LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Visikos
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA Visikos
Disusun oleh:
IV. Percobaan
A. Penyiapan Larutan Uji
1. Larutan Sukrosa
Tara gelas kimia dengan sejumlah volume air yang dibutuhkan
Timbang sejumlah sukrosa untuk membuat larutan sukrosa
dengan konsentrasi 20, 40, 60, 80% (b/v)
Larutkan sukrosa dengan sejumlah air yang dibutuhkan.
Panaskan larutan tersebut sampai semua sukrosa larut
2. Larutan Amilum
Tara gelas kimia dengan sejumlah volume air yang dibutuhkan
Timbang konsentrasi amilum untuk membuat larutan amilum
dengan konsentrasi 0,5; 1; 5; 10% (b/v)
Masukkan serbuk amillum kedalam gelas kimia dengan
sebagian air. Aduk hingga larut. Kemudian panaskan hingga
mendidih dan campuran berwarna jernih
Tambahkan sejumlah air hangat hingga volume yang
diinginkan
B. Pengukuran Viskositas
1. Timbang piknometer kosong, kemudian masukkan masing-
masing sampel kedalam piknometer dan tenntukan bobot jenis
masing- masing sampel
2. Masukkan masing- masing sampel ke dalam viskometer
Ostwald, kemudian ukur waktu yang dibutuhkan untuk
melewati jarak tertentu. Tentukan viskositas masing- masing
sampel. Pengukuran dilakukan duplo untuk masing- masing
sampel.
A. Hasil
Pengukuran Visikositas
𝑛1 𝑡1 𝑥 𝜌1
a. Sukrosa 20% = =
𝑛2 𝑡2 𝑥 𝜌2
0,194 4,15 𝑥 1
= =
𝑛2 8,32 𝑥 1,08
n2 = 0,420
0,194 4,15 𝑥 1
b. Sukrosa 40% = =
𝑛2 10,93 𝑥 1,19
n2 = 0,609
0,194 4,15 𝑥 1
c. Sukrosa 60% = =
𝑛2 8,8 𝑥 1,22
n2 = 0,501
0,194 4,15 𝑥 1
d. Sukrosa 80% = =
𝑛2 3,15 𝑥 1,26
n2 = 0,185
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk
melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi
benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan
yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan
maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g) sama dengan gaya tahan
medium (f) besarnya gaya tahan (frictional resistance) untuk benda yang
berbentuk bola stokes. (Moechtar,1990).
4. Viskometer Cup dan Bob
VI. Kesimpulan
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Viskositas dapat
berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan
suspensi, tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan
suspensi sulit dituangkan.
VII. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dudgle. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. Jakarta: UI Press
Martin, Alfred dkk. 1990, Farmasi Fisika edisi kelima, Jakarta: UI-Press
Moechtar. 1990. Farmasi Fisik. Yogyakarta: UGM-Press
Retno, D. Dan Teddy H. 2012 Pengolahan Limbah Pabrik Sabun Dari
Gliserin Menjadi Triasetin. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 2, No. 2.
Sukardjo. 1997 Kimia Fisika I. Jakarta: Rineka Cipta
Wiroatmojo. 1988. Kimia Fisika. Jakarta: Depdikbud