Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Topografi diartikan sebagai bentuk dari permukaan bumi termasuk semua
bangunan yang dibangun oleh manusia di atas permukaan bumi ini. Pekerjaan –
pekerjaan teknik sangat memerlukan peta topografi sebagai dasar bagi ahli teknik
untuk menentukan pilihan perencanaan sampai dengan pilihan lokasi yang
terbaik. Peta topografi diperlukan sebelum pekerjaan perencanaan dimulai (Rais,
1978).
Perencanaan irigasi sangat ditentukan oleh pengukuran beda tinggi. Data
akhir pengukuran topografi dan saluran yang digunakan dalam perencanaan detail
saluran meliputi peta topografi, peta situasi, penampang memanjang dan
penampang melintang saluran (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Pengukuran ketinggian patok tetap meliputi patok Bench Mark (BM) dan
Control Point (CP) ditulis 3 (tiga) angka desimal, detail situasi serta ketinggian
detail profil melintang cukup ditulis 2 (dua) angka desimal (Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004).
Berdasarkan hal di atas maka penulis akan membahas tentang pengaruh
ketelitian hasil pengukuran topografi antara 2 dan 3 angka desimal terhadap profil
melintang, profil memanjang, Bill of Quantity/BOQ dan biaya konstruksi pada
saluran irigasi sekunder di Daerah Irigasi Gonggang Kabupaten Magetan.
Kabupaten Magetan berada di Provinsi Jawa Timur sebelah ujung barat
dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magetan secara
geografis berada sekitar 70 38' 30 " LS dan 1110 20' 30" BT dan mempunyai
potensi pada bidang pertanian serta pariwisata (BPS Kabupaten Magetan, 2012).
Penelitian ini dilakukan pada Daerah Irigasi Gonggang, Kabupaten
Magetan. Lokasi Daerah Irigasi Gonggang secara geografis berada pada 070 44’
19” LS dan 1110 15’ 14” BT dan berdasarkan administratifnya berada di
Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa
Timur. Daerah Irigasi Gonggang ini berada di bawah pengelolaan Kantor Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan, UPTD PPTM Gonggang Kejuron Poncol
di Kecamatan Poncol dan Kejuron Ngaglik di Kecamatan Parang (Anonim,
2012). Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Magetan membutuhkan Jasa
Konsultan untuk dapat melakukan pekerjaan survei topografi tersebut kemudian
disajikan dalam bentuk laporan. Uraian pekerjaan ini selanjutnya disebut
“PROYEK”.

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari Proyek Pemetaan Topografi untuk Pembangunan
Irigasi di Kabupaten Magetan.
1.2.2 Sasaran
Adapun sasaran dari Proyek Pemetaan Topografi untuk Pembangunan
Irigasi di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
1.3 Lingkup Pekerjaan dan Perencanaan
Lingkup pekerjaan Pemetaan Topografi terdiri dari survey, analisis data,
dan penyajian hasil. Adapun pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain:
1.3.1 Persiapan Pekerjaan
1. Persiapaan kantor di lapangan.
2. Pengumpulan dan review data, informasi, dokumen, dan peraturan
terkait.
3. Penyusunan rencana kerja.
4. Penyusunan Laporan Pendahuluan.

1.3.2 Koordinasi Perencanaan


1. Menyiapkan segala kebutuhan data dan informasi yang terkait
proses perencanaan.
2. Mengkoordinasikan hubungan pekerjaan antara pihak konsultan
dengan pihak pengguna jasa.
3. Pengaturan jadwal pelaksanaan yang telah disepakati.
4. Mengkoordinasikan waktu yang telah ditetapkan untuk percepatan
pembangunan.
5. Membuat laporan tahapan kemajuan pekerjaan.
1.3.3 Koordinasi Manajemen
1. Persiapan ruang rapat, ruang studio, dan ruang persentasi.
2. Penyediaan operator dan petugas.
3. Fasilitasi kegiatan rapat atau diskusi dan pembahasan secara berkala
serta dalam menerima pihak-pihak yang berkaitan dengan
pekerjaan.
4. Melakukan pemeriksaan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan
data-data dokumen.
1.3.4 Lingkup Kegiatan Teknis

1. Engineering Survey
 Survey lokasi, merupakan survey pendahuluan untuk
mengetahui kondisi lapangan, dan merencanakan titik-titik
kontrol yang akan diamati GPS.
 Survey Topografi adalah suatu metode untuk menentukan
posisi tanda-tanda (features) buatan manusia maupun alamiah
diatas permukaan tanah. Survei topografi juga digunakan
untuk menentukan konfigurasi medan (terrain).

2. Analisis data.
Pengolahan data pengukuran Topografi. Dari proses
pengamatan titik kontrol dan pengukuran topografi, hasil yang
didapatkan adalah data koordinat (E,N) dan data ketinggian (Z).

3. Penyajian hasil.
Hasil yang dihasilkan berupa peta topografi.
1.4 Keluaran, Hasil, dan Sistem Pelaporan
1.4.1 Indikator Keluaran
Indikator keluaran dari kegiatan Proyek Pemetaan Topografi untuk
Pembangunan Irigasi di Kabupaten Magetan.
1.4.2 Data Penunjang
Data penunjang adalah data yang berkaitan dengan produk-produk
kebijakan, produk tenis, dan perencanaan. Data penunjang yang dimaksud
adalah informasi, dokumen, produk rencana, peta-peta, peraturan
perundangan yang berkaitan dengan produk rencana.
1.4.3 Keluaran Yang Diharapkan
Berdasarkan survey akan data teknis dan proses pengolahan data-data
tersebut, konsultan diharapkan dapat memberikan keputusan teknis dalam
proses perencanaan, hal-hal yang harus dibuat oleh konsultan dalam
kegiatan ini adalah:
1. Laporan
2. Gambar
3. Spesifikasi Teknis (RKS)
4. Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ)
5. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1.4.4 Kegiatan Pelaporan
Untuk menghasilkan dokumen Detailed Engineering Design (DED)
pada Proyek Pemetaan Topografi untuk Pembangunan Irigasi di Kabupaten
Magetan, konsultan perencana harus melakukan lima kali laporan kepada
owner masing-masing dikerjakan dalam kurun waktu kurang lebih selama
dua bulan. Laporan tersebut adalah:
1. Laporan teknis dan tanggapan terhadap TOR
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Antara
4. Laporan Draft Akhir
5. Laporan Akhir
BAB II
METODELOGI

2.1 Penyediaan Peralatan


Penyediaan seluruh material dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, sebagai berikut:
a. Peralatan Survei topografi
 GPS geodetik
 Alat Total Station
 Waterpass
 Statif
 Rambu ukur
 Prisma
 Patok
 Perlengkapan lapangan (Daftar Ukur dan Sket)
b. Peralatan Administrasi
1. Komputer atau Laptop
2. Printer
3. Telepon
c. Perangkat Lunak
1. Microsoft office (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft
Power Point)
2. AutoCad
3. Google Earth
d. Alat pelindung diri sesuai kebutuhan dan memenuhi SNI
e. Dan peralatan lain yang dibutuhkan
2.2 Penyediaan Tenaga Kerja
Konsultan harus menyediakan tenaga kerja yang cukup dan sesuai
kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan keseluruhan proyek.
Adapun pada proyek ini untuk menjamin kualitas dan mutu pekerjaan maka
akan dipersyaratkan kualifikasi minimal tenaga kerja.

2.3 Pelaksanaan Survei Topografi


Tujuan kegiatan survei topografi adalah memberikan gambaran umum dan
pengenalan mengenai keadaan permukaan dasar tanah atau daratan. Adapun
KAK (Kerangka Acuan Kerja) dan survei topografi diuraikan pada sub-bab
dibawah ini.
2.3.1 Peninjauan Lapangan
Peninjauan lapangan ditujukan untuk mengetahui lokasi yang akan
disurvei. Hasil yang diperoleh dari peninjauan lapangan tersebut adalah:
1) Mengetahui lokasi titik Benchmark (BM) yang telah terpasang
sebagai titik acuan beserta nilai koordinat.
2) Mengetahui lokasi rencana pemasangan titik-titik kerangka utama
dan kerangka cabang dengan memperhatikan agar titik-titik
tersebut terhindar dari kemungkinan kerusakan, baik kerusakan
akibat pekerjaan reklamasi lahan maupun gangguan dari pihak
luar.
3) Mendapatkan strategi terbaik untuk pekerjaan survei dan
pemetaan yang akan diterapkan
4) Penjadwalan waktu dan pengaturan personil
2.3.2 Pemasangan Patok
Pemasangan patok adalah pekerjaan pematokan dilapangan sebagai
titik acuan koordinat pada saat pelaksanaan survei topografi di
lapangan. Pemasangan patok dilakukan untuk pembuatan kerangka
utama dan kerangka cabang.
2.3.3 Pematokan
a) Kerangka Utama
Pemasangan patok kerangka utama dilakukan sebelum pelaksanaan
pengukuran, termasuk kegiatan pengecoran beton rabat dan pengecatan
serta penomoran patok. Patok harus dipastikan berdiri tegak secara
vertical dengan menggunakan Waterpass Mistar. Patok-patok kerangka
utama tersebut nantinya akan digunakan untuk keperluan pengukuran
progres pekerjaan reklamasi lahan. Karena hal tersebut, maka pematokan
harus dilakukan pada tanah yang telah dipadatkan, diratakan, dan stabil
serta terjamin cukup kuat dan tidak mudah berubah atau miring.
b) Kerangka Cabang
Pematokan kerangka cabang dapat dilakukan sebelum pengukuran
maupun pada saat pengukuran. Saat patok ditanam, patok harus berdiri
secara vertical dan tidak miring. Penempatan maupun pengukuran
kerangka cabang harus terikat dikuedua ujungnya dengan patok kerangka
utama. Patok kerangka cabang dapat diikat dengan pita survei jika berada
dilakosai yang rimbun. Jumlah patok kerangka cabang mengikuti
kerapatan pemetaan di lapangan.
2.3.4 Pengukuran Titik Kerangka
a. Titik Kerangka Utama Horizontal.
Pada pengukuran titik kerangka utama horizontal memiliki
persyaratan, diantaranya adalah:
1) Metode yang digunakan adalah Metode Poligon Terbuka terikat
2) Titik kontrol dasar/Benchmark (BM)
3) Pengukuran sudut horizontal adalah 2 (dua) seri rangkap.
4) Minimal alat yang digunakan adalah Total Station (TS) atau yang
setara dengan ketelitian alat maksimal 3”.
b. Titik Kerangka Utama Vertikal.
Persyaratan pada pengukuran titik kerangka utama vertical diantaranya
adalah:
1) Metode yang digunakan adalah dengan cara sipat datar (Leveling).
2) Menggunakan alat Waterpass.
3) Pengukuaran beda tinggi dilakukan dengan cara pengukuran double
stan.
4) Jarak maksimum bidikan dari alat ke rambu belakang atau rambu
muka maksimum 20 meter.
5) Jumlah total jarak ke belakang dan jumlah total jarak ke muka harus
sama baik untuk pengukuran double stan untuk menghindari
kemiringan garis bidik, dengan perbedaan maksimum yang
diperbolehkan 5 meter.
6) Kedudukan rambu ukur saat dibidik gelembung nivo rambu harus
berada di tengah untuk menjaga agar rambu benar-benar tegak.
7) Jumlah stand (tempat alat berdiri) untuk double stan harus berjumlah
genap untuk menghindari kesalahan titik nol rambu ukur.
8) Bacaan benang bawah untuk setiap bidikan harus di atas 50 cm, untuk
menghindari refraksi.
9) Pada pengukuran pilar titik-titik kerangka utama, rambu ditempatkan
di atas pilar pada baut atau sekrup Ø 10 dan dicatat ketinggian pilar.
10) Selisih beda tinggi antara pengukuran double stan = 8 mm vD (D=
jarak dalam km)
c. Titik Kerangka Cabang Horizontal.
Pada pengukuran titik kerangka cabang horizontal memiliki persyaratan,
diantaranya adalah:
1) Metode yang digunakan adalah Metode Poligon Terbuka Terikat
Sempurna.
2) Titik kontrol dasar sebagai acuan kerangka cabang adalah titik
kerangka utama
3) Pengukuran sudut horizontal adalah 1 (satu) seri rangkap.
4) Minimal alat yang digunakan adalah Total Station (TS) atau yang
setara dengan ketelitian alat maksimal 3”.
d. Titik Kerangka Cabang Vertikal.
Pada pengukuran titik kerangka cabang vertikal memiliki persyaratan,
diantaranya adalah:
1) Selisih beda tinggi antara pengukuran double stan = 12 mm vD (D=
jarak dalam km)
2) Selain persyaratan pada nomor (1), metode, alat, dan cara pengukuran
sama dengan pengukuran kerangka utama vertical.
2.3.5 Pengolahan Titik Kerangka
a. Titik Kerangka Utama
Pada pengolahan titik kerangka utama memiliki persyaratan,
diantaranya adalah:
1) Metode pengolahan atau perhitungan menggunakan metode Bowdith.
2) Nilai toleransi kesalahan penutup sudut adalah 8” N (N= jumlah
sudut).
3) Nilai toleransi linier adalah 1:12.000.
b. Titik Kerangka Cabang
Persyaratan pengolahan titik kerangka cabang diantaranya adalah:
1) Metode pengolahan atau perhitungan menggunakan metode Bowdith.
2) Nilai toleransi kesalahan penutup sudut adalah 10” N (N= jumlah
sudut).
3) Nilai toleransi linier adalah 1:10.000
2.3.6 Pengukuran Detail Situasi
Pengukuran detail situasi minimal memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Minimal alat yang digunakan adalah Total Station (TS) atau yang
setara dengan ketelitian alat maksimal 10”.
b. Pengukuran detail situasi dilakukan dengan system lintasan (ray).
c. Lintasan (ray) dibuat dengan metode terikat sempurna pada titik
kerangaka utama atau cabang.
d. Pengukuran sudut polygon lintasan (ray) minimal dengan sudut
tunggal.
e. Jika diperlukan penambahan poligon turunan yang terikat sebagian
sebagai lintasan (ray), maksimal diperbolehkan membuat 2 (dua) titik
poligon dalam 1 rangkaian poligon turunan tersebut.
f. Kerapatan pengambilan data detail topografi disesuaikan dengan
kondisi terrain di tempat tersebut, yang harus dapat digunakan untuk
penurunan garis kontur 1 meter dengan ketelitian sebagai berikut: 90%
titik yang dicek harus mempunyai ketelitian tinggi <0.5 meter dan 10%
titik yang dicek mempunyai ketelitian tidak lebih besar dari 1 meter.
g. Unsur-unsur detail yang harus diukur meliputi unsur alam: sungai, alur
air, danau, genangan air, rawa, detail topografi dan unsur alam lainnya,
unsur buatan manusia: jalan, jalan setapak, jembatan, bangunan, saluran
air, bendungan, batas administrasi, nama kampung, desa, kecamatan dan
detail landuse serta detail lain yang dianggap perlu.
h. Untuk jalan dan sungai pengambilan data detail situasi dilakukan
pengukuran menyusuri jalan sungai tersebut.
i. Kerapatan antar titik maksimal adalah 10 m dan persyaratan lain yang
belum tertulis mengikuti standar umum pada pengukuran detail situasi
dengan skala 1:1000.
2.3.7 Pengolahan Detail Situasi
Pengolahan detail situasi minimal memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Metode yang digunakan adalaha metode Tachimetri.
b. Nilai toleransi kesalahan penutup sudut adalah 12” N (N= jumlah
sudut).
c. Nilai toleransi linier adalah 1:8.000.
d. Seluruh unsur detail yang diukur, koordinat, tinggi, dan atributnya
diproses dengan perangkat lunak dari Electronic Total Station (ETS)
yang digunakan dan disimpan dalam format (*dwg.) dan juga dibuat
tabel dengan menggunakan MS. Excel berupa nama titik untuk
kerangka dan nomor titik untuk pengukuran detail yang berisi data X,
Y, Z, dan nama Point.
e. Digital Terrain Model di”generate” dari data tinggi seluruh titik-titik
yang diukur menggunakan perangkat lunak AutoCAD LD.
f. Hal-hal lainnya, metode pengolahan data mengikuti standar yang umum
berlaku untuk survei dan pemetaan topografi skala 1:1000.
2.3.8. Proses Pemetaan Atau Kartografi
Kartografi merupakan proses finalisasi pemetaan topografi hasil
pemrosesan perangkat lunak TS dengan memperhatikan kaidah-kaidah
kartografi dan dikemas dalam format cetak (hardcopy) A0 berdasarkan
pembagian lembar peta dan sistem penomoran yang disetujui PT. Pupuk
Kaltim dan juga disimpan dalam format digital (softcopy). Legenda peta
seperti simbol, lambang, unsur, penamaan, dan atribut lainnya dalam peta
mengikuti Standar Nasional Indonesia yang berlaku. Pada proses
kartografi, peta akhir dilengkapi dengan informasi yang diperlukan
sebagai keterangan peta tersebut, yang terdiri dari:
a. Nama perusahaan pemilik peta.
b. Informasi geometris (harga koordinat pada grid-grid peta).
c. Petunjuk lembar peta.
d. Nama daerah.
e. Legenda untuk memperjelas peta/ informasi tepi peta.

f. Skala peta.
g. Arah utara Plan North dan arah utara True North serta selisihnya.
h. Judul peta.
i. Sistem referensi koordinat peta yang digunakan.
j. Sistem proyeksi peta yang digunakan.
k. Datum planimetri dan datum tinggi yang digunakan.
l. Bulan dan tahun peta dibuat.
Pembuat peta dan informasi lainnya yang diperlukan. Peta digital
(softcopy) final dibuat dalam dalam format (*dwg.) dengan system
layering untuk setiap unsur yang dipetakan. Garis kontur diproses
menggunakan perangkat lunak AutoCAD LD dan dibuat dalam layer
terpisah dari unsur/unsur lainnya.
2.3.9 Penyajian hasil survei topografi
Hasil yang harus diserahkan adalah:
1. Hardcopy peta topografi dalam format A0 ..................................3 Copy
2. Peta topografi dalam format digital (*dwg.) dalam CD ...............2 Copy
3. Tabel MS. Excel (X, Y, Z, Point, dan Keterangan) hasil survei dan
pemetaan dalam CD.................................................................... 2 Copy
4. Hasil dan perhitungan volume berupa Digital Terrain Model format
grid AutoCAD LD dalam CD .................................................... 2 Copy
5. Hardcopy gambar potongan-potongan (cross section) untuk setiap 10 m
............................................................................................... 3 Copy
6. Gambar potongan-potongan (cross section) untuk setiap 10 m dalam
format digital (*dwg.) dalam CD ............................................... 2 Copy
7. File raw data pengukuran traverse, sipat datar untuk kerangka utama,
kerangka cabang dan polygon situasi dalam CD. ...................... 2 Copy
8. Penghitungan koordinat titik-titik kerangka utama dan kerangka cabang
dalam CD .................................................................................... 2 Copy
9. Daftar koordinat titik-titik kerangka utama dan kerangka cabang dalam
CD………………………………………………………………2 Copy
10. Hardcopy plotting titik-titik kerangka utama, kerangka cabang dan
titik kontrol utama atau Benchmark (BM) skala 1: 1000............ 3 Copy

11. Laporan akhir/final .................................................................... 3 Copy


BAB III
JADWAL PELAKSANAAN

3.1 Jadwal Pelaksanaan


Adapun rencana pelaksanaan dan perencanaan dijabarkan dalam barchart
yang tertera di bawah ini. Konsultan berkewajiban dan terikat untuk
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam item
Ruang Lingkup Pekerjaan dalam jangka waktu 28 (dua puluh delapan)
minggu kalender setelah penandatanganan kontrak dengan Pemerintah
Kabupaten Magetan.
Tabel 3.1 jadwal Pelaksanaan

Tabel 3.2 Kurva S jadwal pekerjaan


BAB IV
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

4.1 Komposisi Tim dan Penugasan

Dalam proses perencanaan Proyek Pemetaan Topografi untuk Pembuatan


Irigasi Kabupaten Magetan diperlukan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang
berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu. Adapun tenaga ahli dan tenaga pendukung
yang dibutuhkan, jumlah, dan uraian pekerjaannya akan dijelaskan pada bab ini.

4.1.1 Struktur Organisasi

Sekertaris

Team Leader

Bendahara

Ahli Topografi

Surveyor Drafter

Tenaga Lokal
4.1.2 Kualifikasi Tenaga Ahli dan Pendukung
Untuk menjamin kualitas dan mutu PROYEK, maka kami memberikan
persyaratan personil Konsultan sebagai berikut:

a. Ketua Tim
Fungsi - 1 orang
- Memimpin dan mengkoordinir Tim Konsultan Survei
dalam
melaksanakan Pekerjaan;
- Mengkoordinir Tim Konsultan Survei dalam
menyelesaikan
permasalahan yang terkait dengan berbagai bidang
keahlian;
- Memeriksa hasil pekerjaan yang dihasilkan dari
masing-masing
anggota Tim Konsultan Survei;
- Bertanggung jawab penuh terhadap kualitas seluruh
hasil pekerjaan.
Kualifikasi S2 Teknik Geodesi untuk Proyek Sejenis minimal 10
Tahun
Pengalaman Menjadi Ketua Tim dalam Pekerjaan Konsultan
Perencana di bidang
survei dan investigasi perencanaan.

b. Ahli Geodesi
Fungsi -1 orang
- Memastikan peralatan telah terkalibrasi untuk PROYEK
ini
- Melakukan survei dan analisa Topografi
- Menjamin kualitas pengambilan data
- Membuat peta dasar
Kualifikasi S2 Teknik Geodesi dengan pengalaman kerja minimal 5
(lima) tahun atau setara.
Pengalaman Berpengalaman di bidang geodesi (survei topografi)

c. Tenaga Pendukung
Fungsi -11 orang
- Membantu Survei Engineer untuk melakukan kegiatan
survei, baik survei topografi

Kualifikasi STM pengalaman 3 (tiga) tahun.


Pengalaman Melakukan survei geofisika/geodetik serta melakukan
analisis di
bidang geofisika/geodetic

d. Draftman
Fungsi -2 orang
- Membuat gambar dari hasil survei yang telah dilakukan
Kualifikasi - STM/SLTA dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun

Pengalaman - Menangani gambar-gambar dibidang survei dan


pemetaan

e. Bendahara
Fungsi -1 orang
- mengatur keuangan
Kualifikasi - D3

Pengalaman - Pengalaman kerja selama 5 tahun dalam bidag keuangan


f. Sekretaris
Fungsi -2 orang
- untuk mengurus surat menyurat
Kualifikasi - D3 Ilmu informatika

Pengalaman -5 tahun pengalaman kerja dalam bidang sekretaris

g. Tenaga Lokal
Fungsi -11 orang
- Membantu tugas surveyor dalam melakukan pekerjaan
Kualifikasi -
Pengalaman -

4.2 Sistem Pelaporan


Laporan terdiri dari:
4.2.1 Laporan Mingguan
Laporan mingguan yang berisi: progres pekerjaan lapangan, hasil-hasil
pengukuran dan hitungan sementara, catatan pelaksanaan dan rencana untuk
minggu berikutnya.
4.2.2 Laporan Akhir/ Final
Laporan Final secara garis besar berisi:
a. Pendahuluan.
1) Lingkup Pekerjaan.
2) Personil, Peralatan.
b. Pelaksanaan.
1) Persiapan dan Pematokan
2) Pelaksanaan pekerjaan PROYEK dan perhitungannya
c. Hasil Pekerjaan.
1) Peta topografi, dan hasil SBP
Laporan Final secara garis besar berisi:
a. Pendahuluan.
1) Lingkup Pekerjaan.
2) Personil, Peralatan.
b. Pelaksanaan.
1) Persiapan dan Pematokan
2) Pelaksanaan pekerjaan PROYEK dan perhitungannya
c. Hasil Pekerjaan.
1) Peta topografi, dan hasil SBP
BAB V
JADWAL PENUGASAN PERSONIL

5.1 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli


Table 6.1 Jumlah Klasfikasi Tenaga Ahli
No Personil Jumlah Jabatan Kegiatan Orang/Bulan
1 Team Leader 1 Team Leader Penuh waktu 1
2 Ahli Topografi 1 Anggota Penuh waktu 1

Tabel 6.2 jadwal penugasan Tenaga Ahli

Tabel 6.3 Jumlah Klasifikasi Tenaga Pendukung


No Personil Jumlah Jabatan Kegiatan Orang/Bulan
1 Surveyor 11 Anggota Paruh waktu 1
2 Drafter 2 Anggota Paruh waktu 1
3 Sekretaris 1 Anggota Penuh waktu 1
4 Bendahara 1 Anggota Penuh waktu 1
5 Tenaga Lokal 11 Anggota Penuh waktu 1
Tabel 6.4 Jadwal Penugasan Tenaga Pendukung
BAB VI
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

6.1 Anggaran dana tenaga ahli :

6.2 Anggaran dana pemasangan BM

6.3 Anggaran dana pengukuran GPS


6.4 Anggaran Dana Pengukuran Titik Kontrol vertical dan Horizontal

Keterangan :
 9 surveyor dengan asumsi mampu mengukur 9 ha per hari.
 Uang makan untuk 3 kali makan.
 1 set alat ukur sama dengan keterangan alat yang di gunakan.
 Tenaga lokal bekerja untuk membantu proses pengukuran.

6.5 Anggaran dana pengukuran situasi

6.6 Anggaran Dana Draftman


6.7 Anggaran Dana Sekretaris dan Bendahara

6.8 Anggaran Dana Lain-lain

6.9 Total seluruh Anggaran Biaya

Anda mungkin juga menyukai