Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memetakan masalah pendidikan, perlu diperhatikan realitas


pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan sebagai sebuah subsistem yang
sekaligus juga merupakan suatu sistem yang kompleks. Gambaran pendidikan
sebagai sebuah subsistem adalah pernyataan bahwa pendidikan merupakan
salah satu aspek kehidupan yang berjalan dengan dipengaruhi oleh berbagai
aspek eksternal yang saling terkait satu sama lain, aspek politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan, bahkan ediologi sangat erat
pengaruhnya terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendididikan,
Sedangkan pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks menunjukkan
bahwa pendidikan didalamnya terdiri dari berbagai perangkat yang saling
memengaruhi secara internal sehingga dalam rangkaian proses input output
pendidikanManajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan
peran yang mat penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu
dan berkelanjutan. Manajemen sistem pendidikan sangat penting karena
proses penataan sumber daya pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan,
kurikilum dan pembelajaran, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan,
serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara pemerintah, sekolah dan
masyarakat.)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Manajemen Pendidikan Islam?
2. Apa saja fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan Islam?
3. Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep Manajemen Pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Pendidikan

Istilah Manajemen memiliki banyak arti, tergantung pada orang yang


mengartikannya. Istilah Manajemen seringkali disandingkan dengan isrtilah
administrasi. Berkaitan dengan itu, terdapat 3 pandangan berbeda; pertama,
mengartikan lebih luas dari pada manjemen ( Manajemen merupakan inti
dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas daripada
administrasi, dan ketiga, pandangan yang menganggap bahwa managemen
identik dengan administrasi.berdasarkan fungsinya istilah manajemen dan
administrasi mempunyai fungsi yang sama. Karena itu perbedaan kedua
istilah tersebut tidak konsisiten dan tidak signifikan.

Manajemen pendidikan adalah sebagai seni dan ilmu mengelola


sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara.Manajemen pendidikan menurut
islam adalah aktifitas yang berlandaskan nilai-nilai keadilan yang
merupakan perbuatan pimpinan yang tidak menyakiti atau mendzolimi
bawahan1. Jadi manajemen adalah tindakan untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan dengan menggunakan sumber daya manusia melalui kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan
berlandaskan nilai-nilai keadilan dalam pandangan islam segala sesuatu
harus dilakukan secara tertib, shahih, rapi dan teratur mulaidari urusan
sederhana hingga yang kompleks, semua itu diperlukan pengaturan yang

1
Seafullah, U, KH, Manajemen Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

hlm.49.

2
baik dan terarah dalam sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai
dapat diraih secara efektif dan efisisen.

B. Tujuan Manajemen pendidikan

Tujuan Manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan pendidikan


secara umum, karena Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Apabila dikaitkan
dengan pengertian manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan alat
mencapai tujuan. Adapun tujuan pendidikan nasional yaitu untuk
mengembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Tujuan pokok dalam memperlajari Manajemen pendidikan adalah untuk


memperoleh cara, tehnik, metode yang sebaik-baiknya dilakukan, sehingga
sumber-sumber yang sangat terbatas seperti tenaga, dana, fasilitas, material
maupun sepiritual guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.

Sedangkan tujuan manajemen pendidikan Islam adalah menggunakan


dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas dan proses hasil
pendidikan Islam itu sendiri. Sudah barang tentu aspek manager dan leader
yang islami atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam, harus melekat pada
menajemen pendidikan Islam. Sumber daya pendidikan Islam itu
setidak-tidaknya menyangkut peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan (termasuk didalamnya tenaga administrasi)

C. Konsep Manajemen Pendidikan Islam

Membahas konsep manajemen pendidikan islam akan timbul beberapa


asumsi pemahaman tentang penyelenggaraan lembaga pendidikan islam itu
sendiri. Hal ini disebabkan lembaga pendidikan islam mempunyai

3
karakteristik tersendiri sesuaidengan corevalue yang dikembangkannya.
Nilai-nilai inti yang menjadi ajaran islam inilah yang akan mewarnai proses
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan islam. Perilaku manajerial
dalam mengelola lembaga pendidikan islam harus senantiasa berdasarkan
pada ajaran-ajaran islam yang bersumber dari alqur’an dan al-hadits serta
praktik-praktik keteladanan yang idberikan oleh paara ulama dan pemimpin
islam. 2 Penejelasan tentang konsep manajemen pendidikan islam sangat
dipengaruhi oleh beberapa asumsi yang mendasari dalam sistem
pengelolaannya. Asumsi-asumsi yang dimaksudkan, antara lain:

1. Proses penyelenggaraan lembaga pendidikan islam dilaksanakan


dengan menggunakan konsep, prinsip-prinsip, kaidah, dan teori-teori yang
digali dari sumber dan khazanah keislaman;

2. Proses penyelenggaraan lembaga pendidikan islam dilaksanakan


dengan menggunakan konsep, prinsip-prinsip, kaidah, dan teori-teori
manajamen yang dikembangkan dalam dunia bisnis dan pendidikan secara
umum yang ada pada saat ini;

3. Proses penylenggaraan lembaga pendidikan islam dilaksanakan


dengan menggunakan konsep, prinsip-prinsip, kaidah, dan teori managemen
yang telah berkembang dalam dunia bisnis dan pendidikan secara umum
dengan menjadikan islam sebagai nilai untuk meleksanakan proses
penyelenggaraan pendidikannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, untuk memahami konsep


managemen lembaga pendidikan islam secara menyeluruh dapat ditinjau
dari penjelasan sebagai berikut;

1. Konsep managemen secara umum

Managemen sering diartikan sebagai ilmu, seni, dan prosesi. Dikatakan


sebagai ilmu karena managemen dipandang sebagai suatu bidang

2 Masrokan Mutohar, Manajemen mutu sekolah (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2013), hal. 29

4
pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerjasama ini lebih memenuhi prasyarat sebagai bidang
ilmu pengetahuan karena telah dipelajari dalam kurun waktu yang lama dan
memiliki serangkaian teori yang perlu diuji dan dikembangkan dalam
praktik manegerial pada lingkup organisasi.3

Sebagai ilmu pengetahuan, managemen juga bersifat universal dan


mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis mencakup
kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang cenderung benar
dalam semua situasi managerial. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu
pengetahuan managemen dapat diterapkan dalam setiap organisasi, baik
pemerintah pendidikan, perusahaan, keaagamaan, sesial, dan sebagainya.

Selain dipandang sebagai ilmu dan seni, managemen juga dapat


diartikan sebagai profesi karena managemen dilandasi oleh keahlian khusus
untuk mencapai prestasi menager yang diikat kode etik dan dituntut untuk
pekerja secara profesional. Sorang profesional harus mempunyai
kemampuan konseptual, sosia (hubungan manusiawi) dan teknik. Oleh
karena itu seorang manager harus membekali diri dengan kemampuan
konseptual yang berkaitan dengan planing, organising, ectuating, dan
controlling serta kemampuan sosial untuk mengatur hubungan manusiawi.

2. Makna managemen dalam persepektif islam

Istilah managemen berasal dari bahasa inggris, yaitu dari kata to


manage yangn berarti ngurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan
memperlakukan. Dalam islam, terdapat pengertian yang sama dengan
hakikat managemen adalah Al-tadbir (pengaturan). kata ini merupakan
defarisai dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam
Al-qur’an seperti firman Allah SWT. yang artinya:

3 Masrokan Mutohar, Manajemen mutu sekolah (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2013), hal. 31

5
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu” (QS Al-sajadah:5)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pengatur alam


(manager). keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT
dalam mengelola alam semesta. Akan tetapi dalam konteks ini, Allah SWT
telah menciptakan manusia dan menjadikannya sebagai kholifah (pemimpin)
di bumi. Maka manusia diberikan tugas tentang menjawab untuk mengatur
dan mengelola bumi dengan sebaik- baiknya sebagaiman allah mengatur
alam raya beserta isinya ini.4

Semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan islam perlu adanya


pengelolaan atau penerapan managerial yang seefektif mungkin. Apabila
tidak diklakukan, lembaga pendidikan islam tidak akan bisa maju dan
bersaing secara kompetitif dengan lembaga pendidikan lain, bahkan bisa
hancur, terbelakang, dan tidak diminati oleh masyarakat bahkan ummat
islam itu sendiri. Mengelola lembaga pendidikan islam harus dimulai
dengan niat yang baik dan dilanjutkan dengan membuat perencanaa yang
baik untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan islam.

Berdasarkan uraian diatas tentang hakikat managemen secara umum


maupun dalam konteks kajian islam, dapat diambil pemahaman bahwa
managemen pendidikan islam adalah suatu proses penataan kelembagaan
pendidikan islam yang melibatkan sumber daya manusia dan nonmanusia
dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam yang
efektif dan efisien.5

4 Masrokan Mutohar, Manajemen mutu sekolah (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2013), hal. 35

5
Masrokan Mutohar, Manajemen mutu sekolah (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2013), hal. 37

6
D. Fungsi Manajemen Pendidikan

Dalam proses manajemen terlibat fungsi fungsi pokok yang


ditampilkan oleh seorang manajer, yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (Organizing), Pemimpinan (Leading) dan pengawasan
(controlling)6.

Adapun pengertian manajemen dari sudut fungsinya adalah proses,


kegiatan merencanakan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan
pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Sejalan dengan pendapat diatas bahwa fungsi-fungsi manajemen
yaitu :

1. Planning (perencanaan).

Bagi setiap manajemen harus mempunyai planning atau


perencanaan yang jelas, karena dengan perencanaan merupakan proses
awal dalam menentukan tujuan manajemen yang akan dicapai. Dalam
banyak hal perencanaan memegang peran strategis karena fungsi-fungsi
manajemen lainnya tidak dapat berjalan tanpa perencanaan. 7 Pada
hakikatnya, perencanaan (planning) adalah aktivitas pengambilan
keputusan mengenai sasaran (objektif) apa yang akan dicapai, tindakan
apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran dan
siapa yang akan melaksanakan tugas-tugasnya. Perencanaan pada
lembaga pendidikan islam merupakan kegiatan sistematis merancang
sumberdaya lembaga, meliputi mengenai apa yang akan
dicapai(diidealkan), kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
dan memilih pelaksana kegiatan yang tepat bagi usaha pencapaian

6
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

hal 8
7
Baharuddin dan Makin, Manajemen pendidikan islam: transformasi menuju sekoalh/madrasah
yang unggul (Malang:UIN Maliki press, 2010), hal.99

7
tujuan.Dalam kaitannya dengan perencanaan pengembangan lembaga
pendidikan islam, dapat dilakukan beberapa langkah antara lain:

a. Mengkaji kebijakan yang relevan. Pengembangan lembaga


pendidikan islam tidak boleh bertentangan dengan kebijakan yang
berlaku dari pemerintah.
b. Menganalisis kondisi lembaga langkah ini dilkukan untuk mengetahui
keadaan, kekuatan, kelemahan, kekurangan lembaga untuk kemudian
dicari jlankeluar yang tepat.
c. Merumuskan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan harus
dirumuskan baik tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah maupun
tujuan jangka panjang.
d. Mengumpulkan data dan informasi. Data yang dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai.
e. Menganalisis data dan informasi. Dalam analisis ini dicoba ditafsirkan
hubungan antar komponen dalam usaha pencapaian tujuan
f. Merumuskan dan memilih alternatif program. Alternatif program itu
jika dipandang perlu, kemudian dikaji ulang dan dievaluasi untuk dipilih
salah satu yang paling baik.
g. Menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan. Sebelum
dilaksanakan alternatif program yang dipilih, perlu dilakukan penjabaran
secara rinci, sampai pada tahap-tahap pelaksaannya..
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, bahan-bahan, tugas, tanggung jawab, wewenang
dan fasilitas sehingga tercapai suatu organisasi yang dapat digerakan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan 8 . Adapun proses organizing, meliputi berbagai rangkaian
kegiatan yang bermula pada orientasi atas tujuan direncanakan dan

8 Baharuddin dan Makin, Manajemen pendidikan islam: transformasi menuju sekoalh/madrasah


yang unggul (Malang:UIN Maliki press, 2010), hal. 101.

8
berakhir pada saat kerangka organisasi yang tercipta terlengkapi dengan
prosedur kerjaa, kewenangan, personalia, serta ketersediaan peralatan
yang dibutuhkan. Menurut tata urutannya proses organizing meliputi
beberapa kegiatan yaitu:
a. Perumusan tujuan Sebagai dasar utama penyusunan organisasi
tujuan harus dirumuskan secara jelas dan lengkap
b. Penetapan Tugas pokok adalah sasaran yang dibebankan kepada
organisasi untuk dicapai.
c. Perincian kegiatan dalam kegiatan ini selain harus disusun secara
lengkap dan terperinci perlu juga diidentifikasi kegiatan-kegiatan
yang penting dan kurang penting
d. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dalam fungsi-fungsi kelompok
kegiatan sebagai hasil pengelompokan ini disebut fungsi atau
sekelompok kegiatan yang sama (homogen) dan satu sama lain
terdapat dukungan yang erat.
e. Departementasi adalah proses konversasi fungsi-fungsi menjadi
satuan-satuan organisasi dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
organisasi.
f. Pelimpahan authority otoritas organisasi dapat diartikan sebagai
kekuasaan atau hak untuk memberikan perintah dan menimbulkan
tindakan dari oranglain.
g. Staffing adalah penempatan orang pada satuan-satuan organisasi
yang telah tercipta dalam proses depatementasi.
h. Facilitating merupakan proses trakhir dalam penyususnan
organisasi. Bentuknya berupa pemberian kelengkapan seperti
peralatan.
3. Actuanting (kegiatan)

Actuating adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota


kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran, agar sesuai
dengan perencanaan managerial dan usaha-usaha organisasi. Aktuating
adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para

9
pekerja/pelaksana melakukan tugas dan kewajibannyaJadi aktuating
adalah kemampuan pimpinan untuk menggerakkan dan mengusahakan
pekerja dengan memberikan bimbingan dan petunjuk untuk
melaksanakan tugasnya sebelum dan selama melaksanakan tugas. Dalam
aktuating terdapat hal-hal sebagai berikut :

a. Penetapan start pelaksanaan rencana kerja


b. Pemberian contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pimpinan
c. Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
d. Pengkomunikasian seluruh pekerjaan dengan semua unit kerja
e. Pembinaan pra pekerja
f. Peningkatan mutu dan kualitas kerja
g. Pengawasan kinerja dan moralitas pekerja.
4. Controlling (pengawasan)

Pengawaan adalah proses penentuan apa yang dicapai. Berkaitan


dengan standar apa yang sedang dilaksanakan, penilaian pelaksanaan,
(performanci) serta bilamana perlu diambil tindakan korektif. Ini yang
memungkinkan pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yakni sesuai
dengan standar yang diharapkan.

Dalam Pendidikan Islam pengawasan adalah proses pemantauan


yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara
konsekuen, baik materiil maupun spiritual, untuk meluruskan sesuatu yang
tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. Senada
dengan pengertian tersebut, Ali Mufron mendefinisikan bahwa
pengawasan adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan menentukan
sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan korektif dimana
perlu. Hal serupa dikemukakan Murdick dalam Nanang Fattah,
pengawasan adalah proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimanapun rumit, dan luasnya suatu organisasi, proses dasar tersebut
adalah, menetapkan standar pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan kerja,

10
dan menentukan kesenjangan antara pelaksanaan dengan standar dan
rencana.

Jadi controling adalah proses pemantauan untuk mengukur


pelaksanaan rencana yang bertujuan untuk mencegah penyimpangan.
Pengawasan dalam konsep Islam lebih menggunakan pendekatan
manusiawi yang dijiwai nilai_nilai keislaman.

Tujuan dari pengawasan menurut konsep sistem adalah membantu


mempertahankan hasil atau output yang sesuai dengan syarat-syarat sistem.
Artinya dengan melakukan kerja pengawasan, diharapkan dapat mencapai
kualitas produk organisasi berdsarkan perencanaan yang telah ditetapkan,
sehingga konsumen atau stakeholers menjadi puas.

E. Ruang liungkup
Ruang lingkup manajemen pendidikan dibagi menjadi 4 yang
meliputi:
1. Ruang lingkup berdasarkan wilayah
Berdasarkan atas tinjauan wilayah kerja maka ruang lingkup
pendidikan dipisahkan menjadi :
a. Manajemen pendidikan seluruh negara yaitu majejemen
pendidikan untuk urusan nasional yang ditangani bukan hanya
pelaksanaan pendidikan di sekolah saja tetapi juga pendidikan luar
sekolah, penyelenggaraan latihan, penelitian, serta meliputi pula
kebudayaan dan kesenian
b. Menejemen pendidikan satu provinsi, yaitu manejemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu provinsi yang
pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas manajemen
pendidikan di kabupaten dan kecamatan
c. Manajemen pewndidikan satu kabupaten atau kota, yaitu
manajemen pewndidikan yang meliputi wilayah kerja satu kabupaten
atau kota, meliputi semua urusan pendidikan memuat jenjang dan
jenis

11
d. Manajemen pendidikan satu unit kerja. Manajemen unit ini di
titik beratkan pada satu unit kerja yang langsung menangani pekerjaan
mendidik.
e. Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil dalam
usaha pendidikan yang menjadi “dapur inti” dari seluruh jenis
manajemen pendidikan.
2. Ruang lingkup menurut objek garapan
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan,
sekurang-kurangnya ada delapan objek garapan:

a. Menejemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan,


pengawasan dan evaluasi kegiatan tentang pendataan mata
pelajaran/mata kuliah yang diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang
tesedia, jumlah guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas,
penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang
dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender
pendidikan, perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam
pengembangan
kurikulum.
b. Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
penggalangan penerimaan siswa baru, pelaksanaan tes penerimaan
siswa baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan-kegiatan
kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan
sebagainya.
c. Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawaian), meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan penerimaan pegawai baru, mutasi, surat
keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga kependidikan, daftar
umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja pegawai,
dan sebagainya.

12
d. Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha menggali
sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan koperasi serta
penggunaan dana secara efisien.
e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan pengadaan barang pembagian dan penggunaan
barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar tambah maupun
penghapusanbarang.
f. Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
kantor agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua
orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan kegiatan
lembaga.
g. Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
hubungan masyarakat, misalnya pendataan alamat kantor/orang
yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-progran humas.
h. Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan
evaluasi kegiatan unit-unit penunjang, misalnya bimbingan dan
penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian,
dan sebagainya.
i. Manajemen Ekstrakurikuler,Manejemen kegiatan ekstrakulikuler
adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara
terorganisir mengenai kegiatan sekolah yang dilakukan diluar kelas
dan diluar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik,
baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang di
dapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing

13
peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada
dalam dsirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun
pilihan.
j. Manajemen tata lingkungan dan keamanan sekolah, meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi tata ruang pertamanan sekolah, kebersihan dan ketertiban
sekolah, serta keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
3. Menurut fungsi atau urutan kegiatan
Dalam definisi manajemen terdapat istilah rangkaian kegiatan,
orang sering menyebut urutan kegiatan ini sebagai fungsi
administrasi. Adapun fungsi manajemen atau pengelolaan ini adalah :
a. Merencanakan
b. Mengorganisasikan
c. Mengarahkan
d. Mengkoordinasikan
e. Mengkomunikasikan
f. Mengawasai atau mengevaluasi
Menurut Mc, Earland menggambarkan saling hubungan yang
olehnya disebut merupakan tiga fungsi pokok manajemen yaitu
perencasnaan (planing), pengorganisasian (organising) dan pengontrolan
(controlling)

4. Menurut pelaksanaanya
Dalam liungkungan kelas, guru adalah administator. Guru harus
melaksanakan kegiatan manajemen. Dengan pengertian bahwa
manajemen adalah pengelolaan, manajemen, maka guru bertindak sebagai
manajer di kela yang di pimpinnya9

9 Cucun sunengsih, Manajemen penddidikan (sumedang: UPI Sumedang press,2017), hal 14-19.

14
F. PERANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen pendidikan, berperan untuk membuat suatu sistem atau kurikulum
pendidikan yang berdasarkan atas nilai-nilai keagamaan. Nilai-nilai keagamaan yang
dimaksud seperti akhlak yang baik, jujur, sopan, hormat, serta perduli terhadap orang
lain. Hal ini diterapkan ke berbagai sekolah di penjuru negeri.Mungkin tidak asing
ditelinga kita mengenai 5 prinsip S, yaitu Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun.
Ini salah satu metode yang diterapkan oleh Manajemen Pendidikan guna mencapai
tujuannya.Manajemen Pendidikan juga berperan dalam membuat kurikulum yang
menguatkan niali-nilai keagamaan pada setiap pembelajaran. Misalnya setiap mata
pelajaran yang diajarkan kepada siswa di sekolah, harus dihubungkan dengan
nilai-nilai agama, sehingga para siswa dapat memahami pelajaran tersebut dengan
berlandaskan nilai-nilai keagamaan.
Selama ini banyak yang mengatakan bahwa agama tidak dapat dicampurkan
dengan keilmuan umum, hal yang seperti inilah yang membuat pendidikan religius
sulit dikembangkan. Padahal, nilai-nilai keagamaan adalah dasar dari setiap
keilmuan.Selain membentuk metode dan kurikulum, Manajemen Pendidikan juga
berperan dalam pembentukan lingkungan serta fasilitas yang memadai dalam
mengembangkan pendidikan religius. Hal tersebut diwujudkan melalui pembangunan
tempat-tempat ibadah didalam lingkungan sekolah.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen pendidikan menurut Islam adalah tindakan untuk mencapai


hasil-hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya manusia melalui
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan
berlandaskan nilai-nilai keadilan dalam pandangan islam segala sesuatu harus
dilakukan secara tertib, shahih, rapi dan teratur mulai dari urusan sederhana
hingga yang kompleks, semua itu diperlukan pengaturan yang baik dan terarah
dalam sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai dapat diraih secara
efektif dan efisisen.

Dalam proses manajemen terlibat fungsi fungsi pokok yang ditampilkan oleh
seorang manajer, yaitu: perencanaan (planning), pengorganisasian (Organizing),
Pemimpinan (Leading) dan pengawasan (controlling). Ruang lingkup menejemen
pendidikan itu sendiri ada empat yaintu ruang lingkup menurut wilaya, rauang
lingkup objek garapan, ruang lingkup berdasarkan fungsi dan urutan kegiatan yang
terakhir berdasarkan waktu pelaksaannya

16
DAFTAR PUSTAKA

Mutohar, Masrokan. 2013. Manajemen mutu sekolah. Jakarta: Ar-ruzz media.

Baharuddin dan Makin. 2010. Manajemen pendidikan islam: transformasi


menuju sekolah/madrasah yang unggul. Malang: UIN Maliki press.

Usman, Husaini. 2006. manajemen teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Seafullah. 2012. manajemen pendidikan islam. Bandung. CV Pustaka setia.

Sunengsih,cucun.Manajemen penddidikan.2017.Sumedang: UPI Sumedang


press.

17

Anda mungkin juga menyukai