Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB I
PENDAHULUAN
2010, maka berbagai masalah dan atau kekurangan puskesmas di atas perlu
segera di atasi. Di susunnya konsep dasar puskesmas ini yang merupakan bagian
dari reformasi kesehatan (health reform), adalah dalam rangka mengatasi
berbagai masalah di atas.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran umum Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari
masing-masing unit yang ada.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah
berjalan, berdasarkan standar pelayanan Puskesmas.
2. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun
berdasarkan atas masalah-masalah kesehatan yang dijumpai di
wilayah Puskesmas Medan Denai.
3. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program yang kurang pada pencapaian pada tahun
sebelumnya di Puskesmas Medan Denai.
1.3 Prosedur kerja
Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas Medan Denai
meliputi kegitan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mencatat kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Medan
Denai.
2. Pedataan system pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi
yang dilkasannakan di Puskesmas melalui :
Mencatat data dan laporan yang ada di Puskesmas Medan Denai
Melakukan mewawancara dengan tenaga kerja yang berada di
Puskesmas Medan Denai
3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut berperan serta
dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
b. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
d. Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan,evaluasi,pencatatan, pelaporan, dan
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEDAN DENAI
JUMLAH PENDUDUK
No
KELURAHAN
LAKI -LAKI PEREMPUAN KK JIWA
Status
No Jumlah
Sarana Pendidikan
Negeri Swasta
1 TK - 22 22
2 SD 5 10 15
3 SMP - 4 4
4 SMU/SMK 1 5 6
5 PT - 2 2
Jumlah 5 43
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
10
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
8
6
4
2
0
Masjid Gereja Kuil Wihara
Denai Menteng
24 2- 4 Salep 93 Klorampenikol
25 Captropil 12,5 mg 94 Kloeperamin Maleat
26 Ciptrofloxacin 95 Klorpromazine
27 CHMK 96 Kotrimoksazol Sirup
28 Dexamethason 97 Kotrimoksazol 480 mg
29 Dextrometropan Tablet 0,5 mg 98 Kotrimoksazol Paed 120 mg
30 Dextrometrorpan Tablet 99 Meta Ergometrin Injeksi
31 Diazepam Injeksi 100 Metronidazole 250 mg
32 Diazepam Tablet 101 Natrium Bicarbonat
33 Difenhidramim Injeksi 102 OBH
34 Digoksin 0,25 mg 103 Oksitetrasiklin Salep Mata 1 %
35 Efedin 104 Oksitetrasiklin Kulit 3 %
36 Ekstra Belladon 105 Oksitosin Injeksi
37 Etakridinal 106 Paracetamol Sirup
38 Etanol 70 % 107 Paracetamol Tablet 500 mg
39 Dextrometorpan sirup 108 Piridoksin
40 Pirantel 125 mg 109 Phonol Tetes Telinga
41 Predsone tablet 110 Ofloksasin 400 mg
42 Propanolol 111 Megnicom
43 Reserpin 112 Hanschun
44 Ringer laktat 113 Eritromisi
45 Salbutamol tablet 2 mg 114 Ketokonazole crem
46 Salisil bedak 115 Ketokonazol tablet 200 mg
47 Serum anti tetanus 116 OBH plus
48 Silver Amalgam 117 Truvit sirup
49 Tetrasiklin 500 mg 118 Sefiplek
50 Tetrasiklin 250 mg 119 Metaflu
51 Tiamin 120 Obat penurun Panas
52 Vitamin B-Compleks 121 Metocloperamide tablet
Struktur oraganisasi
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
Lantai 1
Registrasi
Poli
Lansia
Poli Umum
2
UGD
Lantai 2
T Wc Wc Ruang KA
a Pegawai Pegawai Puskesmas
n
g
g
a
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS MEDAN DENAI
Kegiatan :
1. Pembuatan sumber air dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan
2. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup :
- Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban keluarga
- Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- Hygiene dana sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan
tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan dan penyajiannya
Kesimpulan:
Jumlah kunjungan k1 ibu hamil yang tertinggi adalah pada bulan april
dan juli, yaitu sejumlah 104 (dari total 1027) dan terendah pada bulan Januari,
yaitu sejumlah 64. Jumlah kunjungan k2 ibu hamil tertinggi bulan April dengan
jumlah 102 (dari total 986), dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah 59.
Jumlah kunjungan ibu hamil dengan factor resiko yang tertinggi adalah bulan Juli
dengan jumlah 22 (dari total 145) dan terendah pada bulan Januari dengan jumlah
4. Jumlah ibu hamil resiko tinggi yang ditangani paling banyak dibulan Agustus
dengan jumlah 19 (dari total 72) dan terendah dibulan November dengan jumlah
3. Jumlah ibu resiko tinggi yang dirujuk ke RS paling banyak di bulan Februari
dengan jumlah 9 (dari total 53) dan terendah di bulan September , Oktober,
November dengan jumlah masing-masing 1, jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan, termasuk didampingi tenaga kesehatan tertinggi pada bulan April
dengan jumlah 98 (dari total 938) dan terendah pada bulan Januari sejumlah 57.
Jumlah kunjungan bayi paling tinggi di bulan Oktober dengan jumlah 144 (dari
total 1067) dan terendah di bulan januari 55.
BARU 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
1 IUD
LAMA 181 294 182 294 182 295 182 295 182 292 182 292 2.853
BARU 0 0 0 0 2 2 1 1 1 1 1 0 9
2 KONDOM
LAMA 400 219 400 219 402 219 402 219 400 219 375 219 3.693
BARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MOW
LAMA 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 30 88 708
BARU 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 7
4 IMPLAN
LAMA 264 278 265 278 267 279 270 281 270 276 271 276 3.275
BARU 1 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 1 20
5 SUNTIK
LAMA 418 332 418 334 423 335 430 346 460 294 344 291 4.425
BARU 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 15
6 PIL
LAMA 471 354 472 357 480 363 488 371 351 309 347 300 4.663
JUMLAH 779.909
dan Agustus. Vitamin A biru diberikan kepada anak dengan usia 6-11 bln
dan vitamin A merah diberikan kepada anak dengan usia 12-59 bulan.
5. Pemantauan status gizi. Kegiatan ini dilakukan dengan memantau BB
balita gizi kurang dan gizi buruk. Balita gizi kurang dan gizi buruk
diberikan PMT berupa biskuit/roti, susu, beras.
Tabel 4.6 Program Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai
Priode Januari – Mei 2019
Cakupan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
Penimbangan di
Posyandu
80 80 80 80 80 80
960
D/S
80 80 80 80 80 80
80 80 80 80 80 80
K/S 960
80 80 80 80 80 80
65 66 66 66 66 66 790
D/K
65 66 66 66 66 66
65 67 67 67 67 67 800
N/D
65 67 67 67 67 67
30 35 35 35 35 35 410
N/S
30 35 35 35 35 35
BGM 0 0 0 2 2 2
76
10 12 12 12 12 12
Balita gizi buruk
mendapat perawatan 10 0 0 0 0 0 40
ASI Eksklusif 0 30 0 0 0 0
Pemberian Vitamin
A pada bayi 0 267 0 0 0 0
3145
Pemberian Vitamin
A pada balita 0 2878 0 0 0 0
Pemberian Vitamin
A pada Bufas 54 57 58 58 57 59
700
Pemberian Fe I pada
Bumil 58 61 58 59 61 60
Pemberian Fe III
pada Bumil 56 58 52 58 59 59
685
Pemberian Fe pada
Bufas 54 57 58 58 57 59
% MP ASI BGM
Gakin 0 0 0 0 0 0
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
penyakit.
5. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
6. Melaporkan tentang penyakit menular.
7. Menyelidiki lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasusu–kasus untuk mengetahui sumber penularan.
8. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalaran.
9. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
10. Pemberian imunisasi.
11. Pemberantasan vektor nyamuk.
12. Pendidikan kesehatan.
4.2.6 Upaya Pengobatan
Tabel 4.7 Data Bulanan 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas
medan denai kecamatan medan denai periode januari s.d juni 2019
Bulan
No Jenis Penyakit
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jumlah
Infeksi saluran
1 390 269 191 153 173 172 1348
pernapasan akut
192
9 penyakit sistem otot 27 31 36 45 16 37
10 diare 15 16 14 12 20 20 97
*Sumber data dari Puskesmas Medan Denai
450
400
350
300
250
200 Jan
150
100 Feb
50 Mar
0
Apr
Mei
Juni
pada tahun 2019 hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kerja keras pihak
puskesmas Medan denai dalam upaya mempromosikan kesehatan kepada
masyarakat yang terus menerus sampai masyarakat mengerti dan bahaya nya
ISPA dan bagaimana cara pencegahannya.
4.3 Posyandu
4.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh masyarakat, kegiatan-kegiatan yang di padukan
khususnya adalah program KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan Diare.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya salah
satu wujud peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyaraat
dapat memperoleh pelayanan KB-Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Imunisasi, dan
Pelayanan Kesehatan
dari 50%, pada posyandu ini sudah ada program tambahan, bahkan sudah
ada dana sehat tetapi masih sederhana.
d. Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan kesehatan secara
teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, posyandu ini memiliki
program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.
a. Kader Kesehatan
1. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana
posyandu.
2. Melaksanakan pendaftaran
3. Melaksanakanpenimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
posyandu.
4. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register posyandu.
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan serta memberikan PMT.
6. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dnegan
kewenangannya, misalkan memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil
KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan
dilakukan bersama dengan petugas kesehatan. Setelah sesuai
penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
b. Petugas Kesehatan
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana dimeja
5 (lima).
3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada
pengunjung posyandu dan masyarakat luas.
4. Menganalisa hasil kegiatan posyandu dan melaporkannya kepada kepala
puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai kebutuhan.
c. Camat
1. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan posyandu.
2. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja posyandu.
3. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu secara
teratur.
4.4 Imunisasi
4.4.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbilitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi
pada bayi dan anak. Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah suatu penyakit tertentu.
Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang zat anti
yang di masukkan kedalam tubuh melalui suntikan, sperti vaksin BCG, DPT,
Campak dan melalui mulut seperti vaksin Polio.
b. Untuk Keluarga
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera, bila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman, hal ini
mendorong persiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
4.4.4 Imunisasi Dasar pada Bayi
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
dan ada juga yang dianjurkan, imunisasi yang wajib di Indonesia adalah BCG,
DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.
Tabel 4.8 Jadwal Pemberian Imunisasi
USIA VAKSIN
0 Bulan Hep B1, BCG, Polio 0
1 Bulan Hep B2
2 Bulan DPT 1, Polio 1
3 Bulan DPT 2, Polio 2
4 Bulan DPT 3, Polio 3
6 Bulan Hep B
9 Bulan Campak
2 BCG Bayi 53 55 54 51 53 27
3 Polio 1 Bayi 53 55 54 51 53 27
4 DPT/HB/HIB1 Bayi 51 52 56 53 54 29
5 Polio 2 Bayi 51 52 56 53 54 29
6 DPT/HB 2 Bayi 53 54 55 51 53 27
7 Polio 3 Bayi 53 54 55 49 53 27
8 DPT/HB/Hbi3 Bayi 53 54 53 53 52 26
9 Polio 4 Bayi 43 54 53 53 52 26
10 IPV Bayi 35 41 41 44 44 23
10 Campak + R Bayi 50 54 55 52 53 27
11 LIL Bayi 50 54 55 52 53 27
sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah umum dan sekolah agama.
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Medan Denai :
a. Mendata jumlah murid sekolah
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja).
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pribadi, cuci tangan yang benar,
kesehatan gigi,kesehatan lingkungan, P2M, P3K, dan lain-lain.
d. Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja
bulanan,triwulan dan tahunan.
Tabel 4.10. Data Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-
2019
Keterangan tabel :
Dari table di atas dapat diketahui bahwa pada Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Denai terdapat 16 SD, 5 SMP, 6 SMA.
Tabel 4.11. Program UKS Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai 2018-
2019
No Tenaga Kelurahan Jumlah(orang)
pendukung Denai Menteng
1 Dokter Kecil 23 15 38
2 Dokter Remaja 10 3 0
3 Guru UKS 9 5 14
Jumlah 42 23 52
Sumber : SP2TP Puskesmas Medan Denai,Tahun 2018
Dari table di atas di ketahu bahwa :
1. Dokter Kecil
Jumlah Dokter kecil yang ada 38 jiwa
Target dokter kecil 10 dari jumlah murid SD
Jumlah murid SD adalah 5.127 jiwa
2. Guru UKS
Guru UKS berjumlah 14 orang
Jumlah sekolah SD +SMP+SMA=27
Tiap sekolah harus memiliki 1 guru UKS
Jadi target pencapaian guru UKS belum tercapai
1 Karies 5 9 9 8 8 5 44
2 periodinitis 32 60 46 42 37 45 262
3 pulpitis 37 55 45 43 36 39 255
4 Abses 7 20 10 15 14 13 79
5 Persistensi 37 35 35 40 48 35 230
7 Tambal sementara 0 0 0 0 7 0 7
mereka langsung ke puskesmas. Semua ini tidak lepas dari tingginya upaya kerja
Puskesmas Medan Denai dalam mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Upaya- upaya tersebut terus ditingkatkan di Puskesmas Medan
Denai dengan memperbanyak promosi- promosi kesehatan salah satunya adalah
kesehatan gigi dan mulut seperti di tempat sekolah maupun di sekitar- sekitar
kawasan Puskesmas Medan Denai.
Radang saluran kel air mata, Juling & kel gerak bola mata, Radang
*Sumber data
Dari data di dari Puskesmas bahwa:
atas didapatkan Medan Denai
Kesimpulan :
1. Pemeriksaan paling banyak adalah KGD yaitu sebanyak 598
pemeriksaan.
2. Pemeriksaan paling sedikit adalah pemeriksaan yakni Ig G & Ig M
sebanyak 0 pemeriksaan.
3. Dari data di atas dapat kita simpulkan bahwa pemeriksaan terbanyak yang
dilakukan di Puskesmas Medan Denai pada bulan Januari sampai Juni
2019 adalah pemeriksaan Kadar Gula Darah. Hal ini mungkin
dikarenakan Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit tersering
yaitu urutan ke 4 dari 10 penyakit tersering di Puskesmas Medan Denai.
Tingginya angka kejadian DM mungkin dikarenakan pola hidup
dimasyarakat yang kurang baik seperti pola makan sehari- hari yang
banyak mengandung pemanis buatan dan kurangnya pengetahuan dan
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
petugas UGD.
Kegiatan ini di khususkan untuk murid kelas satu dan dua, kegiatan nya
berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan, setelah itu dilanjutkan
dengan pemeriksaan buta warna, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan telinga.
Kegiatan ini juga di bantu oleh tenaga Dokter kecil sekolah yang di bawah
naungi oleh Puseksmas Medan Denai.
Setelah itu mahasiswa melanjutkan kegiatan dengan penyuluhan cara
menyikat gigi dan mencuci tangan kepada murid-murid yang di sampaikan
oleh Munadiah karimah arda dan Diki sanjaya. Setelah itu di lanjutkan
dengan foto bersama murid-murid.
Setelah kegiatan di sekolah selesai mahasiswa kembali ke puskesmas
dan melanjutkan kegiatan di poli masing-masing sampai dengan pukul 14.30
WIB.
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Kesimpulan :
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
d. Pencemaran Lingkungan
3) Kegiatan manusia
6) Menurut perutukannya.
e. Kerusakan Lingkungan
f. Pencemaran Udara
s
u
m
b
Gambar 6.2.1 Larva Aedes aegypti Gambar 6.2.2 Larva Aedes albopictus
Larva mengambil makanannya di dasar TPA – sehingga disebut
bottom feeder, dan mengambil oksigen dari udara. Larva Aedes aegypti dapat
hidup di wadah yang mengandung air dengan pH 5,8-8,6 dan tahan terhadap
air dengan kadar garam 10-59,5 mg klor/liter. Larva instar IV dalam waktu
kurang lebih 2 hari melakukan pengelupasan kulit untuk tumbuh menjadi
pupa.
3. Stadium Pupa
Pupa terdiri dari sefalotoraks, abdomen, dan kaki pengayuh.
Sefalotoraks memiliki sepasang corong pernapasan yang berbentuk segitiga.
4. Stadium Dewasa
Setelah berumur 1-2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa jantan atau
betina.
Aedes aegypti dewasa mempunyai ciri-ciri morfologi yang khas yaitu:
1. Berukuran lebih kecil daripada nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus)
dan ujung abdomennya lancip
2. Berwarna dasar hitam dengan belang-belang putih di bagian badan dan
kaki
6.2.6 Penularan
Penularan penyakit demam berdarah dengue umumnya
ditularkanmelalui gigitan nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat
jugaditularkan oleh Aedes albopictus yang hidup di kebun. Kedua jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-
tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Orang
yang kemasukan virus dengue untuk pertama kali, umumnya hanya menderita
sakit demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda dan gejala yang
tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama sekali
(asimtomatis). Penderita demam dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tetapi apabila orang sebelumnya sudah
pernah kemasukan virus dengue, kemudian kemasukan virus dengue dengan
virus tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah
dengue (teori infeksi sekunder) (Ratuti, 2012)
Tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD (Depkes RI,
2005) adalah wilayah yang banyak kasus DBD (endemis), tempat tempat
umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari
berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa virus
dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain sekolah, rumah sakit
atau puskesmas, tempat umum lainnya seperti hotel, pertokoan, pasar,
restoran, dan tempat ibadah, pemukiman baru dipinggir kota.
6.2.7 Klasifikasi
Klarifikasi Pembagian Derajat menurut (Soegijanto,2006):
a. Derajat I : Demam dengan uji tourniquet positif.
b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya
dikulit atau perdarahan lain.
c. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak
disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi
6.2.7 Penatalaksanaan
Untuk penderita tersangka DF/DHF sebaiknya dirawat dikamar yang
bebas nyamuk (berkelambu) untuk membatasi penyebaran. Perawatan kita
berikan sesuai dengan masalah yang ada pada penderita sesuai dengan
beratnya penyakit.
a. Derajat I: terdapat gangguan kebutuhan nutrisi dan keseimbangan
elektrolit karena adanya muntah, anorexsia. Gangguan rasa nyaman
karena demam, nyeri epigastrium, dan perputaran bola mata.
Perawatan: istirahat baring, makanan lunak (bila belum ada nafsu makan
dianjurkan minum yang banyak 1500-2000 cc/hari), diberi kompre
dingin, memantau keadaan umum, suhu, tensi, nadi dan perdarahan,
diperiksakan Hb, Ht, dan thrombosit, pemberian obat-obat antipiretik dan
antibiotic bila dikuatirkan akan terjadi infeksi sekunder.
b. Derajat II: peningkatan kerja jantung adanya epitaxsis melena dan
hemaesis.
Perawatan : bila terjadi epitaxsis darah dibersihkan dan pasang tampon
sementara, bila penderita sadar boleh diberi makan dalam bentuk lemak
tetapi bila terjadi hematemesis harus dipuaskan dulu, mengatur posisi
kepala dimiringkan agar tidak terjadi aspirasi, bila perut kembung besar
dipasang maag slang, sedapat mungkin membatasi terjadi pendarahan,
jangan sering ditusuk, pengobatan diberikan sesuai dengan intruksi dokter,
perhatikan teknik-teknik pemasangan infus, jangan menambah
pendarahan, tetap diobservasi keadaan umum, suhu, nadi, tensi dan
pendarahannya, semua kejadian dicatat dalam catatan keperawatan, bila
keadaan memburuk segera lapor dokter.
c. Derajat III: terdapat gangguan kebutuhan O2 karena kerja jantung
menurun, penderita mengalami pre shock/ shock.
Perawatan: mengatur posisi tidur penderita, tidurkan dengan posisi
terlentang denang kepala extensi, membuka jalan nafas dengan cara
pakaian yang ketat dilonggarkan,bila ada lender dibersihkan dari mulut
dan hidung, beri oksigen, diawasi terus-meneris dan jangan ditinggal
pergi, kalau pendarahan banyak (Hb turun) mungkin berikan transfusi
atas izin dokter, bila penderita tidak sadar diatur selang selin perhatian
kebersihan kulit juga pakaian bersih dan kering.
6.2.8 Komplikasi
a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok
yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi
pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolic seperti
hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab
terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara,
maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh thrombosis pembuluh
darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravascular yang
menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar
darah otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan
dengan kegagalan hati akut.
Pada ensefalopati cenderung terjadi oadem otak danalkalosis,
maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HC03-dan jumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan
laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) :
glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi oadem otak diberikan
dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat
perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan.
Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10
mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan >80 mg. Mencegah
terjadinya peningkatan tekanan intracranial dengan mengurangi
jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan
elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang
adekuat. Untuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan
neomisin dan laktulosa.Usahakan tidak memberikan obat-obat yang
tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi
beban detoksifikasi obat dalam hati.Transfusi darah segar atau
6.2.9 Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik
secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan
pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak
dapat berkembang biak. Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan:
a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air
sekurang- kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atasdasar
pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi
nyamuk adalah 7-10 hari.
b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, dan tempat
air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada
tempat-tempat tersebut.
c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung
setidaknya seminggu sekali.
d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang barang
bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya
jentik-jentik nyamuk, seperti sampah keleng, botol pecah, dan
ember plastik.
e. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bamboo
dangan menggunakan tanah.
f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta
membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh
sampah-sampah dari daun.
2. Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan
nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan.
3. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta
pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan
kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan atau fogging
dengan menggunakan mal athion dan fenthion yang berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan aedes aegypti sampai batas tertentu,
memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti
gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.
Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit
DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita
sebut dengan istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air,
menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali serta menimbun sempah-sampah dan lubang-lubang pohon
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan
Kesehatan Lingkungan dan penyuluhan DBD masih menjadi masalah
dipuskesmas Medan Denai. Masalah yang terkait dengan Kesehatan
Lingkungan dan penyuluhan DBD yaitu kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan bersih dan
sehat, pentingnya menggunakan jamban sehat dan pentingnya 3M.
Beberapa kegiatan kewaspadaan yang dapat dilakukan adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M), diantaranya adalah menguras dan
menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air,
mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian
PSN 3M dapat diiringi dengan kegiatan plus lain, seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di kamar,
memasang kawat kasa, menaburkan larvasida pada tempat yang sulit dikuras,
dan penggunaan repellent selama beraktivitas.
7.2. Saran
2. Bagi masyarakat :
a. Berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dalam upaya meningkatkan
kesehatan.
b. Mengubah perilaku masyarakat dengan 3M
c. Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya meningkatkan
pengetahuan, kemampuan untuk meningkatkan kesehatan.