Anda di halaman 1dari 40

Tipe dasar dan Sifat Utama

Gelombang Seismik
Parameter Gempabumi
Tipe Dasar dan Sifat Utama
● Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang
menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dan melalui
permukaan bumi akibat adanya lapisan batuan yang
patah secara tiba - tiba atau adanya suatu ledakan.
● Gelombang utama gempa terdiri dari dua tipe 1.
Gelombang tubuh (body wave) dan,
2. Gelombang permukaan
Gelombang tubuh
a. P-wave atau gelombang primer. Gelombang ini adalah
gelombang longitudinal, sehingga arah pergerakkan
partikel akan searah dengan arah rambat gelombang.
b. S-wave atau gelombang sekunder
● Gelombang ini adalah gelombang transversal, sehingga
arah pergerakkan partikel akan tegak lurus dengan
arah rambat gelombang.
Kecepatan gelombang tubuh
● gelombang primer (p) merambat di tubuh bumi dengan
kecepatan antara 7-14 km/detik.
● Persamaan kecepatan gelombang primer (p)

● terjadi perubahan bentuk dan perubahan volume.


Kecepatan gelombang tubuh
● gelombang sekunder (s) merambat di tubuh bumi
dengan kecepatan antara 4 - 7 km/detik.
● Persamaan kecepatan gelombang skunder (s)

● Terjadi perubahan bentuk tanpa perubahan volume.


Kecepatan gelombang tubuh
● Konstanta Lame (λ) : menyatakan hambatan regangan
geser.
● Densitas (ρ) : massa persatuan volume. Menunjukkan
tingkat kerapatan massa jenis suatu material.
● Modulus Rigiditas (μ) : Hubungan antara tegangan dan
regangan yang menimbulkan pergeseran sederhana.
Gelombang Permukaan
● Gelombang permukaan merambat melalui permukaan
bumi, gelombang permukaan terdiri dari 2 macam,
yaitu :
● A. Love Wave
● B. Rayleigh Wave
Gelombang Permukaan
Karakteristik Love Wave
● gelombang transversal (arah gerak partikel tegak lurus dengan arah
rambatan)
● kecepatan 70% dari S-wave

● Paling merusak, terutama di daerah dekat episentrum

● Getaran yang dirasakan manusia pertama kali

● Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911


Gelombang Permukaan
Karakteristik Rayleigh Wave
● gerakan eliptik retrograde/ “ground roll” (tanah memutar ke belakang
tapi secara umum gelombangnya merambat ke depan—analog dengan
gelombang laut)
● Sedikit lebih cepat dari Love Wave (90% dari kecepatan S-wave)

● ditemukan oleh Lord Rayleigh pada 1885


Penjalaran gelombang seismik
● Gelombang gempa yang dipancarkan oleh sumbernya
akan menjalar ke segala arah dengan tipe, kecepatan
dan arah penjalaran bervariasi tergantung pada sifat
fisis dan dimensi medium.
Penjalaran gelombang seismik
● Penjalaran gelombang seismik dikategorikan dalam
berbagai macam berdasarkan jarak antara sumber
gempa terhadap stasiun pencatat atau jarak episenter.

● Jarak episenter kurang dari 100 disebut dengan gempa


lokal sedangkan lebih dari 100 gempa regional dan
teleseismik.
3. Penjalaran Gelombang P di Bumi
Gempa Lokal :
S-P ~ 2 menit
Jarak Episenter ~ 0 ~ 100

Gempa Regional :
S-P ~ 2 ~ 5 menit
Jarak Episenter ~ 100 ~ 300

Gempa Tele :
S-P > 5 menit
Jarak Episenter > 300

Gel. Langsung :
Jarak Episenter ~ 0 - 900
Cara menetukan jenis gempa berdasarkan
penjalaran gelompang p dan s

● Jika tejadi gempabumi ● Pada rekaman seismogram


terbaca gelombang p datang
dengan episenter pada pukul 09:00:00 UTC dan
gempa di 8.000 LS dan gelombang s pada pukul
09:01:01UTC
110.000 BT dan lokasi
seismograph berada di
koordinat 7.000 LS dan
111.000 BT ● Tentukan jenis gempa
tersebut !
Tentukan Jenis Gempa berikut

Episenter Gempa Lokasi Waktu tiba Gel p Waktu tiba Gel s


Seismograph
07,23 0 LS 7,000 LS 111,000 00:01:23 00:02:45
110,50 0 BT BT
08,15 0 LS 7,000 LS 111,000 03:00:40 03:01:30
111,02 0 BT BT
0,010 LS 7,000 LS 111,000 04:02:02 04:06:01
118,02 0 BT BT

7,010 LU 7,000 LS 111,000 10:01:04 11:00:29


170,02 0 BT BT
The shadow zone is the area of the earth from angular distances of 104 to
140 degrees from a given earthquake that does not receive any direct P
waves. The shadow zone results from S waves being stopped entirely by
the liquid core and P waves being bent (refracted) by the liquid core. 

Through measuring how P and S waves travel through the earth and out
the other side, a seismic wave shadow zone was discovered in about 1910.
From the lack of S waves and a great slowing of the P wave velocity (by
about 40%) it was deduced that the outer core is made of liquid. The
shadow zone also defined the diameter of the core.
Penjalaran gelombang seismik
1. Jarak episenter kurang dari 100, disebut dengan
gempa loka. Gelombang seismik dominan menjalar
pada lapisan kerak bumi atau lapisan moho disebut
dengan gelombang crustal.
2. Jarak episenter antara 100 – 1030, menjalar pada
lapisan mantel.
3. Jarak episenter lebih dari 1030, menjalar melewati inti
bumi baik di biaskan atau dipantulkan.
1. Gelombang Crustal
Gelombang crustal, gelombang seismik yang terdapat
pada jenis ini :
● Pg dan Sg -> gelombang P dan S melalui lapisan granit
dan langsung menuju stasiun
● P* dan S* -> gelombang P dan S melalui lapisan
concard diskontinuitas
● Pn dan Sn -> gelombang P dan S melalui lapisan
mohorovicic diskontinuitas
● Gelombang pPn dan SPn adalah gelombang P dan S
yang dipantulkan dua kali melalui permukaan dan
lapisan batas moho.
0
2. Jarak episenter antara 10 –
1030
● Jika hiposenter di permukaan : Gelombang P dapat
dipantulkan sekali atau lebih. Gelombang P yang
dipantulkan sekali oleh permukaan bebas bisa menjadi PP
atau PS. Gelombang PP yang dipantulkan sekali oleh
permukaan bebas menjadi PPP dan PS menjadi PSP.
Pemantulan ini dapat terjadi jika jarak episenter lebih dari
400, jika kurang dari itu proses pemantulannya lebih
kompleks lagi (seperti gelombang ScP dan PcP
->gelombang yang menjalar ke bawah hiposenter dan
dipantulkan inti luar).
0
2. Jarak episenter antara 10 –
1030
● Jika hiposenter dalam : gelombang dari fokus yang
langsung ke permukaan diberi simbol p dan s,
gelombang yang dipantulkan oleh permukaan ada 4
kemungkinan : pP, sP, pS dan sS.
0
3. Jarak episenter lebih dari 103

● Pada jarak 1030 gelombang P akan meluruh dan akan


tampak kembali pada jarak 1400. Sehingga jarak antara
1030 - 1400 disebut dengan shadow zone (tidak ada
gelombang P yang tercatat). Sedangkan shadow zone
untuk gelombang S langsung antara 1030 – 2570.
Parameter Gempabumi
Meliputi :

● Waktu kejadian gempabumi (OT)


● Lokasi episenter
● Kedalaman sumber gempabumi
● Kekuatan gempabumi
● Intensitas gempabumi
Waktu kejadian gempabumi (OT)

● OT adalah waktu terlepasnya akumulasi tegangan


(stress) yang berbentuk penjalaran gelombang
gempabumi dan dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan,
tahun, jam, menit, detik dalam satuan UTC.
 
Lokasi episenter
● Episenter adalah titik di permukaan bumi yang
merupakan refleksi tegak lurus dari hiposenter atau
fokus gempabumi. Lokasi episenter dibuat dalam sistem
koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat
geografis dan dinyatakan dalam derajat lintang dan
bujur.
Kedalaman sumber gempabumi
● Kedalaman sumber gempabumi adalah jarak hiposenter
yang dihitung tegak lurus dari permukaan bumi dan
dinyatakan dalam satuan km
Kekuatan gempabumi

● Kekuatan gempabumi atau magnitude adalah ukuran


kekuatan gempabumi, menggambarkan besarnya
energi yang terlepas pada saat gempabumi terjadi dan
merupakan hasil pengamatan seismograf. Megnitude
menggunakan skala Richter (SR).
Intensitas gempabumi
● Intensitas gempabumi adalah ukuran kerusakan akibat
gempabumi berdasarkan hasil pengamatan efek
gempabumi terhadap manusia, struktur bangunan dan
lingkungan pada tempat tertentu dan dinyatakan dalam
skala MMI (Modified Mercalli Intensity).
Magnitudo Vs Intensitas
Magnitude = Skala kekuatan gempa pada sumbernya yang
mencerminkan besarnya energi yang
dikeluarkan akibat gempabumi dalam SR

Intensitas = Skala dampak yang dialami di atas


permukaan bumi. Biasanya dinyatakan dalam
skala MMI (I – XII Skala)
Richter Magnitude Scale

Distance S–P Magnitude Amplitude


km sec ML mm
● Tentukan Jarak (km) dan Kekuatan (ML) gempa berikut
:
1. Waktu gel P : 07:14:02 S: 07:14:10, Amplitude 10 mm
2. Waktu gel P : 08:30:18 S: 08:30:27, Amplitude 13 mm
3. Waktu gel P : 08:14:20 S: 08:14:55, Amplitude 0.7
mm
4. Waktu gel P : 08:18:21 S: 08:18:59, Amplitude 1.7 mm
5. Waktu gel P : 21:11:01 S: 21:11:15, Amplitude 1.5 mm
6. Waktu gel P : 06:09:18 S: 06:09:55, Amplitude 5 mm
Types of Magnitude Scales
Period Range
ML Local magnitude (California) regional S and 0.1-1 sec
surface waves
Mj JMA (Japan Meteorol. Agency) regional S and 5-10 sec
surface waves
mb Body wave magnitude short-period P waves ~ 1 sec

Ms Surface wave magnitude long-period surface ~ 20 sec


waves
Mw Moment magnitude very long-period > 145 sec
surface waves
Me Energy magnitude broadband P waves 0.5-20 sec

Mwp P-wave moment magnitude long-period P waves 10-60 sec

Mm Mantle magnitude very-long period > 200 sec


surface waves
Why are there different magnitudes?
● Distance range
◦ ML (local, Wood Anderson, 0.8 s)
● Teleseisms (recorded at long distances)
◦ mB (uses Amax /T, but in practice T is short-period)
◦ MS (uses Amax /T, but in practice T is long-period)
● Depth
◦ MS not useful
◦ mb still works
● Physical significance
◦ More recent magnitudes (Mw and Me) are related to
different aspects of earthquake size.
Magnitudes for the Sumatra Earthquake

mb 7.0 1 sec P wave 131 stations

mblg 6.7 1 sec Lg waves 6 stations

Mwp 8.0 – 8.5 60 sec P waves

Ms 8.5 - 8.8 20 sec surface waves 118 stations

Mw 8.9 - 9.0 300 sec surface waves

Mw 9.1 - 9.3 3000 sec free oscillations


1. Magnitude Lokal (ML)
ML pertama kali diperkenalkan oleh Charles Richter (1935) untuk menghitung gempabumi
daerah California dengan menggunakan seismograf Wood-Anderson yang memiliki periode 0.8
detik dan data yang digunakan berupa gempa-gempa dangkal
ML = log A – log Ao
Untuk daerah California, Richter membuat persamaan sebagai berikut:
ML = log A + 2.76 log ∆ - 2.48
dimana: A = amplitude dalam m.
Ao = koefisien yang tergantung dari kondisi tempat
penelitian
∆ = jarak dalam km.
2. Magnitude Bodi (mb)
Magnitude ini didefinisikan berdasarkan catatan amplitude dari gelombang P yang menjalar
melalui bagian dalam bumi (Lay. T and Wallace.T.C. 1995). Secara umum dirumuskan dengan
persamaan :
mb = log (A / T ) + Q ( h,Δ )
dimana: A = amplitude gelombang P dalam micron
T = periode dalam detik
Q = koefisien yang tergantung dari kedalaman (h) dan jarak (∆)
h dalam km. dan ∆ dalam derajat
3. Magnitude Gelombang Permukaan (Ms)
Magnitude tipe ini didapatkan sebagai hasil pengukuran terhadap gelombang permukaan
(surface waves). Magnitude permukaan mempunyai bentuk rumus sbb:

Ms = log A20 + 1.66 log ∆ +2.0

dimana: A20 = amplitude gelombang permukaan dengan periode 20 detik


∆ = jarak dalam derajat
Persamaan ini digunakan hanya untuk gempa dengan kedalaman < 60 km.
Hubungan antara Ms dan mb dapat dinyatakan dalam persamaan :
mb = 2.5 + 0.63 Ms
atau Ms = 1.59 mb – 3.97

4. Magnitude Durasi (Md)


Md dihitung berdasarkan durasi gelombang yang tercatat pada seismogram atau berdasarkan
selisih waktu antara gelombang pertama tercatat sampai gelombang berakhir.
Tsumura (1967) secara umum menuliskan dalam persamaan sebagai berikut
Md = a log (F-P) + b + c D
Dimana : F-P = durasi gelombang dalam detik
D = jarak episenter dalam km.
a,b,c = koefisien yang tergantung dari alat dan kondisi lokasi.
Tsumura (1967) menentukan persamaan empiris untuk menentukan Md untuk daerah
Wakayama Jepang, sebagai berikut:
Md = 2.85 log (F-P) – 2.53 + 0.0014 D
Md = 2.85 log (F-P) – 2.36 (D < 200 km.)
Lee at al. (1972) menentukan persamaan empiris untuk menentukan Md di California,
sebagai berikut:
Md = 2.00 log (F-P) – 0.87 + 0.0035 D
5. Magnitude Momen (Mw)
Momen seismik dapat diestimasi dari dimensi sesar yaitu luas bidang sesar A dalam km2
dan rata-rata slip (dislokasi) sesar D dalam meter serta rigiditas rata-rata µ dalam
dyne/cm2 pada sumber gempa atau dari analisis karakteristik gelombang gempabumi yang
direkam di stasiun pencatat khususnya dengan seismograf periode bebas (broadband
seismograph)
Momen seismik dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:
Mo = µ D A
Magnitude momen ditulis dalam persamaan sebagai berikut:
Mw = log Mo/1.5 – 10.73
Mw dalam dyne cm
Hubungan antara Magnitude dan Energi dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Log E = 5.8 + 2.4 mb
Log E = 11.8 + 1.5 Ms
Log E = 1.5 Mw + 11.8
Dimana: E = energi dalam erg
Sistem Pengamatan Gempa Bumi
Recorder Komputer Aquisisi dan prosesing

Seismometer

Anda mungkin juga menyukai