Teori Penciptaan Laba
Teori Penciptaan Laba
Laba mempunyai fungsi yang penting dalam suatu perekonomian perdagangan bebas seperti
yang kita miliki. Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output
industri lebih banyak. Laba yang tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk
meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri dalam jangka
panjang. Sebaliknya, laba yang rendah atau kerugian merupakan tanda bahwa konsumen
menginginkan komoditas lebih sedikit atau metode produksinya tidak efisien. Jadi, keuntungan
memberikan insentif bagi sebagian perusahaan untuk meningkatkan efisiensi atau
memproduksi komoditas lebih sedikit, dan bagi sebagian perusahaan yang lain untuk
meninggalkan industri tersebut dan masuk ke industri yang lebih menguntungkan. Oleh karena
itu, laba memberikan sinyal yang penting untuk realokasi sumber daya yang dimiliki
masyarakat sebagai cerminan perusahaan dalam selera konsumen dan permintaan sepanjang
waktu.
Dari tabel tersebut produsen akan menjual produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat
selisih antara TR dan TC adalah yang paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi
di pasaran sebesar 5, maka produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu
sebesar 7,5.
3. Pendekatan Rata-rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan
antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah
laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan secara
matematis π=(P-AC).Q.
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P)
lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P
sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC.
Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P=AC.
Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P
lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi
pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual sebanyak-
banyaknya(maximum Selling) Agar laba (π) makin besar.
Tujuan memahami teknik optimasi laba
Optimisasi Ekonomi adalah kemungkinan penyelesaian terbaik dari masalah. Optimisasi dalam
hal ini maksudnya kita harus mampu menentukan langkah bagaimana penyelesaianterbaik dari
setiap masalah. Dalam optimisasi ekonomi ada 2 masalah pokok yang akan dibahas yaitu:
1. Maksimisasi nilai perusahaan
Dalam ekonomi manajerial, tugas pokok manajemen adalah untuk memaksimumkan
nilai perusahaan.
2. Metode penyajian hubungan ekonomi
Hubungan-hubungan ekonomi disajikan dalam bentuk:
1. Persamaan
TR=PxQ
TR: Total revenue (total penerimaan) pada suatu periode
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan:
Desain produk
Strategi pemasaran
Harga jual produk
Kondisi ekonomi secara umum
Tingkat persaingan yang terjadi
2. Tabel
3. Grafik
Pengambilan keputusan manajerial merupakan proses penentuan solusi terbaik dari berbagai
alternatif solusi terhadap suatu masalah tertentu. Manajer menggunakan alat ekonomi
manajerial untuk membantu dalam proses menemukan keputusan tindakan yang terbaik.
Sedangkan keputusan optimal adalah tindakan yang memberikan hasil yang paling konsistn
dengan tujuan pengambilan keputusan.
Hubungan antara produk total, produk rata rata dan produk marginal
Terdapat keterkaitan antara perkembangan produk total, produk rata-rata serta produk marjinal.
Tahapan kenaikan produk total awalnya diikuti dengan kenaikan produk rata-rata, hingga
penggunaan faktor produksi tertentu akan diikuti penurunan produk rata-rata. Begitu juga tahap
kenaikan produk total diikuti kenaikan produk marjinal hingga pada titik balik fungsi produk
total, selanjutnya akan diikuti penurunan kurva produk marjinal.
Gambar di bawah ini menawarkan tahap-tahap produksi yang bekerjasama dengan insiden
aturan kenaikan hasil yang makin berkurang. Gambar (A) melukiskan kurva produksi total
(PT) yang bergerak dari 0 menuju B, C dan M. Gambar (B) melukiskan sifat-sifat dan gerakan
produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Kedua gambar ini bekerjasama erat.
Pada ketika kurva TP mulai berubah arah pada titik balik B (inflection point) maka kurva MP
mencapai titik maksimum. Itulah batas dimana aturan kenaikan hasil yang semakin berkurang
mulai berlaku. Kalau produk rata-rata pada banyak sekali tingkat pemakaian faktor itu diikuti,
maka terlihatlah bahwa produk rata-rata itu mula-mula naik dan sehabis mencapai maksimum
kemudian mulai turun.
Secara teoritis produk rata-rata itu akan mencapai nol apabila pemakaian faktor produksi sudah
tak terhingga banyaknya. Di dalam praktek hal ini tidak akan mungkin terjadi, alasannya ialah
siapakah yang akan menggunakan faktor produksi dalam jumlah yang tak terhingga.
Karena kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal diturunkan dari kurva produk total,
maka sudahlah niscaya diantara ketiga kurva-kurva itu terdapat suatu kekerabatan tertentu.
Bentuk dari kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal akan tergantung dari bentuk
kurva produk total.
Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses produksi berubah,
maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal juga akan berubah.
Untuk jelasnya kekerabatan ketiga kurva tersebut di atas akan ditunjukkan dengan tabel 3. Dari
tabel 3 dan gambar diatas kekerabatan antara produk total, produk rata-rata dan produk
marginal sanggup disimpulkan sebagai berikut:
1. Mula-mula produk total mengalami kenaikan dengan perhiasan hasil yang semakin
meningkat hingga mencapai titik balik B. Saat itu ditandai peningkatan produk
marginal hingga mencapai maksimum pada B’; produk rata-rata juga terus naik dan
berada di bawah produk marginal. Titik B inilah batas perubahan arah kurva produk
total dari cekung menjadi cembung terhadap garis horizontal.
2. Setelah titik B, produk total mengalami kenaikan hasil yang berkurang; produk
marginal mulai turun. Pada ketika ini produk rata-rata masih naik (dan masih berada di
bawah produk marginal) hingga mencapai maksimum di titik C’. Pada waktu produk
rata-rata mencapai maksimum di titik C’, produk marginal sama besarnya dengan
produk rata-rata. Hal ini disebabkan pada titik C besarnya tangen ∝ = OY2/OX2
sekaligus sama dengan kemiringan kurva produk total, yang berarti produk rata-rata
sama dengan produk marjinal. Setelah titik maksimum C’, produk rata-rata mulai turun
tapi kini terletak di atas produk marginal. Berarti produk rata-rata menjadi lebih besar
dari pada produk marjinal.
3. Pada waktu produk total mencapai maksimum di titik M, produk marginal sama dengan
nol terlihat dari kemiringan kurva produk total yang sejajar dengan garis horizontal.
Pada ketika itu produk rata-rata tetap bernilai positif.
4. Setelah produk total melewati titik maksimum M, selanjutnya kurva produk total mulai
turun hal ini diikuti nilai produk marjinal yang negatip, sedang produk rata-rata tetap
bernilai positif.