Kelompok 3
OLEH:
Nama:
4. Rahmat Dude
7. Zohratul Katili
8. Karmilla Lihawa
9. Zenab Sore
A. Latar Belakang
yang paling baik dan sempurna. Manusia merupakan makhluk Allah Swt.
dengan wujud yang lengkap yakni jasmani dan ruhani, di samping itu
bahwa Allah Swt. Adalah zat yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Allah Swt.
Adalah zat yang Maha Pencipta. Dan tidak ada yang dapat menandingi ciptaan-
Nya.
dengan makhluk Allah Swt. Yang lain. Manusia mengemban misi atau tugas
yang sudah dikehendaki oleh Allah Swt., sang Pencipta. Salah satu misi
ketundukan. Hamba Allah adalah manusia yang taat, tunduk, dan patuh kepada
Allah. Jadi, sebagai hamba Allah manusia harus beribadah kepada Allah menjauhi
manusia harus dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan dan Allahpun tidak akan
ada-Nya.
B. Dasar hukum
Artinya: “12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS Al Mukminun : 12-14)
a. Kandungan ayat
Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan tentang proses
penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran modern mengetahui
proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim ibunya, Allah SWT sudah
terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut dalam Al Qur’an seperti dalam
surat Al Mukminun ayat 12-14.
Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan bahwa proses
penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase yaitu:
Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini dijelaskan dalam
sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari:
"Dari Anas bin Malik dari Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala
menugaskan satu Malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata, ‘Ya Rabb,
(sekarang baru) sperma. Ya Rabb, segumpal darah!, Ya Rabb, segumpal daging! ‘
Maka apabila Allah berkehendak menetapkan ciptaan-Nya, Malaikat itu bertanya,
‘Apakah laki-laki atau wanita, celaka atau bahagia, bagaimana dengan rizki dan
ajalnya? ‘ Maka ditetapkanlah ketentuan takdirnya selagi berada dalam perut
ibunya.” (HR. Bukhari)
diperkuat oleh ayat lainnya diantaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi:
Sedangkan dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa janin sebelum menjadi
manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu:
Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah,
termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau
mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi
selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia
juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi
vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah
yang menciptakan semua alam semesta ini.
Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT yang
menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air yang
hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk
menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk mulia
diantara makhluk lainnya.
3. Surat Al Baqarah : 30
a. Kandungan ayat
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah
di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia
diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti
tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya,
perikanannya dan segalanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang
ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu
semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi
benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang
beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
-Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil
-Allah) di bumi
-Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. -
-Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah
dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. “ (QS Al Hajj :5)
Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani.
Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah.
Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang keberadaannya dia
alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah
dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW.
Tentang proses kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an surat
Al Mukminun ayat 12 – 14
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al Mukminun : 12-14).
Tentang proses kejadian manusia ini juga dapat dilihat dalam pada QS As Sajadah
ayat 7 – 9 yang berbunyi:
Artinya : 7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8. kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina. 9. kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As-
Sajadah : 7 – 9)
Dalam hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia, beliau bersabda yang
artinya: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya
40 hari sebagai nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu pula (40 hari), lalu
sebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu
meniupkan ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari r.a dan
muslim)
Ketika masih berbentuk janin sampai umur empat bulan, embrio manusia belum
mempunyai ruh, karena baru ditiupkan ke janin itu setelah berumur 4 bulan (4X30
hari). Oleh karena itu, yang menghidupkan tubuh manusia itu bukan roh, tetapi
kehidupan itu sendiri sudah ada semenjak manusia dalam bentuk nutfah. Roh yang
bersifat immateri mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang disebut dengan akal
yang berpusat diotak, serta daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada.
Keduanya merupakan substansi dai roh manusia.
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua
peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-
upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1. Memakmurkan Bumi
2. Memelihara Bumi
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak
manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan
jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena
sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena
itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai
tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi.
Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi
sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).
Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu:
“Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti
kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4)
Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan
fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap
Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat
77 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS AL Qashash : 77)
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah
sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun. Beribadah berarti menyadari
dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti
kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
1. Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata
caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits
yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji
dan sebagainya.
2. Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang
diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam
konteks mencari keridhaan Allah SWT
Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT,
karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia,
mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin.
Sedankan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan
dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman
Allah SWT
yang artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan
masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah.
Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah
memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-
apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan
dengan ajaran Islam.
Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di
muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki
oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi,
baik dalam keadaan suka maupun duka.
Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada
Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti
bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan
keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga,
waktu, bahkan jiwa.
. E Kesimpulan
Manusia yang diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah yang harus
bisa bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena manusia sejak lahir sudah
mempunyai potensi-potensi (fitrah), maka dari itu, manusia harus dapat
mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya dengan baik agar dapat di
pertanggungjawabkan, karena manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di
bumi. hendaknya manusia berperilaku yang mencerminkan :
Untuk Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.
Untuk Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk yang
lain.
Untuk Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang dapat
menimbulkan kerusakan bagi siapapun.
Untuk Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan menghindari
pertikaian yang akan membawa kerusakan.
1. Proses penciptakan manusia berasal dari saripaƟ tanah, lalu air mani dalam
rahim, segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang yang dibungkus dengan
daging.
4. Tujuan diciptakannya jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah
kepada-Nya
Komentar:
Manusia yang pertama kali diturunkan oleh Allah swt. Adalah nabi
Adam dan Siti hawa. [Zohra katili]
Makalah ini dibuat agar kita bisa mengetahui proses penciptaan manusia.
[Karmila Lihawa]