Anda di halaman 1dari 4

Sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-

orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan
organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam
bentuk material. Sistem kesehatan tidak terbatas pada seperangkat institusi yang mengatur,
membiayai, atau memberikan pelayanan, namun juga termasuk kelompok aneka organisasi
yang memberikan input pada pelayanan kesehatan, utamanya sumber daya manusia, sumber
daya fisik (fasilitas dan alat), serta pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000). Organisasi
ini termasuk universitas dan lembaga pendidikan lain, pusat penelitian, perusahaan kontruksi,
serta serangkaian organisasi yang memproduksi teknologi spesifik seperti produk farmasi, alat
dan suku cadang.

Sistem Kesehatan dikota Padang :

1. Puskesmas dibuka disetiap daerah dikota Padang 24jam


2. Rumah Sakit dibuka 24 jam
3. Setiap klien akan diproses secapat mungkin
4. BPJS berlaku disetiap rumah sakit dikota Padang

Perawat dipuskesmas selalu datang ke sekolah sekolah bertujuan untuk memberikan


sosialisasi, ilmu, pengetahuan tentang kesehatan kepada anak anak disekolah tsb. Tidak hanya
itu saja, puskesmas selalu mendatangi rumah warga untuk mencek riwayat kesehatan keluarga,
melakukan imunisasi serta sosialisasi mengenai segala hal tentang kesehatan. Hasil
pembangunan kesehatan cukup menggembirakan, namun terobosan atau kebijakan baru dalam
akselerasi program mutlak dibutuhkan. Terobosan tersebut salah satunya melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Program Keluarga Sehat melalui pendekatan
keluarga. Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)
pada pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2016 . GERMAS
dilakukan sebagai penguatan upaya promotif dan preventif masyarakat. Tujuan GERMAS,
antara lain:

1) Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan
2) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
3) Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit
dan pengeluaran kesehatan. Prinsip GERMAS, yaitu Kerjasama multisektor;
Keseimbangan masyarakat; keluarga dan individu; Pemberdayaan masyarakat
4) Penguatan sistem kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN); dan berfokus pada pemerataan layanan

Gerakan ini akan dimulai dengan 3 fokus kegiatan, yaitu meningkatkan aktifitas fisik,
konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), terang
Menkes.Kebijakan lainnya adalah Program Keluarga Sehat melalui pendekatan keluarga,
dilaksanakan oleh Puskesmas yang mempunyai ciri:

1) Sasaran utama adalah Keluarga


2) Diutamakan Promotif dan Preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM)
3) Kunjungan rumah secara aktif untuk peningkatan outreach dan total coverage
4) Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach.

Lebih lanjut, Menkes mengharapkan dukungan stakeholder lintas sektor di daerah untuk dapat
menyukseskan GERMAS dan Keluarga Sehat. Menkes juga menyerukan kepada Dinas
Kesehatan selaku penanggung jawab dan koordinator penyelenggara pembangunan kesehatan
di daerahnya masing-masing agar dalam proses mekanisme pembangunan, dapat lebih
menekankan pada kegiatan-kegiatan promotif dan preventif.

Pelayanan Kesehatan:

a. Cakupan Kunjungan K1 dan K4

Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanna kesehtaan ibu hamil dapat dilakukan dengan
melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlahsasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahuin. Sedangkan cakupan K4 adalah
jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit emapat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. PWS KIA bertujuan
untuk memantau secara berkesinambungan pelayanan kesehatan ibu hamil, dari mulai
ANC sampai persalinannya serta kesehatan anaknya.
b. Persentase KB Aktif dan KB Baru

KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dnegan
4T; terlalu muda melahirkan (dibawah 20 tahun), terlalu serring melahirkan, terlalu dekat
jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35 tahun). Selain itu, program KB
juga bertujuan untu meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram
dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin.

Provinsi Sumbar hingga kini masih menghadapi banyak masalah di bidang kesehatan, di
antaranya gizi buruk dan minimnya pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Banyaknya
masalah kesehatan itu ditandai dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi dan juga masih
ada kasus gizi buruk di Sumbar, kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, pada peringatan Hari
Kesehatan Nasional ke-44 tingkat Sumbar, Rabu. Menurut dia, persoalan tersebut hingga kini
masih menjadi ancaman besar bagi masyarakat setempat terutama bagi warga yang berada di
bawah garis kemiskinan. Sehubungan dengan itu, pemerintah bersama seluruh elemen terkait
berupaya mengatasi dengan mengusung konsep kesehatan berbasis masyarakat dengan
wujudnya menciptakan desa atau nagari siaga. Desa siaga yakni desa yang memiliki kemauan
dan kemampuan dalam memecahkan dan mengatasi permasalahan dalam bidang kesehatan,
bencana, dan kesehatan secara mandiri. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah partisipasi
masyarakat untuk berperan aktif menjaga kesehatan dan lingkungannya. Sementara itu,
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Savitri, mengatakan, untuk mengatasi sejumlah
persoalan kesehatan yang masih dihadapi daerah ini, perlu peran aktif
masyarakat. Persoalan kesehatan itu di antaranya kasus gizi buruk dan adanya wabah
penyakit menular yang terus berjangkit seperti demam berdarah dan chikunguya. Kedua
penyakit itu berasal dari jentik-jentik nyamuk yang terdapat di lingkungan masyarakat.
Guna meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, pihaknya antara lain akan memperbanyak
sarana dan prasarana di bidang kesehatan, seperti unit layanan kesehatan secara terpadu dan
merata di seluruh wilayah Sumbar. Kini Sumbar memiliki 19 rumah sakit pemerintah dan
25 rumah sakit swasta. Selain itu, Sumbar juga memiliki 888 unit layanan kesehaan yang bisa
diakses masyarakat secara mudah, yakni puskesmas dan posyandu.
Sosialisasi panduan penyakit menular bagi Klinik dan DPS dilaksanakan pada tanggal 26
Oktober 2015 di Aula dkk padang yang dihadiri oleh Klinik, DPS, bidan Praktek dan RS sekota
Padang.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita Bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya
manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan
perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Sejak 1 Januari 2014 mulai diberlakukanya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
dimana fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat tidak saja Puskesmas, namun pelayanan kesehatan non pemerintah juga terlibat,
dalam hal ini Klinik dan DPS juga melaksanakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
Didalam peraturan menteri kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, pasal 7 huruf i
menyebutkan bahwa puskesmas berwenang mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya dan pasal pasal 40 ayat 3
Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud adalah klinik, rumah sakit,
apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Data per
Agustus 2015 yang ada di dinas kesehatan kota Padang, 30 persen masyarakat Kota Padang
memilih pelayanan kesehatan dasar di fasilitas kesehatan non pemerintah ( Klinik dan DPS ),
belum adanya pedoman pelaksanaan, pencegahan dan pengobatan penyakit menular
berdasarkan program pencegahan penyakit menular bagi klinik dan DPS, belum semua klinik
dan DPS memberikan laporan kasus penyakit menular dan belum adanya format pelaporan dari
klinik dan DPS tentang penyakit menular ke Puskesmas, sehingga laporan yang diterima
beragam. Kondisi ini mengakibatkan data penyakit menular yang ada, belum menggambarkan
kondisi yang sebenarnya, sehingga untuk pencegahan sering menggalami keterlambatan dan
ini berpotensi untuk terjadinya wabah penyakit.

Anda mungkin juga menyukai