Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

1. Faktor Pendapatan
Jika pendapatan pembeli atau konsumen meningkat maka permintaan terhadap barang atau jasa
cenderung akan bertambah, sebaliknya, bila pendapatan menurun maka permintaan terhadap
barang dan jasapun akan berkurang.
2. Faktor Harga Barang/Jasa
Faktor ini sangat mempengaruhi jumlah permintaan barang atau jasa itu sendiri, apabila harga
suatu barang atau jasa tersebut akan turun. Dan sebaliknya, bila permintaan turun maka harga
akan naik.
3. Faktor Intensitas Kebutuhan
Fakor ini medesak tidaknya suatu kebutuhan, bila kebutuhan akan barang atau jasa bersifat
mendesak maka permintaan akan meningkat.
4. Faktor Selera
Selera menjadi salah satu penyebab menigkatkan suatu barang dan jasa. Misalnya banyak orang
yang lebih menyukai buah apel yang berwarna hijau daripada buah apel yang berwarna merah.
5. Faktor Jumlah Penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk, otomatis yang semakin kecil akan menambah permintaan.
Sebaliknya, jumlah penduduk dapat mengurangi pemintaan. Jumlah penduduk dapat berkurang
dengan berbagai cara diantarannya karena bencana alam dan peperangan. Dengan jumlah
penduduk yang semakin menigkat bisa menambah kebutuhan terhadap beberapa fasilitas yang
mendukung kehidupan mereka. Contoh: fasilitas kesehatan, lapangan kerja dan pendidikan.
6. Faktor Perkiraan Harga pada Masa yang Akan Datang
Pada saat memperkirakan harga akan naik pada masa yang akan datang yang membuat
konsumen akan cepat menambah permintaanya sebelum harga betul-betul akan menjadi naik.
Sebaliknya, jika diperkirakan harga akan turun, konsumen censerung mengurangi permintaanya
sambil menunggu harga benar-benr turun. Contoh: adanya dugaan kenaikan harga bahan bakar
minyak menyebabkan banyak konsumen antri di SPBU untuk memperoleh bensin atau solar
yang lebih banyak.
7. Faktor Perkiraan Pendapatan pada Masa yang Akan Datang
Jika diperkirakan pendapatan akan naik pada masa yang akan datang maka konsumen akan lebih
berani menambah permintaanya. Sebaliknya bila pendapatan diperkirakan akan turun maka
konsumen akan mengurangi permintaanya.
8. Faktor Harga Barang Substitusi
Jika harga barang pengganti (sibstusi) urun, maka permintaan terhadap barang yang digantikan
akan turun, karena orang akan beralih membeli barang pengganti (substitusi). Contoh: laptop
digunakan sebagai pengganti computer, pada saat harga laptop turun maka orang akan lebih
banyak membeli laptop dibandingkan computer, dengan begitu permintaan terhadap computer
akan menurun.
9. Faktor Harga Barang Komplementer (Perlengkapan)
Pertalite merupakan barang komplementer bagi sepeda motor . Jika harga pertalite naik maka
permintaan untuk sepeda motor akan turun. Sebaliknya jika harga pertamax turun maka
permintaan terhadap sepeda motor akan naik.
10. Faktor Promosi
Jika promosi terhadap suatu barang atau jasa dilakukan secara terus menerus dan menarik maka
permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan meningkat. Sebaliknya, bila promosi sedikit
dan kurang menarik maka permintaan umumnya akan susah meningkat.

METODE OPTIMASI : BENCHMARKING


Benchmarking (perbandingan) adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam
manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana perusahaan mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap perusahaan lain yang sejenis untuk mengetahui bagaimana
perusahaan lain dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran.
Dari hasil benchmarking ini, kemudian perusahaan dapat memperoleh gambaran
mengenai kondisi kinerja perusahaan sehingga dapat memperbaiki atau mungkin meniru cara
kinerja perusahaan lain yang sejenis.
Perusahaan yang hendak melakukan benchmarking sebelumnya harus (1) memilih suatu
proses yang ingin diperbaiki oleh perusahaan dan mengidentifikasi beberapa perusahaan lain
yang dapat mengerjakannya dengan lebih baik, dan (2) mengirim utusan pembanding yang
terdiri dari orang yang akan membuat perubahan.
Perbandingan dipercaya dapat mengurangi biaya secara drastis. Hal ini didasarkan pada
perusahaan yang lebih memilih mencari “analogi yang berguna” dari perusahaan lain untuk
memecahkan masalah yang dihadapi daripada mencari perbaikan operasional dengan cara coba-
coba.

Contoh dari penerapan Benchmarking pada Xerox, Ford, dan Exxon-Mobil

Xerox Corporation adalah perusahaan global Amerika yang menjual produk dan layanan
dokumen cetak dan digital di lebih dari 160 negara. Xerox menyadari bahwa perusahaan Jepang
menjual mensin fotocopi lebih murah daripada biaya produksi Xerox. Setelah Xerox melakukan
benchmarking ke Jepang, ternyata biaya produksi Jepang memang jauh lebih rendah daripada
biaya produksi Xerox. Kemudian Xerox meniru produsen Jepang dan memperoleh kembali
pangsa pasar yang hilang sebelumnya.
Ford Taurus juga merupakan hasil dari benchmarking yang dilakukan Ford pada beberapa
perusahaan pesaing. Awalnya Ford mengidentifikasi mobil pesaing yang sebagian besar mobil
Jepang yang memiliki ciri-ciri yang penting bagi pembeli mobil. Kemudian Ford membuat mobil
Taurus yang menggabungkan ciri-ciri tersebut dengan meniru metode produksi yang dilakukan
pesaing dan dengan harga kompetitif. Beberapa tahun kemudian, Taurus didesain ulang yang
didasarkan pada benchmarking dari Chevy Lumina, Honda Accord, Nissan’s Maxima, dan
Pontiac Grand Prix.
Perusahaan Exxon-Mobil, bermarkas di Texas, adalah sebuah perusahaan penghasil dan
pengecer minyak. Untuk mengurangi waktu di pompa bensin, Exxon-Mobil melakukan
benchmarking cepat dengan mempelajari Home Depot untuk mengetahui kenapa pelanggannya
sangat loyal dan Team Penske dalam meminimumkan waktu di sirkuit balap. Dari analogi
tersebut menghasilkan Speed Pass, yaitu sistem kredit baru dengan melambaikan tangan di
pompa bensin dari mobil yang menghemat waktu para pelanggan di pompa bensin sehingga
loyalitas pelanggan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai