Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS EFEKTIVITAS RADIATOR PADA MESIN TOYOTA

KIJANG TIPE 5 K

David Fraim Simamora1), Frans P. Sappu2), Tertius V.Y. Ulaan3)


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Radiator pada mesin mobil berfungsi mendinginkan air pendingin yang telah
menyerap panas dari mesin dan kemudian panas tersebut ditransfer keudara yang
dialirkan oleh kipas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai efektivitas
radiator dalam usaha pendinginan mesin Toyota Kijang tipe 5 K sehingga mesin
dapat bekerja optimal. Penelitian ini dibatasi pada kondisi putaran stationer dengan
mencatat nilai putaran mesin, suhu udara yang menuju maupun suhu udara yang
menginggalkan radiator serta suhu air yang masuk maupun suhu air yang keluar dari
radiator.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa radiator bekerja
efektif dalam pendinginan mesin dimana pada putaran 1700 rpm diperoleh nilai
efektivitas 0.502, pada putaran 2000 rpm nilai efektivitas 0.54 dan pada putaran 2500
rpm nilai efektivitas 0.584.

Kata kunci : radiator, putaran mesin (n), efektivitas (ϵ).

ABSTRACT

The Function of a radiator on the car engine is to cool down the cooling fluid
which arbsorbed the heat from the engine. Subsequently the heat is transferred to the
air that drawned by a fan. This research aim is to calculate the efectivity of a
radiator during the effort of the cooling process on the engine of Toyota Kijang type
5 K, so the engine can optimally work. This research is done at the condition of idle
rotation, by recording the number of the engine rotation , the temperature of drawn
and leaving the radiator.
Base on the results of we may concluded that radiator works efective on the
cooling process with the rotation of 1700 rpm with the efectifity number is 0.502, at
rotation of 2000 rpm the efectifity number is 0.52 and at rotation of 2500 rpm the
efectifity number is 0.584.

Keywords : radiator, engine rotation (n), effectiveness (ϵ).

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 138


I. PENDAHULUAN 1.2 Perumusan Masalah
1.1 Latar Belakang Bagaimana radiator dapat
Pada sistem pendinginan air bekerja efektif untuk menjaga suhu air
(water cooling system), panas dari yang keluar dari radiator tidak lebih
pembakaran gas dalam silinder pada besar atau sama dengan suhu masuk
sistem pendinginan air sebagian kedalam radiator sehingga kerja dari
diserap pleh air pendingin. Secara pada mesin Toyota Kijang tipe 5 K
prinsip dapat dikatakan bahwa sistem dapat optimal.
ini bekerja berdasarkan prinsip
penukar panas (heat exchanger). Panas 1.3 Tujuan Penelitian
hasil pembakaran akan diserap oleh air Adapun tujuan dari
pendingin yang disirkulasikan masuk penyusunan tugas akhir sebagai karya
radiator. Air pendingin dalam radiator ilmiah adalah untuk menganalisis
didinginkan oleh udara. Udara efektivitas radiator pada sebuah
melewati radiator karena laju kendaraan dalam hal ini mobil Toyota
kendaraan atau karena adanya kipas Kijang tipe 5K.
udara.
Efektivitas suatu radiator 1.4 Batas Masalah
berdampak besar terhadap sistem 1. Mesin yang digunakan yaitu Toyota
pendinginan mesin oleh karena itu Kijang tipe 5K.
penulis tertarik untuk menganalisis 2. Pengambilan data pada kondisi
tingkat keberhasilan yang dicapai putaran mesin stasioner.
radiator dengan cara menjaga suhu air
yang masuk kedalam mesin tidak lebih II. LANDASAN TEORI
tinggi atau sama dengan suhu air yang 2.1 Peneliti Terdahulu
keluar dari mesin sehingga kerja mesin Yudhi Prasetyo (2006),
dapat optimal. melakukan penelitian tentang
pengaruh debit aliran air terhadap
efektivitas radiator. Hasil yang didapat
kecepatan aliran berpengaruh terhadap

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 139


proses perpindahan panas dari dinding Sistem pendinginan air
ke fluida yang bersirkulasi sehingga memiliki komponen-komponen yang
semakin banyak pula kalor yang dapat bekerja secara integrasi satu dengan
diserap. yang lainnya, dimana komponen-
komponen tersebut akan bekerja untuk
2.2 Sistem Pendinginan Mesin mendukung kerja sistem pendinginan
2.2.1 Sistem Pendinginan Udara air, komponen-komponen tersebut
(Air Cooling System) antara lain: radiator, pompa air, kipas
2.2.2. Sistem Pendinginan Air (fan), katup thermostat, mantel
(Water Colling System) pendingin (water jacket) dan cairan
Sirkulasi pendingin air secara pendingin.
garis besar ada 2 macam, yaitu:
1. Sistem Alam (Natural Circulation) 2.3 Mekanisme Perpindahan
Sistem pendinginan jenis ini terjadi Panas
akibat perbedaan berat jenis air panas 2.3.1 Konduksi
dengan air dingin. Konduksi adalah proses
2. Sirkulasi dengan tekanan perpindahan panas jika panas mengalir
Sirkulasi jenis ini hampir sama dengan dari tempat yang suhunya tinggi
sirkulasi jenis aliran hanya ketempat yang suhunya lebih rendah,
ditambahkan pompa air untuk dengan media pengantar panas tetap.
mempercepat terjadinya sirkulasi air Laju perpindahan kalor
pendingin. berdasarkan hukum Fourier, sebagai
berikut:

( )………………..…..(2.1)

Atau

( )……………...……(2.2)

Gambar 2.1 Skema sistem pendinginan air Dimana:


Sumber : Narsa (National Automotive qk = laju perpindahan kalor (Watt)
Radiator Service Association)

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 140


K = konduktifitas thermal, merupakan = temperatur permukaan (K)
0
sifat material (W/m C) = temperatur dari fluida (K)
A = luas penampang yang tegak lurus
dengan arah laju perpindahan kalor 2.3.3 Radiasi
(m2) Radiasi adalah perpindahan
dT panas yang terjadi karena
= gradien temperatur dalam arah X
dX pancaran/sinaran/radiasi gelombang
C  elektromagnetik, tanpa memerlukan
 
m media perantara.
Laju perpindahan kalor secara
2.3.2 Konveksi radiasi dapat dirumuskan sebagai
Konveksi adalah perpindahan berikut:
panas yang terjadi antara permukaan ………………..…...(2.4)
padat dengan fluida yang mengalir dimana:
disekitarnya dengan menggunakan qr = laju perpindahan panas (Watt)
media pengantar berupa fluida e = koefisien emisifitas
(cairan/gas). Laju perpindahan kalor σ = tetapan Stefan-Boltzmann
dipengaruhi oleh luas permukaan
(5,67 x 10 8 W.m 2 .K 4 )
perpindahan kalor dan beda
T = temperatur (K)
menyeluruh antara permukaan bidang
A = luas permukaan benda (m2)
dengan fluida yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
2.4 Motor Bakar
( ) ..…………...(2.3)
Jika ditinjau dari cara
Dengan :
memperoleh sumber energi termal,
= laju perpindahan panas konveksi
jenis mesin kalor dapat dibagi menjadi
(Watt)
dua bagian, yaitu mesin pembakaran
= koefisien perpindahan panas
luar (external combustion engine) dan
konveksi (W/m2.K)
mesin pembakaran dalam (internal
A = luas permukaan perpindahan panas combustion engine). Yang dimaksud
(m2)

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 141


dengan mesin pembakaran luar adalah panas/energi yang diterima oleh fluida
mesin dimana proses pembakaran dingin untuk penukar kalor aliran
lawan arah.
2.4.1 Prinsip Kerja Motor Bakar ( ) (
Bensin ) …………………………….(2.10)
Motor bensin bekerja dengan Dimana :
gerakan torak bolak balik (bergerak = perpindahan panas (Watt)
naik turun pada motor tegak). Motor m = laju aliran massa (m3/s)
bensin bekerja menurut prinsip 4 = kalor spesifik fluida panas
langkah dan 2 langkah. Yang (J/kg0C)
dimaksud dengan istilah “langkah” = kalor spesifik fluida dingin
disini adalah perjalanan torak dari titik (J/kg0C)
mati atas (TMA) ke titik mati bawah = suhu masuk fluida panas (0C)
(TMB). = suhu keluar fluida panas (0C)
- Langkah Hisap = suhu masuk fluida dingin (0C)
- Langkah Kompresi = suhu keluar fluida dingin (0C)
- Langkah Kerja
- Langkah Buang Perpindahan kalor yang
dimungkinkan dinyatakan :
2.6 Metode Perhitungan ( ) (
Metode perhitungan pada ) ……...………...……..(2.11)
penelitian ini menggunakan rumus Perhitungan efektivitas dengan
metode efektifitas pendinginan. fluida yang menunjukkan nilai mc
Efektifitas penukar kalor (Heat yang minimum untuk penukar kalor
Exchange Effectiveness) didefinisikan lawan arah maka :
sebagai berikut : ( )
.,,,.(2.12)
( )
( )
…..(2.13)
Perpindahan kalor yang sebenarnya ( )

(actual) dapat dihitung dari energi Secara umum efektivitas dapat


yang dilepaskan oleh fluida dinyatakan sebagai :

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 142


3.3 Prosedur Penelitian
( ) Adapun proses pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut:
………………………………….(2.14)
1. Studi Pendahuluan
Jika fluida dingin ialah fluida
Studi pendahuluan bertujuan untuk
minimum, maka :
mencari informasi yang diperlukan
…..………....……...(2.15)
guna kelancaran penelitian. Studi
pendahuluan memuat informasi
III. METODELOGI PENELITIAN bagaimana menentukan efektivitas dari
3.1 Waktu dan Tempat sebuah radiator mesin.
Penelitian 1. Pelaksanaan Eksperimen
Penelitian dilakukan di Pada pelaksanaan eksperimen
Laboratorium Teknik Mesin dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
Universitas Sam Ratulangi Manado, a. Persiapan
Pada bulan Maret – Agustus 2014. b. Pengambilan data
- Menyesuaikan putaran mesin sesuai
3.2 Alat dan Bahan yang dengan nilai yang ditentukan.
Digunakan - Mengukur putaran kipas.
1. Thermometer Digital untuk - Mengukur debit air pada radiator.
menukur panas fluida masuk serta - Mengukur temperatur air yang masuk
keluar dari radiator. maupun yang keluar dari radiator.
2. Anemometer Digital untuk - Mengukur temperatur udara yang
mengukur putaran kipas mesin. menuju serta meninggalkan
3. Flowmeter untuk mengukur debit - Menghitung lamanya waktu dalam
aliran air dalam radiator. setiap pengambilan data.
4. Tachometer Digital untuk mengukur
putaran mesin.
5. Stopwatch untuk menghitung
lamanya mesin menyala pada saat
pengambilan data.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 143


3.4 Diagram Alir Penelitian

Waktu untuk melakukan


penahanan (holding time) pada
penelitian ini selama 15 menit dengan
rincian pembagian (3, 6, 9, 12, 15)
menit. Untuk putaran mesin (1700,
2000, 2500) rpm.

4.1.1. Data penelitian efektivitas


radiator untuk pengambilan suhu
pada 15 menit pertama.
IV. HASIL DAN Perhitungan :
PEMBAHASAN Periode 1 :
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian di
Laboratorium Dasar Teknik Mesin
Universitas Sam Ratulangi didapatkan
data eksperimen.
Mesin yang digunakan dalam
pengambilan data penelitain ini ialah
mesin Toyota Kijang 5K. = efektivitas rata-rata pada putaran
Adapun titik-titik yang ditinjau 1700 rpm
ialah suhu air yang menuju radiator,
suhu air yang keluar dari radiator, suhu
udara yang menuju radiator, dan suhu
udara yang meninggalkan radiator.
Dari data yang diperoleh Dikarenakan metode perhitungan

digunakan untuk menghitung efektivitas serta efektivitas rata-rata

efektivitas radiator dengan rumus : diperiode maupun putaran berikutnya

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 144


menggunakan rumus yang sama, maka 4.1.3. Data penelitain efektivitas
nilai efektivitas dan efektivitas rata- radiator untuk pengambilan suhu
rata berikutnya dimuat dalam tabel. pada 15 menit ketiga.

Tabel 4.1. Data eksperimen pada debit Tabel 4.3. Data eksperimen pada debit
aliran air 0,021 (putaran aliran air 0.031
1700 rpm) (putaran 2500 rpm)

Tabel 4.4. Data hasil pengolahan data


4.1.2. Data penelitian efektivitas
n Q
radiator untuk pengambilan suhu
0.021
pada 15 menit kedua.
1700 rpm 0.502
Tabel 4.2. Data eksperimen pada debit
0.025
aliran air 0,025
2000 rpm 0.54
(putaran 2000 rpm)
0.031
2500 rpm 0.584

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 145


Proses pendinginan ataupun
0.6 0.031, penurunan temperatur fluida yang

Efektivitas
0.58 0.584
0.56 0.025,
0.54 terjadi didalam radiator berlangsung
0.52 0.54
0.021,
0.5 pada saat udara yang dihasilkan oleh
0.48 0.502
0.02 0.03 kipas menghembus radiator, dengan
demikian akan terjadi selisih antara
Debit (m3/menit)
suhu udara dibelakang radiator dengan
Gambar 4.1. Grafik pengaruh debit aliran air
pendingin terhadap efektivitas radiator suhu udara didepan radiator yang
cukup besar.
0.6 2500, Pengambilan data dengan
0.58
Efektivitas

0.584 menggunakan penahanan (holding


0.56
2000,
0.54
0.52 0.54 time) dalam waktu 15 dengan
1700,
0.5
0.502 pengamatan tiap kelipatan tiga menit
0.48
1500 2000 2500 3000 terjadi kenaikan yang seimbang, sesuai
Putaran (rpm) dengan kenaikkan debit aliran fluida,
Gambar 4.2. Grafik pengaruh putaran mesin seperti terlihat pada grafik, hal ini
terhadap efektivitas radiator
menunjukkan adanya kestabilan nilai

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian efektivitas radiator.

Poses pengambilan data yang


dilakukan pada tiga titik putaran V. KESIMPULAN
(1700, 2000 dan 2500) rpm atau pada 5.1. Kesimpulan
debit aliran (0.021, 0.025 dan 0.031) Dari hasil penelitian analisis

m3/menit. Pengambilan data dimulai efektivitas radiator pada mesin Toyota

pada saat suhu air yang masuk pada Kijang tipe 5K, dapat diambil

radiator sebesar C. Pada data kesimpulan sebagai berikut :

penelitian terlihat bahwa semakin Efektivitas suatu radiator

tinggi putaran suatu mesin maka debit terletak pada kemampuan suatu

aliran fluida pada radiator akan radiator itu sendiri menjaga suhu air

semakin meningkat pula. pendingin yang keluar ataupun


menginggalkan radiator yang kembali

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 146


menuju mesin tidak sama atau tidak Maleev NL. 1982. Internal
lebih tinggi saat air pendingin masuk Combustion Engine. Mc Graw
kedalam radiator. Dari pengolahan Hill.
data pada putaran 1700 rpm diperoleh Ramesh K Shah, Dusan P Sekulic.
nilai efektivitas 0.502, dan pada 2003. Fundamentals of Heat
putaran 2000 rpm diperoleh 0.54 serta Exchanger Design. John Wiley
pada putaran 2500 rpm diperoleh and Sons.
0.584. Z Muttaqin, Proses Perpindahan Panas,
eprints.undip.ac.id/41578/3/BA
5.2. Saran B_II.pdf, 20 November 2014.
Penelitian ini kiranya dapat Thermodynamics, http://artikel-
dikembangkan lebih lanjut, misalnya teknologi.com/macam-macam-
dengan mengganti jenis fluida heat-exchanger-alat-penukar-
pendingin, menaikkan putaran mesin panas-bagian-1/, 15 Mei 2014.
dengan penahanan yang lebih tinggi, Nurkholis Hamidi, Motor Bakar,
mengganti jenis radiator ataupun jenis https://matrudian.wordpress.co
mesin. m/2010/10/27/motor-bakar-1/,
5 Mei 2014.
DAFTAR PUSTAKA Ridwan, Sistem Pendinginan,
Bird John, Ross Carl. 2002. http://www.otomotif.web.id/sis
Mechanical Engineering tem-pendinginan-a34.html, 20
Priciples. British Trust for September 2013.
Convervation Volunteers.
Holman JP. 1999. Perpindahan Kalor.
Erlangga : Jakarta.
Koestoer, Raldi Artono. 2002.
Perpindahan Kalor.
Lienhard Jhon H. 2008. A Heat
Transfer Textbook. Phlogiston
Press.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 147

Anda mungkin juga menyukai