Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017,141-156

Available online at http://journal.sbm.itb.ac.id


Manajemen
Teknologi
Indonesian Journal for the Science of Management

Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia


Agroindustri Kopi Gayo dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
1 2 3 2
Rahmat Fadhil , M. Syamsul Maarif , Tajuddin Bantacut , dan Aji Hermawan
1
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Aceh
2
Sekolah Bisnis - Institut Pertanian Bogor, Bogor
3
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Abstract. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan model strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) agroindustri kopi
Gayo dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan pendekatan soft system methodology (SSM). Penelitian ini
menghasilkan permodelan konseptual strategi pengembangan SDM para pemangku kepentingan (stakeholder) agroindustri dengan
meningkatnya produktifitas dalam mewujudkan kesejahteraan dan keberlanjutan agroindustri kopi Gayo. Strategi pengembangan SDM
agroindusti kopi Gayo merupakan tindakan strategis untuk melahirkan kompetensi dan kualitas pelaku agroindustri dengan daya saing
yang tinggi terutama dalam menghadapi persaingan global dan persaingan dalam kawasan MEA melalui berbagai program pengembangan
kapasitas SDM. Investasi SDM merupakan sebuah investasi intelektual yang memiliki arti penting bagi pembangunan daerah dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan produksi agroindustri kopi Gayo.

Kata kunci: Agroindustri, kopi Gayo, masyarakat ekonomi ASEAN, soft system methodology, sumber daya manusia.

Abstract. The purpose of this study is to formulate the model of strategy for human resource development (HRD) Gayo coffee agro-industry
in the ASEAN Economic Community (AEC) with the approach of soft system methodology (SSM). This research resulted in a conceptual
modeling of human resource development strategy for stakeholders agro-industry by increasing productivity in the welfare and sustainability
Gayo coffee agro-industry. Human resource development strategy for Gayo coffee agro-industry is a strategic action to deliver the competence and
quality of agro-industry actors with high competitiveness, especially in the face of global competition and rivalry in the AEC region through
various of HRD capacity building program. The HRD investment is an intellectual investment that has significance for the regional
development and improves the welfare of the community in the area of agro-industrial production Gayo coffee.

Keywords: Agro-industry, ASEAN economic community, Gayo coffee, human resources, soft system methodology.

*Corresponding author. Email: rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id


Received: March 12th, 2017; Revision: April 27th, 2017; Accepted: June 13th, 2017
Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2017.16.2.3
Copyright@2017. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Jurnal
141 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Pendahuluan sebagai pengelola usaha semestinya mengerti


cara mengalokasikan sumber daya atau faktor
Kopi Gayo sebagai kopi specialty yang produksi yang dimilikinya agar tujuan tersebut
berkembang di Indonesia, dibudidayakan oleh dapat tercapai.
masyarakat yang tinggal di Dataran Tinggi
Gayo (Gayo Highland), Propinsi Aceh, tepatnya Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu
di Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener dilakukan pembinaan melalui berbagai cara
Meriah dan Kabupaten Gayo Lues dengan dalam mengembangkan kemampuan
luas areal sekitar 58.393 hektar pada kompetensi dan kualitas sumber daya manusia
ketinggian 950-1450 meter diatas permukaan (SDM), ilmu pengetahuan, teknologi, dan
laut (Hulupi, Nugroho & Yusianto, 2013; pendidikan. Karena bagaimanapun
Ditjenbun, 2011). Bagi masyarakat Gayo, kopi kompetensi pelaku ag roindustri akan
merupakan komoditas penting yang turut menggambarkan keterampilan, pengetahuan,
m e n i n g k a t k a n p e n d a p a t a n ke l u a r g a , perilaku, karakteristik personal dan motivasi
menggerakkan ekonomi masyarakat dan yang akan berkorelasi dengan kesuksesan
sekaligus menambah pendapatan asli daerah dalam menjalankan usaha. Semua hal tersebut
(PAD). tentu memerlukan kontribusi berbagai
pemangku kepentingan yang terlibat di
Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten dalamnya, termasuk pemerintah sendiri. Oleh
Bener Meriah merupakan wilayah penghasil karenanya faktor produksi tenaga kerja
kopi terbesar di Aceh, dihuni oleh suku Gayo bersama-sama dengan faktor produksi lainnya,
sebesar 70 persen, suku Aceh 15 persen, suku bila dimanfaatkan secara optimal akan mampu
Jawa 10 persen dan sisanya adalah suku-suku meningkatkan produksi secara maksimal.
lainnya yang datang dari berbagai daerah Karena biasanya setiap penggunaan tenaga
maupun propinsi di Indonesia. Pendapatan ker ja produktif hampir selalu dapat
terbesar masyarakat adalah bersumber dari meningkatkan produksi.
hasil perkebunan kopi, walaupun beberapa
penduduk berstatus pegawai negeri sipil tetapi Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
tetap memiliki pekerjaan sampingan sebagai bahwa belum ada yang secara spesifik mengkaji
petani kebun (Silitonga, 2008). Kopi menjadi tentang pengembangan SDM secara
komoditas pertanian utama dikembangkan mendalam pada agroindustri kopi Gayo.
oleh masyarakat selain dari sayuran, buah- Penelitian-penelitian mengenai agroindustri
buahan dan tanaman lainnya. Sementara dari kopi Gayo yang ada selama lebih menekankan
segi tingkat pendidikan masyarakat dikawasan pada aspek produksi, bahan baku, ekonomi,
tersebut sekitar 41 persen SD, 32 persen SMP, keuangan, sistem sertifikasi, rantai pasok,
21 persen SMA, 1,5 persen PT dan lainnya 4,5 kelembagaan dan lingkungan (Fadhil, Maarif,
persen. Jadi secara umum tingkat pendidikan Bantacut & Hermawan, 2017; Walker, 2015;
masyarakat di kawasan produksi kopi Gayo ini Jaya, 2014; Bilhak & Maarif, 2014; Novita,
masih cukup rendah, apalagi bila dihadapkan 2012; Indra, 2011; Almqvist, 2011; Fatma,
dengan persaingan dalam konteks Masyarakat 2011; Romano, 2009), yang sedikit dikaitkan
Ekonomi ASEAN (MEA). dengan aspek SDM. Sementara artikel ini akan
berkontribusi lebih fokus pada aspek SDM
Menurut Fatma (2011) pengelolaan kopi masih dengan pendekatan soft system methodology
bersifat tradisional dan belum menggunakan (SSM). SSM adalah sebuah pendekatan holistik
teknologi budidaya kopi secara baik dan benar, di dalam melihat aspek-aspek riil dan
hal ini menggambarkan masih rendahnya konseptual di masyarakat. SSM dipandang
pengetahuan petani kopi tentang teknologi sebagai salah satu strategi dalam menangani
budidaya kopi. Padahal tujuan utama berbagai masalah manajemen yang lahir dari
pengelolaan usaha tani kopi adalah untuk sistem aktivitas manusia (human activity system)
meningkatkan produksi agar pendapatan (Bergvall-Kareborn, 2002; Martin, 2008).
petani kopi juga meningkat, sehingga petani

Jurnal
142 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Serangkaian aktivitas manusia disebut sebagai Tujuan perbandingan ini nantinya akan
sebuah sistem karena setiap aktivitas-aktivitas memberikan pemahaman yang lebih baik
tersebut saling berhubungan antara satu sama mengenai dunia nyata (research) dan
lainnya dan membentuk suatu ikatan memberikan ide-ide perbaikan (action)
(keterkaitan) tertentu. Pendekatan soft systems (Sonatha & Prayama, 2011; Brocklesby 1995;
dianggap sebagai metodologi yang sangat Checkland & Scholes, 1990).
produktif untuk mempelajari setiap aktivitas
manusia yang terorganisir di dalam mencapai SSM memiliki kapabilitas dalam menyediakan
tujuan-tujuan tertentu tersebut (Patel, 1995). kerangka kerja untuk memahami masalah yang
dihadapi bahkan masalah yang kompleks
Sehingga SSM sangat cocok sekalipun (Daellenbach & McNickle, 2005).
diimplementasikan sebagai sebuah kerangka Implementasi SSM pada berbagai disiplin ilmu
kerja (framework) pemecahan masalah yang sudah banyak diterapkan oleh para pakar,
dirancang secara khusus pada keadaan yang peneliti dan akademisi, mulai dari persoalan
secara hakikatnya masalah tersebut sulit untuk struktural, kebijakan, militer, lingkungan,
didefinisikan (Martin, 2008; Sinn, 1998). SSM metode pengajaran, sosial, permasalahn
juga sering dipakai untuk membuat konsep energi, industri, inovasi dan sebagainya
model, memperbaiki tindakan pragmatis, (Triyonggo, Maarif & Sukmawati, 2015;
mencari kompromi, maupun pembelajaran Novani, Putro & Hermawan, 2014; Riyanto,
bersama dan partisipatif seperti Eriyatno & Pasaribu, 2014; Staadt, 2012; Liu,
pengembangan organisasi dan pengembangan Meng, Mingers, Tang & Wang, 2012;
komunitas, serta untuk pengembangan usaha. Mahregan, Hosseinzadeh & Kazemi, 2012;
Cox, 2010; Bjerke, 2008; Staker, 1999; Khisty,
Tu j u a n p e n e l i t i a n i n i a d a l a h u n t u k 1995; Patel, 1995; Konis, 1994).
merumuskan model strategi pengembangan
S D M a g r o i n d u s t r i ko p i G ayo d a l a m Metode SSM memiliki 7 tahapan (Gambar 1),
menghadapi MEA dengan pendekatan sistem yaitu:
menggunakan soft system methodology (SSM). (1) Mengkaji masalah yang tidak terstruktur.
Dengan demikian diharapkan dapat Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
menghasilkan permodelan konseptual strategi sejumlah infor masi yang diperlukan
pengembangan SDM para pelaku (stakeholder) berkaitan dengan strategi pengembangan
agroindustri dengan meningkatnya SDM agroindustri kopi Gayo, termasuk
produktifitas dalam mewujudkan pandangan dan asumsi para pihak yang
kesejahteraan dan keberlanjutan agroindustri terlibat. Informasi primer diperoleh melalui
kopi Gayo. diskusi mendalam dengan para pakar yang
berkompeten. Para pakar yang dipilih
sebanyak 5 orang yaitu dari Dinas Pertanian
Metodologi Penelitian K a b u p a t e n A c e h Te n g a h , d o s e n
Universitas Gajah Putih di Takengon,
Untuk memfor mulasikan strategi petani kopi Gayo, pedagang pengumpul,
pengembangan SDM agroindustri kopi Gayo dan koperasi kopi Gayo. Untuk data
dilakukan dengan menggunakan metode soft sekunder diperoleh dari dokumen-
system methodology (SSM) yang dikembangkan dokumen kepustakaan lembaga pemerintah
oleh Checkland dan Poulter (2010), Checkland dan swasta termasuk bahan-bahan hasil
dan Scholes (1990). Seperti pendekatan sistem penelitian.
lainnya, inti dari SSM ini sendiri adalah (2) Mengekspresikan situasi masalah. Bahan
memberikan perbandingan antara dunia nyata yang diperoleh pada tahap pertama,
dengan suatu permodelan yang diperkirakan selanjutnya digunakan untuk membangun
merepresentasikan dunia itu sendiri. rich picture (penggambaran peta dunia nyata)
atau disebut juga representasi keadaan
sekarang.

Jurnal
143 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Tabel 1.
Elemen dan Deskripsi CATWOE

Elemen CATWOE Deskripsi


Costumer Siapa yang mendapatkan manfaat dari aktivitas tujuan?
Actor Siapa yang melaksanakan aktivitas-aktivitas?
Transformation Apa yang harus berubah agar input menjadi output?
World-view Cara pandang seperti apa yang membuat sistem berarti?
Owner Siapa yang dapat menghentikan aktivitas-aktivitas?
Environment Hambatan apa yang ada dalam lingkungan sistem?
Diadopsi dari Checkland dan Scholes (1990).

(3) Membangun definisi permasalahan yang Suatu model perbandingan dirumuskan


berkaitan dengan situasi masalah. Bagian meliputi aktivitas yang ditawarkan, realita
ini adalah merumuskan root definition atau kondisi dunia nyata yang terjadi dan
(definisi akar), yaitu suatu kalimat singkat rekomendasi untuk tindak lanjut. Model ini
yang menyatakan “suatu sistem melakukan disempurnakan dan akan menjadi
P dengan cara Q untuk mencapai R”. Root rekomendasi untuk perubahan.
definition selanjutnya dituangkan dalam (6) Menetapkan perubahan yang layak dan
mnemonic CATWOE sebagaimana Tabel 1. diinginkan. Tujuan tahap ini adalah untuk
(4) M e m b a n g u n m o d e l k o n s e p t u a l . mengidentifikasi dan mencari perubahan
Berdasarkan root definition di atas untuk yang diinginkan secara sistemik dan layak.
setiap elemen yang didefinisikan, kemudian Perubahan dapat terjadi dalam hal struktur,
d i b a n g u n m o d e l ko n s e p t u a l y a n g prosedur atau sikap orang-orang.
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang (7) Melakukan tindakan perbaikan atas
ideal. Model ini mengidentifikasi sistem masalah. Pada tahap ini akan muncul
aktivitas manusia hasil ekspresi situasi rekomendasi perubahan untuk dapat
masalah dalam rich picture dan diimplementasikan. Akan ditunjukkan
mempresentasikan hubung an antar sistem yang tepat untuk melakukan
kegiatan. Model konseptual ini merupakan perubahan yang aktivitasnya dapat menjadi
proses adaptif, karena terjadi umpan balik “dunia nyata”.
antara proses memodelkan dengan hasil
ekspresi situasi masalah. Semua elemen
yang tertuang dalam CATWOE disertakan Hasil dan Pembahasan
dalam model konseptual.
(5) Membandingkan model konseptual Berdasarkan tahapan-tahapan yang
dengan situasi masalah. Model konseptual dikembangkan melalui pendekatan SSM,
dibandingkan dengan dunia nyata untuk berikut ini diuraikan penjelasan hasil dan
menyoroti kemungkinan perubahan di pembahasan yang diperoleh dari masing-
dunia nyata. Setiap pihak yang terlibat masing tahapan yang dikaji.
memberikan persepsi dan penilaian
terhadap aktivitas yang dimodelkan, untuk Permasalahan Tidak Terstruktur
m en en tuk a n a p a ya n g s eh a r us n ya Salah satu permasalahan dalam pembangunan
dilakukan, dipertahankan, diperbaiki atau agroindustri adalah aspek kualitas SDM. Yang
ditinjau kembali. Draft awal model dimaksud dengan SDM dalam konteks
konseptual didesain oleh peneliti yang agroindustri adalah potensi yang dimiliki oleh
selanjutnya diminta koreksi, masukan dan individu-individu sebagai modal insani yang
klarifikasi kepada setiap pakar sebagai dapat dikembangkan untuk suatu proses
narasumber dari penelitian ini. produksi sehingga menunjukkan ukuran
produktifitas tertentu.

Jurnal
144 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Gambar 1. Tahapan Soft System Methodology


Diadopsi dari Checkland (1981); Checkland dan Poulter (2010)

Beberapa persoalan dalam aspek SDM 4.Kurangnya kreatifitas dan inovasi dalam
agroindustri kopi Gayo yang berhasil diperoleh pengolahan produk dan industri
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: peng olahan yang minim, ter utama
1.Pengembangan dan peningkatan SDM berkaitan dengan penanganan pasca panen
sangat tergantung pada penyuluh pertanian dan pengolahan awal seperti fermentasi,
dengan fasilitas yang minim dan jumlah pengolahan semi basah dan efisiensi
petugas yang terbatas berbanding wilayah penggunaan air. Temuan yang serupa juga
perkebunan yang mesti ditangani. Kondisi diperoleh dari Fatma (2011) dan Bilhak dan
ini serupa dengan temuan Jaya (2013) dan Maarif (2014).
Silitonga (2008). 5.Intensitas pendidikan dan pelatihan secara
2.Kurangnya pengembangan pemahaman kontinyu terhadap petani kopi sangat
dan manajemen pengetahuan dalam diperlukan ag ar kualitas produksi
budidaya kopi, termasuk teknologi dan agroindustri menjadi lebih baik. Pendapat
inovasi terkini, karena lebih mengandalkan ini juga diakui oleh Walker (2015), Jaya
pengetahuan secara turun temurun dari (2014), Novita (2012), dan Mujiburrahman
keluarga. Hal ini juga pernah dilaporkan (2011).
oleh Indra (2011) dan Romano (2009) yang
melihat bahwa proses ber tani dan Indriati (2015) meyakini bahwa SDM memiliki
pengelolaan pertanian baik pra dan pasca peran penting dalam mencapai keberhasilan,
panen lebih dipengaruhi oleh pengetahuan karena fasilitas yang canggih dan lengkap
dari orang tua yang ditransfer kepada anak- belum merupakan jaminan akan berhasilnya
anaknya. suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas
3.Produktivitas belum optimal karena SDM yang akan memanfaatkan fasilitas
penguasaan teknologi yang kurang dan tersebut.
lemahnya keterampilan petani. Menurut
laporan Bilhak dan Maarif (2014), Ibrahim Adam dan Ghaly (2007) berpandangan bahwa
dan Zailani (2010), Silitonga (2008) juga salah satu strategi dalam mencapai industri
menemukan keadaan yang sama, dimana kopi secara berkelanjutan adalah dengan
keterampilan petani lebih dominan karena memberdayakan (empowerment) petani untuk
autodidak, sangat jarang keterampilan meningkatkan kapasitas pasokan dan
petani ditingkatkan melalui suatu program pemenuhan mutu.
peningkatan keahlian tertentu.

Jurnal
145 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Hal ini sejalan dengan kebijakan Departemen Berdasarkan rich picture yang terbangun, dapat
Perindustrian Republik Indonesia dalam dipahami peta masalah yang melingkupi
memprioritaskan pengembangan industri di persoalan pengembangan SDM. Mulai dari
masa yang akan datang adalah industri yang masalah kemampuan dan kualitas SDM yang
berbasis agro (agroindustri), karena memiliki ada saat ini, pengembangan ilmu pengetahuan
karakteristik industri berkelanjutan dan lebih dan teknologi, pendidikan dan keterampilan
mengandalkan pada SDM berpengetahuan sampai keterlibatan multi pihak yang berperan
dan terampil, sumber daya alam yang didalamnya. Kebijakan yang diputuskan
terbarukan serta penguasaan teknologi. pemerintah untuk terlibat dalam perdangan
bebas setingkat ASEAN, menjadi tantangan
Dari berbagai persoalan yang dikemukakan dan sekaligus ancaman bagi SDM agroindustri
diatas, peran pemangku ke penting an kopi Gayo.
(stakeholder) sangat penting dalam mendorong
pengembangan SDM terutama sebagai bagian Jika tindakan dan dukungan para pihak dalam
yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang mengembangkan SDM para pelaku
lainnya. Untuk menjelaskan hal ini diuraikan agroindustri, terutama petani, pedagang
dalam bentuk tabulasi analisis hierarki pegumpul, pengelola koperasi dan perusahaan
permasalahan dan peran para pihak yang agroindustri kopi lokal tidak ditangani dengan
terlibat dalam permasalahan pengembangan baik, maka akan menjadi persoalan serius
SDM agroindustri kopi Gayo (Tabel 2). dikemudian hari. Masuknya tenaga asing
dengan pengetahuan dan keterampilan yang
Sebagai sektor unggulan, agroindustri sangat lebih baik boleh jadi menyebabkan
ditunjang oleh kemampuan dan keterampilan keterpinggiran pelaku agroindustri kita sendiri,
para pelakunya dari berbagai sub sistem dalam karena kalah dalam persaingan. Hal ini pulalah
menjalankan perannya masing-masing, yang dicemaskan Triyonggo dkk. (2015) yang
termasuk komitmen untuk secara bersama- menganalisis bagaimana kesiapan SDM
sama mengembangkan seluruh sub-sistem Indonesia dalam menghadapi Masyarakat
agroindustri. Seluruh komponen sub-sistem Ekonomi ASEAN, terutama dari kalangan
agroindustri yang meliputi organisasi, praktisinya.
manajemen, mekanisme, sistem dan prosedur
dari sub-sistem produksi, penanganan pasca Definisi Akar (Root Definition)
panen sampai pemasaran dan distribusi, harus Peningkatan mutu SDM yang strategis
mampu mengemban misinya dan tidak hanya terhadap keterampilan, motivasi,
dalam menjalankan fungsinya secara partial, pengembangan dan manajemen
tetapi juga harmonisasi dalam pengembangan pengorganisasian SDM merupakan syarat
agroindustri secara integral (Maarif, 2000). utama dalam era globalisasi untuk mampu
bersaing dan mandiri (Maarif, 2000). Inilah
Pemetaan Masalah yang sedang dihadapi dalam konteks MEA
Untuk menggambarkan situasi masalah yang yang sudah mulai berjalan sejak awal tahun
dihadapi dalam pengembangan SDM, sebuah 2016 yang lalu.
rich picture ditampilkan dengan berbagai
perspektif yang menekankan struktur, proses,
hubungan, konflik dan ketidakpastian, serta
mengungkapkan masalah, nilai-nilai yang
diyakini dan divisualisasikan melalui simbol-
simbol (Gambar 2).

Jurnal
146 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Tabel 2.
Analisis Hierarki Permasalahan

Pihak yang
Levelisasi Fokus Isu Sifat
terlibat
 Pemerintah  Kebijakan pengembangan
daerah SDM Perencanaan
 Pimpinan  Pengarahan dan Strategis
koperasi Pengawasan Kebijakan
Direktif
 Pimpinan  Strategi Keuangan dan Pembangunan
perusahaan Kredit usaha Investasi &
agroindustri  Keamanan dan Konflik Keuangan
 Perbankkan Sosial Politik
 Manajemen
 Perancang dan Pelaksana
Koperasi
Program Pengembangan
 Manajemen Manajerial
SDM
Perusahaan Pengorganisasian
Strategis  Proses Penanganan dan
 Dinas Pemberdayaan SDM Evaluasi dan
Pertanian Pengawasan
 Manajemen Pengetahuan &
dan
Koordinasi antar unit
Perkebunan
 Penyuluh  Pendampingan pelaku
pertanian agroindustri
Operasional
 Komunitas  Pengorganisasian
teknis
masyarakat/ kelompok masyarakat
Kawasan
Taktis kelompok  Pengembangan kapasitas perkebunan
usaha tani SDM melalui lembaga dan
kelembagaan Antar lembaga
 Lembaga
dan kemitraan
swadaya  Pemberdayaan masyarakat
masyarakat tani/pekebun
 Produktifitas SDM
 Petani
 Pengembangan diri dan Perkebunan
Operasional  Pedagang
keterampilan Kawasan produksi
Pengumpul
 Relasi sosial yang dinamis

Jurnal
147 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Gambar 2. Rich Picture Permasalahan

Untuk mendeskripsikan bagaimana proses Antara Model dan Dunia Nyata


sistem pengembangan kapasitas SDM yang Setelah model konseptual diperoleh, maka
hendak dibangun maka dianalisis dengan tahap berikutnya adalah melakukan
menggunakan tabel CATWOE (Tabel 3). perbandingan antara model konseptual
(human activity system) dengan dunia nyata yang
Model Konseptual menghasilkan rekomendasi tentang apa yang
Dengan berpedoman pada root definition, sebaiknya dipertahankan, ditingkatkan atau
selanjutnya disusunlah gambaran model dibuat yang baru. Rekomendasi yang diberikan
konseptual dalam mengidentifikasi aktivitas dalam proses ini meliputi tujuh hal, yaitu
yang diperlukan dalam sistem pengembangan pelatihan pengembangan diri dan
SDM yang dibangun. Model konseptual ini keterampilan, pengembangan kelembagaan,
merupakan proses adaptif, dimana terjadi studi banding sebagai media pembelajaran
aktivitas para pelaku dan adanya umpan langsung, pameran agroindustri, penyuluhan
balik antara proses dan pelaku dalam sistem intensif, tenaga pendamping perkebunan dan
(Gambar 3). penelitian berkesinambungan. Untuk lebih
detilnya seperti yang dijelaskan pada Tabel 4.

Jurnal
148 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Tabel 3.
Analisis CATWOE

Deskripsi Hasil Definisi


Co s tu m e r: orang yang
Petani, Pedagang Pengumpul, Koperasi dan
C berpengaruh/dipengaruhi
Perusahaan
oleh sistem
 Petani: pelaku yang melakukan budidaya,
penanganan para & pasca panen
 Pedagang Pengumpul: melakukan penanganan
pasca panen dan perdagangan kepada
agroindustri (koperasi dan perusahaan)
 Koperasi dan Perusahaaan: pihak yang melakukan
pembelian kepada petani dan pedagang
pengumpul yang kemudian menjual kepada
Ac to r: orang dan peran pembeli (buyer) nasional dan internasional
A
sistem dalam aktivitas  Perguruan Tinggi, BPTP (Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian), Lembaga penelitian:
lembaga yang menyediakan ilmu, teknologi
dan melakukan diseminasi hasil penelitian kepada
petani dan pedagang pengumpul, serta pelaksana
bagi pemberi kebijakan
 Penyuluh dan Pendamping: pelaku yang
mendesiminasikan hasil-hasil penelitian dan
teknologi serta sebagai mitra pelaku agroindustri
Terbangunnya strategi pengembangan kapasitas SDM
T ran s fo rm atio n : proses agroindustri kopi Gayo melalui berbagai program,
T
dan perubahan pelatihan, penyuluhan, pemberdayaan masyarakat,
penelitian dan perumusan kebijakan
Terbentuknya kebijakan pemerintah dan terbangunnya
pengetahuan yang baik secara bersama-sama bagi
Wo rld -v ie w : Dampak dari seluruh elemen yang terlibat untuk memiliki rasa
W
implementasi sistem tanggung jawab dalam merencanakan, mengendalikan
dan memperbaiki pengembangan kapasitas SDM
agroindustri kopi Gayo secara berkelanjutan
E O w n e r: Para pihak Koperasi, Perusahaan, Pemerintah Daerah
 Program pengembangan SDM masih sangat
En v iro n m e n t: kendala
sedikit dan terbatas jangkuannya
lingkungan yang
C  Transfer pengetetahuan budidaya serta
melingkupi sistem dan
implikasinya penanganan pra dan pasca panen hanya
berdasarkan pengetahuan turun temurun
RO O T DEFINIT IO N:
Sistem melakukan kegiatan pengembangan SDM agroindustri kopi Gayo (P) dengan cara
penerapan berbagai program secara efektif dan tepat sasaran dengan keterlibatan berbagai
pihak (Q) untuk dapat meningkatkan kapasitas SDM manusia secara berkelanjutan dalam
menghadapi perdagangan bebas termasuk MEA (R)

Jurnal
149 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Gambar 3. Model Konseptual Strategi Pengembangan SDM

Rencana Perubahan Petani seharusnya menguasai teknologi


Tujuan utama pengelolaan usaha tani kopi penanganan pra dan pasca panen untuk
Gayo adalah untuk meningkatkan produksi memperoleh kopi yang memenuhi standar
agar pendapatan petani kopi meningkat, karena kualitas terbaik sehingga mendapatkan nilai
itu petani sebagai pengelola usahanya harus jual terbaik pula. Melakukan program-
mengerti cara mengalokasikan sumber daya program pengembangan SDM semestinya
atau faktor produksi yang dimilikinya sehingga menjadi perhatian utama berbagai pihak di
tujuan tersebut dapat tercapai. Kopi yang Aceh maupun Indonesia, untuk meningkatkan
dihasilkan harus memenuhi syarat kualitas kapasitas pelaku agroindustri sehingga mampu
tertentu sehingga dapat diterima pasar. Salah bersaing dengan berbagai kompetitor lainnya.
satu upaya yang dilakukan adalah Berbagai bentuk kerjasama antar unit
meningkatkan kualitas SDM petani dan pemerintah, swasta dan perguruan tinggi
penguasaan terhadap ilmu dan teknologi sangat penting dilakukan agar peluang-peluang
tentang agroindustri dan kualitas kopi. Kopi dalam rangka implementasi kebijakan untuk
Gayo yang merupakan salah satu kopi terbaik pengembangan SDM dapat dilaksanakan
dari kopi yang ada di Indonesia adalah modal s e c a r a i n ova t i f d a n va r i a t i f m e l a l u i
dasar yang dimiliki daerah sebagai daya saing pendekatan-pendekatan sosial kemasyarakatan
bagi pemenuhan kebutuhan kopi dunia. dengan memperhatikan kearifan lokal.

Jurnal
150 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Tabel 4.
Perbandingan Model dengan Dunia Nyata
Aktivitas Kondisi Dunia Nyata Rekomendasi
Memperbanyak fasilitas dan sarana
pengembangan diri dan keterampilan,
Fasilitas dan sarana mengusahakan agar menyentuh
Pelatihan
pengembangan diri maupun masyarakat yang lebih jauh ke pedesaan
pengembangan diri
keterampilan masih sangat dan dapat menjalin kerjasama yang baik
dan keterampilan
terbatas dengan perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat maupun komunitas
kopi lainnya.
Pendekatan pengembangan Melakukan pemilahan sistem
kelembagaan terlihat pendekatan kelembagaan, ada yang perlu
Pengembangan
seragaman, padahal setiap di dibantu (assistance), difasilitasi
kelembagaan
bentuk kelembagaan memiliki (facilitation) atau cukup di promosikan
kondisi yang berbeda-beda (promotion) saja.
Koperasi dan perusahaan perlu
Beberapa koperasi sudah melakukan program studi banding
memprogramkan kegiatan secara kontinyue untuk menambah
Studi banding
studi banding ke perusahaan pengetahuan baru dan membuka
sebagai media
dan koperasi kopi di daerah wawasan. Peran serta pemerintah sangat
pembelajaran
lain di Indonesia, termasuk ke diharapkan turut berpartisipasi
langsung
pusat penelitian dan mendukung dan memfasilitasi kerjasama
pengembangan kopi di Jember antar daerah dan wilayah agroindustri
kopi
Partisipasi pameran
agroindustri dan sejenisnya Perlu dorongan dan penyediaan wadah
selama ini lebih di dominasi pameran agroindustri dalam skala rakyat,
Pameran
oleh perusahaan dan koperasi, dimana kelompok-kelompok tani dapat
agroindustri
sangat sedikit atas inisiatif dan tampil menunjukkan kelebihan ataupun
partisipasi kelompok prestasi tertentu dalam usaha taninya
masyarakat secara mandiri
Tenaga penyuluh masih Penambahan jumlah penyuluh dan
terbatas dan tidak menjangkau pengembangan kapasitas penyuluh
daerah-daerah yang memiliki sangat penting untuk diperhatikan,
Penyuluhan intensif
kondisi alam yang sulit sehingga selain jumlah yang lebih
(pedalaman, susah transportasi memadai juga memiliki pengetahuan
dan alam yang ekstrim) yang terus berkembang
Pemerintah daerah perlu
Tenaga pendamping selama ini mempertimbangkan untuk merekrut
direkrut dari alumni perguruan pendamping tersendiri untuk kawasan
Tenaga pendamping
tinggi melalui program perkebunan kopi Gayo, atau dapat juga
perkebunan
tertentu pada suatu unit menyediakan pendidikan keterampilan
pemerintahan teknis setara Diploma bagi keluarga
(anak-anak) petani kebun kopi.
Perguruan tinggi, BPPT, Kajian-kajian pengembangan SDM perlu
lembaga penelitian lainnya secara terus menerus dilakukan
lebih banyak melakukan riset penelitian, sehingga dari waktu ke waktu
pada hal-hal teknis budida kualitas SDM petani, pedagang
Penelitian
ya, penanganan pra & pasca pengumpul dan pelaku agroindustri kopi
berkesinambungan
panen, lahan, dan sejenisnya, lainnya semakin berkembang dan
sementara kajian-kajian meningkat lebih baik dalam
tentang pengembangan SDM mewujudkan kesejahteraan keluarga dan
masih sangat terbatas. masyarakat di wilayah produksi kopi.

Jurnal
151 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Salah satu upaya percepatan transfer kopi yang dihasilkan (Walker, 2015; Almqvist,
pengetahuan dan teknologi adalah melalui 2011). Oleh karenanya lembaga pengimpor
pendidikan kepada generasi penerus petani yang meng gunakan sertifikasi tersebut
pekebun kopi dan pelaku agroindustri kopi berkewajiban untuk membina SDM pelaku
lainnya melalui sarana pendidikan. agroidustri yang terlibat dalam jaringan
kerjanya. Ketiga, merupakan inisiasi secara
Pemerintah daerah khususnya di Kabupaten swadaya dari komunitas pecinta kopi ditingkat
Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah lokal dan lembaga-lembaga penelitian, baik
perlu mempertimbangkan sebuah level perguruan tinggi maupun pemerintah seperti
pendidikan teknis keterampilan bagi generasi BPPT (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian).
muda di daerah tersebut dalam kaitannya Semua institusi ini diharapkan memberikan
dengan agroindustri kopi, mulai dari budidaya sasaran kepada petani, pedagang pengumpul,
sampai pemasaran. Pendidikan setara Diploma penyuluh, pendamping perkebunan,
mungkin dapat jadi alternatif yang dapat manajemen koperasi maupun perusahaan
terserap langsung baik kepada unit penyedia agroindustri secara langsung. Pendekatan
tenaga kerja ataupun mengembangkan usaha untuk setiap segmen mungkin bisa berbeda-
sendiri (wirausaha). beda, tergantung dengan capaian yang hendak
diinginkan. Misalnya petani difokuskan dengan
Tindakan Untuk Perbaikan prog ram pengembang an budidaya,
Strategi pengembangan SDM agroindustri penanganan pra dan pasca panen, manajemen
kopi Gayo bukanlah pekerjaan musiman dan mutu dan penyimpanan.
temporal, melainkan aktifitas
berkesinambungan yang tentunya diharapkan Untuk pedagang pengumpul dapat dilakukan
dari waktu ke waktu semakin berkembang dan dengan peningkatan pemahaman tentang
menjadi lebih baik. Sebuah desain formulasi penanganan pra dan pasca panen, manajemen
strategi perlu dirumuskan dan mutu, penyimpanan dan penggudangan kecil.
diimplementasikan secara menyeluruh, Bahkan beberapa program tambahan seperti
termasuk evaluasi dan pengawasan sepanjang teknik sortasi dan pengkelasan (grading) manual
waktu pelaksanaannya. Formulasi strategi juga dapat dibekali untuk para pedagang
akan memberikan sebuah peta jalan kemana pengumpul ini. Bagi penyuluh dan tenaga
arah yang akan dituju dan melalui jalan apa pendamping perkebunan, perlu dikembangkan
yang dipilih dengan segala dinamika yang berbagai pelatihan (training), pendampingan
mungkin akan terus berkembang setiap saat. (mentoring), pembinaan (coaching), dan konseling
(counseling), sehingga mereka selalu terasah
Berdasarkan Gambar 4, terlihat bahwa dalam p e n g e t a h u a n d a n ke a h l i a n n y a d a l a m
strategi pengembangan SDM agroindustri memberikan penyuluhan dan pendampingan
kopi Gayo, terdapat tiga elemen penting dalam bagi para petani, tenaga pengumpul dan pelaku
mendorong proses pengembangan kapasitas agroindustri lainnya dilapangan.
SDM yang dapat diturunkan dalam berbagai
program. Pertama, kebijakan pengembangan Untuk pelaku agroindustri kelas menengah
SDM terutama dengan program-program seperti manajemen koperasi dan perusahaan
pemerintah daerah melalui dinas terkait. agroindustri, perlu dilakukan pendekatan
Kedua, dengan sistem sertifikasi produk. asisstensi (assistance), fasilitasi (facilitation) atau
Menurut Disbun (2013), sekitar 70 persen kopi promosi (promotion). Ini sesuai dengan
Arabika Gayo ini telah mendapatkan sertifikat pandangan North (2014), yang menyatakan
produk yang berprinsip pada sistem pertanian bahwa setiap lembaga perlu diketahui kondisi
berkelanjutan seperti Organic certified, Fairtrade terkininya (existing institution) sehingga dapat
dan Rainforest. Sistem sertifikasi ini dengan diputuskan bentuk intervensi yang dapat
sendirinya melibatkan lembaga pengimpor diberikan, apakah dibantu, difasilitasi atau
untuk menjamin kualitas dan proses produksi cukup mendapatkan dukungan promosi saja.

Jurnal
152 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Gambar 4. Formulasi Strategi Pengembangan SDM Agroindustri Kopi Gayo

Rekomendasi untuk perubahan merupakan Salah satu hasil penting dari penelitian ini
sebuah kebijakan yang tidak mudah, apalagi ditemukan bahwa peran pemangku
merubah kebiasaan yang sudah bergenerasi kepentingan (stakeholder) sangat strategis untuk
dan terkesan nyaman, namun perubahan mendorong pengembangan SDM. Untuk
memang harus selalu dimaknai sebagai sebuah memastikan sinergisitas dan harmonisasi
cara untuk menjadikan sesuatu lebih baik dari hubungan antar para pihak sebagai pelaku
keadaan sebelumnya yang kurang baik atau agroindustri kopi Gayo tersebut, selanjutnya
kurang optimal. Hal ini penting untuk perlu dikaji sistem kelembagaan seperti apa
menghargai bahwa setelah perubahan ini yang cukup efektif untuk dikembangkan.
dilaksanakan, situasi masalah akan Termasuk hal yang terpenting pula adalah
dimodifikasi dan pada akhirnya proses tersebut bagaimana melakukan penilaian tingkat
tidak pernah berhenti pada satu titik akhir. kematang an kelembag aan yang sudah
Dengan kata lain proses adalah siklus yang terbentuk selama ini, sehingga nantinya dapat
dilakukan dengan perbaikan secara terus diketahui lebih lanjut bentuk intervensi apa
menerus sebagaimana disajikan dalam Gambar yang akan dilakukan terhadap kelembagaan
4 tersebut. tersebut terkait hubung annya deng an
pengembangan SDM kedepan.

Jurnal
153 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Simpulan Bilhak, A., & Maarif, S. (2014). Pengembangan


a g r i b i s n i s ko p i d a l a m ke r a n g k a
Strategi pengembangan sumber daya manusia pembangunan ekonomi wilayah di
(SDM) agroindusti kopi Gayo merupakan kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Teknik
tindakan strategis untuk melahirkan PWK 3 (2), 254-261.
kompetensi dan kualitas pelaku agroindustri Bergvall-Kareborn, B. (2002). Qualifying
dengan daya saing yang tinggi terutama dalam function in SSM modeling – a case study.
menghadapi persaingan global dan persaingan Systemic Practice and Action Research 15 (4),
dalam kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN. 309-330.
Pendekatan soft system methodology mampu Bjerke, O. L. (2008). Soft systems methodology in
menguraikan permasalahan dengan baik dan action: a case study at a purchasing department.
menemukan model konseptual sebagai suatu [Thesis]. Department of Applied
bentuk formulasi strategi pengembangan Information Technology, IT Universtiy
SDM agroindustri kopi Gayo. of Göteborg, Chalmers University of
Te c h n o l o g y a n d U n i v e r s t i y o f
Berbagai program pengembangan kapasitas Gothenburg Göteborg, Sweden.
SDM direkomendasikan untuk dapat lebih Brocklesby, J. (1995). Using soft systems
ditingkatkan dengan melibatkan berbagai methodology to identify competence
pihak baik pemerintah, swasta maupun requirements in HRM. International
perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Journal of Manpower 16 (5/6), 70-84.
Te r d a p a t l i m a k e l o m p o k s a s a r a n Checkland, P. & Scholes, J. (1990). Soft system
pengembangan SDM yang berkaitan langsung methodology in action. England: Jhon Wiley
sebagai para pelaku agroindustri, yaitu petani, & Sons Ltd.
pedagang pengumpul, penyuluh, pendamping, Checkland, P. (1981). Systems thinking, systems
dan manajemen koperasi/per usahaan practice. Chichester: Wiley & Sons.
agroindustri. Investasi SDM sesungguhnya Checkland, P., & Poulter, J. (2010). Learning for
merupakan sebuah investasi intelektual yang action: a short definitive account of soft systems
memiliki arti penting bagi pembangunan methodology, and its use for practitioners,
daerah dan meningkatkan kesejahteraan teachers and students. New York: Wiley.
masyarakat di kawasan produksi agroindustri Cox, G. (2010). Defining innovation: using soft
kopi, termasuk kopi Gayo. systems methodology to approach the
complexity of innovation in educational
technology. International Journal of
Daftar Pustaka Education and Development using Information
and Communication Technology (IJEDICT),
Adam, M. & Ghaly, A.E. (2007). Maximizing 6 (1), 12-20.
sustainability of the costa rican coffee Daellenbach, H., & McNickle, D. (2005).
industry. Journal of Cleaner Production, 15 Management science: decision making through
(17), 1716-1729. doi: systems thinking. Hampsire: Palgrave
http://dx.doi.org/10. 1016/j. jclepro. Macmillan.
2006.08.013. Disbun [Dinas Perkebunan Provinsi Aceh].
Almqvist, A. C. (2011). Coffee, a fair trade? –a (2013). Prospek pengembangan kopi arabika
study about fairtrade certified gayo cofffee Gayo di kabupaten Aceh Tengah dan Bener
farmers in Aceh, Indonesia. [Thesis]. Meriah. Aceh (ID): Disbun.
Department of Horticulture, Faculty of Ditjenbun [Direktorat Jenderal Perkebunan].
Landcape Planning, Horticulture and (2011). Statistik perkebunan indonesia 2010
Agricultural Science, Swedish University - 2012. kopi (coffee). Jakarta, Desember
of Agricultural Sciences (SLU). 2011.

Jurnal
154 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Fadhil, Maarif, Bantacut, dan Hermawan/ Model Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Agroindustri Kopi Gayo dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN

Fadhil, R., Maarif, M. S., Bantacut, T., & Liu, W. B., Meng, W., Mingers, J., Tang, N., &
Hermawan, A. (2017). Sistem penunjang Wang, W. (2012). Developing a
ke p u t u s a n mu l t i k r i t e r i a u n t u k performance management system using
pengembangan agroindustri kopi gayo soft systems methodology: a Chinese
meng gunakan pendekatan fuzzy- case study. European Journal of Operational
eckenrode dan fuzzy-topsis. Jurnal Research, 223(2, 529-540. doi:
Teknologi Industri Pertanian, 27(1), 103- https://doi.org/10.1016/
113. doi: http://dx.doi.org/10. j.ejor.2012.06.029.
24961/j.tek.ind.pert.2017.27.1.103 Maarif, M. S. (2000). Revitalisasi kelembagaan
Fatma, Z. (2011). Analisis fungsi produksi dan agribisnis. AGRIMEDIA 4 (3), 30-33.
efisiensi usaha tani kopi rakyat di Aceh Martin, E. (2008). Aplikasi metodologi sistem
Tengah. [Thesis]. Sekolah Pascasarjana lunak untuk pengelolaan kawasan hutan
IPB. rawan konflik: kasus hutan penelitian
Hulupi, R., Nugroho, D., & Yusianto. (2013). Benakat, Sumatera Selatan. [Disertasi].
Keragaan beberapa varietas lokal kopi Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
arabika di dataran tinggi Gayo. Pelita Mahregan, M. R., Hosseinzadeh, M., &
Perkebunan, 29(2), 69-81. Kazemi, A. (2012). An application of
Ibrahim, H.W., & Zailani, S. (2010). A review soft system methodology. Procedia - Social
on the competitiveness of global supply and Behavioral Sciences, 41, 426-433.
chain in a coffee industry in Indonesia. https://doi.org/10.1016/j.
International Business Management, 4(3), sbspro.2012.04.051.
105-115. doi: 10.3923/ibm.2010.105.115. Mujiburrahman. (2011). Sistem jaringan pasok
Indra. (2011). Penentuan skala usaha dan dan nilai tambah ekonomi kopi organik
analisis efisiensi ekonomi usaha tani kopi (studi kasus di KBQ Baburrayan
rakyat di kabupaten Aceh Tengah. kabupaten Aceh Tengah). Agrisep 12 (1),
Agrisep 12 (1), 1-8. 1-10.
Indriati, A. (2015). Strategi peningkatan kualitas North, D. C. (2014). Institutions, institutional
sumber daya manusia untuk meningkatkan change and economic performance. Ebook).
kinerja usaha kecil dan menengah. [Thesis]. Cambridge University Press, Ebook
Sekolah Pascasarjana Intitut Pertanian Editors: Randall Calvert and Thrainn
Bogor. Eggertsson.
Jaya, R. (2013). Model pengelolaan pasokan Novani, S., Putro, U. S., & Hermawan P. (2014).
dan risiko mutu rantai pasok kopi Gayo. An application of soft system
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian methodology in batik industrial cluster
Indonesia , 5(3), 24-32. solo by using service system science
Jaya, R. (2014). Rancang bangun rantai pasok kopi perspective. Procedia - Social and Behavioral
Gayo berkelanjutan. [Disertasi]. Bogor: Sciences, 115, 324-331. doi: https://doi.org/
De par temen Teknologi Industri 10.1016/j.sbspro. 2014.02.439.
Pertanian, Sekolah Pascasarjana IPB. Novita, E. (2012). Desain proses pengolahan pada
Khisty, C. J. (1995). Soft-system methodology, agroindustri kopi robusta menggunakan
as learning and management tool. Journal modifikasi teknologi olah basah berbasis
of Urban Planning and Development, 121(3), produksi bersih. [Disertasi]. Bogor (ID):
91-107. Institut Pertanian Bogor
Konis, C. Y. (1994). A soft system management Patel, N. V. (1995). Application of soft systems
approach to energy management and methodology to the real-world process
conservations for the hotel industry of of teaching and learning. International
Cyprus. International System Dynamics Journal of Educational Management, 9(1),
Conference, 115-123. 13-23.

Jurnal
155 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017
Jurnal Manajemen Teknologi, 16(2), 2017, 141-156

Riyanto, A., Eriyatno, Pasaribu, B., & Maulana,


A. (2014). Perancangan model integrasi
manajemen kebijakan outsourcing
dalam perspektif hubungan industrial.
Jurnal Manajemen Teknologi, 13(1), 79-94.
doi: 10.12695/ jmt.2014.13.1.7
Romano. (2009). Kajian sistem agribisnis kopi
organik di daerah pegunungan Gayo.
Jurnal Aplikasi Manajemen, 7 (1), 21-33.
Silitonga, C. M. (2008). Analisis keunggulan
bersaing kopi arabika Gayo organik di
Indonesia. [Thesis]. Medan: Universitas
Terbuka.
Sinn, J. S. (1998). A comparison of interactive
planning and soft systems methodology:
enhancing the complementarist
position. Systemic Practice and Action
Research, 11 (4), 435–453.
Sonatha, Y., & Prayama, D. (2011). Penerapan
soft system methodolog y dalam
mengatasi per masalahan home
monitoring. Poli Rekayasa, 6 (2), 154-160.
Staadt, J. (2012). Redesigning a project-oriented
organization in a complex system: a soft
systems methodolog y approach.
International Journal of Managing Projects in
Business, 5(1), 51-66. doi:10.1108/
17538371211192892.
Staker, R.J. (1999). An application of checkland's
soft systems methodology to the development of a
military information operations capability for
the australian defence force. DSTO
Electronics and Surveillance Research
Laboratory Australia.
Triyonggo, Y., Maarif, M. S., Sukmawati, A., &
Baga, L. B. (2015). Analisis situasional
kompetensi praktisi sumber daya
manusia indonesia menghadapi MEA
2015. Jurnal Manajemen Teknologi, 14(1),
100-112. doi: 10.12695/ jmt.2015.14.1.7
Walker, H. (2015). Kopi, cooperatives & compliance:
a case study of fair trade in Aceh, Indonesia.
[T hesis]. School of Geog raphy,
Environment & Earth Scinece, Victoria
University of Wellington.

Jurnal
156 Manajemen Teknologi
Vol. 16 | No. 2 | 2017

Anda mungkin juga menyukai