Kasus Ileus Obstruktif
Kasus Ileus Obstruktif
Obyek presentasi : Dokter Pendamping & Dokter Intersip RSUD Kalisat Kabupaten Jember
1
- Perut kembung sejak sehari sebelum MRS
- Mual (+), muntah (-)
- Nyeri ulu hati (+)
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat kesehatan / Penyakit :
- Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya
- Pasien memiliki benjolan di buah zakar sebelah kanan sejak + 5 bulan yang lalu,
sebelumnya benjolan bisa keluar masuk dan tidak diobati , namun beberapa hari
terakhir ini benjolan terasa nyeri dan tidak dapat masuk kembali
4. Riwayat Keluarga :
Anggota keluarga lainnya tidak ada yang sakit seperti ini
5. Riwayat Pekerjaan :
Pasien bekerja di rumah sebagai petani
6. Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran : GCS E4 V5 M6
Tekanan darah : 150/90mmHg
Heart rate : 110 x/mnt
Respiratory rate: 30x/mnt
Temperature : 38o C
Status Generalis:
Kepala: anemis(-), ikterik(-), sianosis(-), dyspneu(-)
Leher: pembesaran KGB(-), massa (-), pelebaran vena (-)
Thorax:
Pulmo:
Inspeksi: normochest, simetris, retraksi -/-
Palpasi: pergerakan dinding dada simetris, fremitus simetris
Perkusi: sonor +/+
Auskultasi: suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
2
Cor:
Inspeksi: iktus tidak terlihat
Palpasi: iktus teraba di ICS V MCL S
Perkusi: batas ICS II parasternal line S, batas jantung kanan ICS V parasternal line D,
batas jantung kiri ICS IV MCL S
Auskultasi: S1-S2 tunggal, regular, gallop(-), murmur(-)
Abdomen:
Inspeksi: cembung, distended, darm contour (+), darm steifung (+), ascites (-), kolateral (-),
caput medusa (-)
Palpasi: nyeri tekan (+) di regio epigastrium, inguinal dextra, dan umbilical, hepar-lien tak
teraba, undulasi (-)
Perkusi: meteorismus, shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) meningkat, metallic sound (+)
Extremitas:
Superior: akral kering, hangat, merah +/+ , edema -/-
Inferior: akral kering, hangat, merah +/+ , edema -/-
Status Lokalis
Regio inguinal dextra: terdapat benjolan dengan konsistensi lunak, kenyal, nyeri tekan (-)
7. Pemeriksaan Penunjang :
Hb: 12,4 g/dl
Leukosit: 14.100
Hct: 40,2 %
Eritrosit: 4,42 juta
Trombosit: 380.000
Rontgen Thorax AP: dalam batas normal
BOF: tampak gambaran herring bone appearance, gas usus meningkat, usus dilatasi
LLD: tampak gambaran step ladder dan air fluid level
Daftar Pustaka:
1. Beauchamp, Evers, Mattox, Sabiston, Textbook of Surgery, 16th edition, W.B.Saunders,
Philadelphia, 2001, hal 887-888 5.
3
2. Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 8th edition, McGraw-
Hill, New York, 2005, hal 1031-1032
3. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Process. Alih Bahasa
Peter Anugrah. Edisi 4. Jakarta: EGC, 1994
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis ileus obstruktif
2. Komunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya akan pentingnya early diagnosis dan
bahaya komplikasinya
3. Pentingnya penanganan kasus secara definitif
4
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
Subyektif:
Pasien mencret sejak sehari sebelum MRS sebanyak + 4-5 kali sehari. Mencret tidak berlendir
dan tidak berdarah. Perut kembung sejak sehari sebelum MRS. Pasien memiliki benjolan di
buah zakar sebelah kanan sejak + 5 bulan yang lalu, sebelumnya benjolan bisa keluar
masuk dan tidak diobati, namun beberapa hari terakhir ini benjolan terasa nyeri dan
tidak dapat masuk kembali.
Objektif:
Pada kasus ini diagnosis ileus obstruktif ditegakkan berdasarkan:
Keluhan mencret sejak sehari sebelum MRS sebanyak + 4-5 kali sehari. Mencret tidak
berlendir dan tidak berdarah. Perut kembung sejak sehari sebelum MRS. Pasien memiliki
benjolan di buah zakar sebelah kanan sejak + 5 bulan yang lalu, sebelumnya
benjolan bisa keluar masuk dan tidak diobati, namun beberapa hari terakhir ini
benjolan terasa nyeri dan tidak dapat masuk kembali.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital terdapat takikardi yang menunjang adanya keadaan
dehidrasi ataupun syok serta febris. Pada pemerikasaan abdomen melalui inspeksi
didapatkan hasil cembung, distended, darm contour, darm steifung, dan terdapat benjolan di
region inguinal dextra; pada palpasi didapatkan nyeri tekan di regio epigastrium, inguinal
dextra, dan umbilical; pada perkusi terdapat meteorismus; dan dari hasil auskultasi
didapatkan bising usus yang meningkat, dan metallic sound.
Hasil pemeriksaan penunjang yakni pada hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan
adanya leukositosis. Dari hasil pemeriksaan radiologis yakni pemeriksaan BOF tampak
gambaran herring bone appearance, gas usus meningkat, usus dilatasi; dan dari pemeriksaan
LLD tampak gambaran step ladder dan air fluid level.
5
gangguan pasase tersebut terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan pada
bagian proksimal tempat penyumbatan. Hal ini menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi)
di bagian proksimal dari sumbatan. Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan
terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin
bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat
mengenai seluruh usus di bagian proksimal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus
meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti
peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadinya serangan kolik abdomen dan muntah-muntah. Pada
obstruksi usus yang lanjut, peristaltik sudah hilang oleh karena dinding usus kehilangan daya
kontraksinya.
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif yaitu nyeri abdomen, muntah, distensi, dan
kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi). Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi
tergantung kepada lokasi obstruksi, lamanya obstruksi, penyebabnya, dan ada atau tidaknya
iskemia usus. Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok
hipovolemik, pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap setiap penyakit
yang dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus diperiksa.
Planning:
Diagnosis:
RFT
LFT
Profil lipid
Albumin serum
Serum elektrolit
Pengobatan:
Oksigen nasal kanul 3 lpm
Inf. Ringer Laktat rehidrasi 1000cc dalam 1 jam dilanjutkan maintenance 24 tetes/menit
Inj. Ceftriaxone 2x1g
Inj. Ranitidin 2x50mg
6
Inj. Kerorolac 3x30mg
Dilakukan pemasangan folley kateter
Dilakukan pemasangan NGT dekompresi
Pasien dipuasakan
Rujukan:
Penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis bedah digestif.
Pendidikan:
Dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk menjelaskan kondisi penyakit yang diderita
pasien, tindakan yang harus dilakukan,dan bahaya komplikasi apabila tidak segera ditangani
lebih lanjut serta membantu proses penyembuhan dan pemulihan dari pasien.
Konsultasi:
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis bedah digestif dalam penanganan
definitif dari pasien tersebut.
Kontrol:
Kontrol untuk memonitor perkembangan pasien.