Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global,

termasuk di Indonesia. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat karena sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),

berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat

mengakibatkan kematian (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Penularan

parasit pladmodium kepada manusia adalah melalui nyamuk Anopheles

betina yaitu pada saat mengigit manusia, nyamuk ini memindakan parasit ke

aliran darah menuju hati (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang

menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi terutama pada negara

yang berkembang dengan iklim tropis dan sub tropis seperti di Brasil, Asia

Tenggara dan seluruh Afrika. Sebagian besar daerah di Indonesia

merupakan daerah endemis infeksi malaria diantranya, Indonesia bagian

timur seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan

beberapa daerah Sumatra seperti Lampung, Bengkulu, Riau. (Bustam,

Ruslam, dan Erniwati, 2012 ).

Malaria dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Seorang ilmuwan

Hippocrates (400-377 SM) sudah membedakan jenis-jenis malaria. Alphone

1
Laveran (1880) menemukan plasmodium sebagai penyebab malaria dan

perantara malaria adalah nyamuk Anopheles. Menerut World Health

Organization (WHO) 2013, pada tahun 2012 telah diperkirakan ada 207

juta kasus malaria di seluruh dunia dan 627.000, kasus malaria yang

menyebabkan kematian (Pantow dan Tuda, 2015).

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang

memberikan morbiditas yang cukup tinggi di dunia, dan merupakan infeksi

yang ke tiga teratas dalam jumlah kematian. Walaupun beberapa negara

yang sudah maju tidak di jumpai lagi malaria, tetapi lebih dari 106 negara

masih menangani infeksi malaria, khususnya di daerah tropis maupun

negara-negara yang sedang berkembang yaitu Afrika, sebagaian besar Asia,

sebagian besar benua Amerika (Amerika latin). World Health Organition

(WHO) melaporkan dalam tahun 2009 masih terdapat 225 juta penderita

malaria dengan angka kematian 781. 000 orang. Di Indonesia sendiri,

malaria masih merupakan penyakit infeksi menjadi perhatian utama

Kementrian Kesehatan untuk dilakukan eliminasi selain infeksi tuberkulosis

dan HIV/AIDS (Hari janto, 2014).

Malaria merupakan suatu penyakit yang sangat dilematis, dimana

sebenarnya penyakit ini dapat diobati dan dicengah namun hingga saat ini

masih merupakan permasalahan kesehatan yang mempengaruhi angka

kematian dan kesakitan pada bayi,balita dan ibu melahirkan serta

menurunkan produktifitas kerja ( Depkes, RI 2003).

2
Malaria merupakan salah satu dari target MDGs (Milenium

Development Gols) di indonesia dengan capaian menghentikan penyebaran

dan mengurangi insiden malaria di tahun 2015 yang di lihat dari penurunan

angka kesakitan dan kematian akibat malaria serta masih endemis

dibeberapa daerah di Indonesia (Kemenkes, 2011 ).

Malaria merupakan salah satu dari bagian dari rencana strategis

pembangunan di bidang kesehatan di Indonesia. Dalam Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2015-2019 yang terdapat

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Hk.02/Menkes/52/2015 menjadi prioritas dalam bidang kesehatan setelah

kasus HIV/AIDS dan Tuberculosis untuk golongan penyakit menular

(Kemenkes, 2015).

Peningkatan penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik

musim hujan maupun musim kemarau dan pengaruh bersifat lokal spesifik.

Pergantian musim akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak

langsung terdahap vektor pembawa penyakit. Pergantian global iklim yang

terdiri dari temperatur, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola tiupan

angin mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangan,

longevety dan perkembanagan parasit dalam tubuh vektor. Dampak tidak

langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat

mempengaruhi kepada populasi vektor (Babba, 2007).

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masi menjadi

masalah kesehatan dimasyarakat luas dan mempengaruhui berbagai aspek

3
kehidupan bangsa Indonesia. Komitmen untuk pengendalian penyakit

malaria ini diharapkan menjadi peratian kita semua, tidak hanya secara

nasional, namun juga regional dan global sebagaimana yang di hasilkan

pada pertemuan World Health Assembly (WHA) ke-70 pada tahun 2007 di

Geneva tentang eliminasi malaria.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang di simpulkan

adalah memberikan gambaran perilaku masyarkat tentang penyakit malaria

di argapura pada usia antara 17- 50 tahun.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum.

 Adapun tujuan dari penelitian adalah mengetaui gambaran

perilaku masyarakat dalam pennganan penyakit malaria.

1.3.2.Tujuan khusus.

 Mengetahui gambaran perilaku masyarakat mengenai penanganan

penyakit malaria di Argapura RW.07 berdasarkan usia.

 Mengetahui gambaran perilaku masyarakat mengenai malaria

diargapura RW.07 berdasarkan jenis kelamin.

 Mengetahui gambaran perilaku msayarakat mengenai penyakait

malaria diargapura RW.07 berdasarkan pendidikan.

 Mengetahui gambaran perikalu masyarakat mengenai penyakit

malaria berdasarkan pekerjan.

4
 Mengetahui gambaran perilaku masyarakat mengenai penyakit

malaria berdasarkan jenis pladmodium.

1.4. Manfaat penelitian

Maanfaat hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh :

1.4.1 .Peneliti

Sebagai salah satu syarat kelulusan di fakultas kedokteran

Universitas dan agar dapat meningkatkan wawasan dan

pengetahuan.

1.4.2. Bagi institusi Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih

sebagai bahan referensi dan bahan bacaan yang dapat dipakai dalam

lingkungan sivitas akademis Fakultas Kedokteran Universitas

Cenderawasih.

1.4.3.Bagi masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai malaria, sehingga

masyarakat menjadi lebih tahu tentang malaria dan dapat melakukan

tindakan-tindakan seperti penanganan,pencengahan kejadian

malaria.

5
6

Anda mungkin juga menyukai