Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nisrina Salsabila

NIM : 021911133020

Ilmu Material Kedokteran Gigi

Ilmu material adalah ilmu yang mempelajari semua material yang dipakai di klinik dan
laboratorium kedokteran gigi untuk keperluan pencegahan, perawatan dan penggantian gigi
dan jaringan sekitarnya. Tujuan utama kedokteran gigi adalah untuk merawat dan memperbaiki
kualitas hidup pasien. Dengan cara pencegahan penyakit, menyembuhkan rasa sakit,
memperbaiki fungsi penguyahan dan memperbaiki cara bicara dan penampilan.
Ilmu kedokteran gigi dipercayai telah ada sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi.
Bangsa Phoenicians menggunakan lempeng emas dan kawat sebagai gigi tiruan setelahnya.
Catatan autentik pertama penggunaan emas sebagai material tumpatan gigi, pada tahun 1480
dilakukan oleg Johannes Arculanus dari University of Bologna di Italia. Memasuki masa
kedokteran gigi modern, tahun 1728 Fauchard yang dianggap sebagai Bapak Kedokteran Gigi
mempublikasikan cara merestorasi gigi, termasuk pembuatan gigi tiruan dari gading. Tahaun
1756 Pfaff membuat metode pencetakan mulut menggunakan malam yang kemudian di isi
dengan gypsum. Minat ilmuwan bangkit mulai pertengahan abad 19. 1895 G.V Blacck meneliti
amalgam, ada penelitian juga untuk porselen dan gold foil. Nasional Burreau of Standards and
Technology membuat spesifikasi pemilihan dan evaluasi amalgam yang akan digunakan untuk
pelayanan pemerintah. Penelitian dipimpim Wilmer Souder, publikasi laporan 1920. Tahun
1978 resin kompsit dapat diaktivasi menggunakan sinar tampak (light curing). Tahun 1985
dentin bonding agent mulai dikenalkan dan sekarang sudah mencapai generasi ke-7.
Ruang lingkup terdiri dari ilmu dasar (sifat fisik, kimia, biologi) yang berhubungan
material dan aplikasinya dan variasi material restorasi serta teknik manipulasi. Material
Kedokteran Gigi yang diperlukan untuk membuat restorasi meliputi resin komposit, amalgam,
semen ionomer kaca, porsselen, logam mulia maupun logam campur, semen untuk melekatkan
restorasi, dan material lain yang digunakan di laboratorium seperti gipsum, bahan tanam untuk
membuat restorasi dari logam, malam kedokteran gigi, material untuk mencetak, gigi tiruan
dan lain-lain. Untuk materialcetak diperlukan sifat fleksibilitas yang tinggi, untuk mahkota dan
protesis gigi tetap diperlukan sift kekakuan yang tinggi, sedang implant gigi memerlukan
integrasi dengan tulang.
Proses pemilihan metrial kedokteran gigi, idealnya mengikuti rangkaian pemikiran logika
yang meliputi ;
a. Analisis kasus : menganalisis situasi/kasus yang membutuhkan pemilihan material, hal
ini sangat penting karena jika salah dapat menyebabkan kegagalan suatu restorasi atau
alat.
b. Mempertimbangkan persyaratan : mempunyai analisis menyeluruh dari situasi atau
kasus yang memungkinkan dapat membuat daftar persyaratan untuk material yang
sesuai kebutuhan dari situasi atau kasus.
c. Mempertimbangkan material yang ada dan sifatnya, yang akhirnya menuntun ke
pemikiran : mempertimbangkan dari berbagai material yang ada, sifat-sifat material
tersebut dan bagaimana hasilnya bila dibandingkan dengan persyaratan yang
dibutuhkan. Praktisi dapat mempertimbangkan penggunaan material alternative atau
produk baru yang tampaknya dapat memberikan solusi untuk kasus yang terbukti sulit
dengan produk yang ada.
d. Memilih material : membandingkan sifat dari material yang ada dengan persyaratan
memunghkinkan mempersempit pilihan untuk menentukan kelompok prdukuk.
Prosedur kedokteran gigi membutuhkan material. Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih sifat material untuk mendapatkan kesuksesan penampilan
material yang digunakan di kedokteran gigi. Lokasi tempat material akan digunakan dan teknik
yang direkomendasikan untuk memanipulasi, harus sesuai dengan karakteristik material
tersebut. Jenis material terdiri atas logam (metal, alloy), porselen (seramik), dan polimer yang
memiliki sifat-sifat berbeda satu dengan lainnya. Penting untuk praktisi selalu up to date
dengan perkembangan material baru, tetapi tidak menggunakan produk baru untuk
penggunaan secara umum, sampai produk tersebut telah diuji dengan benar.
Untuk membuat mahkota ditentukan dahulu jenis bahan mahkotanya, bias porselen murni,
porselen dengn dasar logam atau logam saja. Desain preparasi gigi, dibuat sesuai kebutuhan
berdasar bahan yang dipakai, missal emas atau cobalt chromium karena logam dengan titik
leleh berbeda memerlukan Teknik casting (penuangan logam) berbeda. Porselen membutuhkan
suhu relatif tinggi sehingga untuk pembuatan porselen dengan dasar logam, diperlukan jenis
logam yang titik lelehnya lebih tinggi daripada porselen. Setelah mahkota jadi, untuk
melekatkan mahota pada gigi diperlukan semen kedokteran gigi. Ada berbagai macam semen
kedokteran gigi dengan sifar berbeda.
Pemilihan material restorasi harus dibuat sebelum gigi dipreparasi, kondisi gigi dan
pemilihan material berbeda memerlukan jumlah pengurangan gigi yang berbeda. Pengurangan
gigi untuk tumpatan amalgam, berbeda dengan tumpatan komposit. Ada perbedaan
pengurangan gigi utnuk mahkota logam, porselen dengan rangka logam atau porselen saja.
Sukses dokter gigi tergantung pemilihan material dan kemampuan melaksanakan manipulasi
untuk mendapatkan sifat material optimum, oleh karena itu penting untuk memahami sifat-
sifat material yang membedakan satu material dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai