PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Topografi diartikan sebagai bentuk dari permukaan bumi termasuk semua
bangunan yang dibangun oleh manusia di atas permukaan bumi ini. Pekerjaan –
pekerjaan teknik sangat memerlukan peta topografi sebagai dasar bagi ahli teknik
untuk menentukan pilihan perencanaan sampai dengan pilihan lokasi yang
terbaik. Peta topografi diperlukan sebelum pekerjaan perencanaan dimulai (Rais,
1978).
Perencanaan irigasi sangat ditentukan oleh pengukuran beda tinggi. Data
akhir pengukuran topografi dan saluran yang digunakan dalam perencanaan detail
saluran meliputi peta topografi, peta situasi, penampang memanjang dan
penampang melintang saluran (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Pengukuran ketinggian patok tetap meliputi patok Bench Mark (BM) dan
Control Point (CP) ditulis 3 (tiga) angka desimal, detail situasi serta ketinggian
detail profil melintang cukup ditulis 2 (dua) angka desimal (Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004).
Berdasarkan hal di atas maka penulis akan membahas tentang pengaruh
ketelitian hasil pengukuran topografi antara 2 dan 3 angka desimal terhadap profil
melintang, profil memanjang, Bill of Quantity/BOQ dan biaya konstruksi pada
saluran irigasi sekunder di Daerah Irigasi Gonggang Kabupaten Magetan.
Kabupaten Magetan berada di Provinsi Jawa Timur sebelah ujung barat
dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magetan secara
geografis berada sekitar 70 38' 30 " LS dan 1110 20' 30" BT dan mempunyai
potensi pada bidang pertanian serta pariwisata (BPS Kabupaten Magetan, 2012).
Penelitian ini dilakukan pada Daerah Irigasi Gonggang, Kabupaten
Magetan. Lokasi Daerah Irigasi Gonggang secara geografis berada pada 070 44’
19” LS dan 1110 15’ 14” BT dan berdasarkan administratifnya berada di
Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa
Timur. Daerah Irigasi Gonggang ini berada di bawah pengelolaan Kantor Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan, UPTD PPTM Gonggang Kejuron Poncol
di Kecamatan Poncol dan Kejuron Ngaglik di Kecamatan Parang (Anonim,
2012). Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Magetan membutuhkan Jasa
Konsultan untuk dapat melakukan pekerjaan survei topografi tersebut kemudian
disajikan dalam bentuk laporan. Uraian pekerjaan ini selanjutnya disebut
“PROYEK”.
1. Engineering Survey
Survey lokasi, merupakan survey pendahuluan untuk
mengetahui kondisi lapangan, dan merencanakan titik-titik
kontrol yang akan diamati GPS.
Survey Topografi adalah suatu metode untuk menentukan
posisi tanda-tanda (features) buatan manusia maupun alamiah
diatas permukaan tanah. Survei topografi juga digunakan
untuk menentukan konfigurasi medan (terrain).
2. Analisis data.
Pengolahan data pengukuran Topografi. Dari proses
pengamatan titik kontrol dan pengukuran topografi, hasil yang
didapatkan adalah data koordinat (E,N) dan data ketinggian (Z).
3. Penyajian hasil.
Hasil yang dihasilkan berupa peta topografi.
1.4 Keluaran, Hasil, dan Sistem Pelaporan
1.4.1 Indikator Keluaran
Indikator keluaran dari kegiatan Proyek Pemetaan Topografi untuk
Pembangunan Irigasi di Kabupaten Magetan.
1.4.2 Data Penunjang
Data penunjang adalah data yang berkaitan dengan produk-produk
kebijakan, produk tenis, dan perencanaan. Data penunjang yang dimaksud
adalah informasi, dokumen, produk rencana, peta-peta, peraturan
perundangan yang berkaitan dengan produk rencana.
1.4.3 Keluaran Yang Diharapkan
Berdasarkan survey akan data teknis dan proses pengolahan data-data
tersebut, konsultan diharapkan dapat memberikan keputusan teknis dalam
proses perencanaan, hal-hal yang harus dibuat oleh konsultan dalam
kegiatan ini adalah:
1. Laporan
2. Gambar
3. Spesifikasi Teknis (RKS)
4. Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ)
5. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1.4.4 Kegiatan Pelaporan
Untuk menghasilkan dokumen Detailed Engineering Design (DED)
pada Proyek Pemetaan Topografi untuk Pembangunan Irigasi di Kabupaten
Magetan, konsultan perencana harus melakukan lima kali laporan kepada
owner masing-masing dikerjakan dalam kurun waktu kurang lebih selama
dua bulan. Laporan tersebut adalah:
1. Laporan teknis dan tanggapan terhadap TOR
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Antara
4. Laporan Draft Akhir
5. Laporan Akhir
BAB II
METODELOGI
f. Skala peta.
g. Arah utara Plan North dan arah utara True North serta selisihnya.
h. Judul peta.
i. Sistem referensi koordinat peta yang digunakan.
j. Sistem proyeksi peta yang digunakan.
k. Datum planimetri dan datum tinggi yang digunakan.
l. Bulan dan tahun peta dibuat.
Pembuat peta dan informasi lainnya yang diperlukan. Peta digital
(softcopy) final dibuat dalam dalam format (*dwg.) dengan system
layering untuk setiap unsur yang dipetakan. Garis kontur diproses
menggunakan perangkat lunak AutoCAD LD dan dibuat dalam layer
terpisah dari unsur/unsur lainnya.
2.3.9 Penyajian hasil survei topografi
Hasil yang harus diserahkan adalah:
1. Hardcopy peta topografi dalam format A0 ..................................3 Copy
2. Peta topografi dalam format digital (*dwg.) dalam CD ...............2 Copy
3. Tabel MS. Excel (X, Y, Z, Point, dan Keterangan) hasil survei dan
pemetaan dalam CD.................................................................... 2 Copy
4. Hasil dan perhitungan volume berupa Digital Terrain Model format
grid AutoCAD LD dalam CD .................................................... 2 Copy
5. Hardcopy gambar potongan-potongan (cross section) untuk setiap 10 m
............................................................................................... 3 Copy
6. Gambar potongan-potongan (cross section) untuk setiap 10 m dalam
format digital (*dwg.) dalam CD ............................................... 2 Copy
7. File raw data pengukuran traverse, sipat datar untuk kerangka utama,
kerangka cabang dan polygon situasi dalam CD. ...................... 2 Copy
8. Penghitungan koordinat titik-titik kerangka utama dan kerangka cabang
dalam CD .................................................................................... 2 Copy
9. Daftar koordinat titik-titik kerangka utama dan kerangka cabang dalam
CD………………………………………………………………2 Copy
10. Hardcopy plotting titik-titik kerangka utama, kerangka cabang dan
titik kontrol utama atau Benchmark (BM) skala 1: 1000............ 3 Copy
Sekertaris
Team Leader
Bendahara
Ahli Topografi
Surveyor Drafter
Tenaga Lokal
4.1.2 Kualifikasi Tenaga Ahli dan Pendukung
Untuk menjamin kualitas dan mutu PROYEK, maka kami memberikan
persyaratan personil Konsultan sebagai berikut:
a. Ketua Tim
Fungsi - 1 orang
- Memimpin dan mengkoordinir Tim Konsultan Survei
dalam
melaksanakan Pekerjaan;
- Mengkoordinir Tim Konsultan Survei dalam
menyelesaikan
permasalahan yang terkait dengan berbagai bidang
keahlian;
- Memeriksa hasil pekerjaan yang dihasilkan dari
masing-masing
anggota Tim Konsultan Survei;
- Bertanggung jawab penuh terhadap kualitas seluruh
hasil pekerjaan.
Kualifikasi S2 Teknik Geodesi untuk Proyek Sejenis minimal 10
Tahun
Pengalaman Menjadi Ketua Tim dalam Pekerjaan Konsultan
Perencana di bidang
survei dan investigasi perencanaan.
b. Ahli Geodesi
Fungsi -1 orang
- Memastikan peralatan telah terkalibrasi untuk PROYEK
ini
- Melakukan survei dan analisa Topografi
- Menjamin kualitas pengambilan data
- Membuat peta dasar
Kualifikasi S2 Teknik Geodesi dengan pengalaman kerja minimal 5
(lima) tahun atau setara.
Pengalaman Berpengalaman di bidang geodesi (survei topografi)
c. Tenaga Pendukung
Fungsi -11 orang
- Membantu Survei Engineer untuk melakukan kegiatan
survei, baik survei topografi
d. Draftman
Fungsi -2 orang
- Membuat gambar dari hasil survei yang telah dilakukan
Kualifikasi - STM/SLTA dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun
e. Bendahara
Fungsi -1 orang
- mengatur keuangan
Kualifikasi - D3
g. Tenaga Lokal
Fungsi -11 orang
- Membantu tugas surveyor dalam melakukan pekerjaan
Kualifikasi -
Pengalaman -
Keterangan :
9 surveyor dengan asumsi mampu mengukur 9 ha per hari.
Uang makan untuk 3 kali makan.
1 set alat ukur sama dengan keterangan alat yang di gunakan.
Tenaga lokal bekerja untuk membantu proses pengukuran.