Anda di halaman 1dari 9

MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 1/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama,

SPO

dr.Hananto Andriantoro,SpJP(K), FIHA


19 Oktober 2011
NIP 195711041986101001
Pengertian Suatu tindakan pengawasan hemodinamik secara invasif dengan
melakukan pemasangan alat-alat monitor langsung ke pembuluh
darah utama untuk mendapatkan penilaian keadaan hemodinamik
secara akurat .
Tujuan 1. Mempertahankan jalan nafas yang adekwat
2. Sarana untuk penggunaan ventilasi mekanik

Kebijakan 1. Memahami indikasi pemasangan monitoring invasive


2. Memahami kontra indikasi pemasangan monitoring invasive
3. Memahami tehnik pemasangan monitoring invasif

Prosedur I. CENTRAL VENOUS PRESSURE.


1. Persiapkan alat :
a. Alat CVP multi lumen dengan ukuran sesuai
kebutuhan
b. Set CVP.
c. Baju steril
d. Bethadin sol dan ointment
e. Alkohol 70%
f. Three way stopcock
g. Set infus dan cairan infus
h. Spuit 5 atau 10 cc
i. Lidocain 2% dan spuit 2,5 cc
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 2/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur j. Bengkok
k. Plester
l. Mersilk no 338
m. Gunting verband
n. Pipa “U”
o. Heparin
p. Sarung tangan steril
q. Masker
r. Monitoring kit.
s. Mata pisau no. 11
2. Yang melakukan dokter (dengan supervisi konsulen)
3. Persiapkan pasien :
a. Beritahu pasien
b. Posisi pasien trendelenberg bila memungkinkan
4. Tempat pemasangan :
a. V.jugularis interna
b. V.jugularis externa
c. V.subclavia
d. V.cephalica/basilica
5. Cara pemasangan :
a. Pasang monitor
b. Bagian yang akan dipasang diposisikan dengan
memasang ganjal dibawah punggung, sehingga bagian
tsb terexpos. Umumnya dipasang di v.suclavia maka
pasien kepala menoleh ke arah kebalikannya.
c. Yang melakukan sebelumnya cuci tangan dengan
antiseptik, memakai baju dan sarung tangan steril.
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan
OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 3/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur d. Lakukan tindakan asptik dengan Betadine, tutup


menggunakan duk steril.
e. Lakukan infiltrasi dengan lidocaine 2 %
f. Identifikasi tempat tusukan didaerah 1/3 medial
clavicula, tusuk dengan arah jarum 30-45 derajat
menyusuri pinggir bawah clavicula sambil dilakukan
aspirasi hingga terlihat aliran darah.
g. Bila sudah tampak aliran darah lepaskan semprit
dari jarumnya dan masukkan guide wire hingga batas garis
double, keluarkan jarum dan lakukan dilatasi dengan mata
pisau dan masukkan dilator.
h. Lepaskan dilator dan masukkan kateter CVP.
Kemudian lakukan aspirasi kemudian di flush dengan
cairan infus yang sudah diberi heparin.
i. Fixasi dengan jahitan.
j. Sambungkan dengan monitor dan set cairan infus
yang sudah diberi heparin.
k. Lakukan rontgent foto thorax dan pemantauan
terhadap ada tidaknya komplikasi.
l. Komplikasi pemasangan CVP :
m. Pneumothorax
n. Hematoma
o. Cardiac tamonade
p. Perforasi.
q. Arterial puncture from cannulation.
r. Arrythmia
s. Nerve injury
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan
OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 4/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur t. Emboli.
u. Trombosis
v. Indikasi pemasangan CVP :
w. Pemantauan tekanan vena sentral, saturasi mixvein
dsb
x. Pemberian obat-obat vasoaktif, osmotik tinggi dsb
y. Pemberian nutrisi parenteral.
z. Pemberian infus yang cepat.
aa. Pemberian infus untuk waktu lama.
bb. Pemberian inotropik jangka lama
cc. Pacing transvenous temporer
dd. Aspirasi emboli udara.

II. KATERISASI ARTERIAL ( ARTERIAL LINE )


1. Tempat kanulasi :
a. Radialis ( paling umum )
b. Femoralis
c. Brachialis
d. Ulnaris
e. Dorsalis pedis
f. Tibialis posterior
g. Axillaris
2. Persiapan alat :
a. Kateter IV No 20 untuk dewasa, No 22 atau 24
untuk pediatrik
b. Three way stopcock
c. Betadin sol. atau alkohol 70%
d. Plester
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan
OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 5/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur e. Kasa steril


f. Cairan flusing
g. Sarung tangan steril
h. Spuit 5 cc
i. Monitoring kit

3. Teknik Kanulasi :
a. Lakukan Allen atau SpO2 test untuk
mengevaluasi sirkulasi tangan.
b. Fixasi bagian yang akan dipasang,
flexikan tangan, ganjal pergelangan tangan dan fixasi ibu
jari dengan plester.
c. Palpasi arteri dengan menggunakan
ujung jari.
d. Sterilkan bagian yang akan dipasang
dengan alkohol /betadine.
e. Pada waktu memasang dianjurkan
pakai sarung tangan.
f. Infiltrasi dengan lidocain 2%
menggunakan spuit 1 cc.
g. Dilatasi sedikit bagian kulit yang akan
ditusuk menggunakan jarum no. 18.
h. Dengan menggunakan kateter iv yang
sesuai, dewasa dengan no. 20 G dan pasien anak dengan
no. 22 atau 24 G. Tusuk arteri dengan arah 30 derajat,
setelah terlihat ada darah usahakan untuk memasukkan
ujung jarum 1-2 mm lebih dalam ke arah pembuluh darah
arteri. Apabila aliran darah terlihat baik, tarik jarum kateter
iv dan dorong kateter ke dalam arteri.
i. Sambung dengan spuit 5 cc yang
sudah dipasang dengan three way stopcock berbuntut dan
berisi cairan heparin kemudian disambung ke monitor lalu
dikalibrasi.
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 6/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur III. PA CATHETER / SWAN-GAN


Tempat kanulasi sama dengan tempat kanulasi CVP, tetapi
daerah paling mudah adalah dari V.jugularis interna kanan.
1. Persiapan alat :
a. Introducer no. 7,5 Fr
b. Kateter PA ( Swan-Ganz, Baxter dan sebagainya )
c. Set pasang CVP.
d. Sarung tangan steril.
e. Baju steril.
f. Betadin sol dan salep
g. Alkohol 70%
h. Set infus
i. Lidocaine 2% dan 2,5 cc
j. Monitoring kit
k. Bengkok
l. Plester
m. Gunting verband
n. Heparin
o. Benang no 338
p. Mata pisau no. 11

2. Tehnik kanulasi :
a. Pasang monitor EKG, tekanan darah dan saturasi
oksigen.
b. Pasang O2 kanula ( bila tidak dalam narkose umum ).
c. Posisikan tempat kanulasi dengan mengganjal bagian
tersebut. Posisi pasien trendelenberg dan kepala miring
kekiri dan bahu kanan ekstensi dengan bantalan
dipunggung.
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan OT.02.03/2.0.09//003/2011 B 7/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur d. Sebelum memasang cuci tangan secara steril,


memakai baju dan sarung tangan steril.
e. Lakukan tindakan aseptik di daerah kanulasi dan tutup
dengan duk steril.
f. Identifikasi v.jugularis interna, lakukan kanulasi sambil
diaspirasi. Setelah darah terlihat mengalir lepaskan jarum
dan masukkan guide wire. Lakukan dilatasi dengan
menggunakan mata pisau lalu masukkan introducer dan
dilator bila sudah cukup kedalamannya lepaskan dilator
dan dorong introducer. Fiksasi dengan jahitan.
g. Keluarkan kateter PA dari tempatnya, ujung proksimal
berikan pada asisten sambil diflush dengan cairan heparin
pada ujung distal, medial dan proksimal kateter juga di cek
balonnya.
h. Masukkan ujung kateter sejauh 20 cm tanpa balon
sehingga kurang lebih mencapai atrium kanan. Kemudian
kembangkan balon dengan udara 1,5 cc didorong
perlahan sambil memperhatikan perubahan gelombang
pada monitor dari RA RV PA  wedge pressure.
Kempeskan balon dan fiksasi kateter PA dengan
introducer.
i. Ukur PCWP, CO/CI, SVR/I dan PVR/I.

3. Komplikasi :
a. Disritmia.
b. Rusak valvula.
c. Endokarditis.
d. Perforasi jantung.
MONITORING INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Jantung dan OT.02.03/2.0.09/003/2011 B 8/8
Pembuluh Darah Harapan
Kita
Jl. S. Parman Kav. 87 Slipi,
Jakarta Barat

Prosedur e. Trombus intra cardiac.


f. Ruptur PA.
g. Infark paru
h. Hematoma.
i. “Knotting” kateter ( terutama kateter PA ).
j. Trauma pada neural ( n.phrenic, pl.brach dll ).
Unit Terkait ICU Medikal

Anda mungkin juga menyukai