Anda di halaman 1dari 21

“Bunga Majemuk, Nilai Sekarang dalam Bunga Majemuk, Nilai Masa Depan dari

Anuitas, dan Nilai Sekarang dari Anuitas”


Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“Matematika Ekonomi”
Dosen Pengampu:
Hj. Mega Kurniawati, M.Pd

Oleh
Kelompok 5
Kelas A
Adelya Prahesti : 170102040248
Ainun Nikmah : 170102040044
Ni’mawati : 170102040132
Mustika Dewi Lestari : 170102040171
Akbar Hidayatullah : 170102040103
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Matematika Ekonomi” ini. Shalawatserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah-Nya untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Matematika Ekonomi
pada program studi Pendidikan Matematika di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari dosen dan para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 02 Oktober 2019

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Bunga Majemuk ..................................................................... 3
B. Nilai Sekarang dalam Bunga Majemuk ................................. 6
C. Nilai Masa Depan dari Anuitas .............................................. 8
D. Nilai Sekarang dari Anuitas ................................................. 13

BAB III

PENUTUP ....................................................................................... 17

A. Kesimpulan ......................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia mengenal adanya sistem
perbankan. Sistem perbankan Indonesia merupakan sebuah tata cara, aturan-
aturan, dan pola bagaimana sebuah sektor perbankan (bank-bank yang ada)
menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan atau sistem yang dibuat oleh
pemerintah. Dalam sistem perbankan mengenal adanya sistem transaksi.
Terdapat pilihan transaksi yang dapat dilakukan oleh nasabah di bank,
diantaranya simpan dan pinjam. Kedua jenis transaksi tersebut tidak terlepas
dari adanya bunga bank.
Dalam program simpan dan pinjam, ditawarkan dua jenis bunga, yaitu
bunga tunggal dan bunga majemuk. Dalam makalah ini, akan dibahas
mengenai rumus bunga majemuk beserta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam program simpan, jika seseorang menyimpan uang di bank
dan bunga yang diperoleh setiap akhir periode tidak diambil, maka bunga
tersebut akan bersama-sama modal menjadi modal baru yang akan berbunga
pada periode berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunga majemuk dalam penerapan baris dan deret?
2. Bagaimana nilai sekarang dengan bunga majemuk dalam penerapan baris
dan deret di bidang ekonomi?
3. Bagaimana nilai masa datang dari anuitas dalam penerapan baris dan deret
di bidang ekonomi?
4. Bagaimana nilai sekarang dari anuitas dalam penerapan baris dan deret di
bidang ekonomi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana bunga majemuk dalam penerapan baris dan deret
2. Mengetahui bagaimana nilai sekarang dengan bunga majemuk dalam
penerapan baris dan deret di bidang ekonomi
3. Mengetahui bagaimana nilai masa datang dari anuitas dalam penerapan
baris dan deret di bidang ekonomi
4. Mengetahui bagaimana nilai sekarang dari anuitas dalam penerapan baris
dan deret di bidang ekonomi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bunga Majemuk
Misalkan suatu investasi dari P rupiah pada tingkat bungai per tahun,
maka pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai
investasi ini pada akhir tahun peratama akan menjadi ,
𝑃 + 𝑃𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)
Hasil dari 𝑃(1 + 𝑖) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun
kedua dan pendapatan bunga yang diperoleh adalah,
𝑃(1 + 𝑖)𝑖,
Sehingga hasil nilai investasi pada akhir tahun kedua adalah,
𝑃(1 + 𝑖) + 𝑃(1 + 𝑖)𝑖 = 𝑃 + 𝑃𝑖 + 𝑃𝑖 + 𝑃𝑖𝑖
= 𝑃(1 + 2𝑖 + 𝑖 2 )
= 𝑃(1 + 𝑖)²
Selanjutnya, hasil dari𝑃(1 + 𝑖) dianggap sebagai modal awal pada permulaan
tahun ketiga dan pendapatan bunga yang diperoleh adalah,
𝑃(1 + 𝑖)²𝑖
Sehingga total investasi pada akhir tahun ketiga adalah,
𝑃(1 + 𝑖)2 + 𝑃(1 + 𝑖)2 𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)2 (1 + 𝑖) = 𝑃(1 + 𝑖)3
Dan sampai seterusnya pada tahun ke-n.
Dengan demikian, rumusnya adalah,
Fn = P(1 + i)ⁿ
dimana: 𝐹𝑛 = Nilai masa depan
P = Nilai sekarang
i = Bunga per tahun
n = Jumlah tahun
Jadi, bila pendapatan bunga diinvestasikan kembali pada modal awal untuk
setiap permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk

3
(compound interest). Pendapatan bunga dari metode majemuk ini setiap tahun
akan meningkat jumlahnya. Hal ini dikarenakan modal awalnya setiap
permulaan tahun meningkat.

Contoh I
Jika Bapak James mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp 5.000.000
denagan tingkat bunga 12 persen per tahun dimajemukkan, berapakah nilai
total deposito Bapak James pada akhir tahun ketiga? Dari total tersebut
berapakah pendapatan bunganya?
Penyelesaian:
Diketahui: P = Rp 5.000.000; i = 12% per tahun; n = 3
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑖)ⁿ
𝐹3 = Rp 5.000.000(1 + 0,12)3
= Rp 5.000.000(1,12)3
= Rp 7.024.640
Pendapatan bunga majemuknya adalah Rp 7.024.640 − Rp 5.000.000 =
Rp 2.024.640
Rumus ini hanya berlaku pada pembayaran bunga untuk setiap tahun
saja.Tetapi, dalam praktik bisnis sehari-hari, misalnya pada bank-bank
komersial pembayaran bunga tidak hanya satu kali dalam setahun, melainkan
dalam setahun frekuensi/banyaknya pembayaran bunga kepada nasabah lebih
dari satu kali dalam setahun. Misalnya, pembayaran bunga majemuk secara
kuartalan, bulanan atau bahkan harian. Jika frekuensi pembayaran bunga ini
dimisalkan m kali dalam setahun, maka nilai masa depan adalah
𝑖
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑚)(𝑛)(𝑚)

dimana: 𝐹𝑛 = Nilai masa depan tahun ke-n


P = Nilai sekarang
i = Tingkat bunga per tahun

4
m = Frekuensi pembayaran bunga
n = Jumlah tahun

Contoh II
Arfina ingin menabung uangnya Rp 1.500.000 di bank dengan tingkat bunga
berlaku 15 persen per tahun. Berapakah nilai uangnya setelah 10 tahun
kemudian, jika di bunga majemukkan secara:
a. Semesteran
b. Kuartalan
c. Bulanan
d. Harian
Penyelesaian:
Diketahui: P = Rp 1.500.000; i = 15% per tahun; n = 10
𝑖
𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑚)(𝑛)(𝑚)

a) Pembayaran bunga majemuk secara semesteran (m = 2)


0,15 (10)(2)
𝐹10 = 1.500.000(1 + )
2

𝐹10 = 1.500.000(1 + 0,075)20


= 1.500.000(4,24785)
= 𝑅𝑝 6.371.776,65
b) Bunga majemuk secara kuartalan (m = 4)
0,15 (10)(4)
𝐹10 = 1.500.000(1 + )
4

𝐹10 = 1.500.000(1 + 0,0375)40


= 1.500.000(4,36038)
= 𝑅𝑝 6.540.568,14
c) Bunga majemuk secara bulanan (m = 12)
0,15 (10)(12)
𝐹10 = 1.500.000(1 + )
12

𝐹10 = 1.500.000(1 + 0,0125)120

5
= 1.500.000(4,440213)
= 𝑅𝑝 6.660.319,85
d) Bunga majemuk secara harian (m=364)
0,15
𝐹10 = 1.500.000(1 + 364 )(10)(364)

𝐹10 = 1.500.000(1 + 0,0004)3640


= 1.500.000(4,480305)
= 𝑅𝑝 6.720.458,94

B. Nilai Sekarang dengan Bunga Majemuk


Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu investasi dari P rupiah akan
terakumulasi di masa depan menjadi 𝑃(1 + 𝑖)𝑛 pada akhir tahun ke-n dengan
tingkat bunga i per tahun. Tetapi kadang-kadang kita perlu menentukan
berapa banyak nilai uang sekarang dari seseorang yang harus diinvestasikan
supaya mempunyai jumlah tertentu pada akhir tahun ke-n. Dengan kata lain,
kita perlu mengetahui berapa nilai uang sekarang dari sejumlah nilai uang
yang telah kita tentukan nilainya di masa depan.
Untuk memperoleh nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu
nilai masa depan adalah,
𝐹𝑛 1
𝑃= 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑝 = 𝐹𝑛 [ ]
(1 + 𝑖)𝑛 (1 + 𝑖)𝑛
dimana: P = Nilai sekarang
Fn = Nilai masa depan tahun ke-n
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun
Serupa dengan nilai masa depan, nilai sekarang pun pembayaran bunga
majemuk dapat dilakukan beberapa kali dalam setahun. Misalkan frekuensi
pembayaran bunga dalam setahun m kali, maka rumus untuk menghitung
nilai sekarang adalah,

6
𝐹𝑛 1
𝑃= 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑝 = 𝐹𝑛 [ ]
𝑖 (𝑛)(𝑚) 𝑖
[1 + 𝑚] (1 + )(𝑛)(𝑚)
𝑚
Contoh I
Elly merencanakan uang tabungannya di bank pada tahun ketiga akan
berjumlah Rp. 30.000.000. Tingkat bunga yang berlaku adalah 15% per tahun.
Berapakah jumlah uang tabungan Elly saat ini?
Penyelesaian:
Diketahui:
F3 = 30.000.000; i = 0,15; n = 3
𝐹𝑛 30.000.000 30.000.000 30.000.000
𝑃= = = =
(1+𝑖)𝑛 (1+0,15)3 (1,15)3 1,520875

𝑃 = 𝑅𝑝 19.725.486,97

Contoh II
Bapak Vecky seorang pengusaha, berharap lima tahun kemudian akan
mendapatkan laba dari usahanya sebanyak Rp. 25.000.000. Jika tingkat bunga
yang berlaku saat ini 12% per tahun dan dibayarkan secara kuartalan,
berapakah jumlah laba Bapak Vecky saat ini?
Penyelesaian:
Diketahui: F5 = 25.000.000; i = 0,12; m = 4; n = 5

𝐹𝑛 25.000.000 25.000.000 25.000.000


𝑃= = = =
𝑖 (𝑛)(𝑚)
0,12
(5)(4) [1 + 0,03]20 1,80611
[1 + 𝑚] [1 +
4 ]
𝑃 = 𝑅𝑝 13.841.903,32

Contoh III
Debby berencana menabung uangnya di bank sebesar Rp 500.000 setiap awal
bulan selama 8 tahun. Jika tingkat bunga 18% per tahun, hitunglah jumlah

7
nilai uang Debby di masa depan bila pembayaran bunga dilakukan secara
bulanan dan kuartalan.

Penyelesaian:
Diketahui: P = 500.000; n = 8; i = 18% per tahun
Jika pembayaran bunga dibayar secara bulanan, maka i = 0,18/12 = 0,015 dan
n = (8)(12) = 96
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
𝑆𝑛 = 𝑃 [ ]
𝑖
(1 + 0,015)% − 1
𝑆96 = 500.000 [ ]
0,015
3,1758
𝑆96 = 500.000 [ ]
0,015
𝑆96 = 500.000(211,7202)
𝑆96 = 𝑅𝑝 105.860.117,3
Jika pembayaran bunga dibayar secara kuartalan, maka i = 0,18/4 =0,045;
n= (8)(4) = 32;
P = Rp 1.500.000 = [(Rp 500.000)(3)]
(1+0,045)32 −1
𝑆32 = 1.500.000 [ ]
0,045
3,08998
𝑆96 = 1.500.000 [ ]
0,045

= 1.500.000 (68,66624)
= 𝑅𝑝 102.999.367,9

C. Nilai Masa Depan dari Anuitas

Pada bagian terdahulu telah dibicarakan mengenai cara memperoleh


nilai masa depan atau nilai sekarang dari sejumlah nilai uang tertentu. Tetapi,
sering kali sejumlah uang tertentu dapat didepositkan pada suatu bank atau
untuk pembayaran secara periodik selama waktu tertentu. Anuitas adalah

8
suatu rangkaian pembayaran yang dibuat secara periodik dan dalam jumlah
uang yang tetap atau sama. Disamping itu, anuitas mengasumsikan bahwa
semua pembayaran dibuat pada akhir periode dengan bunga majemuk.
Demikian pula, besarnya pembayaran bunga dapat diperoleh dari nilai anuitas
pada akhir periode. Hal ini beralasan, karena akhir dari setiap periode akan
bersamaan dengan permulaai dari periode berikutnya. Sebagai contoh,
pembayaran secara bulanan, kuartalan, atau tahunan untuk pembayaran cicilan
pada utang atau pinjaman, pembayaran premi pada polis asuransi jiwa,
pembayaran tabungan di bank, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, untuk lebih jelas tentang konsep anuitas ini dapat


diilustrasikan pada Gambar 12.1. Dalam Gambar 12.1, sumbu horizontal
mewakili periode waktu pembayaran, sedangkan sumbu vertikal mewakili
jumlah uang yang dibayar atau didepositkan.

Sekarang kita misalkan satu rupiah (Rp 1) didepositkan pada akhir


setiap tahun selama n tahun. Pembayaran pertama dari satu rupiah dengan
mana pendapatan bunga selama (n-1) tahun, akan terakulumasi menjadi
(1 + 𝑖)𝑛−1 rupiah, dimana i adalah tingkat bunga per tahun. Nilai yang
terakumulasi dari pembayaran kedua dari Rp 1 pada akhir tahun kedua adalah
(1 + 𝑖)𝑛−2rupiah, dan seterusnya. Dengan demikian, total nilai yang
terakumulasi dari anuitas itu adalah jumlah dari nilai-nilai yang terakumulasi
dari setiap pembayaran. Dan ini dilambangkan dengan 𝑆𝑛 Jadi,

𝑆𝑛 = 1 + (1 + 𝑖) + 1(1 + 𝑖)2 + ⋯ + (1 + 𝑖)𝑛−2 + (1 + 𝑖)𝑛−1 (12.8)

Rumus (12.8) ini sama dengan rumus pada deret geometri di mana suku
pertama adalah 2 dan setiap suku-suku berikutknya dikalikan dengan suatu
konstatnta r, sehingga rumus ini sama seperti,

𝑎1 (1−𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = dimana (𝑟 < 1) (12.9)
(1−𝑟)

9
Karena 𝑎1 = 1 dan 𝑟 > 1, maka rumus (12.9) deret geometriuntuk n suku
menjadi,

𝑎1 (𝑟 𝑛 −1)
𝑆𝑛 = (12.10)
(𝑟−1)

Substitusikan (1 + 𝑖) pada r dalam Persamaan (12.10), maka nilai masa depan


dari Rp 1 dengan pembayaran per periode selama n periode dengan tingkat
bunga i persen per periode adalah,

(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛 = [ ] (12.11)
𝑖

Jadi, jika deposito dengan P rupiah dibuat pada akhir dari setiap periode ,
maka nilai total yang terakumulasi dari anuitas setelah n periode
pembayaran adalah,

(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛 = 𝑃 [ ] (12.12)
𝑖

dimana: Sn = Jumlah nilai masa depan dari anuitas setelah n periode


P = Jumlah dari anuitas
i = Tingkat bunga
n = Jumlah periode pembayaran

Contoh I
Suzanna ingin menabung uangnya sebanyak Rp 6.000.000 setiap permulaan
tahun, selama 4 tahun di suatu bank komersial, dengan bunga 15 persen per
tahun secara majemuk. Setoran tabungan untuk tahun pertama di bank
tersebut dibuat pada tanggal 1 Januari 2005 dan terakhir akan dilakukan pada
tanggal 1 Januari 2009. Berapa jumlah uang tabungan dari Suzanna selama
empat tahun tersebut ?

10
Penyelesaian:
Diketahui: P = Rp 6.000.000; i = 15% per tahun; n = 4

Gambar di atas mengilustrasikan jumlah pembayaran per periode dan jumlah


waktu penabungan.

Jika menggunakan rumus,

(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛 = 𝑃 [ ]
𝑖

(1+0,15)4 −1
𝑆𝑛 = 6.000.000 [ ]
0,15

𝑆4 = 6.000.000 (4,993375)

𝑆𝑛 = 𝑅𝑝 29.960.250

Dana Cadangan
Banyak organisasi bisnis mempunyai sejumlah uang di kasnya pada
akhir periode waktu tertentu untuk membayar obligasi atau jenis-jenis utang
lainnya. Uang kas yang akan digunakan untuk pembayaran utang-utang
tersebut dalam jumlah yang telah ditentukan dan disepakati bersama disebut
sebagai Dana Perusahaan (Sinking fund), atau dana cadangan untuk
pembayaran utang tertentu.
Selanjutnya, pertanyaan bagi organisasi bisnis atau perusahaan
tersebut adalah berapa banyak jumlah pembayaran per periode yang
seharusnya dibutuhkan supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan di masa
depan, yakni bisa melunasi utang dari perusahaan tersebut. Jumlah

11
pembayaran setiap periode ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
nilai masa depan dari anuitas yaitu dengan cara memindahkan variabel P
kesisi sebelah kiri tanda sama dengan. Dengan demikian, jumlah pembayaran
setiap periode, P, dapat ditulis kembali rumusnya sebagai berikut :
𝑆𝑛
𝑃= (𝑖+1)𝑛 −1
[ ]
𝑖

Atau
𝑖
𝑃 = 𝑆𝑛 [ ]
(1+𝑖)𝑛 −1

Dimana:
Sn = Jumlah nilai masa depan
P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah periode pembayaran

Contoh I
Suatu perusahaan ingin menyisihkan dananya setiap bulan selama 4 tahun
guna untuk pembayaran pinjaman perusahaan. Jumlah nilai pinjaman dari
perusahaan tersebut diperkirakan 4 tahun mendatang adalah sebesar Rp
29.960.250. Pembayaran bunga akan dibayar secara majemuk sebesar 15%
per tahun. Berapakah jumlah dana yang harus disisihkan atau dicadangkan
setiap tahunnya oleh perusahaan agar dapat melunasi pinjaman tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: S = 29.960.250; i = 0,15; n = 4.
𝑖
𝑃 = 𝑆𝑛 [ ]
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
0,15
𝑃 = 29.960.250 [(1+0,15)4 −1]
0,15
𝑃 = 29.960.250 [(1,15)4 −1]

12
0,15
P= 29.960.250 [1,7490−1]
0,15
P= 20.960.250[1,7490−1]
0,15
P= 29.960.250[0,7490]

𝑃 = 29.960.250 (0,2003)
𝑃 = 𝑅𝑝 6.001.038/ Rp 6.000.000
Jadi, perusahaan setiap bulan harus menyisihkan dananya sebesar Rp
846.745,725 supaya dapat melunasi pinjaman sebesar Rp. 75.000.000 pada
akhir tahun kelima.

D. Nilai Sekarang dari Anuitas


Nilai sekarang dari suatu anuitas hampir sama dengan nilai masa
depan dari suatu anuitas, hanya saja pembayaran per periodenya dihitung
berdasarkan nilai sekarang. Jadi, nilai sekarang dari suatu anuitas adalah
jumlah dari nilai-nilai sekarang dari setiap periode pembayaran atau
penerimaan uang tertentu. Nilai sekarang dari anuitas ini biasanya
dilambangkan dengan 𝐴𝑛 .
Misalkan suatu anuitas dengan pembayaran Rp 1 dilakukan pada akhir
setiap tahun selama n tahun. Nilai sekarang dari pembayaran pertama pada
akhir tahun pertama adalah (1 + 𝑖)−1 ; nilai sekarang dari pembayaran kedua
pada akhir tahun kedua adalah (1 + 𝑖)−2; nilai sekarang dari pembayaran
ketiga pada akhir tahun ketiga adalah (1 + 𝑖)−3; dan seterusnya sampai pada
pembayaran akhir tahun ke-n. Karena nilai sekarang dari suatu anuitas adalah
jumlah dari nilai-nilai sekarang dari masing-masing pembayaran, maka dapat
ditulis rumusnya adalah,
𝐴𝑛 = (1 + 𝑖)−1 + (1 + 𝑖)−2 + ⋯ + (1 + 𝑖)−𝑛 (12.14)
Jika difaktorkan dengan (1 + 𝑖)−𝑛 , maka persamaan (12.14) akan menjadi,
𝐴𝑛 = (1 + 𝑖)−𝑛 [1 + (1 + 𝑖) + (1 + 𝑖)2 + ⋯ + (1 + 𝑖)𝑛−2 ] (12.15)

13
Karena 𝑆𝑛 = [1 + (1 + 𝑖) + (1 + 𝑖)2 + ⋯ + (1 + 𝑖)𝑛−2 ], maka persamaan
(12.15) menjadi,
𝐴𝑛 = (1 + 𝑖)−𝑛 [𝑆𝑛 ]
(1+𝑖)𝑛 −1
𝐴𝑛 = (1 + 𝑖)−𝑛 [ ]
𝑖

Dengan demikian,
1−(1+𝑖)−𝑛
𝐴𝑛 = [ ] (12.16)
𝑖

Jadi, jika P merupakan pembayaran per periode yang dibuat dalam rupiah,
maka nilai sekarang dari anuitas 𝐴𝑛 , selama n periode pembayaran adalah,
1−(1+𝑖)−𝑛
𝐴𝑛 = 𝑃 [ ] (12.17)
𝑖

dimana: 𝐴𝑛 = Nilai sekarang dari anuitas


P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlahperiodepembayaran

Contoh I
Nancy ingin menabung uangnya setiap tahun sebanyak Rp 2.500.000 setiap
permulaan tahun, selama 4 tahun di suatu bank. Tingkat bunga yang berlaku
adalah 12 persen per tahun yang dibayarsecaramajemuk. Berapakah jumlah
nilai sekarang dari tabungan Nancy selama 4 tahun tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: P = Rp 2.500.000; i = 0,12; n = 4
1−(1+𝑖)−𝑛
𝐴𝑛 = 𝑃 [ ]
𝑖
1−(1+0,12)−4
𝐴𝑛 = 2.500.000 [ ]
0,12
0,364482
𝐴𝑛 = 2.500.000 [ ]
0,12

𝐴𝑛 = 𝑅𝑝 7.593.373,375

14
Jadi, nilai sekarang dari anuitas selama 4 tahun (periode), dengan pembayaran
setiap tahun sebesar Rp 2.500.000 adalah Rp 7.593.373,375.

Penyisihan Pinjaman
Penyisihan pinjaman (loan amortization) hamper sama dengan dana
cadangan (sinking fund). Kesamaan dari kedua konsep ini adalah bahwa baik
penyisihan pinjaman maupun dana cadangan bertujuan untuk pembayaran
cicilan utang atau pinjaman secara periodik. Sedangkan perbedaan kedua
konsep ini terletak pada waktu pembayaran cicilan utang atau pinjaman.
Untuk dana cadangan, pembayaran cicilan hutang secara periodic dilakukan
saat ini, Supaya di masa depan akan terlunasi jumlah tertentu utang atau
pinjaman, Sebaliknya, untuk penyisihan pinjaman, jumlah tertentu utang atau
pinjaman sudah diterima saat ini, kemudian dilakukan pembayaran cicilan
utang atau pinjaman secara periodik, sehingga pada suatu waktu tertentu akan
terlunasi utang atau pinjaman tersebut. Jadi, proses pembayaran kembali suatu
utang atau pinjaman yang telah diterima saat ini dengan pembayaran-
pembayaran cicilan secara periodic disebut loan amortization.
Jumlah pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara periodic ini dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus nilai sekarang dari anuitas, yaitu
dengan cara memindahkan variabel P kesisi sebelah kiri tanda sama dengan.
Dengan demikian, rumusnya dapat ditulis kembali menjadi,
𝐴𝑛 𝑖
𝑃= 1−(1+𝑖)−𝑛 atau 𝑃 = 𝐴𝑛 [1−(1+𝑖)−𝑛 ]
[ ]
𝑖

dimana: 𝐴𝑛 = Nilai sekarang dari anuitas


P = Jumlah pembayaran per periode
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah periode pembayaran
Contoh I

15
Gladis berkeinginan membeli sebuah rumah dengan pembelian secara kredit
seharga Rp 80.000.000. Sesuai perjanjian dari pihak pengembang (developer)
waktu pembayaran rumah tersebut adalah 5 tahun, dimana pembayaran
dilakukan secara cicilan setiap bulan. Tingkat bunga yang dikenakan dalam
pembayaran cicilan ini adalah 15 persen per tahun. Berapakah jumlah
pembayaran yang harus dicicil setiap bulan oleh Gladis?
Penyelesaian:
Diketahui: 𝐴𝑛 = Rp 80.000.000; n = 5; i = 15% per tahun
Karena waktu pembayaran 5 tahun, maka n = (5)(12) = 60, dani = 0,15/12 =
0,0125
𝑖
𝑃 = 𝐴𝑛 [1−(1+𝑖)−𝑛]
0,0125
𝑃 = 80.000.000 [1−(1+0,0125)−60 ]
0,0125
𝑃 = 80.000.000 [0,525432]

𝑃 = 80.000.000 [0,023789]
𝑃 = 𝑅𝑝 1.903.195,84
Jadi, Gladis harus membayar cicilan setiap bulan sebesar R 1.903.195,84 agar
bias melunasi pinjaman dan pembayaran bunga selama 5 tahun.1

Latihan
1. Seseorang meninginkan uangnya ditabung pada sebuah Bank pada tahun
ke-lima sebesar Rp. 50.000.000,- dengan tingkat bunga yang berlaku pada
saat itu adalah 15% per tahun. Hitunglah berapa jumlah uang yang harus
disiapkan pada saat ini untuk ditabung pada Bank tersebut?
2. Seseorang membeli rumah secara kredit dengan harga Rp. 300.000.000,-
dibayar selama lima tahun dengan cicilan setiap bulan, sementara besar

1
Josep Bintang Kalangi, Matematika Ekonomi & Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 159-
170.

16
tingkat bunga yang berlaku adalah 9% per tahun. Berapa besar uang
cicilan setiap bulan yang harus di bayarkan?

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan bunga yang diinvestasikan kembali pada modal awal
untuk setiap permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk
(compound interest). Pendapatan bunga dari metode majemuk ini setiap tahun
akan meningkat jumlahnya. Hal ini dikarenakan modal awalnya setiap
permulaan tahun meningkat. Yang mana rumus dari bunga majemuk ialah:
Fn = P(1 + i)ⁿ
Untuk memperoleh nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu
nilai masa depan adalah,
𝐹𝑛 1
𝑃= 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑝 = 𝐹𝑛 [ ]
(1 + 𝑖)𝑛 (1 + 𝑖)𝑛
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran yang dibuat secara
periodik dan dalam jumlah uang yang tetap atau sama. Disamping itu, anuitas
mengasumsikan bahwa semua pembayaran dibuat pada akhir periode dengan
bunga majemuk. Yang mana rumus dari nilai masa depan dari suatu anuitas
ialah:
(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛 = 𝑃 [ ]
𝑖

Nilai sekarang dari suatu anuitas hampir sama dengan nilai masa
depan dari suatu anuitas, hanya saja pembayaran per periodenya dihitung
berdasarkan nilai sekarang. Jadi, nilai sekarang dari suatu anuitas adalah

17
jumlah dari nilai-nilai sekarang dari setiap periode pembayaran atau
penerimaan uang tertentu. Dengan rumus:
1−(1+𝑖)−𝑛
𝐴𝑛 = 𝑃 [ ]
𝑖

DAFTAR PUSTAKA

Kalangi, Josep Bintang. Matematika Ekonomi & Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
2009.

18

Anda mungkin juga menyukai