Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS BREAK EVEN POINT

SEBAGAI ALAT PERENCANAAN PENJUALAN


PADA TINGKAT LABA YANG DIHARAPKAN
(Studi Kasus pada Perhutani Plywood Industri Kediri Tahun 2013-2014)

Vivin Ulfathu Choiriyah


Moch. Dzulkirom AR.
Raden Rustam Hidayat
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: vivin_ulfathu@ymail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the sales planning on anticipated profit levels and to determine the distribution
ot the sales of each product to achieve the expected profit by using analysis Break Even Point. This analysis
is one tool used by management companies for help in knowing how big a certain level of sales, so companies
do not profit and loss (break-even). This type of research is descriptive research with quantitative approach,
the source of the data used is secondary data with data collection techniques using financial data document
Perhutani Plywood Industry Kediri. The survey results revealed that after the separation semivariabel costs
into fixed and variable costs showed that BEP mix occurred in sales of Rp 43,851,836,859.48, - and the margin
of safety amounted to 50.51%. The company wants increase in profit for 2015 amounted to Rp 11,519,848,193,
- the sale of plywood that must be achieved as much as 1,695,576.41 shares or Rp 88,614,216,869.27, -. Based
on the analysis, it was concluded that the sales plan on the level of the expected profit is proven to generate
profits as expected, so the break even point analysis can be used as a reference company management in
decision making.

Keyword: Break Even Point, Costs, Sales and Profit.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan penjualan pada tingkat laba yang diharapkan dan untuk
mengetahui sebaran penjualan masing-masing produk dalam mencapai laba yang diharapkan dengan
menggunakan Analisis Break Even Point. Analisis ini merupakan salah satu alat yang digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk dapat membantu dalam mengetahui seberapa besar tingkat penjualan tertentu,
sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami rugi (impas). Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, sumber data yang
digunakan adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data menggunakan dokumen data keuangan
Perhutani Plywood Industri Kediri. Hasil penelitian diketahui bahwa setelah dilakukan pemisahan biaya
semivariabel ke dalam biaya tetap dan variabel menunjukkan bahwa BEP mix terjadi pada penjualan sebesar
Rp 43.851.836.859,48,- dan margin of safety sebesar 50,51%. Perusahaan menginginkan kenaikan laba untuk
tahun 2015 sebesar Rp 11.519.848.193,- maka penjualan plywood yang harus dicapai sebanyak 1.695.576,41
lembar atau sebesar Rp 88.614.216.869,27,-. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa rencana
penjualan pada tingkat laba yang diharapkan terbukti menghasilkan laba sesuai dengan yang diharapkan,
sehingga analisis break even point dapat dijadikan acuan bagi manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan.

Kata Kunci : Break Even Point, Biaya, Penjualan dan Laba.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 196


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
I. PENDAHULUAN berakibat terhadap laba di masa yang akan datang.
Perkembangan dunia usaha di Indonesia sudah Guna menunjang manajemen untuk dapat
semakin berjalan sangat cepat dan mengakibatkan menyukseskan tugasnya tersebut secara efektif dan
daya beli saat ini semakin meningkat, hal tersebut konsisten maka perusahaan memerlukan adanya
berpengaruh besar pada perusahaan dalam suatu teknik analisis yang digunakan sebagai alat
menentukan tingkat harga dan volume penjualan. bantu untuk mempelajari dan mengetahui
Setiap usaha bisnis didirikan untuk mencapai hubungan antara biaya, volume dan laba dalam
tujuan guna mendapatkan laba yang maksimal, perencanaan penjualan dan laba yang berupa
dengan hal ini maka dibutuhkan peran dari analisis Break Even Point. “Break even atau titik
manajemen perusahaan untuk dapat melihat impas itu sendiri diartikan sebagai suatu keadaan
kemungkinan kesempatan usaha dimasa yang akan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan
datang. Manajemen perusahaan perlu untuk tidak menderita rugi dan tidak pula untung
menyusun suatu perencanaan yang juga me- (Penghasilan = total biaya)” (Munawir, 2014:184).
rupakan salah satu dari fungsi dasar manajemen. Suatu perusahaan dapat dikatakan sedang berada
Perencanaan merupakan suatu proses untuk pada kondisi yang impas yaitu ketika hasil dari
memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang penjualan yang diperoleh perusahaan itu besarnya
akan datang dengan mempersiapkan bagaimana sama dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk oleh perusahaan yang bersangkutan.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Analisis Break Even Point (analisis titik impas)
Perencanaan mempunyai peran yang sangat adalah suatu cara yang digunakan oleh manajer
penting bagi suatu perusahaan dalam menunjang perusahaan untuk mengetahui atau untuk
kegiatanoperasionalnya. Manajemen yang dikata- merencanakan pada volume produksi atau volume
kan berhasil dalam mengelola perusahaan dapat penjualan berapakah perusahaan yang
diketahui dari tingkat perolehan laba yang dicapai bersangkutan tidak menderita suatu kerugian dan
perusahaan, oleh karena itu manajemen harus belum memperoleh laba” (Sigit, 2002:1). Analisis
mampu untuk merencanakan sekaligus mencapai break even point ini digunakan untuk dapat
laba yang maksimal. memudahkan manajemen perusahaan dalam
Laba yang diperoleh perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai besarnya jumlah
ditingkatkan dengan cara lebih meningkatkan penjualan minimal dan volume produksi yg harus
volume penjualan ataupun harga jual dan dicapai pada laba yang diharapkan, dengan kata
mengurangi biaya-biaya. Usaha yang dilakukan lain “Analisis break even point (analisis impas)
untuk mencapai laba tidak dapat dipisahkan dari merupakan salah satu teknik analisis yang
masalah penjualan, dengan peningkatan penjualan menjelaskan hubungan antara keseluruhan biaya
yang tinggi tidak selalu berarti akan mendapatkan total, laba yang diharapkan dan volume penjualan”
laba yang besar, oleh karena itu perencanaan laba (Riyanto, 2001:278).
dipengaruhi oleh perencanaan penjualan. Peran Manajemen perusahaan dalam melakukan
dari penjualan juga penting dalam perusahaan analisis break even point juga akan memperoleh
karena penjualan berperan sebagai sumber dari suatu informasi mengenai margin of safety (batas
terbentuknya suatu laba, oleh karena itu, harga jual keamanan) dan contribution margin (laba
dari produk, volume produk serta biaya-biaya yang kontribusi). Margin of safety memiliki suatu
berkaitan satu sama lain merupakan faktor-faktor kegunaan sebagai gambaran untuk manajemen
yang telah mempengaruhi perolehan laba mengenai seberapa banyak target penjualan dapat
perusahaan. turun, agar tidak mengakibatkan suatu kerugian,
Sehubungan dengan salah satu tugas sedangkan contribution margin dapat digunakan
manajemen yaitu untuk merencanakan, serta manajemen untuk mengetahui cukup tidaknya
menetapkan suatu keputusan terhadap kegiatan jumlah yang tersedia untuk menutupi beban tetap
perusahaan dalam mencapai laba dan menghadapi perusahaan yang kemudian akan menjadi laba.
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi atas Begitu banyaknya produk-produk baru yang mulai
biaya yang dikeluarkan, volume penjualan, serta bermunculan di antara kalangan pengusaha, kini
harga jual produk, maka dengan hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk mempunyai suatu
manajemen perusahaan memerlukan suatu perencanaan penjualan yang harus dicapai agar
informasi yang dapat dijadikan acuan untuk perusahaan tidak menderita suatu kerugian.
menilai berbagai macam kemungkinan yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 197


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Objek penelitian yang dipilih adalah Perhutani Kediri dari hasil penjualannya tersebut tidak
Plywood Industri Kediri, merupakan perusahaan sebanding dengan peningkatan penjualannya. Hal
manufaktur milik Badan Usaha Milik ini dapat dilihat dari perhitungan profit margin
Negara(BUMN) yang berjenis Perusahaan Umum Perhutani Plywood Industri yang cenderung
(Perum). Perhutani Plywood Industri Kediri mengalami penurunan pada dua tahun terakhir,
merupakan anak perusahaan dari Industri Kayu yaitu 26% pada tahun 2013 menjadi 13% pada
atau Perhutani Gresik yang baru berdiri pada bulan tahun 2014.
maret tahun 2013. Perusahaan tersebut bergerak Penurunan laba yang diperoleh Perhutani
dalam bidang industri pengolahan kayu lapis Plywood Industri Kediri kemungkinan terjadi
dengan produk utama yang dihasilkan yaitu karena perusahaan belum melakukan perencanaan
Plywood (triplek) dengan bahan baku utamanya penjualan secara optimal dan hanya berpedoman
berupa kayu sengon. Adanya persaingan usaha pada data penjualan dan perolehan laba
yang semakin ketat mengakibatkan banyaknya berdasarkan tahun sebelumnya, sehingga
perusahaan industri triplek yang bermunculan, hal diperlukan Analisis Break Even Point sebagai alat
tersebut membuat Perhutani Plywood Industri bantu manajemen dalam merencanakan penjualan
Kediri sempat mengalami penurunan laba, agar dapat memperoleh laba yang diharapkan dan
dikarenakan perusahaan ini terbilang baru, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
sehingga mengharuskan perusahaan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
mempunyai rencana terkait tingkat penjualan agar Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan,
dapat memperoleh laba dan dapat menembus maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
persaingan. dengan judul “Analisis Break Even Point sebagai
Perhutani Plywood Industri Kediri sudah dapat Alat Perencanaan Penjualan pada Tingkat
dikatakan mampu bersaing dalam bisnis ini jika Laba yang Diharapkan (Studi pada Perhutani
dilihat dari hasil penjualan yang dialaminya selalu Plywood Industri Kediri Tahun 2013-2014”.
positif, namun untuk menunjang peningkatan
penjualan tidak diimbangi dengan peningkatan II. KAJIAN PUSTAKA
perolehan laba. Pada tahun 2013 dan 2014 A. Biaya
perusahaan mengalami penurunan pada laba yang 1. Pengerian Biaya
diperoleh. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 1. Biaya menurut Purwanti dan Prawironegoro
Tabel 1.Perkembangan Penjualan dan Laba pada (2013:19), yaitu “kas dan setara kas yg digunakan
Perhutani Plywood Industri untuk memperoleh manfaat atau keuntungan di
Produk
Penjualan
Perkembangan Laba
Profit
masa yg akan datang atas pengorbanan dalam
Tahun Plywood Penjualan (Rp)
(mm3 )
(Rp)
(Rp)
Margin memproduksi barang atau jasa yang diharapkan”.
2,7 5.151.911.600
4,8 28.018.324.400
2013 7,5 8.540.525.250 11.358.630.953 26% 2. PerilakuBiaya
11,5 2.166.064.600 Bustami dan Nurlela (2013:23) mendefinisikan
Total 43.876.825.850
2,7 5.328.803.700
33.355.514.850 bahwa, “Perilaku Biaya dapat diartikan sebagai
4,8 57.177.400.000 perubahan dari suatu aktivitas bisnis”.Biaya yang
2014 7,5 12.218.734.000 10.064.746.815 13%
11,5 2.507.430.000 dikeluarkan oleh perusahaan yang berhubungan
Total 77.232.367.700
dengan perilaku biaya dapat dibagi menjadi 3
Sumber: Perhutani Plywood Industri Kediri (data golongan yaitu:
diolah)
a. Biaya Tetap (Fixed Cost), Menurut Harahap
Berdasarkan dari tabel 1, dapat diketahui bahwa (2007:358), biaya tetap yaitu biaya yang telah
tingkat penjualan pada Perhutani Playwood dikeluarkan baik sebuah perusahaan tersebut
Industri Kediri pada tahun 2013 sebesar Rp beroperasional maupun tidak dengan jumlah
43.876.825.850,- dan pada tahun 2014 sebesar Rp total yang tidak dipengaruhi dengan volume
77.232.367.700,-, sehingga mengalami kegiatan, dimana semakin banyak volume
peningkatan sebesar Rp 33.355.514.850,-. Laba
kegiatan atau produksi maka biaya per unit
yang diperoleh Perhutani Plywood Industri Kediri
pada tahun 2013 sebesar Rp 11.358.630.953,- dan akan semakin rendah.
tahun 2014 sebesar Rp 10.064.746.815,-. Namun b. Biaya Variabel (Variable Cost), Menurut
laba yang diperoleh Perhutani Plywood Industri Riwayadi (2014:21) biaya variabel

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 198


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
didefinisikan sebagai “biaya yang jumlah menggunakan garis lurus yaitu y = a + bx,
totalnya berubah secara proporsional dimana y sebagai variabel dependen (biaya)
bersamaan dengan berubahnya output yaitu variabel yang perubahannya dipengaruhi
oleh variabel x, dimana x menunjukkan
aktivitas, dengan biaya per unitnya tetap dalam
volume kegiatan, dan a merupakan unsur biaya
batas waktu tertentu. tetap sedangkan b yaitu unsur dari biaya
c. Biaya Semivariabel variabel.
Biaya semivariabel dapat disebut juga dengan
biaya campuran.“Biaya semivariabel B. Break Even Point (BEP)
didefinisikan sebagai biaya yang 1. Pengertian Break Even Point (BEP)
memperlihatkan baik karakteristik- Menurut Supriyono “Break even point atau
karakteristik dari biaya tetap maupun biaya sering disebut dengan impas atau pulang pokok
variabel (Carter, 2009:70)”. merupakan suatu keadaan perusahaan dimana
3. Klasifikasi Biaya besarnya jumlah total penghasilan sama dengan
Menurut Bustami dan Nurlela (2013:12), bahwa jumlah total biaya yang dikeluarkan oleh
klasifikasi biaya yg pada umum digunakan perusahaan atau rugilabanya = nol”. Sedangkan
adalah biaya dalam hubungannya dengan Harahap (2007:358) berpendapat bahwa, “break
produk yang dikelompokkan menjadi : even point berarti suatu keadaan di mana
a) Biaya Produksi, adalah biaya yang digunakan perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak
untuk proses produksi, seperti : Biaya bahan mengalami rugi, artinya seluruh biaya itu dapat
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan ditutupi oleh penghasilan penjualan”.
biaya overhead pabrik. Beberapa pernyataan dari para ahli dapat
b) Biaya Non Produksi, disimpulkan bahwa break even point/ impas
adalah biaya yang tidak berhubungan secara merupakan suatu keadaan yang dialami oleh
langsung dengan proses produksi, seperti: perusahaan dimana tidak mendapatkan peng-
biaya pemasaran, biaya administrasi, dan hasilan setelah perusahaan tersebut mengeluarkan
biaya kuangan. biaya-biaya yang digunakan untuk memenuhi
4. Metode Pemisahan Biaya Semivariabel kegiatan produksi, dengan kata lain jumlah total
menjadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel. pendapatan sama dengan jumlah total biaya.
Terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan untuk memisahkan biaya 2. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP)
semivariabel, diantaranya adalah sebagai Analisis break even point atau titik impas
berikut: merupakansuatu cara yang digunakan oleh manajer
a. Menurut Bustami dan Nurlela (2013:28), perusahaan untuk mengetahui atau untuk
Metode Tertinggi dan Terendah atau metode merencanakan pada volume produksi atau volume
dua titik (two point penjualan berapakah perusahaan tidak memperoleh
method),perhitungannyadilakukan dengan keuntungan atau tidak menderita kerugian (Sigit,
cara memilih dan membandingkan dua titik 2002:1).
berbeda yaitu titik periode dan aktivitas
tertinggi dan terendah.. 3. Kegunaan Analisis Break Even Point (BEP)
b. Menurut Bustami dan Nurlela (2013:28), Menurut Kasmir (2010:334-335), terdapat
Metode Scattergraph, perhitungannya beberapa manfaat di dalam analisis break even
menggunakan seluruh data yang tersedia point (BEP) bagi manajemen perusahaan,
sebagai acuannya, dengan menggunakan dua diantaranya yaitu :
variabel yaitu variabel dependen pada sumbu a) Mendesain spesifikasi produk
y sebagai biaya yang dianalisis dan variabel b) Menentukan harga jual persatuan
independen pada sumbu x sebagai aktivitas c) Menentukan target penjualan dan penjualan
terkait. minimal
c. Menurut Bustami dan Nurlela (2013:28), d) Memaksimalkan jumlah produksi dan
Metodeanalisis regresi (least squares method), penjualan
perhitungannya menggunakan persamaan e) Merencanakan laba yang diinginkan serta
matematisyang menunjukkan keterkaitan tujuan lainnya.
antara biaya dengan volume. Persamaannya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 199


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4. Keterbatasan Analisis Break Even Point b = Biaya variabel per
(BEP) satuan
Ada beberapa keterbatasan yang perlu untuk Jadi perhitungan Break Even Point (impas)
diketahui dalam analisis break even point dalam unit atau satuan produk yang dijual
menurut Keown, dkk (2010:115-116), adalah adalah sebagai berikut:
sebagai berkut: Biaya tetap
a. Hubungan biaya, volume, laba diasumsikan BEP(Unit) =
Contribution Margin Tertimbang
meningkat secara linear.
b. Kurva total pendapatan (kurva penjualan) Sumber: (Purwanti, 2013:247)
diasumsikan meningkat secara linearsesuai Sedangkan rumus perhitungan Break Even
dengan volume output. Point (impas) dalam rupiah penjualan adalah
c. Diasumsikan perpaduan antara produksi dan sebagai berikut:
penjualan relatif tetap. FC Total
d. Diagram break even dan perhitungan break BEP(Rp) = VC Total
1-
even merupakan bentuk analisis statis. S Total

Sumber: (Jumingan, 2011:214)


5. Asumsi Dasar Analisis Break Even Point
(BEP) b) Pendekatan Grafik
Asumsi-asumsi yang mendasari analisis impas Berdasarkan cara ini BEP dapat ditentukan
menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi apabila garis penghasilan penjualan dan garis
Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa” biaya bertemu di satu titik yang sama, dengan
(2001:260), adalah sebagai berikut: kata lain BEP terletak pada perpotongan antara
a. Variabilitas biaya dianggapmendekati pola garis penghasilan penjualan dan garis
perilaku yang diramalkan. biaya(Halim dan Supomo, 2009:55).
b. Harga jual produk tidak berubah-ubah pada
berbagai tingkat volume penjualan.. 7. Contribution Margin (CM)
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara Margin kontribusi atau labamerupakan jumlah
relatif konstan. yang tersisa dari hasil penjualan yang tersedia
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak setelah dikurangi dengan biaya variabel(Carter dan
berubah. Usry, 2005:257).
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah. Berikut adalah persamaan dari rumus contribution
f.Perubahan jumlah persediaan awal dan margin :
persediaan akhir tidak berpengaruh. Contribution Margin= Pendapatan penjualan – Biaya variabel
g. Komposisi produk yang dijual tidak berubah.
h. Satu-satunya faktor yang mempengaruhi biaya Sumber: (Mulyadi, 2001:235)
yaitu volume. Contribution Margin, juga dapat dinyatakan dalam
persentase atau ratio contribution margin (CMR),
6. Penentuan Tingkat Break Even Point (BEP) dengan rumus sebagai berikut:
Sebuah perusahaan dapat melakukan TV
perhitungan break even point setelah diketahuinya Contribution Margin Ratio(CMR) = 1 -
S
biaya tetap, biaya variabel dan volume penjualan.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk Sumber: (Syamsuddin, 2011:99)
menentukan impas, ada dua cara yaitu :
a) Pendekatan Teknik Persamaan Rumus yang digunakan untuk Marjin Kontribusi
Sebuah perusahaan akan mencapai keadaan per unit adalah sebagai berikut:
impas jika jumlah pendapatan sama dengan Marjin Kontribusi (unit) = Harga jual per unit – Biaya variabel per unit
jumlah biaya (Laba = 0, y = 0). Laba dapat
dalam persamaan sebagai berikut: Sumber: (Carter, 2009:270)
Keterangan :
y = cx bx a y = Laba , a = biaya tetap C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Break
c = Harga jual persatuan Even Point
x = Jumlah produk yang Faktor-faktor yang mempengaruhi bp
dijual bersumber dari unsur-unsur yang diperlukan dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 200


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perhitungan titik impas.Faktor tersebut diantaranya Perhitungan Margin of safety menurut Jumingan
yaitu biaya tetap, biaya variabel, volume produksi (2011:212) dapat dilakukan dengan menggunakan
atau penjualan, dan harga jual dari hasil produksi rumus sebagai berikut :
perusahaan.Perhitungan dalam merencanakan Penjualan yang dibujetkan-Penjualan pada titik impas
MoS= X 100%
tingkat penjualan dapat dihitung dengan Penjualan yang dibujetkan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Pada tingkat margin of safety yang lebih tinggi
D. Perencanaan Penjualan lebih baik daripada yang rendah, karena dengan
Suatu perusahaan dapat merencanakan tingkat hasil margin of safety (MoS) yang tinggi berarti
penjualan minimal yang hendak dicapai agar kemungkinan perusahaan akan menderita kerugian
memperoleh suatu keuntungan setelah perusahaan itu sangat kecil, begitu sebaliknya semakin kecil
tersebut menetapkan besarnya keuntungan yang MoS maka semakin cepat per-usahaan akan
diharapkan. menderita kerugian (Jumingan, 2011:213).
Perhitungan dalam merencanakan tingkat
penjualan dalam unit dapat dihitung dengan G. Hubungan antara Break Even Point dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : Tingkat Penjualan dan Laba
Analisis break even point sangat bermanfaat
(Biaya tetap + target laba)
Penjualan (unit) = untuk merencanakan penjualan dan laba
Marjin kontribusi per unit perusahaan, dengan mengetahui besarnya break
Sumber: (Horngreen, Datar, dan Foster, 2005:78) even point maka dapat menentukan berapa jumlah
minimal produk yang harus dijual dan harga
Rumus untuk mengetahui tingkat penjualan jualnya untuk meningkatkan laba perusahaan.
dalam Rupiah adalah sebagaiberikut : Penerapan analisis break even point merupakan
(Biaya tetap + target laba) salah satu metode yang dapat digunakan untuk
Penjualan (Rp) = menetapkan harga dengan cara menentukan biaya
Rasio margin kontribusi
yang dikeluarkan perusahaan dengan tingkat laba
Sumber: (Horngreen, Datar, dan Foster, 2005:78) yang diharapkan.
E. Perencanaan Laba III. METODE PENELITIAN
Menurut Carter (2009:4), menyatakan bahwa Jenis penelitian yang akan digunakan dalam
“perencanaan laba (profit planning) adalah tahapan penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan
pengembangan dari suatu rencana operasi guna pendekatan kuantitatif.Sehubungan dengan per-
untuk mencapai tujuan dari perusahaan”. masalahan dan topik yang dipilih dalam penelitian
Perencanaan laba dapat dijadikan pedoman ini, adapun fokus penelitian yang digunakan dalam
manajemen untuk mengontrol dan mengendalikan skripsi ini, yaitu :
arah kegiatan yang sudah terealisasi maupun yang 1. Analisis Perilaku Biaya, meliputi :
masih dalam perencanaan. Manajemen perusahaan a. Biaya tetap,
akan dipermudah untuk mengevaluasi hasil dari b. Biaya variabel
kegiatan-kegiatan secara tepat dalam pengambilan c. Biaya semivariabel.
suatu kebijakan, oleh karena itu tingkat kinerja dari 2. Harga Jual
manajemen perusahaan dapat dinilai dari Harga jual merupakan nilai yang dibayar oleh
kemampuan salah satu fungsi dasarnya untuk pembeli guna untuk memperoleh satuan unit
merencanakan laba. produk.
3. Volume penjualan
F. Margin of Safety (MoS) Volume penjualan merupakan jumlah unit yg
Sebuah perusahaan dapat diketahui sedang terjual dan dinyatakan dalam satuan dari
dalam keadaan impas dapat juga dilihat dari batas berbagai macam produk yang diproduksi.
keamanan yang telah dicapai oleh perusahaan 4. Perencanaan Penjualan pada Tingkat laba yang
tersebut.“Batas keamanan atau sering dikenal diharapkan:
dengan istilah margin of safety (MoS), merupakan a. Besarnya tingkat laba yg diharapkan
hubungan antara volume penjualan yang b. Penjualan yg direncanakan
dibudgetkan dengan volume penjualan pada titik c. Marjin Pengaman atau Margin of Safety.
impas” (Jumingan, 2011:212).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 201


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini melihat data keuangan pada Perhutani Plywood
adalah Perhutani Plywood Industri Kediri yang Industri Kediri, yaitu:
beralamatkan di Jalan Natuna Dusun Kapasan,
Desa Gadungan, Kecamatan Pare, Kabupaten Tabel 2. Pengklasifikasian Biaya dalam Biaya
Kediri, Provinsi Jawa Timur.Berkaitan dengan Tetap, Variabel dan Semivariabel
topik pada penelitian ini maka sumber data yang Perhutani Plywood Industri Kediri
digunakan yaitu berasal dari data sekunder, yang Keterangan
Biaya
Tetap
Biaya
Variabel
Biaya
Semivariabel
meliputi profil perusahaan, data biaya-biaya, data Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku - 37.799.920.602 -
produksi, harga jual produk, dan data hasil Biaya Tenaga Kerja Langsung - 6.552.546.122 -
penjualan dari suatu produk.Teknik pengumpulan Biaya Produksi Tidak Langsug:
Biaya Bahan Penolong - 11.217.501.934 -
data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 1.252.101.800 -
dengan metode dokumentasi, dengan instrumen Biaya Listrik
Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik
-
92.879.526
-
-
1.907.438.118
-
penelitian yang berupa alat tulis, catatan-catatan Biaya Pemeliharaan Mesin Produksi - - 518.444.130
Biaya Pemeliharaan Mesin Boiler - - 4.864.000
atau dokumen-dokumen yang terdapat di tempat Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 6.534.830.643 - -
penelitian, misalnya sejarah perusahaan, stuktur Biaya Penyusutan Mesin Produksi 784.927.092 - -
Biaya Tak Langsung lainnya 351.165.344 - -
organisasi dan jobdescription-nya, data laporan Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Gaji Pegawai Administrasi dan 494.100.000 - -
keuangan perusahaan, data produksi dan proses Umum
produksinya, maupun dokumen penjualan.Tahap- Biaya Telepon, Internet, dll. - - 32.000.178
Biaya Alat Tulis Kantor 29.590.490 - -
tahap analisis data yang digunakan dalam Biaya Perjalanan Dinas - - 189.582.525
penelitian ini adalah sebagai berikut: Biaya Penelitian, Pendidikan, dan 88.935.070 - -
Penyuluhan
a. Analisis Perilaku biaya: Biaya Pemeliharaan Kendaraan 174.257.180 - -
Bermotor dan Alat Berat
1) Melakukan pengklasifikasian terkait Biaya Perlengkapan Kantor 33.614.000 - -
biaya-biaya berdasarkan perilaku biaya Biaya Pemeliharaan Perlengkapan 9.150.000 - -
Kantor dan Kendaraan Tidak
yang terdiri dari biaya tetap, biaya Bermotor
variabel, dan biaya semivariabel. Biaya Penyusutan Perlengkapan dan 1.818.000 - -
Kendaraan Tidak Bermotor
2) Memisahkan dan mengidentifikasi biaya Biaya Administrasi dan Umum Lain- 281.666.610 - -
lain
semivariabel kedalam jenis biaya tetap Biaya Pemasaran -
dan biaya variabel dengan menggunakan Biaya Gaji Pegawai Bagian Pemasaran 117.600.000 - -
Biaya Penjualan - 143.287.796 -
metode kuadrat terkecil (least square Biaya Lain-lain Pemasaran 29.480.722 -
method). Jumlah 10.276.116.477 55.713.256.454 2.652.328.951
Total Biaya 68.641.701.882
b. BEP (Break Even Point) :
Sumber: Perhutani Plywood Industri Kediri
1) Menghitung Margin Kontribusi Tahun 2015 (Data Diolah)
2) Menghitung dan menganalisis Break Even
Point tahun 2014 yang terjadi pada Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
perusahaan. dengan adanya pengklasifikasian biaya-biaya
3) Menghitung Perencanaan Penjualan Pada tersebut selama tahun 2014 menghasilkan
Tingkat Laba yang Diharapkan. informasi mengenai total biaya tetap yang
c. Menentukan Margin Pengaman/Margin of dikeluarkan oleh Perhutani Plywood Industri
Safety (MoS). Kediri yaitu sebesar Rp 10.276.116.477,-, total
biaya variabel sebesar Rp 55.713.256.454,-, dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN total biaya semivariabel sebesar Rp
A. Analisis Perilaku Biaya 2.652.328.951,-.
1) Mengklasifikasikan biaya-biaya berdasar-
kan perilaku biaya ke dalam biaya tetap, 2) Memisahkan Biaya Semivariabel dengan
biaya variabel, dan biaya semivariabel. menggunakan Metode Least Square
Biaya di dalam perusahaan industri seperti Pemisahan biaya semivariabel kedalam biaya
pada Perhutani Plywood Industri Kediri tetap dan biaya variabel sangat perlu untuk
dipergunakan untuk menunjang kepentingan dilakukan, karena akan dapat berpengaruh
perencanaan dan pengendalian biaya, oleh karena terhadap evaluasi break even point (bep). Guna
itu perlu untuk dipisahkan berdasarkan perilaku untuk kepentingan analisis pemisahan biaya
biaya yaitu diantaranya biaya tetap, biaya semivariabel dilakukan dengan menggunakan
variabel, dan biaya semivariabel. Berikut adalah metode least square. Berikut hasil dari
penggolongan biaya yang dapat di buat setelah pemisahan biaya semivariabel ke dalam biaya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 202


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tetap dan biaya variabel pada Perhutani Plywood (Data Diolah)
Industri Kedir. Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa
biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan sebesar
Tabel 3. Hasil Perhitungan Pemisahan Biaya Rp 11.285.514.834 dan biaya variabel sebesar Rp
Semivariabel ke dalam Biaya Tetap dan
57.356.187.048. Setelah melakukan rekapitulasi
Variabel Perhutani Plywood Industri
Kediri Tahun 2014 terhadap terhadap seluruh biaya ke dalam biaya
tetap dan biaya variabel, langkah selanjutnya
No. Keterangan Biaya Tetap Biaya Variabel Total
1. Biaya Listrik 715.794.774,98 1.191.643.343,02 1.907.438.118
membebankan biaya variabel terhadap produk
2. Biaya Pemeliharaan
yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut:
205.269.149,36 313.174.980,64 518.444.130
Mesin Produksi Tabel 5. Hasil Perhitungan Pembebanan Biaya
3. Biaya Pemeliharaan Variabel Tiap Produk Perhutani Plywood
1.942.802,63 2.921.197,37 4.864.000
Mesin Boiler
Industri Kediri Tahun 2015 (dalam rupiah)
4. Biaya Telepon, Internet,
12.485.730,08 19.514.447,92 32.000.178 Jenis Produk
dll. Keterangan Plywood Plywood Plywood Plywood
2,7 mm3 4,8mm3 7,5mm3 11,5mm3
5. Biaya Perjalanan Dinas 73.905.899,98 115.676.625,02 189.582.525 Biaya Bahan Baku
2.608.082.113,27 27.984.396.239,46 5.980.228.093,63 1.227.214.155,64
Total 1.009.398.357,03 1.642.930.593,97 2.652.328.951 Variabel
Biaya Tenaga Kerja
452.106.196,65 4.851.043.180,38 1.036.661.447,42 212.735.297,54
Langsung Variabel
Sumber: Perhutani Plywood Industri Kediri Biaya Bahan Penolong
773.974.275,17 8.304.647.574,35 1.774.692.093,94 364.187.991,54
Tahun 2015 (Data Diolah) Variabel
Biaya Listrik Variabel 82.219.846,99 882.208.717,78 188.526.824,50 38.687.953,72
Biaya Pemeliharaan
Langkah berikutnya yaitu melakukan Mesin Produksi 21.608.142,35 231.852.676,17 49.546.607,18 10.167.554,94
Variabel
rekapitulasi terhadap seluruh biaya ke dalam biaya Biaya Pemeliharaan
201.553,93 2.162.648,58 462.155,11 94.839,74
Mesin Boiler Variabel
tetap dan biaya variabel, yang dijelaskan pada tabel Biaya Telepon, Internet,
1.346.438,87 14.447.121,43 3.087.330,55 633.557,06
dll. Variabel
berikut: Biaya Perjalanan Dinas
7.981.343,13 85.638.817,72 18.300.900,95 3.755.563,22
Variabel
Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Biaya Semivariabel Biaya Penjualan Variabel
Jumlah Biaya Variabel
9.886.431,82 106.080.182,07 22.669.193,20
3.957.406.342,20 42.462.477.157,95 9.074.174.645,47
4.651.988,91
1.862.128.902,33
Pada Perhutani Plywood Industri Total Biaya Variabel 57.356.187.048

Kediri Tahun 2014 Sumber: Perhutani Plywood Industri Tahun 2014


Biaya
(Data Diolah)
Biaya Variabel Total Biaya
Keterangan Tetap
(Rp) (Rp)
(Rp)
Biaya Produksi B. Break Even Point (BEP)
Biaya Bahan Baku - 37.799.920.602 38.799.920.602
Biaya Tenaga - 6.552.546.112 6.552.546.112 Perhitungan BEP dilakukan dengan tujuan
Kerja Langsung
Jumlah - 44.352.466.724 44.352.466.724
untuk mendapatkan batas minimal suatu penjualan
Biaya Produksi Tidak Langsug:
Biaya Bahan Penolong - 11.217.501.934 11.217.501.934
dan produksi pada Perhutani Plywood Industri
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 1.252.101.800 - 1.252.101.800 Kediri, yang perhitungannya berpedoman pada
Biaya Listrik 715.794.774,98 1.191.643.343,02 1.907.438.118
Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik 92.879.526 - 92.879.526 data penjualan, biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya Pemeliharaa Mesin Produksi 205.269.149,36 313.174.980,64 523.308.130
Biaya Pemeliharaan Mesin Boiler 1.942.802,63 2.921.197,37 4.864.000 Data tersebut akan ditunjukkan pada tabel berikut
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 6.534.830.643 - 6.534.830.643
Biaya Penyusutan Mesin Produksi 784.927.092 - 784.927.092 ini :
Biaya Tak Langsung lainnya 351.165.344 - 151.165.344
Jumlah 9.938.911.131,9 12.725.241.455,03 22.664.152.587 Tabel 6. Data Penjualan, Biaya Tetap, dan Biaya
659 41
Biaya Administrasi dan Umum Variabel Perhutani Plywood Industri
Biaya Gaji Pegawai Administrasi 494.100.000 - 494.100.000
dan Umum
Kediri Tahun 2015
Biaya Telepon, internet, dll. 12.485.730,08 19.514.447,92 32.000.178
Biaya Alat Tulis Kantor 29.590.490 - 29.590.490 Produk Keterangan (dalam Rp)
Biaya Perjalanan Dinas 73.905.899,98 115.676.625,02 189.582.525 Plywood Penjulan Biaya Tetap Biaya Variabel
Biaya Penelitian, Pendidikan, 88.935.070 - 88.935.070
dan Penyuluhan 2,7mm3 5.328.803.700 3.957.406.342,20
Biaya Pemeliharaan Kendaraan 189.582.525 - 189.582.525 4,8 mm3 57.177.400.000 42.462.477.157,95
Bermotor dan Alat Berat 7,5 mm3 12.218.734.000 11.285.514.834 9.074.174.645,47
Biaya Perlengkapan Kantor 33.614.000 - 33.614.000
11,5mm3 2.507.430.000 1.862.128.902,33
Biaya Pemeliharaan Perlengkapan 9.150.000 - 9.150.000
Kantor dan Kendaraan Tidak Jumlah 77.232.367.700 57.356.187.048
Bermotor
Biaya Penyusutan Perlengkapan dan 1.818.000 - 1.818.000
Sumber: Perhutani Plywood Industri Kediri
Kendaraan Tidak Bermotor
Biaya Administrasi dan Umum 281.666.610 - 281.666.610
Tahun 2015 (Data Diolah)
Lain- lain
Jumlah Biaya Administrasi Bisnis 1.199.522.980 135.191.072,93 1.334.714.053
Biaya Pemasaran Langkah selanjutnya setelah menghitung
Biaya Gaji Pegawai Bagian Pemasaran
Biaya Penjualan
117.600.000
-
-
143.287.796
117.600.000
143.287.796
pemisahan biaya semivariabel yaitu menghitung
Biaya Lain-lain Pemasaran
Jumlah Biaya Pemasaran
29.480.722
147.080.722
-
143.287.796
29.480.722
290.368.518
contribution margain(CM) dan contribution
Total Biaya 11.285.514.834 57.356.187.048 68.641.701.882 margin ratio(CMR).
Jumlah Keseluruhan 68.641.701.882
Sumber: Perhutani Plywood Industri Kediri

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 203


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1) Perhitungan Margin Kontribusi/ Tabel 7. Perhitungan Contribution Margin
Contribution Margin (CM) Tertimbang Perhutani Plywood
CM guna untuk mengetahui perubahan tingkat Industri Kediri Tahun 2014
penjualan terhadap kontribusi laba, berikut (4) (6)
(2) (3) (5)
perhitungannya : (1) Contribution Contribution
Harga Biaya Product Mix
Produk Margin Margin
CM = Pendapatan Penjualan – Biaya Variabel Plywood
per
lembar
Variabel
per lembar
Per lembar
Komposisi
Produk
Tertimbang
= Rp 77.232.367.700 – 57.356.187.048 (2-3) (4*5)
2,7mm3 36.300 26.957,99251 9.342,00749 0.099336713 928,00432
= Rp 19.876.180.652,- 4,8 mm3 50.000 37.132,22109 12.867,77891 0,773822026 9.957,37075
7,5 mm3 74.600 55.401,27386 19.198,72614 0,110834272 2.127,87683
TV 11,5mm3
CMR = 1 - 106.000 78.720,30870 27.279,69130 0,016016007 436,66571
S Total 1 13.449,91761
57.356.187.048
=1- Sumber: Perhutani Plywood Industri Kediri (Data
77.232.367.700
Diolah)
= 1 – 0,74264
= 0,25736 = 25,74% (pembulatan) Berdasarkan tabel tersebut telah diketahui CM
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat Tertimbang, maka selanjutnya menghitung BEP
diketahui bahwa, produk yang diproduksi mampu (unit).
Biaya tetap
memberikan kontribusi laba sebesar Rp BEP(Unit) =
Contribution Margin Tertimbang
19.876.180.752,- atau sebesar 25,74% terhadap
perusahaan. 11.285.514.834
2) Perhitungan Break Even Point (BEP) =
13.449,91761
Langkah selanjutnya mengitung BEP baik = 839.076,87445 Lembar
dalam rupiah maupun unit. Perhutani Plywood Jadi Break Even Point tercapai pada titik penjualan
Industri Kediri selama ini memproduksi lebih dari plywood sebesar 839.076,87445 lembar.
satu macam produk, maka perhitungannya 3) Perencanaan Penjualan pada Tingkat Laba
menggunakan BEP Mix sebagai berikut : yang Diharapkan
FC Total
BEP(Rp) = VC Total
Apabila sebuah perusahaan merencanakan untuk
1- S Total mendapatkan laba tertentu maka perusahaan harus
11.285.514.834 mampu menjual hasil produksinya melebihi dari
= 57.356.187.047
1- jumlah penjualan break even point. Sebuah
77.232.367.700
perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui
11.285.514.834
= berapa target laba yang harus dicapai, apabila
1-0,74264
3.737.768.393
perusahaan ingin melakukan perencanaa
= penjualan. Dasar pada perencanaan ini adalah
0,25736
analisis tahun 2014 yang dilanjutkan dengan
= Rp 43.851.836.859,48
menentukan besar laba yang diharapkan pada tahun
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat
2015. Besaran target laba mengacu pada Operating
diketahui bahwa BEP dalam rupiah terjadi pada
Profit Margin pada tahun 2014 sebesar 13%,
Rp 43.851.836.859,48,-, dimana dalam keadaan
sehingga Perhutani Plywood Industri Kediri
ini perusahaan tidak mendapatkan laba maupun
menargetkan kenaikan laba untuk tahun 2015
rugi ,dengan demikian laba EBIT pada penjualan
sebesar Rp 11.519.848.193,-. Berikut tingkat
sebesar Rp 43.851.836.859,48,-, adalah 0.
penjualan yang harus dipenuhi agar perusahaan
Sebelum menghitung BEP dalam unit, maka
dapat mencapai laba yang diharapkan :
perlu untuk diketahui mengenai Contribution
Penjualan pada laba yang diharapkan (Lembar) :
Margin Tertimbang. Perhitungan CM Tertimbang (Biaya tetap + target laba)
dapat dilihat pada tabel berikut : Penjualan (unit) = Marjin kontribusi per unit
11.285.514.834 + 11.519.848.193
=
13.449,91761
=1.695.576,41 Lembar
Sedangkan perhitungan penjualan dalam rupiah,
adalah sebagai berikut: Penjualan (Rp) =
(Biaya tetap+target laba)
Rasio margin kontribusi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 204


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Rp 11.285.514.834 + Rp 11.519.848.193 perusahaan untuk dapat mengetahui
=
0,25736 banyaknya volume penjualan yang harus
= Rp 88.614.216.869,27,- dicapai untuk mendapatkan laba sesuai
Perhutani Plywood Industri Kediri menargetkan dengan yang telah ditargetkan
kenaikan laba sebesar 13% untuk tahun 2015. 3. Agar penjualan yang dilakukan oleh
Berdasarkan persentase tersebut, pada tahun 2015 Perhutani Plywood Industri Kediri dapat
perusahaan mengharapkan perolehan laba sebesar sesuai dengan perencanaan yang telah
Rp 11.519.848.193,-, untuk mencapai angka dilakukan sebelumnya, maka sebaiknya
tersebut, maka perusahaan harus mampu menjual perusahaan lebih memperhatikan batas
produknya sebanyak 1.695.576,41lembar atau keselamatan dan penjualan minimal yang
dengan penjualan sebesar Rp 88.614.216.869,27,- harus dipertahankan oleh perusahaan.
pada tahun 2015 agar dapat mencapai target laba. Beberapa kesimpulan dan saran tersebut
diharapkan dapat membantu pihak manajemen
C. Menentukan Marjin Pengaman / Margin Of sebagai pertimbangan dalam melakukan
Safety (MoS) perencanaan penjualan dan laba untuk masa yang
Marjin pengaman digunakan untuk menentukan akan datang, agar diperoleh hasil yang maksimal
seberapa jauh penjualan dapat diturunkan agar dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
perusahaan tidak menderita suatu kerugian.
Adapun perhitungan margin of safety Perhutani DAFTAR PUSTAKA
Plywood Industri Kediri adalah sebagai berikut:
Penjualan yang dibujetkan - Penjualan pada titik impas
MoS = X 100% Bustami, B., dan Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya.
Penjualan yang dibujetkan
88.614.216.869,27 – 43.851.836.859,48 ed.4. Jakarta: Mitra Wacana Media.
MoS = x 100%
88.614.216.869,27 Carter, William K. 2009. Cost Accounting:
44.762.380.009,79
= x 100% Akuntansi Biaya. Buku 1.ed.14. Dialih
88.614.216.869,27
= 0,505137681 x 100% bahasakan oleh Krista. Jakarta: Salemba
= 50,51 % (pembulatan) Empat.
Carter, William K., dan Usry, Milton F. 2005.
V. PENUTUP Akuntansi Biaya. Buku 2.ed.13. Jakarta:
A. Kesimpulan Salemba Empat.
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa rencana
Halim, Abdul., Supomo,Bambang.2009.
penjualan pada tingkat laba yang
Akuntansi Manajemen.Cetakan 1. Jakarta:
diharapkan terbukti menghasilkan laba
Salemba Empat.
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Penggunaan metode break even point (bep) Harahap, S. S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan
mix dapat menjelaskan komposisi produk Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo
maupun sebaran penjualan dalam satuan Persada.
moneter. Horngren, Charles T., Datar, Srikant .M., dan
Foster, George. 2008.Akuntansi
B. Saran Biaya:Penekanan Manajerial. ed.11. Jakarta:
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas maka PT.Indeks.
saran yang dapat diberikan untuk perusahaan
terkait adalah: Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
1. Perhutani Plywood Industri Kediri Jakarta: PT. Bumi Aksara.
sebaiknya melakukan indentifikasi Kasmir. 2010. Aanalisis Laporan Keuangan.ed.2.
terhadap keseluruhan komponen- Yogyakarta: BPFE Group.
komponen biaya.
2. Perhutani Plywood Industri Kediri dapat Keown, A. J., J. D. Martin, J. W. Petty, D. F. Scott.
lebih mempertimbangkan penggunaan dari 2013. Manajemen Keuangan: Prinsip Dan
analisis break even point sebagai alat bantu Penerapan. Jilid2. ed.10. Jakarta: PT Indeks.
dalam merencanakan penjualan pada Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep,
tingkat laba yang diharapkan. Analisis Manfaat, dan Rekayasa. Jakarta: Salemba
tersebut akan membantu manajemen Empat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 205


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Munawir, S. 2014. Analisa Laporan Keuangan.
Edisi Keempat Cetakan Ketujuhbelas.
Yogyakarta: Liberty.
Purwanti, A., dan Prawironegoro, D. 2013.
Akuntansi Manajemen. ed.3. Rivisi. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya: Pendekatan
Tradisional dan Kontemporer. Jakarta:
Salemba Empat.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan.ed. 4.
Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Sigit, Soehardi. 2002. Analisis Break Even
Ancangan Linear Ringkas dan Pasti.ed.3.
Yogyakarta:BPFE.
Supriyono, R.A. 2000. Akuntansi Biaya:
Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Serta
Pembuatan Keputusan. Buku 2 cetakan
kedelapan.ed.2. Yogyakarta:
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen
Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan
Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. .35 No. 1 Juni 2016| 206


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai