Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

D DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG
INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD RAA SOEWONDO PATI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat dan Kritis

Dosen Pembimbing :
Ns. Yuni Dwi Hastuti S.Kep.,M.Kep

Pembimbing Klinik :
Rina Asrinie S.Kep

Disusun oleh:
Niswatul Imtinan Firstayude (22020116140055)
A.16.2

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri
(Karendehi & Bidjuni, 2015). Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan yang aktual maupun
potensial, atau yang di gambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Meliala &
Suryamiharja, 2007)
Hingga saat ini nyeri tercatat sebagai keluhan yang paling banyak membawa
pasien keluar masuk untuk berobat ke Rumah Sakit, diperkirakan prevalensi nyeri
kronis adalah 20% dari populasi dunia, di Eropa tercatat jumlah pasien nyeri sebanyak
55% (JMJ, 2014). (Lumunon , Sengkey, & Angliadi, 2015), melaporkan prevalensi
nyeri akut di inggris mencapai 42% dengan angka kejadian pada pria sebanyak 17%
dan wanita sebanyak 25%
Perawat dengan menggunakan pengetahuannya dapat mengatasi masalah nyeri
baik secara mandiri maupun kolaboratif dengan menggunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan farmakologi dan pendekatan non farmakologi (Saifullah, 2015).
Pendekatan farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri
terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung berjam-jam atau bahkan
berhari-hari. Terapi farmakologis seperti obat-obatan analgetik atau pereda nyeri
memiliki efek samping seperti depresi, sedasi, mual muntah dan konstipasi. Tujuan dari
penatalaksanaan nyeri adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pasien dengan efek samping seminimal mungkin (Bare & Smeltzer,
2002)
Menurut data yang didapat dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal
5 November 2019, didapati Tn. D masuk IGD Rumah Sakit Umum Daerah RAA
Soewondo Pati tanggal 5 November 2019 pukul 10.19 WIB dengan keluhan nyeri dada
dan sesak napas selama 2 minggu terakhir. Tn. D mengatakan sesak dan nyeri akan
membaik jika istirahat dan merubah posisi. Tn. D mengatakan nyeri dirasakan saat
batuk. Tn. D memiliki riwayat hipertensi. Tn. D menagatakn nyeri pada bagian seluruh
dada hilang timbul selama 10 – 15 menit dengan skala 5. Dari pemaparan tersebut perlu
adanya penanganan lebih lanjut mengenai nyeri yang dirasakan oleh Tn. D

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan Klien dengan masalah keperawatan
Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera Biologis pada pasien STEMI di
Instalasi Gawat Darurat RSUD RAA Soewondo Pati
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi, karakteristik, kondisi terkait, faktor yang berhubungan
dari diagnose keperawatan Nyeri pada pasien dengan STEMI
b. Melaksanakan pengkajian pada pasien STEMI dengan diagnose keperawatan
Nyeri
c. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan Nyeri pada pasien STEMI
d. Mengidentifikasi intervensi keperawatan Nyeri pada pasien STEMI
e. Mengidentifikasi implementasi keperawatan Nyeri pada pasien STEMI
f. Mengidentifikasi evaluasi diagnose keperawatan dan intervensi keperawatan
Nyeri pada pasien STEMI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain): awitan
yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan (Nurarif & Kusuma, 2015)

2. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


a. Agens Cedera Biologis
Agens cedera biologis adalah agens agens penyebab nyeri yang disebabkan karena
rusaknya fungsi organ atau jaringan pada tubuh. seperti contohnya infeksi,
iskemik, dan neoplasma. Rusaknya fungsi organ akan mendesak jaringan sekitar
dan menekan sel saraf, sehingga saraf akan melepaskan mediator kimiawi seperti
histamine, bradykinin dan prostaglandin. (Bahrudin, 2017)
b. Agens Cedera Kimiawi
Agens cedera kimiawi adalah agens agens penyebab nyeri yang disebabkan oleh
bahan / zat kimia, seperti contohnya minuman berakohol. Zat asetaldehida yang
berada di dalam alcohol dapat mempengaruhi mitokondria dan mengakibatkan
kegagalan fungsi kinerja jantung terhadap proses metabolisme tubuh secara
langsung, terutama dalam mempengaruhi proses pembentukan protein yang
berdampak pada kurangnya kinerja jantung sehingga mengakibatkan jantung tidak
dapat memompa darah yang cukup untuk di salurkan keseluruh tubuh, salah
satunya ke pembuluh darah jantung. Sehingga pembuluh darah pada jantung akan
kekurangan oksigen dan mengakibatkan nyeri pada dada (Tritama, 2015)
c. Agens Cedera Fisik
Agens cedera fisik adalah nyeri yang disebabkan oleh trauma fisik.. abses,
amputasi, luka bakar, terpotong dan lainnya. Saat tubuh terjadi truma fisik, impuls
nyeri akan mengaktifkan reseptor nyeri dan merangsang sel mast untuk
menghasilkan histamine, bradykinin, dan prostaglandin. (Bahrudin, 2017)

3. KERANGKA PIKIR NURSING FENOMENA


Hipertensi

Endapan lipoprotein di pembuluh darah

Aterosklerosis

Penyempitan/ obstruksi arteri koroner

Suplai darah ke miokard 

Suplai dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Jaringan miokard iskemik

Kontraktilitas miokard  Metabolisme Anaerob

Kelemahan miokard Timbunan Asam Laktat

Volume akhir diastolic ventrikel kiri  Nyeri

Tekanan atrium kiri 

Tekanan vena pulmonalis 

Hipertensi kapiler paru

Edema paru
Gangguan pertukaran gas

Sumber : Darliana, D. (2010). Manajemen Pasien ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) .


Idea Nursing Journal, 1(1), 14 - 20.

Anda mungkin juga menyukai