasi :
“Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?, oo jadi ibu
merasa tidak berguna kalau dirumah?”
c) Kontrak :
- Topik :
Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang
perasaan ibu dan kemampuan yang ibu miliki? Setelah
itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu
dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa
kegiatan untuk kita latih .
- Waktu :
Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu?
bagaimana kalau 30 menit?
- Tempat :
Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana
kalau disini saja.
1) Fase Kerja
Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian ibu
terhadap diri ibu, tadi ibu mengatakan merasa tidak berguna
kalau dirumah. Apa yang menyebabkan ibu merasa demikian?
Jadi ibu merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua ibu,
apakah ada hal lain yang tidak menyenangkan yang ibu rasakan?
Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan teman-teman
setelah setelah ibu merasakan hidup ibu yang tidak berarti dan
tidak berguna?, oo jadi ibu menjadi malu dan malam, ada lagi
bu?. Tadi ibu mengatakan gagal dalam memenuhi keingina
orang tua. Sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita ibu?. Yang
mana saja harapan ibu yang sudah tercapai?. Bagaimana usaha
ibu untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
Agar dapat mencapai harapan-harapan ibu, mari kita sama-sama
menilai kemampuan yang ibu miliki untuk dilatih dan
dikembangkan. Coba ibu sebutkan kemampuan apa saja yang
ibu pernah miliki?, bagus apalagi bu? Kegiatan rumah tangga
yang bisa ibu lakukan? Bagus, apalagi bu?
Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu
miliki. Nah sekarang dari lima kemampuan yang ibu miliki
mana yang masih dapat dilakukan dirumah sakit? Coba kita lihat
yang pertama bisa bu? Yang kedua bu? ( sampai yang kegiatan
yang kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat kegiatan yang
masih dapat ibu lakukan dirumah sakit.
Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan
dirumah sakit, mana yang dilatih hari ini?. Baik mari kita latihan
merapikan tempat tidur, tujuannya agar ibu dapat meningkatkan
kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya.
Dimana kamar ibu?
Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan
kasurnya kita balik. Nah sekaramg kita pasang lagi seprainya.
Kita mulai dari arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya, tarik
dan masukan, lalu bagian pinggir dimasukan, sekarang ambil
bantal, rapikan dan letakkan dibagian atas kepala. Mari kita lipat
selimut. Nah letakkan dibagian bawah. Bagus . Menurut ibu
bagaiman perbedaan tempat tidur setelah dibersihakan
dibandingkan tadi sebelum dibersihakan.
2) Fase Terminasi
- Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan
tempat tidur?
- Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan
tempat tidur? Bagus.
- Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…pagi-pagi
setelah bangun tidur dan jam 4 setelah istiraht siang. Jika
ibu melakukannya tanpa diingatkan perawta ibu beri tanda
M, tapi kalau ibu merapikan tempat tidur dibantu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak
melakukannya ibu buat T.
- Kontrak
Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih
kemampuan ibu yang kedua.
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi
besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.
SP II HARGA DIRI RENDAH (HDR)
1) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan
saya? Sesuai janji saya kemarin saya datang lagi.
b) Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan
perasaan negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali berarti
perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.
Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya?,
boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi
sekali.
Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata ibu telah
melaukan kegiatan merapikan tempat tidur sesuai jadwal,
lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan
kegiatan merapikan tempat tidur secara terjadwal?
c) Kontrak :
- Topik :
Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan
yang kedua. Hari kita mau latihan cuci piring kan?
- Waktu :
Kita akan melakukan latihan cuci piring selamaa 30
menit bu
- Tempat :
Dimana tempat mencuci piringnya bu?
2) Fase kerja
Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu
perlengkapan untuk mencuci piring. Menurut ibu apa saja yang
kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya bagus, jadi
sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu
sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring. Selain itu
juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang telah kita
sabuni.
Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci
yang biasa ibu lakukan? Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum
kita mencuci piring pertama kita bersihkan pirimng dari sisa-
sisa makanan dan kita kumpulkan disuatu tempat atau tempat
sampah. Kemudian kita basahi piring dengan air, lalu sabuni
seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih
sampai piringnya tidak teras licin lagi. Kemudian kita letakkan
pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan gelas, maka
yang pertama kali kita cuci adalh gelasnya, setelah itu baru
piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus sekali, ibu telah
mencuci piring dengan cara yang baik. Menurut ibu bagaiman
perbedaan setelah piring dicuci dibandingkan tadi sebelum
piring belum dicuci?
3) Fase terminasi
- Evaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?
- Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci
piring yang baik bu? Bagus bu.
- Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 3 kali…setelah
selesei makan sarapan, siang dan malam ya bu. Jika ibu
melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M,
tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan
perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya
ibu buat T.
- Kontrak
Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih
kemampuan ibu yang ketiga.
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi
besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.
SP III HARGA DIRI RENDAH (HDR)
1) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan
saya? Sesuai janji saya kemarin saya datang lagi.
b) Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan
perasaan negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali berarti
perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.
Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang
merapikan tempat tidur sudah dikerjakan. Bagus sekali,
boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi
sekali.
Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita
lihat tempat cuci piringnya? B ersing sekali tidak ada piring
dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di rak piring.wah
ibu luar biasa smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal
lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan
kegiatan secara terjadwal?
c) Kontrak :
- Topik :
Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan
yang ketiga. Hari kita mau latihan menyapu kan?
Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih
menyapu sehingga ibu dapat menyapu dengan baik dan
merasakan manfaat dari kegiatan menyapu
- Waktu :
Kita akan melakukan latihan menyapu selamaa 30
menit bu
- Tempat :
Ibu mau menyapu dimana? Bagaimana kalau dikamar
ibu bu?
2) Fase kerja
Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk menyapu
lantai?, bagus sebelum mulai kita menyapu kita perlu
menyiapkan sapu dan pengki. Bagaimana cara menyapu yang
biasa ibu lakukan? Yah bagus jadi menyapu kita lakukan dari
arah sudut ruangan. Menyapu juga dilakukan dibawah meja dan
kursi, bila perlu meja dan kursinya digeser, agar dapat menyapu
pada bagian lantainya dengan lebih bersih. Begitu juga untuk
dibawah kolong tempat tidur perlu disapu. Mari kita mulai
berlatih bu?
Ya bagus sekali ibu menyapu dengan bersih. Menurut ibu
bagaiman perbedaan setelah ruangan ini disapu dibandingkan
tadi sebelum disapu?
3) Fase terminasi
- Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu?
- Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah menyapu yang
baik bu? Bagus bu.
- Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…jam berapa
ibu mau melakukannya ,jadi ibu mau melaukannya jam 8
pagi dan jam 5 sore. Jika ibu melakukannya tanpa
diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci
piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi
kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
- Kontrak
Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih
kemampuan ibu yang keempat.
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
- Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi
besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.
SP IV HARGA DIRI RENDAH (HDR)
1) Fase orientasi
- Salam terapeutik
Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan
saya? Sesuai janji saya kemarin saya datang lagi.
Evaluasi / validasi :
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan
perasaan negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali berarti
perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.
Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang
merapikan tempat tidur sudah dikerjakan. Bagus sekali,
boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali.
Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba
kita lihat tempat cuci piringnya? Bagus bersih sekali tidak
ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di rak
piring.
Bagaimana dengan menyapu? Bagus lantai kamar ibu juga
sudah bersih, wah ibu luar biasa smua kegiatan dikerjakan
sesuai jadwal.
lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan
secara terjadwal?
- Kontrak :
Topik :
Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang
keempat. Hari kita mau latihan mencuci pakaian kan? Tujuan
pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih menyapu sehingga
ibu dapat mencuci pakaian dengan baik dan merasakan
manfaat dari kegiatan menyapu
Waktu :
Kita akan melakukan latihan mencuci pakaian selamaa 30
menit bu
ü Tempat :
Mari bu kita ke kamar mandi?
2) Fase kerja
Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk mencuci
pakaian?, bagus sebelum mulai kita menyapu kita perlu
menyiapkan ember, deterjen, gundar kain. Bagaimana cara
mencuci pakaian yang biasa ibu lakukan? Yah bagus jadi
sebelum kita mencuci pakaian kita pisahkan pakaian yang
bewarna dengan pakain putih, kemudian masukan deterjen
secukupnya disesuaikan dengan jumlah baju dan tambahkan
air sampai adanya busa, masukan pakaian yang kotor tadi
rendam 10-15 menit. Setelah 10-15 menit kucek pakaian
sampai bersih, apabila ada noda yang tidak mau dikucek
maka ibu bisa mengunakan gundar. Kemudian bilas pakaian
sampai busanya hilang kemudian pakaian bisa dijemur. Ayo
kita cobakn bu Ya bagus sekali ibu mencuci pakaian dengan
bersih. Menurut ibu bagaiman perbedaan pakaian setelah
dicuci dibandingkan tadi sebelum dicuci?
3) Fase terminasi
Eavaluasi subjektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci pakaian?
Evaluasi objektif :
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci yang
baik bu? Bagus bu.
Rencana Tindak Lanjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau
berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali seminggu…hari
apa saja ibu mau melakukannya ,jadi ibu mau melaukannya
hari rabu dan minggu?. Jika ibu melakukannya tanpa
diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci
piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi
kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.
- Kontrak
Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk berbicara tentang
kebersihan diri ibu ya.
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya
Tempat :
Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi
besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w. Assalamualaikum
ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. 2012. Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.


Dermawan, R. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja. Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Yusuf, Ahmad. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai