Anda di halaman 1dari 16

DENTAL SIDE TEACHING

PULPEKTOMI NON VITAL GIGI 64


DENGAN DIAGNOSA PULPITIS
IRREVERSIBEL

Oleh :

Calvin Pascananda

1110342031

Dosen Pembimbing :

drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA

DEPARTEMEN PEDODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
REKAM MEDIK KASUS PEDODONSIA

Nama Operator : Calvin Pascananda


No. Pokok : 1110342031
Pembimbing : drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA

A. Data Identitas Sosial Pasien


Nama : Nurul Septia Andini
No. Rekam Medik : 15324
Tempat/ Tgl lahir : Padang/ 20-02-2012
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Purus Atas, Jl Juanda Dalam, Padang
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar
Nama Penanggung Jawab : Lia Desni
Alamat Penanggung Jawab : Jl Juanda Dalam
Elemen Gigi : 64

B. Data Medik Umum


Penyakit Jantung : Tidak Ada
Diabetes : Tidak Ada
Hemophilia : Tidak Ada
Penyakit Lainnya : Tidak Ada
Alergi Obat : Tidak Ada
Alergi Makanan : Tidak Ada

C. Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain
Pasien mengeluhkan gigi kiri atas berlubang dan ingin ditambal.
2. Present Illness
Pasien merasakan giginya berlubang sejak ± 1 tahun yang lalu. Awalnya
lubang gigi pasien kecil kemudian bertambah besar. Gigi tersebut dulu pernah
sakit saat makan dan sakit tiba-tiba ± 3 bulan yang lalu. Saat sakit pasien
tidak memberitahukan kepada orang tua ataupun kepada kakek dan neneknya
sehingga dibiarkan saja. Sekarang pasien tidak pernah mengeluhkan giginya
sakit lagi tetapi pasien merasakan makanan sering masuk pada gigi berlobang
tersebut yang membuat tidak nyaman.
3. Post Dental History
Pasien belum pernah ke dokter gigi. Pasien menyikat gigi dua kali sehari pagi
dan sore dengan gerakan horizontal menggunakan sikat gigi soft.
4. Post Medical History
Pasien tidak pernah di rawat di Rumah Sakit, pasien tidak pernah minum obat
jangka panjang maupun berkala. Pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap obat atau makanan.
5. Family History
Ayah dan Ibu : Tidak memilik riwayat penyakit sistemik
Nenek dan Kakek : Tidak memilik riwayat penyakit sistemik
Saudara sedarah : Tidak memilik riwayat penyakit sistemik
6. Social History
Pasien siswa sekolah dasar kelas 2, sehari-hari pasien tinggal bersama nenek
dan kakeknya. Pasien agak sulit makan dan malas makan sayur dan buah.

D. Pemeriksaan Objektif
a. Jaringan Lunak dan Mukosa Rongga Mulut
- Mukosa Bibir : Tidak Ada Kelainan
- Mukosa Pipi : Tidak Ada Kelainan
- Dasar Mulut : Tidak Ada Kelainan
- Lidah : Tidak Ada Kelainan
- Gingiva : Tidak Ada Kelainan
- Palatum : Tidak Ada Kelainan
- Orofaring : Tidak Ada Kelainan
- TMJ : Normal, TAK
- Kelenjar Submandibularis : Normal, TAK
- Kelenjar Sublingual : Normal, TAK
- Kelenjar Submental : Normal, TAK

b. Jaringan Keras
Odontogram
18 : un erupted 28 : un erupted
17 : un erupted 27 : un erupted
16 : pit fissure dalam 26 : o-car sup
55 : do-car profunda 65 : mo-car med, o-car sup
54 : sou 64 : do-car profunda
53 : sou 63 : sou
52 : mob 2 62 : mob 2
11 : partial erupted 21 : partial erupted

ue ue ue ue ue ue pe pe ue ue ue ue ue ue

ue ue ue ue ue pe sou sou pe ue pe ue ue ue
ue ue
41 : sou 31 : sou
42 : partial erupted 32 : partial erupted
83 : sou 73 : sou
84 : d-car profunda 74 : persistensi,
34: partial erupted
85 : mis 75 : lo-car profunda
46 : o-car sup 36 : o-car sup
47 : un erupted 37 : un erupted
48 : un erupted 38 : un erupted

Gambaran klinis gigi 64

Elemen gigi : karies profunda pada gigi 64


Perkusi :(-)
Palpasi :(-)
Termal :(-)
Mobility :(-)
Tidak terdapat pembengkakan di sekitar gigi

E. Pemeriksaan Penunjang (Radiografi)

Pada gigi 64 tidak terdapat gambaran


radiolusen pada bagian periapikal, yang
menandakan tidak ada kerusakan pada
jaringan periapikal. Akar gigi belum
mengalami resorpsi.
F. Diagnosis
Berdasarkan keluhan subjektif,pasien pernah merasakan sakit spontan
± 3 bulan yang lalu, sekarang pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit lagi
dan sisa makanan sering masuk kebagian gigi yang berlubang. Dari
pemeriksaan objektif terlihat adanya karies gigi dibagian linguo oklusal
dengan konsistensi lunak saat disondasi, karies sudah mencapai pulpa,
respon pulpa saat tes sondasi (-), perkusi (-) dan tes thermal (-) menggunakan
chlorethyl dan berdasarkan rontgen foto terlihat adanya karies mencapai
pulpa dan tidak adanya kelainan pada periapikal gigi. Sehingga dapat
ditegakan diagnosa yaitu pulpitis irreversibel.

G. Rencana Perawatan
1. Pulpektomi non vital
2. Restorasi pasca endodonti : SSC (Stainless Steel Crown)

H. Prognosis
Good prognosis, tidak terdapat fraktur horizontal maupun vertikal
pada akar gigi dan dari rontgen benih gigi permanen tidak membuat gigi 64
mobility sebagai tanda akan erupsi. Pasien kooperatif untuk datang berulang
dan oral hygine pasien cukup baik.
I. Penatalaksanaan Pulpektomi Non Vital

Alat Bahan

Diagnostic set Paper Point

Bur Set Cotton Roll

Endometer Cotton Pelet

Jarum Miller Chorhexidineglukonat 2%

JarumEkstirpasi Kapas

File Alkohol

Plastis instrument ChKM

Spuit irigasi ZOE ( Zink Oxide Eugenol)

Semen spatel Caviton

Glass lab GIC Linning

Kunjungan Ke I
1. Informed Consent
2. Pemeriksaan pasien
3. Penanganan segera terhadap keluhan pasien ekskavasi jaringan karies
4. Rontgen foto
Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang kerja.
Panjang gigi sebenarnya : panjang gigi pada RO foto X panjang mahkota klinis
Panjang mahkota pada RO foto

Panjang gigi gigi sebenarnya 64 : Mesial = 15 mm


Distal = 15 mm

Panjang kerja gigi = panjang gigi sebenarnya – 2 mm

Panjang kerja gigi 64 : Mesial = 13 mm


Distal = 13 mm
Kunjungan Ke II
1. Isolasi daerah kerja
2. Preparasi kamar pulpa
a. Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur
bulat
b. Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin
sehat
c. Buka kamar pulpa dan buang atap kamar pulpa dengan bur bulat
d. Haluskan dinding kavitas dengan bur silindris
e. Buang isi kamar pulpa dengan ekscavator
f. Cari orifis dengan jarum miller (smooth broach)
g. Semua tahapan preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi
pada saluran akar. Irigasi sesering mungkin dengan chlorheksidine.
h. Preparasi kamar pulpa selesai.
3. Preparasi saluran akar
a. Pasang stopper sesuai panjang kerja
b. Pakai alat yang terkecil terlebih dahulu (jarum miller) untuk
mengetahui arah dan keadaan saluran akar
c. Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar
pulpa dan saluran akar dengan diputar 360 derajat kemudian ditarik
keluar.
d. Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan clorheksidin.
Jangan menyemprotkan udara kedalam kavitas karena akan mendorong
debris ke apeks
e. Preparasi saluran akar dengan file. Ukuran file yang digunakan untuk
menghaluskan saluran akar sesuai dengan kondisi pada saat
pengerjaan. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk
mengangkat jaringan pulpa dan menghaluskan dinding saluran akar,
bukan memperluas saluran akar.
f. Irigasi dengan clorheksidin, keringkan dengan cotton pellet dan paper
point
4. Sterilisasi saluran akar
a. Keringkan saluran akar dengan paper point
b. Basahi cotton pellet yang ukurannya kira-kira 1/3 kamar pulpa dengan
ChKM, keringkan dengan cotton roll, karena yang diperlukan hanya
uap ChKM
c. Letakan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering
d. Tutup dengan tambalan sementara
e. Cek oklusi dengan articulating paper

Kunjungan Ke III
1. Bongkar tambalan sementara
2. Keluarkan kapas kering dan cotton pellet
3. Periksa apakah dari kavitas sudah tercium bau obat, hal tersebut
menandakan bahwa saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat dilakukan
obturasi. Jika belum periksa kembali saluran akar dan lakukan sterilisasi
dengan ChKM
4. Jika sudah, irigasi saluran akar dengan clhorheksidin
5. Keringkan dengan paper point
6. Lakukan obturasi dengan zink oxide eugenol, lakukan obturasi hingga orifis
sampai pada 1/3 kamar pulpa
7. Tutup dengan cotton pellet kering dan steril
8. Tutup dengan tambalan sementara
9. Cek oklusi dengan articulating paper
10. Lakukan poto rontgen untuk melihat hasil obturasi

Kunjungan Ke IV
1. Cek hasil obturasi sudah hermetic melalui rontgen foto
2. Tanyakan apakah ada keluhan dari pasien, lakukan tes perkusi, palpasi
3. Jika tidak ada keluhan, bongkar tambalan sementara
4. Lakukan restorasi akhir dengan restorasi metal crown

Kunjungan Ke V
1. Kunjungan kelima dilakukan 1 minggu setelah obturasi.
2. Cek kembali perkusi.
3. Lakukan rontgen foto kembali sebagai rontgen Kontrol.
J. Studi Literatur
Terbukanya pulpa paling sering disebabkan oleh karies, tetapi dapat

pula disebabkan oleh trauma dari suatu benturan atau selama preparasi

kavitas. Terbukanya pulpa disebabkan oleh karies lebih sering terjadi pada

gigi sulung daripada gigi permanen karena gigi sulung mempunyai rongga

pulpa yang relatif lebih besar, tanduk pulpa lebih menonjol dan email serta

dentin yang lebih tipis. Pulpa yang terbuka menjadi jalan masuk

mikroorganisme yang dapat menyebabkan inflamasi, dan bila berlanjut

mengakibatkan pulpa menjadi nekrosis.

Nekrosis pulpa adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mati

yang merupakan proses lanjutan dari radang pulpa atau terhentinya sirkulasi

darah secara tiba-tiba akibat trauma. Ada dua alternatif pilihan perawatan

pada gigi desidui dengan nekrosis pulpa, yaitu ekstraksi atau perawatan

endodontik. Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan

pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari

pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya. Selain itu, faktor pertimbangan

khusus diperlukan saat memutuskan rencana perawatan yang sesuai untuk

gigi sulung yaitu mempertahankan gigi pada lengkung rahang sampai tanggal

secara normal.

Perawatan pulpektomi adalah suatu teknik perawatan saluran akar

dengan mengambil seluruh jaringan pulpa dalam saluran akar yang terinfeksi.

Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara, pulpektomi vital, pulpektomi

devital, dan pulpektomi non vital. Pulpektomi vital adalah pengambilan

seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital. Pulpektomi
devital adalah pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan

saluran akar yang lebih dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.

Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan

diagnosis gangren pulpa atau nekrosis pulpa.

Indikasi pulpektomi gigi desidui adalah :

1. Saluran akar mengalami inflamasi kronis, rasa sakit spontan

2. Gigi masih dapat direstorasi

3. Tidak ada internal resorbsi

4. Mobilitas atau kerusakan intraradikuler minimal

5. Ada abses atau fistula

6. Resorpsi akar kurang dari 1/3 apikal

Kontra indikasi pulpektomi gigi desidui adalah :

1. Kerusakan jaringan periapikal dan mobilitas gigi yang banyak

2. Resorbsi akar yang banyak

3. Adanya internal resorbsi

4. Kesehatan pasien yang jelek

5. Dipredeksi timbulnya gangguan perkembangan gigi permanen karena

proses infeksi gigi desidui yang berjalan lama

6. Behavior pasien tidak dapat dikuasai

Bahan yang digunakan sebagai bahan irigasi adalah larutan

chlorhexidin gluconat 2%. Klorheksidin dengan dasar natrosol telah

membuktikan kemampuan mekanik yang sangat baik sebagai bahan irigasi

saluran akar untuk menghilangkan lapisan smear dan merupakan bahan

irigasi saluran akar berspektrum luas dan rendah toksik serta dapat digunakan

sebagai medikamen intrakanal serta dapat menghambat aktivitas antimikroba


setelah berkontak cukup lama pada permukaan dentin dalam saluran akar.

Klorheksidin glukonat bertindak mengabsorpsi dinding sel bakteri sehingga

menyebabkan kebocoran komponen intraseluler. Klorheksidin dengan

konsentrasi rendah memiliki efek bakteriostatik sehingga menyebabkan

pelarutan bahan mikroorganisme dengan berat molekul rendah. Klorheksidin

dengan konsentrasi tinggi memiliki efek bakterisid yang mengakibatkan

presipitasi sitoplasma dan/atau koagulasi, mungkin disebabkan oleh protein

cross-linking.

Bahan sterilisasi saluran akar adalah obat atau medikamen

intrasaluran akar sebagai tindakan pelengkap pada tindakan desinfeksi saluran

akar. Desinfeksi saluran akar merupakan tindakan untuk menghilangkan

mikroorganisme patogenik yang harus didahului oleh pembersihan pada

jaringan pulpa dan debris yang memadai, dilanjutkan pembersihan dan

pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan

irigasi. Bahan medikamen yang digunakan dalam perawatan ini adalah

ChKM (Chlorofenol Kamfer Menthol).Bahan ini memiliki kemampuan

desinfeksi dan sifat mengiritasi yang kecil dan mempunyai spektrum

antibakteri yang luas sehingga dapat digunakan dalam semua perawatan

saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. Sifat lainnya adalah :

1. Tidak mengiritasi pulpa

2. Tidak merubah warna gigi

3. Mempunyai daya anestesi pada pulpa yang meradang

4. Dapat menembus jaringan vital atau non-vital sehingga dapat

mencapai kuman-kuman yang terletak jauh dalam dentin.


Indikasi bahan medikamen ChKM

1. Disinfektan pada dentin setelah preparasi kavitas

2. Disinfektan setelah pulpectomy dan pupl dressing

3. Perawatan untuk radang / luka

4. Disinfektan root canal

Kelebihan ChKM

1. Sifat mengiritasi jaringannya lebih kecil daripada formokresol

2. Mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif terhadap jamur

3. Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar.

4. Disinfektan yang kuat untuk infeksi root canal

5. Efektif untuk infeksi periapikal

6. Komposisi oilnya membantu untuk tetap aktif dalam jangka waktu

lama

7. Dalam bentuk gas, ia mampu menembus tubuli dentinalis dan kanal

meduler, mencapai periapex, kemudian mensterilkan jaringan dan

permukaan yang terkontaminasi.

Kekurangan ChKM

Memiliki efek sitotoksisitas jika digunakan untuk jangka panjang

Komposisi Bahan :

1. Para-klorophenol

Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar dan untuk

memperbesar khasiat phenol.

2. Kamfer

Di saluran akar dipisahkan dalam bentuk kristal halus yang menempel pada dinding

saluran akar dan memperlama efek desinfektan karna tidak larut dalam air. Kamfer
digunakan sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi daripada

klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial.

1. Menthol

Bersifat vasokontriksi sehingga memperkecil hiperemia yang disebabkan oleh

kamfer. Menthol dapat mengurangi sifat iritasi chlorfenol dan mengurangi rasa sakit

Keberhasilan perawatan endodontik tergantung dari reduksi atau

eliminasi bakteri pada saluran akar dan dapat ditingkatkan dengan

penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat antimikroba. ZOE (zinc

oxide eugenol) adalah bahan pengisi yang sudah banyak digunakan. Zinc

Oxide Eugenol merupakan bahan yang paling umum digunakan dalam

pengisian saluran akar pada geligi desidui. Keuntungan dan kerugian

pemakaian bahan ini adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan:

1. Secara umum tidak berbahaya.

2. Bersifat antiseptik.

3. Memiliki sifat analgesic ringan.

4. Memiliki perlekatan yang baik dengan dinding saluran akar.

5. Bersifat radiopaque.

6. Tidak menyebabkan diskolorasi pada gigi yang dirawat.

b. Kerugian:

1. Adanya resiko dapat melukai benih gigi permanen pengganti yang

sedang berada dalam proses erupsi akibat kekerasan bahan pengisi ini.

2. Hanya memiliki spektrum anti bakteri yang kecil.

3. Aplikasi bahan sulit sehingga sering terjadi kekurangan pengisian.


4. Adanya perbedaan kecepatan resorpsi bahan pengisi dengan akar geligi

desidui yang dirawat, dimana akar geligi desidui resorpsinya lebih cepat

daripada pasta Zinc Oxide Eugenol ini, sehingga partikel pasta akan

tertinggal dalam tulang alveolar saat akar sudah teresorpsi. Hal tersebut

dapat mengganggu erupsi geligi permanen pengganti.

5. Bila terjadi kelebihan pengisian saluran akar, menimbulkan reaksi

tubuh yang tidak diinginkan seperti misalnya terjadi keradangan. Selain

itu kandungan bahan eugenol juga dapat merusak sel.

6. Zinc Oxide Eugenol dapat mengiritasi jaringan periapikal dan dapat

mengakibatkan nekrosis pada tulang dan sementum.

7. Dapat menimbulkan sitotoksik bila terjadi kontak dengan jaringan yang

masih vital
REFERENSI

1. Santa Musanah dan Trilaksana Aries Chandra. Emergency Endodontic


Treatment of Irreversible Pulpitis. Makassar Dent J 2015; 4(5):172-176.
2. Endodontic treatment for children. British dental journal 2005; 198(1): 9-
15.
3. Amalia, Zulfi. 2016. Perawatan Saluran Akar pada gigi anak. Jurnal PDGI
65 (2) Hal.60-67
4. Rahaswanti, Ayu. 2016. Evaluasi Keberhasilan Pengisian Saluran Akar
Dengan Sediaan Zink Oxide Eugenol Dan Campuran Calcium Hydroxide
Dengan Pasta Iodoform. Original Article. 8(1): 1-7
5. Damanti, Asri. 2017. Perawatan Pulpektomi Non Vital Pada Gigi Desidui
Anterior Maksila. Laporan Kasus. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi. Fakultas
Kedokteran Muhamadiya Surakarta. Vol 1(1)
6. Ferraz C, dkk. 2007. Perbandingan Efektivitas Antimikroba Khlorheksidin
(Gel), Khlorheksidin ( Larutan ) Dan Sodium Hipoklorit Sebagai Bahan
Irigasi Endodontic. Jurnal Endodontic. 18(4): 294-298
7. Ferraz C, Gomes B, Zaia A, Teixeira F, Souzafilho F. Comparative Study
of theAntimicrobial Efficacy of Chlorhexidine Gel, Chlorhexidine
Solution and Sodium Hypochlorite as Endodontic Irrigants. Braz Dent
2007; 18(4): 294-298

Anda mungkin juga menyukai