Anda di halaman 1dari 114

UNIVERSITAS BATAM

FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan.Untuk mencapai sehat diperlukan pula sarana
dan prasarana untuk mencapai hal tersebut, maka pihak pemerintah membangun
suatu lembaga yang didirikan untuk menekan angka kesakitan dan angka
kematian. Salah satunya yaitu didirikannnya puskesmas.
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamanya adalah
memberikan pelayanan pada pasien sebaik – baiknya itu secara preventif, kuratif,
dan rehabilitatif. Maka dengan itu puskesmas merupakan peran yang paling
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan
puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang melaksanakan tugas teknis
operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di satu wilayah kecamatan.
Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh puskesmas dan
jaringannya. Selain itu puskesmas dan jaringannya secara langsung juga,
bertanggung jawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggung
jawaban wilayah azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program
dan lintas sektor serta azas rujukan.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


1
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi


setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Sejak di perkenalkannya konsep puskesmas pada tahun 1968, berbagai
hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan bayi telah berhasil di
turunkan dan sementara itu umur harapan hidup rata – rata bangsa Indonesia telah
meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 1995 angka kematian ibu dan angka
kematian bayi masing – masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT
1995) serta 60/1000 kelahiran hidup (Susenas 1995), maka pada tahun 1997
angka kematian ibu menurun 334/100.000 kelahiran hidup (SKDI 1997),
sedangkan angka kematian bayi pada tahun 2001 turun menjadi 51/1000
kelahiran hidup (Susenas 2001). Sementara itu umur harapan hidup rata – rata
meningkat dari 45 tahun pada 1970 menjadi 65 tahun pada 2000.
Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya. Puskesmas di perkuat dengan
Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang
jauh dari sarana pelayanan rujukan. Puskesmas di lengkapi dengan fasilitas rawat
inap. Tercatat tahun 2002 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.227
unit, Puskesmas Pembantu 21.587 unit, Puskesmas Keliling 5.084 unit (Perahu
716 unit, Ambulance 1.302 unit). Sedangkan puskesmas yang telah di lengkapi
dengan fasilitas rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459
unit tidak di lengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam
pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah, antara lain:
1. Beban kerja puskesmas berbagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan dari

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


2
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang sebenarnya bertanggung jawab


penuh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di
wilayah kabupaten/ kota lebih banyak melaksanakan tugas-tugas
administratif.
2. Sistem manajemen puskesmas yakni perencanaan (P1) yang di
selenggarakan melalui puskesmas perencanaan mikro (micro planning) yang
kemudian menjadi perencanaan tingkat puskesmas, penggerakan
pelaksanaan (P2) yang di selenggarakan melalui mekanisme Lokakarya Mini
(mini workshop) serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang di
selenggarakan melalui mekanisme Stratifikasi Puskesmas yang kemudian
menjadi Penilaian Kinerja Puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi
perlu di sesuaikan.
3. Pengelolaan kegiatan puskesmas, meskipun telah di tetapkan merupakan
aparat daerah tetapi masih terlalu bersifat sentralistrik. Puskesmas dan daerah
tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja di nilai tidak sesuai
lagi dengan era desentralisasi.
4. Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah
dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selama ini setiap puskesmas
dimana pun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.
5. Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tingkat pertama belum di kembangakan secara optimal.
Sampai saat ini puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa
memiliki serta belum mampu mendorong konstribusi sumber daya dari
masyarakat dalam penyelenggaran upaya puskesmas.
6. Sistem pembiayaan puskesmas belum mengantipasi arah perkembangan
masa depan, yakni sistem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan kesehatan
perorangan.
Menyadari keberhasilan puskesmas adalah penting dalam rangka
mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


3
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2010, maka berbagai masalah dan atau kekurangan puskesmas di atas perlu
segera di atasi. Di susunnya konsep dasar puskesmas ini yang merupakan bagian
dari reformasi kesehatan (health reform), adalah dalam rangka mengatasi
berbagai masalah di atas.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran umum Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari
masing-masing unit yang ada.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah
berjalan, berdasarkan standar pelayanan Puskesmas.
2. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun
berdasarkan atas masalah-masalah kesehatan yang dijumpai di
wilayah Puskesmas Medan Denai.
3. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program yang kurang pada pencapaian pada tahun
sebelumnya di Puskesmas Medan Denai.
1.3 Prosedur kerja
Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Medan Denai
meliputi kegitan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mencatat kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Medan
Denai.
2. Pedataan system pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi
yang dilkasannakan di Puskesmas melalui :
 Mencatat data dan laporan yang ada di Puskesmas Medan Denai
 Melakukan mewawancara dengan tenaga kerja yang berada di
Puskesmas Medan Denai
3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut berperan serta
dalam pelayanan kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


4
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
b. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
d. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan,evaluasi,pencatatan, pelaporan, dan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


5
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

dituangkan dalam satu sistem.


e. Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memilki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
2.1.2 Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan dan kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
2.1.3 Fungsi Puskesmas
Sesuai dengan Sistem kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai tiga fungsi
sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Memiliki makna bahwa Puskesmas harus mampu membantu


menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau
pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar
dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh
kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Diharapkan setiap
pembangunan yang dilaksanakan setidaknya mendatangkan
dampak positif terhadap kesehatan. Keberhasilan dapat diukur dari
Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS) Indikatornya adalah :
1) Berapa % sekolah yang dinyatakan berpotensi sehat
2) Berapa % tempat kerja yang dinyatakan berpotensi sehat

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


6
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3) Berapa tempat-tempat umum yang dinyatakan berpotensi sehat


Indikator Potensi Tatanan Sehat untuk sekolah:
1) Tersedianya air bersih
2) Tersedianya jamban yang saniter
3) Adanya larangan merokok
4) Adanya dokter kecil untuk SD atau Palang Merah Remaja
(PMR) untuk SLTP

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang


bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan pemecahan dengan memanfaatkan
potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari intansi lintas
sektoral maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan tokoh
masyarakat.

Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya fasilitas yang


bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan
pemecahannya dengan benar tanpa atau bantuan pihak lain.

Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu:


1) Tumbuh-kembang UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat)
2) Tumbuh dan berkembangnya LSM di bidang kesehatan.
3) Tumbuh dan berfungsinya BPKM (Badan Peduli Kesehatan
Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama


Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik,

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


7
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

komprehensif/rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.


Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang
bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian besar masyarakat serta, mempunyai nilai strategis untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat
pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient
service).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan
pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:
a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok
masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama
masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di
wilayah kerja puskesmas.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif, dengan pendekatan kelompok
masyarakat, serta sebagian besar diselenggarakan bersama
masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung di
wilayah kerja puskesmas.
c. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,
kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga
pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan.
Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat
dipertimbangkan Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat
inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


8
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas dapat


melakukan cara-cara sebagai berikut :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melakukankegiatan dalam rangka menunjang dirinya sendiri.
2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali serta menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program kerja Puskesmas.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang
bersifat mutlak perlu, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif,
terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh, yaitu pelayanan
kesehatan yang meliputi :
a. Kuratif (pengobatan)
b. Preventif (pencegahan)
c. Promotif (peningkatan kesehatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Semua jenis pelayanan ini ditujukan kepada semua jenis,
golongan umur dan dimulai sejak dimulainya pembuahan
dalam kandungan hingga tutup usia.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


9
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4. Pelayanan Kesehatan Terpadu (terintegrasi)


Sebelum adanya pelayanan kesehatan terpadu ini, masing-masing
organisasi yang terkait dalam pelayanan kesehatan melakukan
usaha-usaha kesehatannya secara terpisah dan bekerja sendiri-
sendiri. Mereka langsung melaporkan hasil kegiatannya kepada
KaDinKes sehingga mereka saling tidak mengenal program apa
yang akan dijalankan untuk kemajuan kesehatan di masyarakat.
Dengan adanya peningkatan sistem pelayanan kesehatan
melalui Puskesmas, maka kegiatan-kegiatan pokok ini dilakukan
bersama dibawah satu koordinasi & satu program. Berbagai jenis
kegiatan pokok Puskesmas dilakukan secara kerja sama, begitu
pula rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan
pengendalian serta evaluasi kegiatan dilakukan bersama di bawah
satu administrator dan satu pimpinan.
Sebagai sarana untuk mempermudah Puskesmas dalam
melakukan tugasnya, maka Puskesmas ditunjang dengan unit
kegiatan yang lebih sederhana dalam bentuk:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan
kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang serta
membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas
dalam masyarakat lingkungan wilayah yang lebih kecil serta
jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Dalam Pelita V,
wilayah kerja Puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2-3
desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang (di luar
Jawa–Bali) hingga 10.000 orang (di perkotaan Jawa–Bali).
Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari
Puskesmas, dengan kata lain Puskesmas juga meliputi
Puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerjanya.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


10
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tugas pokok Puskesmas pembantu adalah


menyelenggarakan sebagian program kegiatan Puskesmas
sesuai dengan kompetensi tenaga dan sumberdaya lain yang
tersedia.
2. Puskesmas keliling (Pusling)
Adalah merupakan tim pelayanan kesehatan Puskesmas
keliling, terdiri dari tenaga yang dilengkapi dengan kendaraan
bermotor/roda 4/perhau bermotor, peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas
keliling berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan
pelaksanaan program Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang
belum terjangkau atau lokasi yang sulit dijangkau oleh sarana
kesehatan.
Kegiatan Puskesmas keliling adalah :
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
daerah terpenil yang tidak terjangkau oleh pelayanan
Puskesmas atau Puskesmas pembantu, 4 hari dalam
seminggu.
b) Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa
c) Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat
d) Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio
visual.
3. Bidan yang bertugas di desa
Bidan desa adalah tenaga bidan yang ditempatkan di desa
dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan Puskesmas, bidan desa mempunyai wilyah kerja 1-2
desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3000 orang/desa, dan
bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas.
Tugas utama bidan tersebut adalah membina peran serta
masyarakat dalam Posyandu dan pembinaan kelompok

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


11
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

persepuluhan, membina kelompok kader dasa wisma,


membantu persalinan di rumah-rumah, mengadakan rujukan. Di
samping memberi pelayanan langsung di Posyandu dan
pertolongan persalinan di rumah. Selain itu sebagai tugas
khusus, bidan desa bertanggung jawab atas program Kesehatan
Ibu dan Anak serta program Keluarga Berencana di wilayah
kerjanya.
4. Puskesmas rawat inap
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas dengan fasilitas
tempat perawatan dan ruang tambahan untuk menolong
penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas
maupun perawatan sementara. Fungsinya sebagai ”Pusat
Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat
sebelum dapat dirujuk ke Rumah Sakit.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh Puskesmas rawat inap
adalah sebagai berikut:
a) Puskesmas harus terletak kira-kira 20 km dari RS
b) Mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari puskesmas
sekitarnya
c) Dipimpin oleh seorang dokter disertai tenaga kesehatan yang
memadai
d) Jumlah kunjungan minimal 100 orang per hari
e) Penduduk wilayah puskesmas & penduduk 3 puskesmas
sekitarnya minimal 20.000 per puskesmas
f) Pemda bersedia menyediakan anggaran rutin yang
mencukupi
Kegiatan :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Persalinan penyulit

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


12
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

c. Penyakit gawat darurat


2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik
dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan
pengiriman penderita ke RS
4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti
(risiko tinggi)dan persalinan dengan penyulit
5. Melakukan MOP atau MOW (MOP = Metode Operasi
pada Pria, MOW = Metode Operasi pada Wanita )

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Kecamatan
sehat merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai dengan
penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan dengan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Kelompok indikator pencapaian Kecamatan sehat yang
dipantau tahunan atau lima tahunan yang terdiri dari :
Indikator lingkungan meliputi :
1. Ketersediaan air bersih dan jamban
Sarana pembuangan air besar dibedakan menjadi empat macam,
yaitu memakai jamban leher angsa, jamban plengsengan,
jamban cemplung dan tidak memakai jamban.
2. Keadaan tempat pembuangan sampah dan limbah
3. Keadaan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)
Tempat–tempat umum merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang dan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


13
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel,


terminal, biosko, pasar dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum
yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas
lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki
pencahayaan ruang yang sesuai.
Indikator perilaku masvarakat meliputi:
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lima tatanan PHBS adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan,
keluarga dan kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku sehingga membantu masyarakat dalam mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Upaya yang dilakukan melalui pendekatan pimpinann (advokasi), bina suasana
(social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
1. Indikator pelayanan kesehatan, meliputi :
a. KEP balita
b. Insidens penyakit diare
c. Insidens penyakit TBC
d. Insidens penyakit ISPA pada balita
e. Resiko tinggi pada ibu hamil
Kelompok Indikator pelaksanaan fungsi Puskesmas yang dipantau bulanan atau
tahunan yang terdiri dari:
a. Indikator penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Tatanan sekolah
c. Tatanan tempat kerja
d. Tatanan tempat-tempat umum
e. Tatanan institusi kesehatan
f. Indikator pemberdayaan masyarakat dan keluarga

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


14
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

g. Tumbuh kembangnya upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)


h. Tumbuh dan berkembangnya lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang bergerak di bidang kesehatan
i. Tumbuh dan fungsi Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
j. Tumbuh dan berkembangnya keluarga sehat
k. Indikator pelayanan kesehatan tingkat pertama
l. Kualitas pelayanan
m. Cakupan program kegiatan
Selanjutnya Dinas Kesehatan kabupaten/kota bersama dengan
Puskesmas menguraikan indikator diatas lebih operasional sesuai dengan
pelaksanaan kegiatan fungsi Puskesmas dengan pertimbangan keadaan
kesehatan di kabupaten/kota khususnya di daerah wilayah kerja
Puskesmas.

2.2.2 Misi Puskesmas


Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
melalui Puskesmas didasarkan pada misi didirikannya Puskesmas sebagai
pusat pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di
wilayah kerja tertentu (biasanya di tingkat Kecamatan). Upaya
pengembangannya dapat dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah
sesuai dengan tingkat kemajuan transportasi, peningkatan mutu pelayanan
dan keterampilan staf, peningkatan rujukan, peningkatan manajemen
organisasi, dan peningkatan peran serta masyarakat.
Penjabaran misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan
dapat dilakukan melalui berbagai upaya seperti:
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan
membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos
Kesehatan, Posyandu dan penempatan bidan di desa yang mengelola
sebuah polindes (poliklinik persalinan desa).
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan di

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


15
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Puskesmas dapat diwujudkan, baik dengan meningkatkan keterampilan


dan motivasi kerja staf Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat maupundengan cara mencukupi berbagai jenis
kebutuhan peralatan dan obat-obatan yang perlu tersedia di Puskesmas.
Ada dua aspek mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas yang perlu
dibedakan yaitu quality of care dan quality of services. Keduanya saling
terkait. Quality of care lebih banyak menyatu aspek profesi dan
penanganannya menjadi tanggung jawab ikatan profesi. Yang termasuk
Quality of services lebih banyak terkait dengan kualitas dan
kelengkapan sarana pelayanan kesehatan termasuk manajemen program
pelayanan kesehatan (management support system).
3. Pengadaan peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat. Perencanaan pengadaan obat seharusnya didasarkan pada
analisis epidemiologi penyakit yang berkembang di wilayah kerja
Puskesmas. Tetapi model perencanaan obat dengan menggunakan
pendekatan epidemiologi penyakit masih sulit dilaksanakan di
Puskesmas karena adanya format baku sistem pengadaan dan distribusi
obat melalui sistem Inpres sehingga mekanisme perencanaan dari
bawah sukar berkembang.
4. Sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat
dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat
desa. Rujukan pelayanan kesehatan akan dapat terlaksana bila
pembangunan sektor lain di tingkat Kecamatan juga mendukung yaitu
tersedianya fasilitas transportasi yang lebih memadai dan peningkatan
pendapatan keluarga. Kegagalan tugas pokjanal (kelompok kerja
fungsional) menunjang pelaksanaan program pelayanan terpadu
adalah salah satu contoh masih lemahnya koordinasi dan kerjasama
lintas sektoral di tingkat Kecamatan sehingga pelaksanaan rujukan
program secara sektoral di tingkat Kecamatan juga terhambat.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


16
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Prinsip kerja PKMD adalah


berkembangnya kegiatan masyarakat dalam rangka menolong diri
mereka sendiri. Kegiatannya perlu dilakukan secara gotong-royong dan
swadaya sehingga masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang
lebih sehat dan sejahtera. Kegiatan masyarakat tersebut merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional pada umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Pengembangan program PKMD
seharusnya mendapat dukungan melalui peningkatan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral. Ini berarti kegiatan PKMD harus
dikembangkan oleh masyarakat sendiri dan pembinaannya dilakukan
tidak saja oleh Puskesmas tetapi bekerjasama dengan sektor-sektor
lain yang terkait di tingkat Kecamatan Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa misi Puskesmas hanya mencakup 4 hal, yaitu:
b. Menggerakkan pembangunan Kecamatan yang berwawasan
kesehatan
c. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup
sehat
d. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

2.3 Prinsip, Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Pada penyelenggaran upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaran puskesmas secara
terpadu.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


17
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2.3.1 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan PMK No.75 tahun
2014 meliputi :
1. Berdasarkan prinsip paradigma sehat, puskesmas mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
2. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah, Puskesmas
menggerakan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
3. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
4. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan
yang didukung dengan manajemen puskesmas.
2.3.2 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,
pengelolaan program kerja Puskesmas berpedoman pada empat azas pokok
yakni:

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


18
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Azas pertanggung-jawaban wilayah


Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas pertanggung-jawaban wilayah. Artinya,
Puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan
yang terjadi di wilayah kerjanya.
Karena adanya azas yang seperti ini, maka program kerja
Puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, dalam arti hanya
sekedar menanti kunjungan masyarakat ke Puskesmas, melainkan
harus secara aktif memberikan pelayanan kesehatan sedekat
mungkin dengan masyarakat.
2. Azas peran serta masyarakat
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan azas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya
melibatkan Bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan
banyak masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut.
Di Indonesia dikenal dengan nama Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu).
3. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas keterpaduan. Artinya, berupaya
memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan program kesehatan
lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari sektor lain
lintas sektoral.
4. Azas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas rujukan. Artinya, jika tidak mampu
menangani suatu masalah kesehatan harus merujuknya ke sarana
kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran jalur
rujukannya adalah Rumah Sakit. Sedangkan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat jalur rujukannya adalah ”kantor” kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


19
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2.3.3 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global
serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
Puskesmas. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok Puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
c. Upaya kesehatan kerja
d. Upaya kesehatan gigi dan mulut
e. Upaya kesehatan jiwa
f. Upaya kesehatan mata
g. Upaya kesehatan usia lanjut
h. Upaya pembinaan pengobatan
i. Laboratorium sederhana

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


20
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2.4 Kedudukan, Organisasi, dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya
dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional
adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta seperti: praktik dokter, praktik dokter
gigi, praktik bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.
Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah
kerja Puskesmas terdapat pula berbagai upaya-upaya kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti: Posyandu,

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


21
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan puskesmas


di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat adalah sebagai Pembina.
2.4.2 Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-
masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di suatu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai
acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai
berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
1) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKMB
2) Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
1) Unit Puskesmas Pembantu
2) Unit Puskesmas Keliling
3) Unit Bidan di Desa/Komunitas.

2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


22
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut


dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggungjawab tersebut
dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka jabatan kepala
puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV. Apabila tenaga yang
memenuhi syarat untuk menjabat jabatan eselon IV tidak tersedia,
ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan sesuai dengan kriteria
Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi
dengan kantor Kecamatan melalui pertemuan berkala yang
diselenggarakan di tingkat Kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan
pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian
sumber daya masyarakat oleh Puskesmas, koordinasi dengan kantor
Kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas ialah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dengan demikian, secara teknis dari administratif,
Puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Sebaliknya, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan administratif
dan teknis kepada Puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


23
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola


oleh lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama
termasuk penyelenggara rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, Puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan. Contohnya seperti
Posyandu, Poskeskel, dll.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerja sama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan
perorangan, jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah Sakit
(Kabupaten/Kota) dan berbagai Balai Kesehatan Masyarakat (Balai
Pengobatan Penyakit Paru, Balai Kesehatan Mata Masyarakat, Balai
Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat,
Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerja sama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai Balai Kesehatan Masyarakat. Kerja sama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh
dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang
optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


24
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

tingkat Kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggarakan


pembangunan kesehatan di Kecamatan tersebut mendapat dukungan
dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan
yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat Kecamatan berdampak
positif terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan
aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti
tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan,
serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


25
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEDAN DENAI

3.1. Sejarah Singkat Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai didirikan pada tanggal 23 Oktober 1975 yang
diresmikan oleh Gubernur Sumut KDHT, T.I.H. Marah Halim pada tanggal 19
Mei 1976 sebai pusat kesehatan masyarakat dibawah naungan dinas kesehatan
Kota Medan.
Puskesmas Medan Denai yang terletak di Jl. Jermal XV No. 06 kel.
Menteng merupakan puskesmas non perawatan yang hanya melayani pasien
berobat jalan dan rujukan. Pasien yang memerlukan perawatan yang lebih lanjut
dan memerlukan rawat inap akan di rujuk ke Rumah Sakit terdekat.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


26
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Visi dan Misi Puskesmas Medan Denai


1. Visi
“Kecamatan Medan Denai Sehat dan Mandiri 2020”
2. Misi
a. Menggerakkan upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, bermutu dan professional yang berorientasi kepuasan
pelanggan
b. Mendorong kemandirian dan partisipasi masyarakat untuk hidup sehat
dengan mengedepankan upaya promotif preventif melalui pendekatan
keluarga sehat
c. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor untuk
mempercepat pembangunan kesehatan.
3. Tujuan Puskesmas Medan Denai
“Tercapainya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas medan denai sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
berlaku”
4. Tata Nilai Puskesmas Medan Denai
“SENYUM”
S – Santun dalam Sapa
E – Empati dalam melayani
N – Niat ikhlas dalam membantu
Y – Yakin dalam bertindak
U – Unggul dalam pelayanan
M – Melayani dengan hati

3.2. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas medan Denai terdiri dari:
 Luas wilayah kerja : 324,50 Ha
 Jumlah Kelurahan : 2 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 20 Lingkungan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


27
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

 Jumlah Penduduk : 41.947 Jiwa


 Jumlah Penduduk Miskin : 618 Jiwa
 Jumlah Kepala Keluarga : 10.675 KK
 Jumlah Bumil : 356 jiwa
 Jumlah Bulin : 466 jiwa
 Jumlah Bayi : 2.828 jiwa
 Jumlah Buteki : 524 jiwa
 Jumlah Anak Sekolah :1.582 jiwa
 Jumlah WUS : 8348 jiwa
 Jumlah PUS : 6864 jiwa
 Jumlah USILA : 137 jiwa

3.3. Data Wilayah / Data Geografis


Puskesmas Medan Denai mempunyai wilayah kerja meliputi dua
kelurahan yang berada di kecamatan Medan Denai yaitu :
 Kelurahan Medan Denai dengan luas areal 120,5 Ha dan terdiri dari 9
lingkungan.
 Kelurahan Medan Tenggara dengan luas areal 102 Ha dan Terdiri dari
11 lingkungan.
 Jumlah luas areal wilayah kelurahan 324,5 Ha.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


28
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3.4. Data Kependudukan / Demografi


Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai

JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI -LAKI PEREMPUAN KK JIWA

1 DENAI 9.246 10.745 4.856 19.991

2 MENTENG 11.477 10.479 5.819 21.956

JUMLAH 20.723 21.244 10.675 41.947

*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Grafik 3.1. Distribusi Penduduk Puskesmas Medan Denai


45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN KK JIWA

DENAI MENTENG JUMLAH

*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapati jumlah penduduk yang dinaungi Puskesmas


Medan Denai adalah 41.974.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


29
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3.5. Data Kesehatan


3.5.1 Sarana Pendidikan
Tabel 3.2 Distribusi Sarana pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Medan Denai

Status
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Negeri Swasta
1 TK - 22 22
2 SD 5 10 15
3 SMP - 4 4
4 SMU/SMK 1 5 6
5 PT - 2 2
Jumlah 5 43
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel diatas didapat bahwa sarana pendidikan yang di naungi


Puskesmas Medan Denai yang paling banyak adalah tingkat TK sebanyak 22
yayasan.
3.5.2 Sarana Ibadah
Grafik 3.2. Distribusi Sarana Ibadah

10
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
8
6
4
2
0
Masjid Gereja Kuil Wihara

Denai Menteng

Dari grafik diatas didapati sarana ibadah yang di naungi di Puskesmas


Medan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


30
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Denai adalah Mesjid, Gereja, Kuil, dan Wihara.


3.5.3 Sarana Kesehatan
- Poliklinik Umum
- Poliklinik Ibu dan Anak
- Poliklinik Lansia
- Poliklinik Gigi dan Mulut
3.5.4. Sarana Pendukung Kesehatan
- Laboratorium
- Fasilitas ambulance
3.5.5. Sarana Fisik Puskesmas
 Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
 Ruangan Poli Umum : 2 buah
 Ruangan Kartu : 1 buah
 Ruangan KIA : 1 buah
 Ruangan Apotik : 1 buah
 Ruangan Imunisasi : 1 buah
 Ruangan Poli Gizi : 1 buah
 Ruangan Rapat : 1 buah
 Toilet Pegawai : 1 buah
 Toilet pasien : 1 buah

3.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas


Puskesmas Medan Denai memiliki petugas atau tenaga kesehatan yang
terdiri dari tega medis, para medis dan staf administrasi.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


31
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 3.3. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai

NO NAMA PEGAWAI NIP GOL.

1 dr. Budi Ikhsan 197803232007011002 III/d

2 dr. Nur Fadliana 197911052006042005 IV/a

3 drg. Herlina Sihombing 197111032000122001 IV/c

4 drg. Herta Linawati Sinaga 197207262002122002 IV/b

5 dr. Yudisi Rolasni Silitonga 197511162005022002 IV/a

6 Nuryani 196509021988032003 IV/a

dr. Esra Yanti Vivi Yuna


7 197703012010012004 III/d
Butar-Butar

8 dr. Siti Aisyah Pulungan 198005122010012006 III/d

9 Katarina 196206141983102001 III/d

10 Nurlanwati Hutasuhut 196310081985032003 III/d

11 Julidar 196507191988032013 III/d

12 Siti Jamilah Marbun 196611011987032002 III/d

13 Berliana Siagian 197310121993032001 III/d

14 Riris Simanullang 196703241993032004 III/d

15 Syamsunihar, S. Farm, Apt 197003061994032005 III/d

16 Riana Anzahra Zubaidah 196904261990022003 III/d

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


32
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Ronny Rahmadiniah Siregar,


17 197302071996032001 III/d
SKM

18 drg. Flora Karenza Pinem 198606302011012013 III/c

19 Aida Rosmawati 196707051993032002 III/c

20 Lestina Simarmata 197910132006042011 III/b

Juliana Magdalena Pardede, S.


21 198207042006042008 III/b
Kep

22 Erita Ferawaty Sihombing 198212192006042019 III/a

Fatimah Emmy Kristina


23 198011132010012019 III/a
Naibaho, A.Md

Nelly Franciska Sitohang,


24 197707272010012009 III/a
Amk

25 Enny Elfrida Sirait, Amk 198011032010012017 III/a

26 Octorosilawati Sianturi 198210012010012023 III/a

27 Nuraisyah Nasution 197502212007012003 III/a

28 Nova Elisabeth Simaremare 198805112010012019 II/d

29 S Mesrawati Manurung 198102112010012021 II/d

30 Mekaria BR Kaban 198011282010012007 II/d

31 Imelda Yulietta Simarmata 197407232005022001 III/a

32 Hendri Syahputra 198510102010011023 II/d

33 Widya Irtifani 198509112015032001 II/c

34 Yotissa Priyanka Sibarani 199106292015052000 II/c

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


33
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

35 Sumisan Sihombing 198606082015052001 III/a

36 Pelentina Sitorus. S.Kep, Ners 196405031988032003 IV/a

Roslina Veronica Silitonga,


37 198010302015052001 II/c
AMK

38 Rezita Yuni Lubis, S.kep,Ns 199306032019032006 III/a

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Daftar Staf/Tenaga Pelaksana Honorer Puskesmas Medan Denai

No. NAMA NIP GOL JABATAN

1 Irna Rahmahyani - - Administrasi

2 Hafiz Arief - - Administrasi

3 Azhar Koto - - Keamanan

4 Siti Raiyah - - Cleaning Service

3.7 Fasilitas Fisik Puskesmas Medan Denai


Puskesmas Medan Denai dalam menjalankan kegiatan didukukng oleh
fasilitas fisik meliputi :
1. Fasilitas gedung puskesmas permanen
2. Fasilitas alat – alat
3. Fasilitas adm
4. Fasilitas imunisasi
3.7.1 Fasilitas Gedung Puskesmas
Puskesmas terdiri dari :
1. Ruangan Kepala Puskesmas : 1 buah
2. Ruangan Poli Umum : 2 buah
3. Ruangan Kartu : 1 buah
4. Ruangan KIA : 1 buah

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


34
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

5. Ruangan Apotik : 1 buah


6. Ruangan Imunisasi : 1 buah
7. Ruangan Poli Gizi : 1 buah
8. Ruangan Rapat : 1 buah
9. Toilet Pegawai : 1 buah
10. Toilet pasien : 1 buah

3.7.2 Sumber Daya Manusia


Lembaga Kesehatan Puskesmas Medan Denai
1. Dokter Umum : 6 Orang
2. Dokter Gigi : 3 Orang
3. Perawat Gigi : 3 Orang
4. Bidan : 9 Orang
5. Perawat : 10 Orang
6. Asisten Apoteker : 1 Orang
7. Tata Usaha : 1 Orang
8. Petugas Gizi : 1 Orang
9. Sanitasi : 1 Orang
10. Analis : 2 Orang
11. Jurim : 1 Orang
12. Honor : 4 Orang
13. PHL/CS : 1 Orang
Jumlah : 43 Orang
3.7.3 Fasilitas Administrasi
- Meja pendaftaran
- Computer administrasi
- Rak rekam medic
- Data rekam medic

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


35
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3.7.4 Fasilitas Imunisasi


- Penyediaan vaksin
- Tempat penyimpanan vaksin
- Timbangan BB
- Meteran
- Spuit
- Safety box
- Kapas alcohol
- Obat-obatan

3.7.5 Fasilitas Alat – alat


Adapun peralatan yang dimiliki oleh Puskesmas Medan Denai antara
lain yaitu :
1. Alat – alat pemeriksaan pasien, seperti :
 Stetoskop : 5 buah
 Tensi Meter : 3 buah
 Kia Kit : 1 set
2. Alat – alat suntik dan lat – alat P3K
3. Timbangan bayi dan dewasa
 Timbangan bayi : 1 buah
 Timbangan dewasa : 4 buah
4. Pengukuran tinggi : 3 buah
5. Lemari es tipe kompresi : 2 buah
6. Tempat tidur : 3 buah
7. Lemari obat : 3 buah
8. Termos posyandu :13 buah
9. Perlengkapan gizi : 1 buah
3.7.6 Fasilitas Obat – obatan
Puskesmas Medan Denai dalam rangka menjalankan tugas – tugas
pokoknya memulihkan kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


36
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

perlengkapan obat – obatan antara lain :


 Obat – obatan inpres
 Obat – obatan BPJS
 Obat – obatan GAKIN
Tabel 3.4 Daftar Obat – obatan di Puskesmas Medan Denai
No Nama Obat No Nama Obat
1 Asetosal Tablet 70 Etil Klorid
2 Amitripitilin 71 Eugenol
3 Amoxcilin 250 mg 72 Fenobarbita 30 mg
4 Amoxcilin 500 mg 73 Fenoksimetil Penicilin 250 mg
5 Amoxcilin Sirup 74 Fenoksimetil Penicilin 500 mg
6 Antalgin 75 Fitomenadion Tablet
7 Antasida 76 Furodemide
8 Antihemoroid Sirup 77 Garam Oralit
9 Asam Askorbat 78 Garam Violit
10 Atropine Sulpat Injeksi 79 Glibenclamid 5 mg
11 Asam Mefenamat 80 Gliseril Guaiakolat
12 Acyclorovir Salep 81 Griseo Fulvin
13 Acycloropil 200 mg 82 Glukosa Infus
14 Ambroxol Tablet 83 Hidrokortison 2,5 %
15 Ambroxol Sirup 84 Ibuprofen 200 mg
16 ART Fuji 85 Infus Set Dewasa
17 Abokat 22 86 Kal. Hidro Pasta
18 Abokat 18 87 Kalsium Laktas
19 Benzatin Penicilin 88 Kapas 250
20 Besi II Sulfat 89 Kapas 500
21 Betametason Cream 90 Kasa 40/40 mg
22 Anti Bakteri Cream 91 Kasa Hidrofil 4 x 15
23 Allupurinol 92 Klorampenikol 3 % tetes Telinga

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


37
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol
25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat
26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


38
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

53 Yodium 30 mg 122 Metocloperamide sirup


54 Doksisiklin 100 mg 123 Loratadin tablet
55 Lansoprazole 124 Iflasma
56 Diaform 125 Glasslorum
57 Pehacain injeksi 126 Mumming filling pasta
58 Lumping 127 Fletcher
59 Yodium 300 mg 128 Neurophyl 500 injeksi
60 Gempibrozil 129 PK
61 Spuit 1 ml 130 Genoint Tetes mata
62 Spuit 3 ml 131 Loperamide
63 Methyl prednisolone 132 Kasa pembalut
64 Piroxsicam 133 Basitrasin polimiksin
65 B – 12 injeksi 134 PTU
66 Wing Naid 135 Cetirizine
67 Haloperidol 0,5 mg 136 Nacl Infus
68 Halopuridol 1,5 mg 137 Metal Ergometrin Tablet
69 Halopuridol 5 mg 138 Captopril 25 mg
*sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


39
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Struktur oraganisasi
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


40
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

DENAH PUSKESMAS MEDAN DENAI

Lantai 1

Wc Wc T Ruang Poli Ruang


Umum Pegawai a Penyimpanan Gigi Farmasi
n RM
g
g
a

Registrasi

Poli Umum Poli KIA-


1 KB
Ruang Tunggu

Poli
Lansia
Poli Umum
2
UGD

Pintu Masuk Pintu


UGD

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


41
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Lantai 2

T Wc Wc Ruang KA
a Pegawai Pegawai Puskesmas
n
g
g
a

Mushola Ruang Ruang Ruang Rapat


Sterilisasi Staff

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


42
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


43
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS MEDAN DENAI

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, reginal dan global serta mempunyai daya tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di
setiap puskesmas.
Untuk dinas kesehatan kota Medan Upaya Penyelenggaraan kesehatan
Wajib di puskesmas ada 8 golongan yaitu :
1. Upaya Promosi kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA dan KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Perkesmas
7. Upaya Pengobatan
8. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan
puskesmas yang telah ada yaitu ;
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


44
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)


7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut (USILA)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Laboratorium Sederhana
11. Upaya Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

4.2 Program Prioritas Puskesmas


4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan :
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan
melaksanakan perilaku hidup sehat.
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam
perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja
Puskesmas Medan Denai didalam maupun diluar berbentuk kegiatan-
kegiatan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan gizi
keluarga, KB, imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan brosur dan info-info
kesehatan.
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olahraga.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


45
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel. 4.1 Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Medan Denai Periode

Januari - Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

Kesimpulan : Program promosi kesehatan berjalan sesuai denga POA

4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Sasaran :
Daerah yang rawan air bersih
 Daerah yang rawan penyakit menular
 Daerah dan pemukiman baru
 Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah,
sekolah dan lain-lain.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


46
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
- Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
- Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- Hygiene dana sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan
tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan dan penyajiannya

Tabel 4.2 Upaya Kesehatan Lingkungan Puskesmas Medan Denai Periode


Januari – Desember 2018

*Sumber dari puskesmas medan denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


47
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel.4.3 Data Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) di Puskesmas


Medan Denai periode januari 2019-juni 2019
*Sumber dari puskesmas medan denai

Kesimpulan:

1. Kegiatan Kesling tertinggi pada sarana air bersih,sarana pembuangan


kotoran,dan penatlaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dengan total
jumlah 3840 periode jan-juni 2019
2. Kegiatan kesling terendah pada Penyehatan lingkungan pemukiman
(Rumah Sehat), Penyuluhan kesehatan lingkungan, Katering/jasa boga,
Pengawasan TP2, Pengawasan industri non makanan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


48
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.2.3. Keluarga Berencana


Kegiatan KB :
 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu
 Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra
Uterine Device (IUD), pil KB, Kondom, Suntikan, Kontrasepsi Mantap
(Kontap) dan susuk
 Memotivasi akseptor dan calon akseptor KB agar menjadi motivator
 Melayani konsultasi reproduksi dan konsultasi KONTAP
 Membuat laporan kegiatan KB bulanan, Triwulan dan tahun

Jumlah kunjungan k1 ibu hamil yang tertinggi adalah pada bulan april
dan juli, yaitu sejumlah 104 (dari total 1027) dan terendah pada bulan Januari,
yaitu sejumlah 64. Jumlah kunjungan k2 ibu hamil tertinggi bulan April dengan
jumlah 102 (dari total 986), dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah 59.
Jumlah kunjungan ibu hamil dengan factor resiko yang tertinggi adalah bulan Juli
dengan jumlah 22 (dari total 145) dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah
4. Jumlah ibu hamil resiko tinggi yang ditangani paling banyak dibulan Agustus
dengan jumlah 19 (dari total 72) dan terendah dibulan November dengan jumlah
3. Jumlah ibu resiko tinggi yang dirujuk ke RS paling banyak di bulan Februari
dengan jumlah 9 (dari total 53) dan terendah di bulan September , Oktober,
November dengan jumlah masing-masing 1, jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan, termasuk didampingi tenaga kesehatan tertinggi pada bulan April
dengan jumlah 98 (dari total 938) dan terendah pada bulan Januari sejumlah 57.
Jumlah kunjungan bayi paling tinggi di bulan Oktober dengan jumlah 144 (dari
total 1067) dan terendah di bulan januari 55.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


49
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Table 4.4 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai


dari bulan Januari – Desember 2018
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian

*Sumber dari puskesmas medan denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


50
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Table 4.5 Jumlah Akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai


dari bulan Januari – Mei 2019
Program KIA dan KB
KB – Jumlah Akseptor KB
Januari s.d Juni 2019
Penanggungjawab Program : Berliana Siagian
BULAN
JENIS JUML
NO PASIEN JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
KONTRASEPSI AH
D L D L D L D L D L D L

BARU 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
1 IUD
LAMA 181 294 182 294 182 295 182 295 182 292 182 292 2.853

BARU 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 9
2 KONDOM
LAMA 400 219 400 219 402 219 402 219 400 219 375 219 3.693

BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW
LAMA 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 708

BARU 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 7
4 IMPLAN
LAMA 264 278 265 278 267 279 270 281 270 276 271 276 3.275

BARU 1 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 1 20
5 SUNTIK
LAMA 418 332 418 334 423 335 430 346 460 294 344 291 4.425

BARU 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 15
6 PIL
LAMA 471 354 472 357 480 363 488 371 351 309 347 300 4.663

JUMLAH 779.909

Kesimpulan : Program KB berjalan dengan baik, pencapaian kurang disebabkan


alat kontrasepsi yang kurang
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa :
1. Akseptor KB terbanyak adalah pil dengan jumlah 4.663 dimana jumlah
pemakai lama sebanyak 4663 orang dan pemakai baru sebanyak 15
orang.
2. Pemakain askeptor KB pada Bulan Januari - Desember tahun 2018 ke
Bulan Januari-Juni tahun 2019 mengalami peningkatan yakni dari 3392

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


51
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

menjadi 779.909 pemakaian askeptor KB, Hal ini di sebabkan karena


kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengaturan jumlah anak dan
pengaturan jarak kehamilan.
3. Diharapkan kepada petugas pihak puskesmas agar lebih melakukan
promosi
tentang penting dan manfaat berKB.

4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi


Upaya peningkatan gizi bertujuan untuk meningkatkan status gizi
masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok kelompok
masyarakat yang mempunyai resiko tinggi (seperti ibu hamil dan balita) dan
pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun
pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan meliputi :
1. Menimbang BB balita untuk memantau pertumbuhan anak yang
dilakukan secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di
Posyandu. Indikator keberhasilan pemantauan status gizi balita
digunakan SKDN yang ditulis di buku KMS, dengan penjelasan sebagai
berikut :
S = Semua balita
K = Anak yang mempunyai KMS
D = Balita yang datang rutin ke Posyandu untuk di timbang
N = Balita yang datang teratur untuk ditimbang, kemudian BB
mengalami kenaikan
2. PMT untuk balita gizi kurang. Penyuluhan PMT dilakukan melalui
demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara
memasaknya. PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan
seperti susu, biskuit, beras.
3. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat
4. Pemberian vitamin A yang dilakukan 2x setahun yaitu bulan Februari

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


52
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

dan Agustus. Vitamin A biru diberikan kepada anak dengan usia 6-11 bln
dan vitamin A merah diberikan kepada anak dengan usia 12-59 bulan.
5. Pemantauan status gizi. Kegiatan ini dilakukan dengan memantau BB
balita gizi kurang dan gizi buruk. Balita gizi kurang dan gizi buruk
diberikan PMT berupa biskuit/roti, susu, beras.
Tabel 4.6 Program Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
Priode Januari – Mei 2019

Cakupan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
Penimbangan di
Posyandu
80 80 80 80 80 80
960
D/S
80 80 80 80 80 80
80 80 80 80 80 80
K/S 960
80 80 80 80 80 80
65 66 66 66 66 66 790
D/K
65 66 66 66 66 66
65 67 67 67 67 67 800
N/D
65 67 67 67 67 67
30 35 35 35 35 35 410
N/S
30 35 35 35 35 35
BGM 0 0 0 2 2 2
76
10 12 12 12 12 12
Balita gizi buruk
mendapat perawatan 10 0 0 0 0 0 40
ASI Eksklusif 0 30 0 0 0 0
Pemberian Vitamin
A pada bayi 0 267 0 0 0 0
3145
Pemberian Vitamin
A pada balita 0 2878 0 0 0 0
Pemberian Vitamin
A pada Bufas 54 57 58 58 57 59
700
Pemberian Fe I pada
Bumil 58 61 58 59 61 60
Pemberian Fe III
pada Bumil 56 58 52 58 59 59
685
Pemberian Fe pada
Bufas 54 57 58 58 57 59
% MP ASI BGM
Gakin 0 0 0 0 0 0
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


53
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.2.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Penyakit menular adalah penyakit yang di sebabkan oleh bibit penyakit
tertentu atau oleh produk toxin yang di dapatkan melalui penularan bibit penyakit
atau toxin yang di produksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang
terinfeksi, dari binatang, atau dari reservoir kepada orang yang rentan, baik
langsung ataupun tidak langsung melalui tumbuhan ataupun binatang pejamu,
melalui vector atau melalui lingkungan (Depkes,2014).
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan obtimal.
3. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dilaksanakan karena :
1. Masi tingginya angka penderita penyakit menular yang masih bisa di
cegah dengan imunisasi, misalnya ; Campak, TB paru.
2. Masi tingginya anggka penyakit menular yang berhubungan dengan
higiene dan sanitasi, misalnya : diare, infeksimata, infeksi telinga, dan
mastoid.
3. Masih tinggi angka penderita penyakit menular yang penularannya
melalui vektor, misalnya : Demam berdarah
4. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang di tulari secara
langsung, misalnya : TB paru, ispa, campak, cacar air.
Kegiatan - kegiatan P2M berupa :
1. Mencari kasus sedini mungkin untuk menlakukan pengobatan.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di Puskesmas.
3. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, CAMPAK, POLIO, DT
dan TT.
4. Langkah–langkah yang di lakukan dalam pengamatan dan pemberantasan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


54
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui sumber penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.
4.2.6 Upaya Pengobatan
Tabel 4.7 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas
medan denai kecamatan medan denai periode januari s.d juni 2019
Bulan
No Jenis Penyakit
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah

Infeksi saluran
1 390 269 191 153 173 172 1348
pernapasan akut

2 Hipertensi 135 158 150 148 0 153 744

infeksi penyakit usus


3 83 89 93 77 63 72 744
lain
346
4 DM 61 62 69 50 35 69

Penyakit lain pada


5 54 70 59 21 43 46 293
saluran p. atas
ginguitis dan penyakit
6 32 70 46 42 37 31 258
periodental
Peny.pulpa dan jar.
7 37 55 45 43 36 23 239
perlapikal
191
8 pk. alergi 25 45 42 41 18 20

192
9 penyakit sistem otot 27 31 36 45 16 37

10 diare 15 16 14 12 20 20 97
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


55
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Grafik 3.3 Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Kecamatan Medan Denai Periode Januari s.d Juni 2019

450
400
350
300
250
200 Jan
150
100 Feb
50 Mar
0
Apr
Mei
Juni

Dari table diatas didapatkan bahwa :


1. Penyakit ISPA merupakan penyakit terbanyak pada bulan Januari – Juni
2019 dengan jumlah 1348 kasus
2. Diare merupakan kasus terendah pada bulan Januari – Juni 2019 dengan
jumlah 97 kasus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 10 terbesar penyakit yang
terdapat di puskesmas Medan Denai, urutan pertama di dapati adalah ISPA tahun
2019. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan dan orang lain. Karena masih banyak terlihat masyarakat
yang terlihat sembarangan merokok di sembarang tempat, tidak memakai
pelindung diri seperti masker ketika di jalan untuk menghindari adanya debu
maupun polusi kendaraan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk segera
pergi berobat ke pelayanan kesehatan terdekat. Sedangkan dilihat kasus ISPA
mengalami penurunan yakni dari 3388 jiwa pada tahun 2018 menjadi 1348 jiwa

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


56
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

pada tahun 2019 hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kerja keras pihak
puskesmas Medan denai dalam upaya mempromosikan kesehatan kepada
masyarakat yang terus menerus sampai masyarakat mengerti dan bahaya nya
ISPA dan bagaimana cara pencegahannya.

4.2.7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Upaya pencatatan dan pelaporan Puskesmas Medan Denai berfungsi
sebagai informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di
puskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk
pengambilan keputusan. Pencatatan dan pelaporan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Medan.
Pencatatan dan pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal :
1. Pencatatan, peloporan, dan pengolahan
2. Analisis
3. Pemanfaatan
Frekuensi pelaporan mecakup Bulanan, tribulan dan tahunan. Laporan
bulanan mencakup data lesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan penggunaan
obat-obatan. Laporan tribulan meliputi kegiatan puskesmas antara kegiatan
puskesmas, kegiatan rujukan puskesmas. Laporan tahunan terdiri dari data dasar
fasilitas pendidikan, kesehatan lingkungan, data tenaga kesehatan puskesmas dan
puskesmas pembantu

4.3 Posyandu
4.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh masyarakat, kegiatan-kegiatan yang di padukan
khususnya adalah program KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan Diare.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya salah
satu wujud peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyaraat
dapat memperoleh pelayanan KB-Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Imunisasi, dan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


57
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

penanggunglangan Diare pada waktu dan tempat yang sama.


Kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat
dan untuk masyarakat, yang di laksanakan oleh kader-kader kesehatan, yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim puskesmas mengenai pelayanan
kesehatan dasar.

4.3.2 Tujuan Posyandu


Tujuan pembentukan posyandu adalah :
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran
dalam rangka mempercepat terwujudnya catur warga.
2. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan
masyarakat.
4.3.3 Sasaran Penyelenggaraan Posyandu
Sasaran posyandu meliputi :
1. bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
4. Wanita usia subur
4.3.4 Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu :
1. Kegiatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulangan diare
Kegiatan gizi diposyandu merupakan bagian dari UPKG dalam langkah-
langkah kebijaksanaan. Perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung yang
meliputi :

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


58
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Pemantauan pertumbuhan anak balita menggunakan Kartu Menuju Sehat


(KMS) dengan cara penimbangan yang dilakukan oleh kader.
2. Pemberian makanan tambahan
3. Penykuhan gizi
Prosedur pelayanan posyandu mengikuti system lima meja atau lima langkah
langkah dasar.

SKEMA POLA PELAYANAN POSYANDU

Pendaftaran Balita dan Ibu Hamil

Penimbangan Balita dan Ibu Hamil

Pencatatan Hasil Penimbangan

Penyuluhan Balita dan Ibu Hamil

Pelayanan Kesehatan

4.3.5 Klasifikasi Posyandu


Klasifikasi posyandu terdiri dari :
a. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas,
b. Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu ditingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih,
akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi)
masih rendah yaitu kurang dari 50%.
c. Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader tugas lima orang atau lebih,
dan cakupan lima program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


59
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

dari 50%, pada posyandu ini sudah ada program tambahan, bahkan sudah
ada dana sehat tetapi masih sederhana.
d. Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan kesehatan secara
teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, posyandu ini memiliki
program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

4.3.6 Kedudukan Posyandu


Menurut lokasinya posyandu dapat berlokasi disetiap desa atau kelurahan.
Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW atau
dusun.
Kedudukan posyandu adalah :
1. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang secara kelembagaan
dibina oleh pemerintah desa atau kelurahan.
2. Terhadap pokja, posyandu adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat
binaan aspek administrasi, keuangan dan program pokja.
3. Terhadap Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan
bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat.
Posyandu adalah sebagai mitra.
4. Terhadap konsil kesehatan kecamatan, posyandu adalah sebagai satuan
organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari konsil
kesehatan kecamatan.
5. Terhadap puskesmas, posyandu adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh
puskesmas.
4.3.7 Tugas dan Tanggung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait
Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan posyandu memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


60
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

a. Kader Kesehatan
1. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana
posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran
3. Melaksanakanpenimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
posyandu.
4. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register posyandu.
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
6. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dnegan
kewenangannya, misalkan memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil
KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan
dilakukan bersama dengan petugas kesehatan. Setelah sesuai
penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
b. Petugas Kesehatan
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana dimeja
5 (lima).
3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada
pengunjung posyandu dan masyarakat luas.
4. Menganalisa hasil kegiatan posyandu dan melaporkannya kepada kepala
puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai kebutuhan.
c. Camat
1. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan posyandu.
2. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja posyandu.
3. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara
teratur.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


61
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

d. Lurah atau Kepala Desa


1. Memberikan dukungan dan kebijakan, sarana dan dana untuk
penyelenggaraan posyandu. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
untuk dapat hadir pada hari buka posyandu.
2. Mengkoordinasikan peran kader posyandu, pengurus posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.
3. Menindaklanjuti hasil kegiatan posyandu bersama LKMD atau LPM atau
LKD atau sebutan lainnya.
4. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara
teratur.
e. Program kerja Posyandu
1. . Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindaklanjut kegiatan posyandu.
2. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada posyandu.
3. Mengenali sumber daya unuk kelangsungan penyelenggaraan posyandu.
4. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan posyandu.
f. Tim Penggerak PKK ( TP PKK)
1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.
2. Penggerakkan perserta serta masyarakat dalam kegiatan posyandu.
3. Penyuluhan baik diposyandu atau diluar posyandu.
4.3.8 Sarana Penyelenggaraan Posyandu
Sasarannya meliputi :
1. Bayi usia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
4. Wanita Usia Subur

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


62
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.4 Imunisasi
4.4.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbilitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi
pada bayi dan anak. Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah suatu penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang zat anti
yang di masukkan kedalam tubuh melalui suntikan, sperti vaksin BCG, DPT,
Campak dan melalui mulut seperti vaksin Polio.

4.4.2 Tujuan Imunisasi


Tujuan imunisasi adlah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu didunia
seperti imunisasi cacar variola, keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi
pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan oleh manusia, seperti penyakit
difteri.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, pada saat ini
penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, campak, pertussis, polio, TB-paru.

4.4.3 Manfaat Imunisasi


Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan
menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang dapat dicegah dengan imunisasi,
tetapi juga dirasakan oleh :
a. Untuk anak
Mencegah komplikasi dari penyakit yang ada, misalnya kecacatan dan
kematian.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


63
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

b. Untuk Keluarga
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera, bila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman, hal ini
mendorong persiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
4.4.4 Imunisasi Dasar pada Bayi
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
dan ada juga yang dianjurkan, imunisasi yang wajib di Indonesia adalah BCG,
DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.
Tabel 4.8 Jadwal Pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak

4.4.5 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain :
1. Difteri
2. Pertusis
3. Tetanus
4. Tuberculosis
5. Campak
6. Poliomielitis
7. Hepatitis B

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


64
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.4.6 Program Imunisasi


Imunisasi adalah suatu tindakan yang memberikan kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah, dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Tabel 4.9 Pencapaian Imunisasi Puskesmas Medan Denai
Bulan Januari – Juni 2019
No Imunisasi Sasaran J F M A M J
1 HBO Bayi 51 53 53 49 51 26

2 BCG Bayi 53 55 54 51 53 27

3 Polio 1 Bayi 53 55 54 51 53 27
4 DPT/HB/HIB1 Bayi 51 52 56 53 54 29

5 Polio 2 Bayi 51 52 56 53 54 29

6 DPT/HB 2 Bayi 53 54 55 51 53 27

7 Polio 3 Bayi 53 54 55 49 53 27

8 DPT/HB/Hbi3 Bayi 53 54 53 53 52 26

9 Polio 4 Bayi 43 54 53 53 52 26

10 IPV Bayi 35 41 41 44 44 23

10 Campak + R Bayi 50 54 55 52 53 27
11 LIL Bayi 50 54 55 52 53 27

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


4.5 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
4.5.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wadah belajar untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutkan membentuk prilaku hidup

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


65
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah umum dan sekolah agama.
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Medan Denai :
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja).
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pribadi, cuci tangan yang benar,
kesehatan gigi,kesehatan lingkungan, P2M, P3K, dan lain-lain.
d. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja
bulanan,triwulan dan tahunan.

Tabel 4.10. Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-
2019

Nama Sekolah SD SMP SMA


Jumlah 16 5 6
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018

Keterangan tabel :
Dari table di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Denai terdapat 16 SD, 5 SMP, 6 SMA.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


66
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.11. Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-
2019
No Tenaga Kelurahan Jumlah(orang)
pendukung Denai Menteng
1 Dokter Kecil 23 15 38
2 Dokter Remaja 10 3 0
3 Guru UKS 9 5 14
Jumlah 42 23 52
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018
Dari table di atas di ketahu bahwa :
1. Dokter Kecil
 Jumlah Dokter kecil yang ada 38 jiwa
 Target dokter kecil 10 dari jumlah murid SD
 Jumlah murid SD adalah 5.127 jiwa
2. Guru UKS
 Guru UKS berjumlah 14 orang
 Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=27
 Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
 Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai

4.5.2 Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada
penunjang puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga juga
dilakukan pendataan dan pembinaan kepada klub –klub olahraga yang ada di
wilayah puskesmas. Program upaya kesehatan olahraga tidak termasuk program
tambahan di Puskesmas Medan Denai.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


67
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.12. Upaya Kesehatan Olahraga Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Desember 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

4.5.3 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan :
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau
keluarga nya di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan
kelompok masyarakat sekitar.
b. Membantu keluarga dan ,masyarakat mengenal kebutuhan kesehatan nya
sendiri dan cara penanggulangan nya disesuaikan dengan batas-batas
kemampuan mereka.
c. Menunjang program kesehtan lain nya dalam usaha pencegahan penyakit
,peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan
perorangan,perkelompok dan massal. Metode yang dilaksanakan yaitu bimbingan
dan konseling,ceramah,diskusi kelompok, i,dll. Hasil upaya perawatankesehatan
masyarakat belum ada karena pengumpulan data belum selesai dilakukan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


68
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.13 Program Usaha Kesehatan Masyarakat Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai 2018
*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

3.5.4 Upaya Kesehatan Kerja

Pengertian kesehatan kerja adalah upaya –upaya yang dilakukan oleh


tenaga kesehatan dalam bidang kesehatankerja masyarakat baik dalam waktu
sakit maupun
sehat guna meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan keluarganya.
Tujuan :
1. Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan
fungsinya seoptimal mungkin di wilayah kerja Puskesmas Medan Denai
untuk itu perlu diadakan pendataan dan penyuluhan bagi pekerja.
2. Hasil upaya kesehatan kerja tidak ada dikarenakan belum terbentuknya
program kesehatan kerja.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


69
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.14 Program Usaha Kesehatan Kerja Wilayah Kerja

Puskesmas Medan 2018

*Sumber : Puskesmas Medan Denai 2018

4.5.5 Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pokok yang menjadi beban
puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat
diartikan pula kesehatan gigi paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan – kegiatan kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi,penambalan dan pencabutan
gigi
2. Membuat laporan kerja dan laporan kegiatan – kegiatan yang di ikuti
yang meliputi : pemeriksaan , pengobatan dan perawatan gigi dan mulut
serta rujukan penyuluhan kebersihan gigi dan pasien yang berobat ke
puskesmas
3. Usaha kesehatan gigi anak sekolah
4. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGM)

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


70
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.15. Kelainan Gigi Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Denai Januari – Juni 2019

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah

1 Karies 5 9 9 8 8 5 44

2 periodinitis 32 60 46 42 37 45 262

3 pulpitis 37 55 45 43 36 39 255

4 Abses 7 20 10 15 14 13 79

5 Persistensi 37 35 35 40 48 35 230

6 Cabut gigi permanen 31 43 40 41 29 10 194

7 Tambal sementara 0 0 0 0 7 0 7

Jumlah 149 222 185 189 179 1071

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:


1. Kasus periodenitis di unit pelayanan medik dasar yaitu 262 jiwa pada
periode Januari - Juni 2019.
2. Kasus kelainan pulpitis pula diunit pelayanan medic dasar kesehatan gigi
yaitu 255 jiwa pada periode Januari – Junii 2019
3. Kasus persistensi di unit pelayanan medik dasar yaitu 230 jiwa pada
periode Januari - juni 2019.
Dari hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa angka kejadian dari kasus
periodenitis merupakan kasus terbanyak di Poli gigi Puskesmas Medan Denai
yaitu sebanyak 262. Setelah itu kasus terbanyak disusul oleh kasus pulpitis
sebanyak 255. dan kasus persistensi sebanyak 230.
Selain itu dapat kita lihat kunjungan ke poli gigi Puskesmas Medan Denai
mengalami peningkatan tiap bulannya. Hal ini disebabkan oleh sudah tingginya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Dimana begitu mereka merasa ada keluhan lain pada gigi dan mulut mereka,

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


71
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

mereka langsung ke puskesmas. Semua ini tidak lepas dari tingginya upaya kerja
Puskesmas Medan Denai dalam mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Upaya- upaya tersebut terus ditingkatkan di Puskesmas Medan
Denai dengan memperbanyak promosi- promosi kesehatan salah satunya adalah
kesehatan gigi dan mulut seperti di tempat sekolah maupun di sekitar- sekitar
kawasan Puskesmas Medan Denai.

4.5.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pengenalan diri gangguan jiwa
2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa
3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

Tabel 4.16. Program Usaha Kesehatan Jiwa Di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Januari – Juni 2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


72
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

4.5.7 Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan keinginan puskesmas yang lain:
1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan
penyuluhan kesehatan posyandu.
2. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata.
3. Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi.

Tabel 4.17. Program Usaha Kesehatan Mata Di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Januari – Juni 2019

*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai


Kesimpulan :

1. Penyakit mata tertinggi terdapat pada Kelainan Reflaksi & Akomodasi

dengan total jumlah 135 periode januari-juni 2019.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


73
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2. Penyakit mata terendah terdapat pada Glaukoma, Kebutaan &

Penglihatan Kurang, Konjungtivitas Purulenta, Kekurangan kornea,

Radang saluran kel air mata, Juling & kel gerak bola mata, Radang

Kelopak mata, Penyakit mata lain, Trakhoma & akibat kemudian

trachoma, Defisiensi Vit. A, Trauma mata & C. Aleanum.

4.5.8 Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Kegiatan- kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
usai lanjut antara lain adalah upaya promotif yaitu upaya menggairahkan
semangat hidup usia lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
1. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri.
2. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
3. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat.
4.5.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Pembinaan kepada masyarakat pengobatan tradisional antara lain: panti
pijat dan refleksi.
2. Memberikan penyuluhan tentang manfaat pekarangan sebagai bahan
untuk menanam tanaman obat keluarga

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


74
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.18. Program Usaha Kesehatan Usia Lanjut Di Wilayah Kerja


Puskesmas Medan Denai Januari – Juni 2019
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
1 Jumlah kunjungan Lansia
Umur
253 258 275 276 275 235 1572
45-59
Umur
156 160 160 158 154 149 937
60-69
Umur
113 110 107 115 104 102 651
>70
2 Pengukuran status gizi (TB/BB)
Normal 511 518 531 534 517 478 3089
Lebih 11 10 11 13 11 8 64
Kurang 0 0 0 2 0 0 2
3 Pengukuran TD
Normal 392 395 423 424 403 367 2404
Tinggi 121 124 112 115 118 112 702
Rendah 8 9 7 10 7 7 48
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai

4.5.10 Laboratorium Sederhana


Di Puskesmas Medan Denai terdapat laboratorium sederhana dimana
terdapat ruangan khusus laboratorium yang telah disediakan dan terdapat seorang
analis sebagai penanggung jawab laboratorium. Di Puskesmas Medan Denai
terdapat pemeriksaan KGD, asam urat, kolesterol total, golongan darah, plano
test/ kehamilan, dahak- BTA, Infeksi Menular Seksual dan HIV

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


75
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 4.19. Data Laboratorium Puskesmas Medan Denai


Periode Januari – Juni 2019
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
1 Kadar gula darah 105 108 106 66 104 109 598
2 Asam urat 0 0 0 7 51 53 111
3 Kolesterol 0 0 0 9 51 53 113
4 Plano test 1 0 6 4 7 5 23
5 IgG, IgM 0 0 0 0 0 0 0
6 Widal test 0 0 0 0 0 0 0
7 Golongan darah 10 8 17 7 4 32 78
8 HIV 47 28 27 21 12 25 160
9 IMS 22 17 26 13 3 0 81
10 Hb 25 16 20 11 19 20 111
11 Hepatitis B 24 17 20 12 17 15 105

*Sumber data
Dari data di dari Puskesmas bahwa:
atas didapatkan Medan Denai
Kesimpulan :
1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 598
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan yakni Ig G & Ig M
sebanyak 0 pemeriksaan.
3. Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak yang
dilakukan di Puskesmas Medan Denai pada bulan Januari sampai Juni
2019 adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal ini mungkin
dikarenakan Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tersering
yaitu urutan ke 4 dari 10 penyakit tersering di Puskesmas Medan Denai.
Tingginya angka kejadian DM mungkin dikarenakan pola hidup
dimasyarakat yang kurang baik seperti pola makan sehari- hari yang
banyak mengandung pemanis buatan dan kurangnya pengetahuan dan

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


76
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

kesadaran masyarakat untuk mengontrol kesehatan setiap bulan meskipun


mereka mengetahui adanya faktor keturunan DM pada keluarganya.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


77
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB V
LAPORAN KEGIATAN

5.1 Laporan Kegiatan Harian


1. Selasa, 23 Juli 2019
Hari selasa, 23 Juli 2019 adalah hari pertama kami memulai kegiatan
KKS di Puskesmas Medan Denai. Kami mulai kegiatan hari selasa
dikarenakan hari senin tanggal 22 Juli 2019 kami masih mengikuti
bimbingan di Dinas Kota Medan mengenai materi tentang puskesmas dan
memberikan pembekalan tentang promkes di puskesmas serta pemberian
tugas di puskesmas yang dituju.
Setelah sampai para mahasiswa mengikuti apel pagi, lalu bertemu dengan
dr. Nur Fadliana selaku kepala TU Puskesmas dan diberi arahan. Setelah itu,
kami juga berkenalan dengan semua staf yang ada di puskesmas, dan diajak
berkeliling ke ruangan-ruangan yang ada di Puskesmas Medan Denai.
Setelah itu, mahasiswa dibagi untuk mengisi poli dan mengikuti kegiatan
Puskesmas. Poli yang diisi adalah poli umum I, poli umum II, poli lansia,
poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), UGD, Apotek dan Registrasi. Kegiatan
yang diikuti adalah PIS-PK, kunjungan Posyandu balita, acara BKKBN dan
sunat massal. Mahasiswa dibagi 1 orang tiap poli dan 4 untuk kegiatan
puskesmas.
Kegiatan di poli umum I dan II adalah memberikan pelayanan kesehatan,
dan sharing dengan dokter yang bertugas di poli umum dalam penegakkan
diagnosis dan pemberian terapi kepada pasien yang datang. Di poli umum I
dan II ada 1 dokter yang bertugas, dan mahasiswa ikut serta dalam jalannya
pengobatan.
Kegiatan di poli lansia memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia,
dan mahasiswa ikut serta dalam pemberian pengobatan, dan sharing dengan
dokter yang bertugas di poli ini tentang masalah kesehatan lansia dan
penyakit terbanyak pada lansia.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


78
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan di poli KIA adalah memberikan pelayanan kepada ibu hamil


yang akan memeriksakan kehamilannya, dan ikut serta dalam melakukan
anamnesis dan pemeriksaan, selain itu di dalam poli ini ada pelayanan
tentang Keluarga Berencana (KB) dan penyakit pada anak.
Kegiatan di Apotek yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan
memberikan obat sesuai dengan resep dokter.
Kegiatan di UGD yaitu mahasiswa ikut melayani pasien dengan
melakukan tindakan seperti membersihkan luka, mengganti perban dan
mengedukasi perawatan luka pasien.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti PIS-PK adalah mengunjungi rumah-
rumah warga dan melakukan wawancara tentang keadaan Rumah dan
anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
Kegiatan mahasiswa yang mengikuti kunjungan Posyandu adalah ikut
serta dalam pemberian imunisasi, penimbangan BB balita dan pemberian
penyuluhan kepada ibu-ibu yang datang.
Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30
WIB.

2. Rabu, 24 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti pengobatan di poli, mahasiswa
melakukan kegiatan di poli masing-masing. Kegiatan di puskesmas ini
dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.30 WIB.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


79
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Kamis, 25 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa mengikuti Kegiatan PIS-PK di jalan Jermal V
yang di ikuti oleh Diki Sanjaya dan di bimbing oleh bapak Hafis Arief selaku
petugas puskesmas.
Selain kegiatan PIS-PK mahasiswa juga melakukan penyuluhan gizi
seimbang di puskesmas kepada masyarakat sekitar, Kegiatan Penyuluhan
tentang Gizi seimbang di sampaikan mahasiswa oleh Munadiah karimah arda
dan Fenny dezzania.
Setelah kegiatan penyuluhan mahasiswa kembali melakukan kegiatan di
poli masing-masing sesuai pembagian tugas sampai dengan pukul 14.30
WIB.

4. Jumat, 26 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan penyakit
Diabetes dan melakukan edukasi senam Diabetes bersama warga khususnya
lansia di puskesmas.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


80
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan ini di mulai penyampaian materi oleh mahasiswa tentang


penyakit Diabetes melitus oleh Yesi desmia, setelah itu kegiatan di lanjutkan
dengan edukasi penyakit Tuberkulosis oleh Rini sepriani, dan di lanjutkan
dengan edukasi etika batuk oleh Elsa amimi.
Setelah itu kegiatan berlanjut kepada senam kaki diabetes yang di lakukan
mahasiswa bersama warga lansia di puskesmas.
Setelah kegiatan selesai mahasiwa melanjutkan kembali kegiatan di poli
masing-masing sampai dengan pukul 14.30 WIB.

5. Sabtu, 27 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing, dan
mahasiswa yang bertugas di UGD membantu petugas melakukan pemberian
Imunisasi kepada anak-anak yang tidak hadir pada saat pemberian Imunisasi
di Posyandu, kegiatan ini di ikuti oleh Fenny dezzania dan di bimbing oleh

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


81
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

petugas UGD.

6. Senin, 29 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing
sesuai pembagian tugas. Jam 09:00 WIB mahasiswa pergi melakukan survei
ke sekolah yang diikuti oleh Diki sanjaya dan Fenny dezzania. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengantarkan surat izin melakukan kegiatan di sekolah
Dasar Negeri No. 064972 Jl. Tuar Kec. Medan Denai Kota Medan.
Kegiatan poli diikuti mahasiswa sampai dengan pukul 14.30 WIB.

7. Selasa, 30 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing
sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 09:30 WIB.
Setelah pukul 09:30 mahasiswa berangkat ke sekolah dengan di damping
petugas puskesmas untuk melakukan kegitan beserta penyuluhan di sekolah.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


82
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kegiatan ini di khususkan untuk murid kelas satu dan dua, kegiatan nya
berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan, setelah itu dilanjutkan
dengan pemeriksaan buta warna, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan telinga.
Kegiatan ini juga di bantu oleh tenaga Dokter kecil sekolah yang di bawah
naungi oleh Puseksmas Medan Denai.
Setelah itu mahasiswa melanjutkan kegiatan dengan penyuluhan cara
menyikat gigi dan mencuci tangan kepada murid-murid yang di sampaikan
oleh Munadiah karimah arda dan Diki sanjaya. Setelah itu di lanjutkan
dengan foto bersama murid-murid.
Setelah kegiatan di sekolah selesai mahasiswa kembali ke puskesmas
dan melanjutkan kegiatan di poli masing-masing sampai dengan pukul 14.30
WIB.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


83
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

8. Rabu, 31 Juli 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing
sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Pukul 09.30 Mahasiswa melakukan kegiatan di sekolah Smp Al
Washliyah 27 Jl. Panglima denai No 60 kel. Amplas, Kec. Medan Amplas.
Kegiatan ini diikuti oleh Diki sanjaya dan Rini sepriani serta di dampingi
petugas puskesmas.
Kegitan ini diantaranya adalah edukasi kesehatan, pemeriksaan telinga,
pemeriksaan tes buta warna dan pengukuran tinggi serta berat badan siswa
kelas satu dan dua smp Al Washliyah 27.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


84
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

9. Kamis, 1 Agustus 2019


Mahasiswa yang lain melakukan kegiatan di poli masing-masing sesuai
pembagian tugas. Pukul 09.00 WIB Mahasiswa melakukan kegiatan
Imunisasi Posyandu di Jl. Jermal 15 yang di dampingi oleh petugas
puskesmas.
Setelah itu Mahasiswa melakukan kegiatan penyuluhan tentang
Imunisasi yang di sampaikan oleh Yesi Desmia. Selain itu juga ada kegiatan
penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan telinga, gigi, dan pengukuran berat
serta tinggi badan yang di ikuti oleh Diki snjaya di Sekolah Madrasah
ibtidaiyah swasta Miftahul jannah Jl. Panglima denai No. 86 Medan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


85
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

10. Jumat, 2 Agustus 2019


. Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing
sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Pukul 09.00 WIB Mahasiswa melakukan PIS-PK ke masyarakat yang di
damping oleh pak Hafis Arief selaku petugas puskesmas. Kegiatan ini di
ikuti oleh Yessi desmia, Munadiah karimah arda, Rini sepriani, dan Yolanda
budiarti.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


86
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

11. Sabtu, 3 Agustus 2019


Pada hari ini mahasiswa melakukan kegiatan di poli masing-masing
sesuai pembagian tugas. Kegiatan ini dilakukan dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 14.30 WIB.
Setelah itu Mahasiswa melakukan kegiatan berpamitan kepada petugas-
petugas puskesmas Medan Denai dan melakukan foto bersama petugas
Medan Denai.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


87
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan Masyarakat di Medan


Denai
Setelah melakukan kegiatan selama menjalankan kegiatan KKS di
Puskesmas Medan Denai, ada beberapa permasalahan menonjol yang ditemukan
dan perlu dilakukan penanganan segera. Beberapa permasalahan tersebut antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan mengenai Kesehatan Lingkungan
2. Permasalahan mengenai DBD
6.1.1 Permasalahan Mengenai Kesehatan Lingkungan
a. Jarak antar rumah warga terlalu sempit
b. Masyarakat kurang menyadari tentang pentingnya tempat pembuangan
sampah
c. Masyarakat kurang menyadari mengenai cara pembuangan air limbah
d. Mayarakat kurang menyadari akan kebersihan makanan
e. Tingkat polusi udara di wilayah puskesmas kerja medan denai tinggi
Tabel 6.1.1 Data Program Kesehatan Lingkungan (Kesling) di Puskesmas
Medan Denai periode januari 2019-juni 2019

*sumber dara Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


88
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Kesimpulan :

3. Kegiatan Kesling tertinggi pada sarana air bersih,sarana pembuangan


kotoran,dan penatlaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dengan total
jumlah 3840 periode jan-juni 2019

4. Kegiatan kesling terendah pada Penyehatan lingkungan pemukiman


(Rumah Sehat), Penyuluhan kesehatan lingkungan, Katering/jasa boga,
Pengawasan TP2, Pengawasan industri non makanan

6.1.2 Pemecahan masalah


Masalah Kesehatan Lingkungan merupakan masalah yang perlu ditindak
lanjuti secara tepat dan cepat. Beberapa pemecahan masalah yang
dilakukan antara lain:
a Memberi edukasi kepada masyarakat mengenai dampak penularan
penyakit akibat pemukiman yang padat
b Mengedukasi masyarakat menyediakan serta membuat tempat
pembuangan sampah di dekat rumah minimal 2 tempat sampah
c Penyuluhan tentang cara menyediakan tempat pembuangan limbah
air
d Edukasi tentang kepentingan mencuci tangan yang benar dan hygine
makanan
e Penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan masker ketika
beraktifitas diluar rumah
f Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya infeksi dari nyamuk

6.1.3 Kesehatan Lingkungan


a. Pengertian kesehatan lingkungan.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


89
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)


kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia.
b. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
18) Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam
Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan
lingkungan ada 8, yaitu:

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


90
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

c. Sasaran kesehatan lingkungan

Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan


kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha


yang sejenis

2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan


untuk umum

5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti


lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan
penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

Salah satu masalah dari kesehatan lingkungan yaitu tentang


pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran
air, pencemaran tanah, pencemaran udara.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


91
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

d. Pencemaran Lingkungan

Unsur-unsur atau syarat mutlak untuk disebut suatu lingkungan


telah tercemar haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1) Masuk atau dimasukkanya komponen-komponen (makhluk hidup,


zat, energi, dan lain-lain)

2) Ke dalam lingkungan atau ekosistem lingkungan

3) Kegiatan manusia

4) Timbul perubahan, atau menurunkan mutu yang lebih rendah


hingga ke tingkat tertentu

5) Fungsi lingkungan menjadi berkurang atu tidak dapat berfungsi

6) Menurut perutukannya.

Dari unsur-unsur pencemaran lingkungan tersebut, nyatalah


bahwa suatu perbuatan atau aksi yang menimbulkan keadaan sebagai
pencemaran lingkungan hidup haruslah memenuhi berbagai unsur
tersebut (Siahaan, 2004).

e. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan dipengaruhi oleh faktor internal dan


eksternal. Kerusakan internal adalah kerusakan yang terjadi diakibatkan
alam itu sendiri. Kerusakan karena faktor internal sulit dicegah karena
merupakan proses alami yang terjadi pada bumi/alam (Dyahwanti Inarni
Nur, 2007).

Kerusakan lingkungan karena faktor internal antara lain adalah :

1. Letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam sekitarnya

2. Gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


92
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Kebakaran hutan karena proses alami pada musim kemarau


panjang, disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa
pengumpul api (pada titik fokusnya) pada saat terkena cahaya
matahari, tepat pada saat embun belum menguap.

Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang


diakibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan
kenyamanan hidupnya.Pada umumnya disebabkan karena kegiatan
industri, berupa limbah buangan industri. Kerusakan karena faktor
eksternal antara lain disebabkan oleh :

1. Pencemaran udara yang berasal dari cerobong asap pabrik


(kegiatan industri) dan juga gas buangan dari hasil pembakaran
bahan bakar fosil (pada system transportasi)

2. Pencemaan air yang berasal dari limbah buangan industri

3. Pencemaran daratan (tanah) oleh kegiatan industri maupun


penumpukan limbah padat/barang bekas

4. Penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari


perut bumi.

f. Pencemaran Udara

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu: 1.


Karena faktor internal (secara alamiah), contoh : 1) Debu yang
beterbangan akibat tiupan angin. 2) Abu (debu) yang dikeluarkan dari
letusan gunung berapi berikut gasgas vulkanik. 3) Proses pembusukan
sampah organik, dll. 2. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia),
contoh: 1) Hasil pembakaran bahan bakar fosil. 2) Debu/serbuk dari
kegiatan industri. 3) Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke
udara.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


93
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2. Permasalahan Dan Pemecahan Masalah DBD


6.2.1 Permasalahan Mengenai DBD
Permasalahan tentang Penyakit DBD antara lain :
1. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi Masyarakat
mengenai gejala, pengobatan, serta komplikasi dari penyakit DBD
2. Masih kurangnya pengetahuan dan informasi Masyarakat
mengenai bahaya DBD
3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat menerapkan 3M

Tabel 6.2. Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue di


Puskesmas Medan Denai Pada Bulan Januari s/d Desember ,
tahun 2018

*Sumber data Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


94
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Tabel 6.3 Jumlah Penderita Demam Berdarah Dengue di Puskesmas


Medan Denai pada bulan Januari s/d April, tahun 2019

s
u
m
b

*Sumber data Puskesmas Medan Denai

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai


95
UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2.2 Pemecahan masalah


Masalah hipertensi merupakan masalah yang perlu ditindak lanjuti secara
tepat dan cepat. Beberapa pemecahan masalah yang dilakukan antara lain:
1. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Denai
untuk memberikan informasi dan konseling oleh dokter dan peserta
Kepaniteraan Klinik Senior kepada masyarakat mengenai DBD

2. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Medan Denai


untuk mengintensivekan kegiatan pemeriksaan jentik berkala untuk
dijadikan monitoring

3. Mengajak tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan dan


pembinaan kepada masyarakat untuk mencegah DBD

4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya DBD jika


tidak ditagani dengan cepat

6.2 Demam Berdarah Dengue (BDB)


6.2.3 Defenisi DBD
Demam dengue/DF dan DBD atau DHFadalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
ototdannyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopeniadan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010).

6.2.4 Etiologi DBD


Penyakit DBD disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3
atau DEN-4 yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari pasien
DBD lainnya (Ginanjar, 2008).
Keempat serotipe virus dengue tersebut termasuk dalam group B Arthropod

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 96


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Borne Virus (arbovirus). Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3


serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody
terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk
terhadap serotype yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut. Seseorang
yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe
selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia (SudoyoAru, dkk 2009)
6.2.5 Vektor Demam Berdarah
Nyamuk Aedes aegypti memiliki 4 stadium:
1. Stadium Telur
Telur Aedes aegypti berukuran kecil (1 mikron), berwarna hitam,
berbentuk lonjong seperti torpedo dengan berat 0,0113 mg. Saat diletakkan
telurberwarna putih, 15 menit kemudian telur berubah warna menjadi abu-abu
kemudian menjadi hitam. Di bawah mikroskop, pada dinding luar
(eksokorion) telur nyamuk tampak garis-garis yang menyerupai sarang lebah.
Telur menetas dalam waktu 1-2 hari. TPA yang disukai adalah yang
berisi air jernih dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Telur dapat
bertahan sampai 6 bulan.
2. Stadium Larva
Larva Ae.aegypti terdiri dari kepala, toraks, dan abdomen. Pada ujung
abdomen terdapat segmen anal dan sifon. Larva instar III-IV berukuran
kurang lebih 7x4 mm, mempunyai tanda-tanda khas berupa pelana yang
terbuka pada segmen anal, sepasang bulu sifon, dan gigi sisir yang berduri
lateral pada segmen abdomen ke-7. Larva Aedes aegypti bergerak sangat
lincah dan sangat sensitif terhadap rangsangan getaran dan cahaya.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 97


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Gambar 6.2.1 Larva Aedes aegypti Gambar 6.2.2 Larva Aedes albopictus
Larva mengambil makanannya di dasar TPA – sehingga disebut
bottom feeder, dan mengambil oksigen dari udara. Larva Aedes aegypti dapat
hidup di wadah yang mengandung air dengan pH 5,8-8,6 dan tahan terhadap
air dengan kadar garam 10-59,5 mg klor/liter. Larva instar IV dalam waktu
kurang lebih 2 hari melakukan pengelupasan kulit untuk tumbuh menjadi
pupa.
3. Stadium Pupa
Pupa terdiri dari sefalotoraks, abdomen, dan kaki pengayuh.
Sefalotoraks memiliki sepasang corong pernapasan yang berbentuk segitiga.
4. Stadium Dewasa
Setelah berumur 1-2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa jantan atau
betina.
Aedes aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologi yang khas yaitu:
1. Berukuran lebih kecil daripada nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus)
dan ujung abdomennya lancip
2. Berwarna dasar hitam dengan belang-belang putih di bagian badan dan
kaki

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 98


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Pada bagian dorsal toraks (mesonotum) terdapat bulu-bulu halus


berwarna putih yang membentuk lire (lyre shaped ornament).
Nyamuk dewasa Aedes aegypti mempunyai warna dasar hitam dengan
belang-belang putih pada bagian badan dan kaki. Nyamuk betina setelah
berumur 1 hari siap melakukan kopulasi dengan nyamuk jantan, dan setelah
kopulasi nyamuk betina akan mencari makanan berupa darah manusia atau
binatang yang diperlukan untuk pembentukan telur. Seekor nyamuk betina
Aedes aegypti setelah 3-4 hari menghisap darah mampu menghasilkan 80-125
butir telur dengan rata-rata 100 butir telur.

Gambar 6.2.3 Aedes aegypti dewasa sedang mengisap darah

Gambar 6.2.4 Aedes aegypti

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 99


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2.5 Siklus Hidup


Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat air saat
bertelur. Telur menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari. Kemudian, dalam
waktu 5-15 hari larva berkembang menjadi pupa. Setelah 2 hari, nyamuk
dewasa akan keluar dari pupa. Dalam suasana optimum perkembangan dari
telur sampai dewasa memerlukan waktu sekurang-kurangnya 9 hari.
Aedes aegypti biasanya bertelur pada sore hari menjelang matahari
terbenam. Setelah bertelur nyamuk betina siap mengisap darah lagi. Bila
nyamuk terganggu pada waktu mengisap darah nyamuk akan menggigit
kembali orang yang sama atau berpindah ke orang lain sehingga virus
dipindahkan dengan cepat kepada beberapa orang. Umumnya nyamuk betina
akan mati dalam waktu 10 hari.

Gambar 6.2.5 Siklus hidup Aedes aegypti

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 100


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2.6 Penularan
Penularan penyakit demam berdarah dengue umumnya
ditularkanmelalui gigitan nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat
jugaditularkan oleh Aedes albopictus yang hidup di kebun. Kedua jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-
tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Orang
yang kemasukan virus dengue untuk pertama kali, umumnya hanya menderita
sakit demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda dan gejala yang
tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama sekali
(asimtomatis). Penderita demam dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tetapi apabila orang sebelumnya sudah
pernah kemasukan virus dengue, kemudian kemasukan virus dengue dengan
virus tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah
dengue (teori infeksi sekunder) (Ratuti, 2012)
Tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD (Depkes RI,
2005) adalah wilayah yang banyak kasus DBD (endemis), tempat tempat
umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari
berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa virus
dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain sekolah, rumah sakit
atau puskesmas, tempat umum lainnya seperti hotel, pertokoan, pasar,
restoran, dan tempat ibadah, pemukiman baru dipinggir kota.
6.2.7 Klasifikasi
Klarifikasi Pembagian Derajat menurut (Soegijanto,2006):
a. Derajat I : Demam dengan uji tourniquet positif.
b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya
dikulit atau perdarahan lain.
c. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak
disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 101


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

meliputinadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun


(<20mmHg)/ hipotensi disertai ekstremitas dingin, dan anak gelisah.
d. Derajat IV : demam, perdarahan spontan disertai atau tidak
disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala renjatan hebat
(nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur)
6.2.8 Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin,
trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan
perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang
menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari,
penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus
(Murwani, 2011).
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik
kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan
adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme
hemostatis secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 harim (Soegijanto, 2006).
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia
yang mengakibatkan penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit,
hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (hepatomegali). Kemudian virus bereaksi
dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi. Dalam sirkulasi

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 102


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan


akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan
histamine dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibtkan terjadinya
pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang eksta
seluler mengakibatkan kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).
Hemokonsentrasi (peningatan hematocrit >20%) menunjukan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) sehingga nilai hematokrit
menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena (Noersalam,
2005).
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan
dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga
peritonium, pleura, dan pericardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan
yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan
jumlah trombosit menunjukan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga
pemberian cairan intravenaharus di kurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak
mendapat cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik (Murwani, 2011).

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 103


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Gambar.6.2.6 Patogenesis DBD

6.2.9 Tanda dan Gejala


1. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus
menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian turun secara cepat.
2. Tanda-Tanda Pendarahan
Sebab pendarahan pada penderita penyakit DBD ialah trombositopeni,
gangguan fungsi trombosit, perdarahan ini terjadi di semua organ.
Bentuk perdarahan dapat berupa:

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 104


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

3. Uji Tourniquet (Rumple Leede) positif


Uji Torniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat
dinilai sebagai ”presumtif test” (dugaan keras) oleh karena Uji
Torniquet positif pada hari-hari pertama demam ditemukan pada
sebagian besar penderita penyakit DBD. Namum uji Torniquet positif
juga dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam
chikungunyah) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku
(fosa cubiti).
a. Petechiae, Purpura, Echymosis dan perdarahan conjunctiva.
Petechiae sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya: regangkan kulit, jika hilang maka bukan
petheciae). Petechiae merupakan tanda perdarahan yang tersering
ditemukan. Tanda ini dapat muncul pula perdarahan
subkonjunctiva atau hematuri.
b. Hematemesis, melena.
c. Hematuria.
4. Hepatomegali (Pembesaran Hati)
Sifat pembesaran hati yaitu pembesaran hati pada umumnya
dapat ditemukan pada permulaan penyakit, pembesaran hati tidak
sejajar dengan beratnya penyakit, nyeri tekan sering kali ini ditemukan
tanpa disrtai ikterus. Pembesaran hati mungkin disebabkan strain
serotipe virus dengue.
5. Renjatan (Shock)
Tanda-tanda renjatan yaitu kulit terasa dingin dan lembab
terutama pada ujung jari dan kaki, penderita menjadi gelisah, sianosis
disekitar mulut, nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba, tekanan
nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang). Sebab

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 105


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

renjatan yaitu karena perdarahan atau karena kebocoran plasma ke


darah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak.
6. Trombositopeni
Jumlah trombosit di bawah 150.000/mm3 biasanya ditemukan
diantara hari ketiga sampai ke tujuh sakit, pemeriksaan trombosit
dilakukan minimal dua kali yang pertama pada waktu pasien masuk dan
apabila normal diulangi pada hari kelima sakit. Bila perlu diulangi lagi
pada hari ke 6-7 sakit.
7. Hemokonsentrasi
Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) merupakan indikator yang
peka terhadap akan terjadinya renjatan sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan berulang secara periodik.
8. Gejala Klinik lain
Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita penyakit DBD
ialah anoreaksi, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi
dan kejang, pada beberapa kasus terjadinya kejang disertai
hiperpireksia dan penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosa
sebagai ensefalitis, keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul
mendahului perdarahan gastrointestinal dan renjatan (Ratuti, 2012).

6.2.7 Penatalaksanaan
Untuk penderita tersangka DF/DHF sebaiknya dirawat dikamar yang
bebas nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran. Perawatan kita
berikan sesuai dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan
beratnya penyakit.
a. Derajat I: terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan
elektrolit karena adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman
karena demam, nyeri epigastrium, dan perputaran bola mata.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 106


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

Perawatan: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu makan
dianjurkan minum yang banyak 1500-2000 cc/hari), diberi kompre
dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi, nadi dan perdarahan,
diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit, pemberian obat-obat antipiretik dan
antibiotic bila dikuatirkan akan terjadi infeksi sekunder.
b. Derajat II: peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan
hemaesis.
Perawatan : bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon
sementara, bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak
tetapi bila terjadi hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi
kepala dimiringkan agar tidak terjadi aspirasi, bila perut kembung besar
dipasang maag slang, sedapat mungkin membatasi terjadi pendarahan,
jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai dengan intruksi dokter,
perhatikan teknik-teknik pemasangan infus, jangan menambah
pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila
keadaan memburuk segera lapor dokter.
c. Derajat III: terdapat gangguan kebutuhan O2 karena kerja jantung
menurun, penderita mengalami pre shock/ shock.
Perawatan: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisi
terlentang denang kepala extensi, membuka jalan nafas dengan cara
pakaian yang ketat dilonggarkan,bila ada lender dibersihkan dari mulut
dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggal
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi
atas izin dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin perhatian
kebersihan kulit juga pakaian bersih dan kering.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 107


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

6.2.8 Komplikasi
a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok
yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi
pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolic seperti
hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab
terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara,
maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh thrombosis pembuluh
darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravascular yang
menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar
darah otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan
dengan kegagalan hati akut.
Pada ensefalopati cenderung terjadi oadem otak danalkalosis,
maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HC03-dan jumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan
laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) :
glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi oadem otak diberikan
dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat
perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan.
Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10
mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan >80 mg. Mencegah
terjadinya peningkatan tekanan intracranial dengan mengurangi
jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan
elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang
adekuat. Untuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan
neomisin dan laktulosa.Usahakan tidak memberikan obat-obat yang
tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi
beban detoksifikasi obat dalam hati.Transfusi darah segar atau

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 108


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu


dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan
asam amino rantai pendek.
b. Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal,
sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat
dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah
gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume
intravaskular, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi
dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah
dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis
diusahakan >1 ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok
belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah
dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat
sering kali dijumpai akute tubular necrosis, ditandai penurunan
jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
c. Udema paru
Udema paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai
akibat pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari
sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya
tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma
masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang
ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi
bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematocrit tanpa
memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress
pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan
gambaran udem paru pada foto rontgen dada. Komplikasi demam
berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin beratnya bentuk

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 109


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock syndrome.


Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai
berikut:
a. Dehidrasi
b. Pendarahan
c. Jumlah platelet yang rendah
d. Hipotensi
e. Bradikardi
f. Kerusakan hati

6.2.9 Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik
secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan
pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak
dapat berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan:
a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air
sekurang- kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atasdasar
pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi
nyamuk adalah 7-10 hari.
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, dan tempat
air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 110


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

tempat-tempat tersebut.
c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung
setidaknya seminggu sekali.
d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang barang
bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya
jentik-jentik nyamuk, seperti sampah keleng, botol pecah, dan
ember plastik.
e. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bamboo
dangan menggunakan tanah.
f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta
membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh
sampah-sampah dari daun.
2. Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan
nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan.
3. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta
pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan
kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan atau fogging
dengan menggunakan mal athion dan fenthion yang berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan aedes aegypti sampai batas tertentu,
memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti
gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit
DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita
sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air,
menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang pohon

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 111


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

yang berpotensi sebagai tempat perkembangan jentik jentik nyamuk. Selain


itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara
ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur,
memesang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent,
memesang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta
tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat (Depkes, 2004).

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 112


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan
Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan DBD masih menjadi masalah
dipuskesmas Medan Denai. Masalah yang terkait dengan Kesehatan
Lingkungan dan penyuluhan DBD yaitu kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan bersih dan
sehat, pentingnya menggunakan jamban sehat dan pentingnya 3M.
Beberapa kegiatan kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M), diantaranya adalah menguras dan
menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air,
mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian
PSN 3M dapat diiringi dengan kegiatan plus lain, seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar,
memasang kawat kasa, menaburkan larvasida pada tempat yang sulit dikuras,
dan penggunaan repellent selama beraktivitas.
7.2. Saran

1. Bagi petugas kesehatan :


a. Meningkatkan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada program
Kesling.
b. Meningkatkan informasi kesehatan secara langsung maupun melalui media
massa dan media sosial terkait dengan Kesling dan DBD
c. Berperan aktif dalam upaya Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN)
d. Melakukan kerjasama lintas sektor dengan melibatkan ketua RT, RW,
tokoh masyarakat dan kelompok masyarakat terkait program fogging

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 113


UNIVERSITAS BATAM
FAKULTAS KEDOKTERAN

2. Bagi masyarakat :
a. Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.
b. Mengubah perilaku masyarakat dengan 3M
c. Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya meningkatkan
pengetahuan, kemampuan untuk meningkatkan kesehatan.

Laporan Kegiatan di UPT Puskesmas Medan Denai 114

Anda mungkin juga menyukai