Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada era milenial saat ini berbagai bidang kehidupan mengalami berbagai perubahan. Hal
tersebut lebih populer dengan globalisasi. Globalisasi belum memiliki definisi yang pasti karena
mencakup banyak aspek dan kekompleksan sifatnya, sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Sebagai bukti, ada yang menyebut globalisasi di bidang budaya atau di bidang
ekonomi, atau di bidang informasi dan sebagainya. Dampak dari adanya globalisasi ini amat
banyak dan beragam. Salah satu bentuk globalisasi adalah globaliasi budaya. Globalisasi budaya
adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan cara tertentu untuk
memperluas dan mempererat hubungan sosial.

Sebuah studi kasus mengenai seorang manajer yaitu Les yang dipandahkan ke negara lain
yaitu dari australia ke amerika serikat. Selama beberapa minggu pertama di kantor Houston,
semuanya tampak berjalan dengan baik. Les bertemu dengan staffnya untuk memperkenalkan diri
dan membahas mengenai tugas yang diembannya selama dua tahun. Semua orang tampak cukup
ramah, meskipun les tidak mendapatkan banyak umpan balik pada pertemuan itu. Dalam
pertemuan berikutnya pada permintaannya untuk ide-ide dan masukan mereka tentang bagaimana
dia bisa cocok dan efektif. Berpikir bahwa mungkin dia perlu untuk mengenal staff dalam
pengaturan yang lebih informal, ia mengundang mereka untuk bergabung dengannya setelah
bekerja bersama satu hari. Beberapa anggota staf memohon untuk off, mengutip komitmen pribadi,
dan tiga manajer senior yang datang memang jelas membuat tidak atau canggung dan
meninggalkan ruangan setelah sekitar beberapa menit percakapan yang serius.

Dari pertemuan-pertemuan tersebut, ia melihat bahwa terdapat hambatan atau


ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang ketika melakukan meeting. Hal tersebut membuat ide-
ide dari karyawan tidak disampaikan. Orang Amerika bekerja sangat struktural. Pemimpinnya
menyukai hal yang terorganisasi dengan baik dan mempunyai rencana yang baik. Pemimpin selalu
membuat panduan mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah sebuah
pekerjaan/proyek. Pemimpin juga menyiapkan seluruh template yang diperlukan dari awal hingga
akhir proses. Setiap karyawan harus mengikuti panduan tersebut sehingga setiap karyawan akan
melalui proses yang sama. Dari hal tersebut terdapat orang-orang dari berbagai tingkat membahas
ide bersama-sama, Apalagi jika ide tersebut akan mempengaruhi staf dalam bekerja maka
diharapkan bahwa para pimpinan untuk melakukan. Les berpikir ada terlalu banyak pemisahan
orang dengan tingkat di departemen masing-masing. Les pun ingin menghilangkan beberapa
hambatan untuk kolaborasi yang hirarki yang ingin ia ciptakan. Ketika Les kembali dari liburan,
Tom Sanchez keluar dari kantor selama seminggu dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk
bertemu sebelum Les mendapat kabar bahwa ibunya telah meninggal tiba-tiba dan bahwa ia harus
kembali ke Sydney untuk pemakaman. Saat ia menuju Sydney, Les bertanya-tanya bagaimana dia
bisa menjelaskan kepada mantan bosnya di Sydney masalah yang ia memiliki di markas GOC.
Sehingga terdapat opsioal untuk menempatkan seseorang untuk menggantinya dalam menjalankan
tuga di GOC, Amerika serikat yakni collis.

Dari pemaparan studi kasus tersebut dapat dilihat bahwa dua negara dari benua berbeda
bergerak pada perusahan yang sama akan memiliki budaya organisasi yang berbeda. Seorang
manajer harus memiliki kecakapan diri dalam mempresentasikan suatu nilai-nilai budaya
organisasinya. Keberagaman latar belakang dan kebiasaan dari suatu kelompok dapat menjadi
penghambat dalam kemajuan suatu perusahaan. Hal tersebut tidak terlepas dari pentingnya
mempelajari budaya organisasi melalui komunikasi dan sosialisasi.

Berikut adalah data table mengenai Geert Hofstede, ahli kebudayaan negeri Belanda,
melakukan riset perbedaan budaya di kantor cabang IBM di 64 negara kemudian diteruskan pada
studi pelajar di 23 negara, studi kelompok atas pada 19 negara, studi pada pilot di 23 negara dan
studi pada konsumen kelas atas di 15 negara. Hasilnya diperoleh dalam berbagai dimensi budaya,
yaitu :
Australia United States
Power Distance 36 40
Individualism 90 91
Masculinity 61 62
Uncertainity Avoidance 51 46
Long Term Orientation 21 26
Indulgence 71 68

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Menggunakan karakteristik budaya Geert Hofstede, membandingkan Australia dan
Amerika Serikat pada berbagai tindakan. Seperti yang Anda lihat, kedua negara
cukup mirip, tetapi ada beberapa perbedaan yang mungkin membantu menjelaskan
kurangnya jelas Les Collins keberhasilan dalam pengaturan Amerika. Yang ini
menurut Anda adalah yang paling signifikan dan mengapa?
2) Apa yang bisa GOC dilakukan untuk mempersiapkan Collins untuk tugas nya di
Amerika Serikat? Menguraikan rencana aksi bagi perusahaan untuk digunakan
dalam mempersiapkan eksekutif - dan keluarga mereka - untuk tugas internasional.
3) Mengartikulasikan dan mengevaluasi pendapat Anda sendiri tentang derajat jarak
lazim di perusahaan-perusahaan AS antara manajer dan laporan langsung mereka.
Yang dilindungi oleh gaya manajemen ini? Apa dampak organisasi yang merugikan
mungkin timbul dari gaya ini?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENJELASAN DATA

Konsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang antropologi sejak awal mula
danmemperoleh perhatian dalam perkembangan awal studi perilaku organisasi. Geert Hofstede
telahmengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini sebagai salah satu dimensidalam
memahami perilaku organisasi. Konsep ini menjadi penting dalam teori ekonomi danmanajemen saat ini,
dalam era globalisasi, ketika banyak perusahaan mutinasional beroperasi diberbagai negara dengan
berbagai ragam budaya yang berbeda.

a. Power Distance
Jarak Kekuasaan menyangkut tingkat kesetaraan masyarakat dalam
kekuasaan. Jarak kekuasaan merupakan suatu ukuran dimana anggota dari suatu
masyarakat menerima bahwa kekuasaan dalam lembaga atau organisasi tidak
didistribusikan secara merata. Orang-orang dalam masyarakat yang memiliki
jarak kekuasaan besar menerima tatanan hirarkis dimana setiap orang mempunyai
suatu tempat yang tidak lagi memerlukan justifikasi.
b. Individualism
Kolektivisme menyangkut ikatan di masyarakat. Individualisme berarti
kecenderungan akan kerangka sosial yang terajut longgar dalam masyarakat
dimana individu dianjurkan untuk menjaga diri mereka sendiri dan keluarga
dekatnya. Kolektivisme berarti kecenderungan akan kerangka sosial yang terajut
ketat dimana individu dapat mengharapkan kerabat, suku, atau kelompok lainnya
melindungi mereka sebagai ganti atas loyalitas mutlak.
c. Masculinity
Maskulinitas berarti kecenderungan dalam masyarakat akan prestasi,
kepahlawanan, ketegasan, dan keberhasilan material. Lawannya, feminitas berarti
kecenderungan akan hubungan, kesederhanaan, perhatian pada yang lemah, dan
kualitas hidup. Isu utama pada dimensi ini adalah Pada budaya maskulin yang
ditonjolkan adalah ketegasan dan kompetitif,sedangkan pada feminim adalah
kesopanan dan perhatian.
d. Uncertainity Avoidance
Penghindaran Ketidakpastian yang menunjukkan rasa nyaman suatu budaya
terhadap ketidakpastian.Penghindaran ketidakpastian merupakan tingkatan
dimana anggota masyarakat merasa tak nyaman dengan ketidakpastian dan
ambiguitas. Perasaan ini mengarahkan mereka untuk mempercayai kepastian yang
menjanjikan dan untuk memelihara lembaga-lembaga yang melindungi
penyesuaian.
e. Long Term Orientation
Orientasi Jangka Panjang menyangkut pola pikir masyarakat.Hal ini dapat
dilihat dari kerjasama orang asia yang harus menjalin hubungankekeluargaan
sebelum nantinya membicarakan kerjasama bisnis. Ini disebabkankarena orang
asia lebih berorientasi ke masa depan/jangka panjang.
f. Indulgence
Terkait kepada gratifikasi dibandingkan kendali dari kebutuhan dasar manusia
untuk menikmati hidup.

2.2 PEMBAHASAN MASALAH

1) Menggunakan karakteristik budaya Hofstede, bandingkan antara Amerika Serikat


dengan Austalia pada berbagai tindakan. Seperti yag kita ketahui kedua negara
hampir cukup mirip, tetapi ada beberapa perbedaan yang mungkin membantu
kekurangan Les Collins. Yang mana menurut anda paling signifikan dan mengapa?
Power Distance
- Di Australia
Di negara Australia memiliki power distance sebesar 36. Karena di negara
Australia memiliki hierarki dalam kenyamanan. Ini berarti dapat di katakan
bahwa kebanyakan pemimpin selalu dapat diakses dan manajer bergantung
pada masing-masing karyawan dan staff dalam kesuksesan mereka. Baik
manajer dan karyawan berharap sering diajak saling berkonsultasi.
- Di Amerika
Negara yang memiliki budaya power distance yang tinggi adalah Meksiko.
Sedangkan negara Amerika Serikat memiliki power distance sebanyak 40.
Di negara orang Amerika memiliki hak yang sama dalam diri mereka.
Dalam pekerjaannya orang Amerika boleh mengatakan ide atau gagasan
yang dimilikinya dalam proses pembuatan keputusan. Akan tetapi di
Meksiko , setiap orang memiliki kekuasaan yang tinggi biasanya akan
mendominasi orang yang berstatus lemah.
2) Pada umumnya, perusahaan melakukan penawaran progam pelatihan lintas budaya
untuk persiapan. Banyak program menekankan uraian orientasi area dan bahasa
tetapi sangat kecil dalam mengadakan pelatihan skill lintas budaya. Keadaan dimana
banyak para pengusaha yang tidak bisa beradaptasi dengan situasi kerjanya akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan-perusahaan yang mereka tempati. Perlu di
adanya kerja sama baik dari Negara asal pengusaha tersebut maupun dari perusahaan
tempat mereka bekerja yang berada di luar negeri. Sehingga beberapa hal perlu di
perhatikan dalam membangun situasi kerja yang efektif bagi para pengusaha
tersebut. Hal-hal yang dimaksud adalah:
a. Pelatihan yang mendidik tentang budaya umum: adanya pelatihan tentang
pengaruh terhadap perilaku .
b. Memberi pengalaman tentang budaya umum: mempelajari komunikasi
lintas budaya
c. Pelatihan yang mendidik tentang spesifikasi budaya: Pengarahan orientasi
wilayah
d. Memberi pengalaman tentang spesifikasi budaya: bagaimana pelatihan
seorang pengusaha yang baik saat berada pada budaya orang.
3) Menurut pendapat kami yang dilindungi oleh gaya manajemen ini yaitu staff, karena
para staff mempunyai hak untuk berpendapat. Bagaimanapun juga walaupun
kedudukan antara staff dan para manajer berbeda, namun untuk menyuarakan
pendapat bisa dilakukan oleh semua pekerja, tidak hanya manajer saja.Mengenai
kasus diatas yang terjadi Karena adanya jarak antara para staff dengan manajer, itu
lah yang membuat dampak yang merugikan dari gaya manajemen ini dengan system
hirarki nya. Dalam kasus ini para staff hanya lah sebagai karyawan biasa yang hanya
mengikuti setiap perintah atasannya, namun di kasus ini Les ingin para staff juga
ikut andil dalam setiap kegiatan meeting dan mau ikut mengutarakan ide-ide yang
dimilikinya, bukan hanya sekedar hadir dan menjadi pengdengar saja. Karena
perusahaan yang mereka jalani menggunakan system hirarki jadi membuat para staff
enggan untuk mengunjukan pendapatnya
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Konsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang antropologi sejak awal mula
danmemperoleh perhatian dalam perkembangan awal studi perilaku organisasi. Geert
Hofstede telahmengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini sebagai
salah satu dimensidalam memahami perilaku organisasi. Konsep ini menjadi penting dalam
teori ekonomi danmanajemen saat ini, dalam era globalisasi, ketika banyak perusahaan
mutinasional beroperasi diberbagai negara dengan berbagai ragam budaya yang berbeda.
Globalisasi Budaya yaitu penyebaran sebuah gagasan ke seluruh dunia guna
memperluas dan mempererat suatu hubungan sosial dalam sebuah perusahaan. Dengan
adanya globalisasi budaya ini perusahaan lebih bebas untuk dapat melakukan ekspansi ke
sebuah negara-negara lain. Saat sebuah perusahaan ataupun seorang individu melakukan
sebuah ekspansi ke negara lain yang memiliki budaya yang berbeda komunikasi lintas
budaya sangatlah penting.
Dalam tugas luar negeri atau mutasike negara lain kepada manajer dan keluarga,
membuat mereka harus menemukan cara untuk mengatasi perubahan pada pekerjaan baru
dan lingkungan asing. Persiapan secara menyeluruh untuk tugas tidak dapat sepenuhnya
melindungi ekspatriat dari masalah penyesuaian, kebingungan karena perilaku tak terduga,
pengalaman ketidakpastian, dan perasaan ditinggalkan dan isolasi. Tugas-tugas
internasional sering melibatkan konflik peran antara keluarga dan karier atau antara rumah-
harapan dan negaranegara tuan tuntutan pekerjaan.

3.2 SARAN

Sebagai generasi penerus baik yang nantinya akan bekerja atau terlibat dalam
bidang Ekonomi, Sosial dan juga bidang lain, sangat penting untuk memahami mengenai
manajemen lintas budaya dan globalisasi budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan
batasan yang berbeda. Sebelum mengambil keputusan untum menerima mutase kenegara
lain. Ada baiknya melakukan persiapan melalui pembekalan dan skill lintas budaya, hal itu
sangat penting untuk menjaga eksistensi diri kita dan dalam penyesuaian diri kita dengan
kebudayaan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Hofstede%27s_cultural_dimensions_theory (Diakses pada 8


Oktober 2017)

http://www3.kompasiana.com/www.jerryindrawan.wordpress.com/program-pelatihan-
kompetensi-lintas-budaya-dan-ketahanan-bagi-pasukan-penjaga-perdamaian-pbb-dan-
keluarganya-sebuah-kajian-praktis-dan-aplikatif_5518f56ba333115e13b65960 (Diakses pada 8
Oktober 2017)

Solomon, Charlene M dan Michael S.Schell. Managing Across Cultures: The Seven Keys to
Doing Business with a Global Mindset. New York: Mc.Graw Hill. 2009.

Anda mungkin juga menyukai