Anda di halaman 1dari 2

Rivana Cantiagnya

041811433015

Manajemen Pemasaran Syariah (D)

KEBIJAKAN PRODUK DAN MEREK

a. Pengertian Halal dan Thayyib


Halal dalam bahasa Arab berasal dari kata halla, yahillu, hillan, yang berarti
membebaskan, melepaskan, memecahkan, membubarkan dan membolehkan(Dahlan,,
1997) sedangkan secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dan
dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan ketentuan yang
melarangnya
Dalam Kitab Mu’jam Mufradat Alfadh Al-Qur’an Al-Karim, Al-Raghib Al-
Isfahani mengatakan bahwa kata halal, secara etimologi berasal dari kata halla-yahullu-
hallan wa halalanwa hulalan yang berarti melepaskan, menguraikan, membubarkan,
memecahkan,membebaskan dan membolehkan. Sedangkan secara terminologi, kata
halalmempunyai arti segala sesuatu yang diperbolehkan dan dapat dilakukan
karenabebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. Atau
segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan ukhrawi.
Definisi pangan halal menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 1999 (Pasal
1 ayat 5) adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau
dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan baku pangan,
bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya termasuk bahan
pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan iradiasipangan, dan yang
pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hokum agama Islam
Kata thayyib menurut Al-Isfahani menunjukkan sesuatu yang benar-benarbaik..
Bentuk jamak dari kata ini adalah thayyibât yang diambil dari derivasi thaba- yathibu-
thayyib-thayyibah dengan beberapa makna, yaitu zaka wa thahara (suci dan bersih),
jada wa hasuna (baik dan elok), ladzdza (enak), dan halal (halal). Pada dasarnya kata
ini berarti sesuatu yang dirasakan enak oleh indra dan jiwa, atau segala sesuatu selain
yang menyakitkan dan menjijikkan. Sedangkan Ibnu Taimiyah menerangkan dalam
kitab Majmu’ Fatawa bahwa yang dimaksud dengan thayyib adalah yang membuat baik
jasmani, rohani, akal dan akhlak manusia. Menurutnya,lawan dari kata thayyib ini
adalah khabits (bentuk jamaknya khabaits) yaitu sesuatu yang menjijikkan dan dapat
merusak fisik, psikis, akal dan akhlak seseorang.
Dalam Al-Qur’an, kata thayyib ini disebutkan beberapa kali dalam bentukyang
berbeda. Terkait dengan makanan, Al0?ur>an menyebutkan kata thayyiban dengan
diawali kata halalan dalam bentuk mufrad mudzakkar (laki-laki tunggal)sebanyak
empat kali untuk menjelaskan sifat makanan yang halal sebagaimana yang terdapat
dalam Surat Al-Baqarah ayat 168.

“Wahai manusia! makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat
di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah ayat 168)
b. Definisi Produk Halal
Produk Halal adalah produk yang diperbolehkan oleh syariat untuk dikonsumsi.
Terutama, dalam hal makanan dan minuman. Kriteria Halal :
 Halal zatnya
Makanan yang halal menurut zatnya adalah makanan yang dari dasarnya halal
untuk dikonsumsi. Dan telah ditetapkan kehalalannya dalam Alquran dan hadis.
 Halal cara memperolehnya
Yaitu, makanan yang diperoleh dengan cara yang baik dan sah. Makanan akan
menjadi haram apabila cara memperolehnya dengan jalan yang batil karena itu
bisa merugikan orang lain dan dilarang oleh syariat.
 Halal cara pengolahannya
Yaitu, makanan yang semula halal dan akan menjadi haram apabila cara
pengolahannya tidak sesuai dengan syariat agama. Banyak sekali makanan yang
asalnya halal, tetapi karena pengolahannya yang tidak benar menyebabkan
makanan itu menjadi haram.
c. Kualitas Produk Thayyib
d. Strategi Inovasi Produk

Anda mungkin juga menyukai