Engineering. Pengetahuan tersebut, yang tentu saja sangat luas, sangat berperan penting
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan memajukan umat
dipahaminya perilaku gempa bumi (yang selanjutnya disebut gempa), misalnya dengan
pemetaan gempa yang lebih baik, semakin berkembangnya Structural Engineering dan lain-
lain. Pada tulisan ini, hal yang akan dibahas adalah salah satu bagian yang sangat penting
dalam Earthquake Engineering (dan Structural Engineering juga tentunya) yaitu perencanaan
respons spektrum.
Respons spektrum adalah suatu spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik/plot
antara periode getar struktur T, lawan respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman
(spectral displacement, SD) kecepatan maksimum (spectral velocity, SV) atau percepatan
maksimum (spectral acceleration, SA) massa struktur single degree of freedom (SDOF),
(Widodo, 2001). Spektrum percepatan akan berhubungan dengan gaya geser maksimum yang
bekerja pada dasar struktur. Terdapat dua macam respons spektrum yang ada yaitu respons
spektrum elastik dan respons spektrum inelastik. Spektrum elastik adalah suatu spektrum
respons spektrum yang didasarkan atas respon elastik suatu struktur, sedangkan spektrum
inelastik (juga disebut desain respons spektrum) adalah respon spektrum yang
Sebagaimana diketahui, SNI gempa Indonesia yang terakhir adalah SNI-1726-2002, Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, yang mana pada saat tulisan ini
dibuat (28 Maret 2011), RSNI-1726-2010 (atau RSNI-1726-2011 ???) sedang dalam proses
pembahasan. Sebagaimana diketahui, SNI-1726-2002 mengacu pada UBC 1997 yang
menggunakan gempa 500 tahun (10 % terlampaui dalam 50 tahun umur bangunan),
sedangkan peraturan-peraturan gempa modern sudah menggunakan gempa 2500 tahun (2%
terlampaui dalam 50 tahun umur bangunan) seperti pada NEHRP 1997 dst, ASCE 7-98 dst dan
IBC 2000 dst, sedangkan RSNI-1726-2010 mengacu pada ASCE 7-10 (Imran, 2010).
Salah satu perbedaan lain yang mendasar adalah, penggunaan gempa 2500 tahun,
yang didesain untuk menghindari keruntuhan pada Maximum Considered Earthquake (MCE)
dibandingkan dengan gempa 500 tahun (pada UBC misalnya) yang menyediakan kondisi life
Peta gempa 2500 tahun tersebut dibuat dengan suatu estimasi faktor aman minimum
sebesar 1,5 sehingga dalam analisis akan digunakan nilai 2/3 (1/1,5) yang artinya, jika suatu
struktur terkena suatu gempa 1,5 kali lebih besar dari gempa rencana, maka kecil
kemungkinan struktur tersebut untuk runtuh (Naeim, 2001). Akan tetapi, faktor aman
sesungguh nya masih dipengaruhi oleh tipe struktur, detailing, dan lain-lain (Bozorgnia and
Bertero, 2004).
dikenai gempa besar yang relatif jarang terjadi (gempa 2500 tahun) serta faktor aman 1,5
terhadap keruntuhan maka ASCE (dan IBC serta NEHRP) mendefinisikan desain gerakan tanah
sebagai 1/1,5 (atau 2/3) kali gempa 2500 tahun (Naeim, 2001).
Penggunaan percepatan 0,2 detik dan 1,0 detik adalah karena pada interval 0,2 detik
dan 1,0 detik mengandung energi gempa terbesar (AISC, 2005), selain itu, periode 0,2 detik
umumnya mewakili periode getar struktur terpendek (bangunan 2 tingkat) yang direncanakan
menurut ketentuan ASCE yang telah mempertimbangkan efek dari tanah, goyangan pada
pondasi dan faktor lain yang biasanya diabaikan dalam analisis struktur (Taranath, 2010).
Respons spektrum pada ASCE mengacu pada respon spektrum elastic, yang direduksi
dengan suatu nilai R dan redaman 5% (FEMA 451B, 2007). Penggunaan nilai R tersebut
diperhitungkan terhadap:
Redundansi
Gambar 5. Peta respon spektra percepatan 1,0 detik (S1) terlampaui 2% dalam
50 tahun (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010)
Berikut adalah contoh perencanaan respons spektrum sesuai ASCE 7-10.
Data (Peta Hazard Gempa Indonesia 2010) :
Gambar 6. Peta respon spektra percepatan 0,2 detik (Ss) terlampaui 2% dalam
50 tahun wilayah Meulaboh & Banda Aceh (Kementerian Pekerjaan Umum,
2010)
Gambar 7. Peta respon spektra percepatan 1,0 detik (S1) terlampaui 2% dalam
50 tahun wilayah Meulaboh & Banda Aceh (Kementerian Pekerjaan Umum,
2010)
Dari peta diatas, didapat :
2.ASCE Standard ASCE/SEI. (2010). Minimum Design Loads for Buildings and Other
4.Farzad Naeim. (2001). The Seismic Design Handbook, 2nd ed. Kluwer Academic
Publishers. Boston.
5.FEMA 451B. (2007). NEHRP Recommended Provisions for New Buildings & Other
Dubai.
Jakarta.
9.Taranath, B.S. (2010). Reinforced Concrete Design of Tall Buildings. CRC Press.
New York.