Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

VISIKOSITAS DAN RHEOLOGI

Disusun oleh:

Andi Aulia Fajerin 1443050007


Mitha Kurnia 1443050014
Anita Rahayu 1443050064
Oktavianna 1443050062

FAKULTAS FARMASI, JURUSAN ILMU FARMASI


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
TAHUN 2014/2015
I. Tujuan
a. Menerangi arti visikositas dan rheologi
b. Membedakan cairan Newton dan non-Newton
c. Mengenal beberapa metode pengukuran visikositas dan alat yang
digunakan
d. Menentukan visikositas beberapa cairan dengan viskometer
Ostwald
II. Teori
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan
dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer
mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas
kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan
itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka
dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung silinder. Cara ini
merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik
untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah volume cairan yang
mengalir melalui pipa per satuan waktu. (Dudgale. 1986).

Viskositas biasanya diterima sebagai “kekentalan” atau penolakan


terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid
kepada aliran dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid.
Prinsip dasar penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair
atau rgeologi. Rheologi merupakan ilmu tentang sifat alir suatu zat.
Rheologi terlibat dalam pembuatan, pengemasan atau pemakaian,
konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati sediaan. (Moechtar, 1990).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada
gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar
daripadagas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur,
sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan,
tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Martin, 1993).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan
bertambahnya waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting
diketahui sewaktu material cetak dicampur atau saat dimasukkan ke
dalam mulut karena viskositas material cetak kosistensi light pada 5 menit
setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi regular pada 3 menit.
Makin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanannya. Bila
viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas
cairan justru menurun jika temperatur dinaikkan. (Martin, 1993).

III. Alat dan Bahan


 Viskometer Ostwald
 Piknometer
 Stopwatch
 Gelas Kimia
 Batang Pengaduk
 Kompor
 Timbangan
 Air
 Propilen glikol
 Minyak
 Sukrosa
 Amilum

IV. Percobaan
A. Penyiapan Larutan Uji
1. Larutan Sukrosa
 Tara gelas kimia dengan sejumlah volume air yang dibutuhkan
 Timbang sejumlah sukrosa untuk membuat larutan sukrosa
dengan konsentrasi 20, 40, 60, 80% (b/v)
 Larutkan sukrosa dengan sejumlah air yang dibutuhkan.
Panaskan larutan tersebut sampai semua sukrosa larut

2. Larutan Amilum
 Tara gelas kimia dengan sejumlah volume air yang dibutuhkan
 Timbang konsentrasi amilum untuk membuat larutan amilum
dengan konsentrasi 0,5; 1; 5; 10% (b/v)
 Masukkan serbuk amillum kedalam gelas kimia dengan
sebagian air. Aduk hingga larut. Kemudian panaskan hingga
mendidih dan campuran berwarna jernih
 Tambahkan sejumlah air hangat hingga volume yang
diinginkan
B. Pengukuran Viskositas
1. Timbang piknometer kosong, kemudian masukkan masing-
masing sampel kedalam piknometer dan tenntukan bobot jenis
masing- masing sampel
2. Masukkan masing- masing sampel ke dalam viskometer
Ostwald, kemudian ukur waktu yang dibutuhkan untuk
melewati jarak tertentu. Tentukan viskositas masing- masing
sampel. Pengukuran dilakukan duplo untuk masing- masing
sampel.

V. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Bobot Jenis Waktu tempuh (detik)


Sampel
(g/ mL) 1 2 Rata- rata
Air 1 4,25 4,06 4,15
Sukrosa 20% 1,08 9,18 7,46 8,32
Sukrosa 40% 1,19 12,38 9,48 10,93
Sukrosa 60% 1,22 10,82 6,78 8,8
Sukrosa 80% 1,26 5,5 2,8 3,15

Berat Piknometer kosong = 28,6


a. Berat Piknometer + Air = 57,4
𝑚 57,4 −28,6
ρair = =
𝑣 25
= 1,15
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟 1,15
BJ = = =1
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 1,15
b. Berat Piknometer + Sukrosa 20% =59,9
𝑚 59,9−28,6
ρ sukrosa 20% = =
𝑣 25
= 1,25
1,25
BJ = = 1,08
1,15
c. Berat Piknometer + Sukrosa 40% = 63,0
𝑚 63,0−28,6
ρ sukrosa 20% = =
𝑣 25
= 1,37
1,37
BJ = = 1,19
1,15
d. Berat Piknometer + Sukrosa 60% = 64,0
𝑚 64,0−28,6
ρ sukrosa 60% = =
𝑣 25
= 1,41
1,41
BJ = = 1,22
1,15
e. Berat Piknometer + Sukrosa 80% = 65,1
𝑚 65,1−28,6
ρ sukrosa 80% = =
𝑣 25
= 1,46
1,46
BJ = = 1,26
1,15

Pengukuran Visikositas
𝑛1 𝑡1 𝑥 𝜌1
a. Sukrosa 20% = =
𝑛2 𝑡2 𝑥 𝜌2
0,194 4,15 𝑥 1
= =
𝑛2 8,32 𝑥 1,08
n2 = 0,420

0,194 4,15 𝑥 1
b. Sukrosa 40% = =
𝑛2 10,93 𝑥 1,19

n2 = 0,609

pengukuran visikositas sukrosa 40% = 1 menit 26 detik

0,194 4,15 𝑥 1
c. Sukrosa 60% = =
𝑛2 8,8 𝑥 1,22

n2 = 0,501

pengukuran visikositas sukrosa 60% = 1 menit 43 detik= 0,5

0,194 4,15 𝑥 1
d. Sukrosa 80% = =
𝑛2 3,15 𝑥 1,26

n2 = 0,185

pengukuran visikositas sukrosa 80% = 2 menit 27 detik = 0,5


B. Pembahasan

Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan


dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer
mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas
kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari
cairan itu rendah (misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir lambat,
maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur
dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung silinder. Cara
ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan
baik untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah volume cairan
yang mengalir melalui pipa per satuan waktu. (Dudgale. 1986).
Viskositas biasanya diterima sebagai “kekentalan” atau penolakan
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid
kepada aliran dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid.
Prinsip dasar penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair
atau rgeologi. Rheologi merupakan ilmu tentang sifat alir suatu zat.
Rheologi terlibat dalam pembuatan, pengemasan atau pemakaian,
konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati sediaan. (Moechtar, 1990).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada
gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar
daripadagas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur,
sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien
viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan,
tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Martin, 1993).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan
bertambahnya waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting
diketahui sewaktu material cetak dicampur atau saat dimasukkan ke
dalam mulut karena viskositas material cetak kosistensi light pada 5
menit setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi regular pada 3
menit. Makin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanannya.
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka
viskositas cairan justru menurun jika temperatur dinaikkan. (Martin,
1993).

Pada mekanika dari suatu aliran viskos. Geseran dalam viskositas


(fluida) adlah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara
tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter
inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskositas dapat
digambarkan dengan dua buah bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h,
sejajar dengan permukaan atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada
gaya tekan yang berkerja pada lapidan fluida. (Dudgale, 1986).

Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:


1. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan


viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas


gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
3. Kehadiran zat lain

Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan


tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alirnya semakin cepat.
4. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran


alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya
tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
5. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
6. Kekuatan antar molekul

Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas


CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang
sama. (Bird, 1987)
Macam-macam Viskositas
a. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.

Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas.


b. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan
densitasnya. Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs
dan m²/s pada SI.
c. Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu
emulsi atau suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya
dengan larutan murni. Untuk mengukur besarnya viskositas
menggunakan alat viskometer. Berbagai tipe viskometer dikelompokkan
menurut prinsip kerjanya. (Dudgale. 1986)

Cara Menentukan Viskositas


Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa
digunakan antara lain:
1. Viskometer Brookfield

Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur


gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam
sample. Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur
viskositas dengan menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur
kekentalan (yang juga dapat disebut viscosimeters) dapatmengukur
viskositas melalui kondisi aliran berbagai bahan sampel yang diuji.
Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam viskometer Brookfield,
bahan harus diam didalam wadah sementara poros bergerak sambil
direndam dalam cairan. (Atkins 1994).

Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan yang


akan diukur viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan spindle
dengan cairan akan menentukan tingkat viskositas cairan. Sebuah
spindle dimasukkan ke dalam cairan dan diputar dengan kecepatan
tertentu. Bentuk dari spindle dan kecepatan putarnya inilah yang
menentukan Shear Rate. Oleh karena itu untuk membuat sebuah hasil
viskositas dengan methode pengukuran Rotational harus dipenuhi
beberapa hal sebagai berikut:
a. Jenis Spindle
b. Kecepatan putar Spindle
c. Type Viscometer
d. Suhu sample
e. Shear Rate (bila diketahui)
f. Lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time Dependent).
(Sukardjo. 1997).

Viskometer Brookfield merupakan salah satu viscometer yang


menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji
dan mengukur tahanan gerak dari bagian yang berputar. Tersedia
kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan tertentu, dan
umumnya dilengkapi dengan kecepatan rotasi. (FI IV,1038). Prinsip
kerja dari viscometer Brookfield ini adalah semakin kuat putaran
semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
(Moechtar,1990).
2. Viskometer Oswald

Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan


oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler
dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Didalam
percobaan diukur waktu aliran untuk volume V (antara tanda a dan b)
melalui pipa kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P) dalam hokum
Poiseuille adalah perbedaan tekanan antara permukaan cairan, dan
berbanding lurus dengan r. (Moechtar,1990).
3. Viskometer Hoppler

Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk
melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi
benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan
yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan
maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g) sama dengan gaya tahan
medium (f) besarnya gaya tahan (frictional resistance) untuk benda yang
berbentuk bola stokes. (Moechtar,1990).
4. Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar


dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-
tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube
sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras
ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal
ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).
5. Viskometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah


papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap, tidak
dipengaruhi oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan
viskositas cairan Newton dapat ditentukan hanya menggunakan satu
titik rate og shear saja. Cairan non Newton ini dibagi ke dalam ke dalam
dua kelompok, yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran plastis
b. Aliran pseudoplastis
c. Aliran dilatan

2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:


a. Aliran thisotropik
b. Aliran rhepeksi
c. Aliran antihitksotropik

Viskositas cairan non Newton bervariasi pada setiap rate of shear,


sehingga untuk mengetahui sifat alirannya harus dilakukan pengamatan
pada berbagi rate of shear. Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas
spesifik, kinematik dan instrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan
membandingkansecara langsung kecepatan aluran suatu larutan dengan
pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan
densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi
oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer
kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan primer, viskometer kapiler
yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo, 1988).

Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik


dan intrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan
secara langsung kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya.
Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas
larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer
kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan polimer, viskometer
kapiler yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo,
1988).

Istilah rheologi, berasal dari bahasa Yunani rheo (mengalir) dan


logos (ilmu), diusulkan oleh Bingham dan Crawford (seperti dilaporkan
oleh Fischer) untuk menggambarkan aliran-aliran cairan dan deformasi
dari padatan. Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari
suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
Smengalir, semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanan tersebut.
Seperti akan dijelaskan berikutnya, cairan sederhana (biasa) dapat
dijelaskan dalam istilah viskositas absolute. Akan tetapi, sifat-sifat
reologi dispersi heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan
dengan suatu nilai tunggal. (Martin, farmasi fisika dan ilmu farmasetika,
edisi 5,hal 706 )hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan
antara gaya-gaya.
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Viskositas dapat
berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan
suspensi, tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan
suspensi sulit dituangkan.
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan mengenai viskositas

VI. Kesimpulan
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Viskositas dapat
berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan
suspensi, tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan
suspensi sulit dituangkan.
VII. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dudgle. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. Jakarta: UI Press
Martin, Alfred dkk. 1990, Farmasi Fisika edisi kelima, Jakarta: UI-Press
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta: UGM-Press
Retno, D. Dan Teddy H. 2012 Pengolahan Limbah Pabrik Sabun Dari
Gliserin Menjadi Triasetin. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 2, No. 2.
Sukardjo. 1997 Kimia Fisika I. Jakarta: Rineka Cipta
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai