1842 3594 1 SM PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

FOTOELEKTROKATALISIS KROMIUM (VI) MENJADI KROMIUM


(III) DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA
TIMBAL DIOKSIDA (PbO2)
Muhamad Perdana, Didik Setiyo Widodo. M.Si, Nor Basid A. Prasetya, S.Si., M.Sc
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang 50275, Telepon (024) 7474754

Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang fotoelektrokatalisis kromium (VI) menjadi


kromium (III) dengan menggunakan elektroda timbal dioksida (PbO2). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan elektroda PbO2 dalam fotoelektrokatalisis
kromium (VI) menjadi kromium (III) pada waktu minimum dan untuk mengetahui pH larutan
terbaik untuk proses tersebut. Metode penelitian dari penelitian ini adalah pengukuran
panjang gelombang maksimum, penentuan potensial aplikasi, fotoelektrokatalisis pada
potensial tetap 5 volt dengan variasi waktu, fotoelektrokatalisis pada potensial tetap 5 volt
dan waktu tetap dengan variasi pH, analisis dengan menggunakan UV-Vis. Hasil penelitian
menunjukkan pH terbaik untuk fotoelektrokatalisis adalah pada pH 2 dengan waktu minimum
yang diperlukan adalah 6 jam menghasilkan persen reduksi sebesar 82 %. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa dalam larutan asam proses fotoelektrokatalisis akan berlangsung dengan
baik.

Kata kunci: fotoelektrokatalisis, kromium (VI), kromium (III), elektroda timbal dioksida
(PbO2)

PENDAHULUAN kromium (III) mudah diendapkan atau


Ketatnya peraturan mengenai limbah diabsorbsi oleh senyawa-senyawa organik
industri serta tuntutan untuk mewujudkan dan anorganik pada pH netral atau alkali
pembangunan yang berwawasan (Kimbrough dkk., 1999); (Slamet, 1999);
lingkungan, menyebabkan teknologi dan (Khalil dkk., 1998).
pengolahan limbah yang efektif dan efisien Beberapa upaya pengolahan limbah
menjadi sangat penting untuk dilakukan. kromium (VI) yang telah dilakukan seperti
Salah satu limbah yang berbahaya adalah reduksi kimia, pertukaran ion, adsorpsi
limbah logam berat kromium (VI) yang dengan batubara, atau karbon aktif dan
biasanya berasal dari industri pelapisan reduksi dengan bantuan bakteri memiliki
logam (electroplating), industri cat atau kelemahan yaitu diperlukannya energi
pigmen dan industri penyamakan kulit yang sangat tinggi dan atau bahan kimia
(leather tanning). Limbah kromium (VI) yang sangat banyak (Slamet dkk., 2002)
menjadi populer karena sifatnya yang dan (Khalil dkk., 1998), sedangkan untuk
karsinogenik. Kromium terdapat di alam proses katalis memerlukan waktu yang
dalam dua bentuk oksida, yaitu oksida cukup lama (Slamet dkk., 2003).
kromium (III) dan kromium (VI). Kelemahan inilah yang membuat metode
Tingkat toksisitas kromium (VI) fotoelektrokatalisis lebih prospektif dan
sekitar 100 kali dibandingkan dengan menjanjikan untuk diterapkan.
kromium (III) sehingga kromium (VI) Menurut Li dkk. (2006) katalis PbO2
harus di reduksi menjadi kromium (III) dapat digunakan sebagai elektroda pada
untuk menurunkan toksisitasnya. Kromium proses fotoelektrokatalisis karena proses
(VI) mudah larut dalam air dan elektrolisis dan fotokatalisis dapat terjadi
membentuk divalent oxyanion yaitu secara bersamaan. Timbal dioksida
2-
chromate chrom (CrO4 ) dan dicromate memiliki energi celah sebesar 1,5 eV
2- (Heinemann dkk., 1995). Besarnya energi
(Cr2O7 ) sedangkan kromium trivalent/
11
Chem Info
Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

celah (Eg) diantara pita valensi dan pita HASIL DAN PEMBAHASAN
konduksi sangat menentukan karakter Fotoelektrokatalisis Pelarut dan
bahan semikonduktor dalam hal kebutuhan Penentuan Potensial Aplikasi
energi. Fotoelektrokatalisis pelarut
dikerjakan dengan melakukan variasi
METODE PENELITIAN potensial selama fotoelektrokatalisis
Fotoelektrokatalisis Pelarut dan berlangsung. Arus yang mengalir di dalam
Penentuan Potensial Aplikasi sistem elektrolisis pada potensial tertentu
Na2SO4 sebanyak 1,42 gram dicatat dan digambarkan sebagai kurva
dilarutkan dengan akuades sampai 100 mL potensial terhadap arus. Kurva ini
kemudian digojok dan dilakukan memberikan informasi tentang ranah
pengukuran arus dengan variasi potensial elektroaktif sistem pelarut berair pada pH
listrik menggunakan elektroda PbO2. tertentu. Sistem ini terdiri atas akuades dan
Langkah selanjutnya sebanyak 1,42 gram elektrolit pendukung (Na2SO4) tempat
Na2SO4 ditambah dengan sampel elektroda PbO2 tercelup. Rentang potensial
dilarutkan dengan akuades sampai 100 mL ini menggambarkan tingkat energi yang
kemudian digojok dan dilakukan setara dengan energi yang diperlukan
pengukuran arus dengan variasi potensial untuk berlangsungnya proses transfer
listrik menggunakan elektroda PbO2. elektron. Besar dan lebar rentang potensial
ini bersifat khusus untuk setiap pelarut dan
dalam penerapannya bergantung pula pada
Fotoelektrokatalisis Sampel Kromium komposisi sistem elektrolit pendukung dan
(VI) pada Potensial Terkontrol dengan sifat alami elektroda kerja PbO2. Rentang
Variasi Waktu
potensial ini memberikan batas informasi
Untuk menentukan waktu terbesar pemberian potensial pada tahap
minimum fotoelektrokatalisis pada sampel elektrolisis selanjutnya. Hal tersebut
kromium (VI), dilakukan bertujuan supaya kajian elektrolisis tidak
fotoelektrokatalisis pada potensial diganggu dengan komplikasi reaksi yang
terkontrol dengan variasi waktu dan bisa terjadi pada daerah potensial yang
absorbansi sebagai parameter yang diukur. lebih besar.
Fotoelektrokatalisis dilakukan selama 10 Fotoelektrokatalisis larutan
jam dan absorbansi diukur setiap 1 jam Kromium (VI) dikerjakan pada harga
fotoelektrokatalisis.
potensial yang masuk dalam ranah
elektroaktif pelarut akuades.
Fotoelektrokatalisis Sampel Kromium Fotoelektrokatalisis yang dilakukan di luar
(VI) pada Potensial Terkontrol dan daerah ini akan mengakibatkan pelarut
waktu terkontrol dengan Variasi pH yang digunakan ikut terelektrolisis
Untuk menentukan pH yang baik sehingga mekanisme fotoelektrokimia
untuk fotoelektrokatalisis pada sampel yang dikaji menjadi bertambah rumit
kromium (VI), dilakukan karena adanya kompetisi dan campur
fotoelektrokatalisis pada potensial tangan reaksi kimia produk atau spesi
terkontrol dengan variasi pH dan kimia yang terbentuk selama proses
absorbansi sebagai parameter yang diukur. fotoelektrokatalisis pelarut. Selain itu,
Fotoelektrokatalisis dilakukan pada range untuk meningkatkan daya hantar listrik
pH 1, 2, 4, 7 dan 9. diperlukan penambahan larutan yang
mempunyai daya hantar listrik yang baik
tetapi merupakan larutan inert sehingga
proses fotoelektrokatalisis tidak terganggu
karena keberadaan senyawa lain. Fungsi
utama pengunaan larutan elektrolit

12
Chem Info
Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

pendukung ini adalah untuk menyediakan didapat (absorbansi) kemudian


media penghantaran listrik dan digambarkan sebagai kurva waktu
mempertahankan daya hantar listrik terhadap absorbansi. Dalam proses
selama elektrolisis terjaga konstan. fotoelektrokatalisis ini digunakan Na2SO4
Menurut Li dkk. (2006), skema sebagai elektrolit pendukung. Larutan
reaksi yang terjadi di permukaan anoda Na2SO4 ini merupakan elektrolit kuat
PbO2 adalah sebagai berikut: yang dapat terionisasi sempurna dalam
. + -
larutan berair sehingga sangat baik untuk
PbO2[ ] + H2O PbO2[ OH] + H + e .....(4) elektrolit pendukung.
. . + - Elektrolit pendukung yang baik
PbO2[ OH] + R PbO2[ ] + R + H + e .....(5)
harus bersifat inert sehingga proses
fotoelektrokatalis belangsung dengan baik.
Yang dimaksud dengan inert adalah
senyawa ini tidak mengalami reduksi atau
oksidasi dan tidak bereaksi dengan analit
dalam hal ini adalah kromium (VI)
sehingga tidak mengganggu proses
fotoelektrokatalisis. Karena jika terjadi
reaksi tersebut maka energi yang
seharusnya untuk reduksi kromium (VI)
akan terpakai dan efisiensi produk kecil.
Gambar 1 memberikan informasi
Gambar 1 Kurva hubungan antara arus tentang hubungan antara lama waktu
dan potensial aplikasi dalam elektrolisis fotoelektrokatalisis dengan absorbansi
sistem pelarut (blanko) dan sampel dengan sampel, selain itu juga diperoleh informasi
elektroda PbO2 tentang waktu minimum
fotoelektrokatalisis sampel kromium (VI).
Gambar 1 memberikan informasi Ketika elektroda dihubungkan dengan
rentang potensial fotoelektrokatalisis untuk sumber arus listrik maka elektron akan
proses fotoelektrokatalisis selanjutnya. mengalir ke anoda dan katoda maka
Rentang potensial diperoleh dengan elektron akan mengalir ke katoda maupun
menentukan titik belok kurva. Dari kurva anoda ke katoda. Elektron yang mengalir
+
di atas diperoleh rentang potensial 3,57-5,6 itu ditangkap oleh ion Na lebih besar
volt. Potensial aplikasi selanjutnya daripada H2O, maka di katoda yang
ditetapkan sebesar 5,0 volt dan dijaga mengalami reaksi reduksi adalah H2O (E°
konstan selama proses.
Na+/Na = -2,71 V dan E° H2O/OH- = -0,83
V). Reaksi yang terjadi di katoda merupakan
Fotoelektrokatalisis Sampel Kromium reaksi reduksi, yaitu
(VI) pada Potensial Terkontrol dengan -  -
a. 2H2O (l) + 2e H2(g) + 2OH ....... (6)
Variasi Waktu + -
Untuk menentukan waktu minimum b. 2H (aq) + 2e H2(g).......................(7)
fotoelektrokatalisisis pada sampel Reaksi yang terjadi pada anoda adalah
kromium (VI), dilakukan proses oksidasi dan pemecahan H2O
fotoelektrokatalisisis pada potensial sehingga dapat memproduksi elektron
terkontrol dan pH terkontrol dengan yang digunakan untuk mereduksi kromium
variasi waktu dan absorbansi sebagai (VI) menjadi kromium (III). Selain proses
parameter yang diukur. pemecahan H2O elektron juga diproduksi
Fotoelektrokatalisisis dilakukan selama 10 dari H2O yang terserap di permukaan
jam dan absorbansi diukur setiap 60 menit elektroda PbO2.
fotoelektrokatalisis. Data yang

13
Chem Info
Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

+ -
a. 2H2O (l) O2(g) + 4H (aq) + 4e .............. (8) Untuk mengetahui adanya
 + -
b. PbO2[ ] + H2O PbO2[*OH] + H + e ...(9) pengurangan konsentrasi kromium (IV)
 - setelah elektrolisis maka dilakukan analisis
PbO2[*OH] + R PbO2[ ] + R* + e ...(10)
dengan menggunakan spektrofometer UV-
Hidroksil yang terbentuk pada reaksi di Vis pada panjang gelombang kromium
atas berperan untuk memperbesar peluang (VI) yaitu 544 nm. Pemilihan instrumen
terjadinya reaksi reduksi pada substrat atau ini dikarenakan kromium (VI) memiliki
sampel dalam hal ini adalah kromium (VI) panjang gelombang pada rentang 450 nm-
sebagaimana skema reaksi dibawah ini: 650 nm. Kemampuan suatu larutan dalam
menyerap intensitas sinar dengan panjang
gelombang tertentu, terkait dengan
kemampuan suatu spesies kimia khususnya
molekul-molekul untuk memberdayakan
energi pada panjang gelombang tersebut
untuk melakukan suatu transisi elektronik.
Semakin banyak spesies kimia yang
memiliki kemampuan menyerap energi
yang terkandung maka akan semakin
banyak intensitas sinar yang diserap oleh
Gambar 2 Skema reduksi kromium (VI) sistem larutan.
dengan *OH

Pada gambar 2 skema reaksi di atas


terlihat bahwa kromium (VI) berada dalam
siklus reduksi atau oksidasi dengan Cr (III)
dalam sistem yang mengandung radikal
OH (Alok dan Wonyong 2011). 2
Pemakaian dengan siklus ini pengaturan y = 0.0041x - 0.0836x + 0.4652 R²
= 0.8026
pH asam dapat dimungkinkan terjadinya
peningkatan reduksi Cr (VI) menjadi Cr
(III).
Pada proses fotokatalisis yang Gambar 3 Kurva hubungan antara waktu
terjadi dalam proses ini molekul oksigen dan absorbansi dalam elektrolisis sampel
yang teradsorpsi pada permukaan dengan variasi waktu pada potensial 5 volt
semikonduktor bertindak sebagai akseptor
elektron, sedangkan molekul air yang Dari kurva tersebut didapat
teradsorpsi dan anion hidroksil bertindak
informasi bahwa penggunaan PbO2
sebagai donor elektron, yang mengarah
sebagai anoda menyebabkan waktu
pada pembentukan *OH radikal yang minimal untuk fotoelektrokatalisis sampel
mempunyai daya oksidasi yang sangat kromium (VI) adalah 7 jam. Elektroda
kuat (Silva 2008). Proses secara yang digunakan pada proses
keseluruhan adalah sebagai berikut: fotoelektrokatalisis ini yaitu elektroda
timbal dioksida (PbO2) pada anoda dan
- +
SC(Semiconductor)+ hv SC (e CB + h VB) katoda. Penggunaan PbO2 sebagai
- -
SC (e CB ) + (O2) ads SC + (O2* )
+
SC (h VB) + (H2O)ads SC + (HO*)ads + (H )ads
+ elektroda adalah PbO2 mudah diperoleh
+
SC (h VB ) + (HO )
-
SC + (HO*) ads dan sangat baik digunakan untuk oksidasi
+ + dalam proses elektrolisis. Elektroda ini
SC(h VB) + Mads SC + (M* )
(HO*)ads + Mads Intermediate bersifat inert dalam proses transfer
Mineralization elektron dan mempunyai luas permukaan
yang besar (struktur berpori pada

14
Chem Info
Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

permukaan). Selain itu pula mempunyai spesies yang dominan adalah 2-kromium
sifat elektrokatalisis sehingga dapat (VI). Pada kondisi ini Cr2O7 berada
-
mempercepat proses fotoelektrokatalisisis. dalam kesetimbangan dengan HCrO4
Efektifitas penggunaan PbO2 sebagai sebagaimana disajikan pada gambar 5.
anoda disebabkan karena PbO2 mampu
memproduksi elektron dari pemecahan air
oleh anoda dan dari H2O di permukaan
elektroda. Elektron-elektron tersebut
mampu mereduksi sampel kromium (VI)
menjadi kromium (III).
Cr2O7 (aq) + 14 H3O(aq) + 6e ⇌ 2Cr (aq) + 21
2- 3+

H2O(l) ...................................................... (12)

Fotoelektrokatalisis Sampel Kromium


(VI) pada Potensial Terkontrol dan
waktu terkontrol dengan Variasi pH
Untuk mengkaji pengaruh pH larutan Gambar 5 Diagram Pourbaix kromiu (VI)
fotoelektrokatalisis pada sampel kromium
(VI), dilakukan proses pada potensial Tampak pada gambar 5 pada pH
2-
terkontrol dengan variasi pH dan asam Cr2O7 hadir bersama-sama dengan
-
absorbansi sebagai parameter yang diukur. HCrO4 sebagaimana bersesuaian dengan
Fotoelektrokatalisisis dilakukan pada diagram spesiasi kromium (VI) pada
rentang pH 1,2,4,7 dan 9. Data yang gambar IV.6 dengan memperhatikan data
didapat (absorbansi) kemudian potensial reduksi pada kedua spesies,
digambarkan sebagai kurva pH terhadap yaitu:
Cr2O7 + 14 H + 6 e ⇌ 2 Cr + 7 H2O E° =
2– + 3+
absorbansi. Kurva ini memberikan
informasi bahwa pada pH yang lebih asam 1,360 ..................................... (13)
HCrO4 + 7 H + 3 e ⇌ Cr + 4 H2O
– + 3+
akan menghasilkan proses yang lebih baik. E° =
1,350 ..................................... (14)

Maka proses reduksi kromium (VI)


menjadi kromium (III) pada pH semakin
asam berasal dari kedua spesies, sehingga
reduksi kromium (VI) semakin besar.
Absorbansi

pH

Gambar 4 Kurva hubungan antara pH dan Gambar 6 Diagram spesiasi dari kromium
penurunan absorbansi dalam (VI) (konsentrasi Kromium (VI) = 1,0
fotoelektrokatalisis sampel dengan variasi mg/L kekuatan ion sekitar 0.01 M)
pH pada potensial 5 volt
Dalam gambar diagram spesiasi
Kondisi ini sesuai dengan spesiasi kromium (VI) (Kumral, 2007) terlihat
kromium (VI) bahwa pada pH asam
15
Chem Info
Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

-
bahwa pada pH asam konsentrasi HCrO4 Bard, A.J dan Faulkner, L.R, 1980,
mempunyai konsentrasi tertinggi Electrochemical Methods, John
dibandingkan spesiasi lainnya sehingga Wiley and Sons, New York.
dapat disimpulkan fotoelektrokatalisis Buchari, 1990, Analisis Instrumental:
kromium (VI) baik berlangsung pada pH Tinjauan Umum dan Analisis
asam. Elektrometri, FMIPA ITB, Bandung.
Bokare, A.D. dan Choi Wonyong., 2011,
Advanced Oxidation Process Based
4
y = -0.3578x + 5.8116x -
3 on the Cr (III) / Cr (VI) Redox
% R² = 0.9706 Cycle. “Enviromental Science &
2
32.482x + 76.804x Technology, 45, 9332-9338. Pohang.
D. E. Kimbrough, Y. Cohen, A. M. Winer,
% reduksi ansi absorb L. Creelman, dan C. Mabuni., 1999,
A critical assessment of chromium in
the environment, Critical Reviews in
Environmental Science and
waktu t Technology, vol. 29, no. 1, pp. 1–46,
1999.
Day, R.A dan Underwood, A.L, 2000,
Gambar 7 Kurva hubungan antara waktu
dan absorbansi dalam fotoelektrokatalisis Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga,
sampel dengan variasi waktu pada Jakarta, 390-392.
potensial 5 volt dan pH asam (pH 2) Dogra S, dan Dogra, S, ab. Umar
Mansyur, 1990, Kimia Fisik Cetakan
I, UI Press, Jakarta, 511.
Dari kurva tersebut didapat
informasi bahwa dengan pengaturan pH Kumral, Elif., 2007, Speciation of
menjadi asam menyebabkan waktu Chromium In Waters Via Sol Gel
fotoelektrokatalisis menjadi lebih baik lagi Preconsentration Prior to Atomic
dari sebelumnya 7 jam menjadi 6 jam. Spectrofotometric Determination,
Izmir, Turkey.
KESIMPULAN Fry, A.J, 1989, Synthetic Organik
1. Limbah kromium (VI) dapat direduksi Electrochemistry, edisi ke-2, John
menjadi kromium (III) dengan Wiley & Sons, New York.
menggunakan fotoelektrokatalisis Fuller, S, 1995, Rocks and Minerals
dengan elektroda PbO2. (Fredly Pocket Guide), Downly
2. Fotoelektrokatalisis limbah kromium Leadership, London, 136-139.
Gunlazuardi, J. 1999, Studi Pemanfaatan
(VI) menggunakan elektroda PbO2
Fotoelektrokatalisis Dengan
dengan volume 100 mL dan voltase 5
volt baik dilaksanakan pada pH 2 dan Menggunakan Lapisan Tipis
dilakukan selama 6 jam. Titanium Dioksida Untuk
Detoksifikasi Air, FMIPA UI,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta
Ackerley, D.F, Gonzales.C.F, Park, C.H, Gunlazuardi, J., 2001., Fotokatalis Pada
Blake,R. Keyhan,M. dan Martin,A., Permukaan TiO2, Aspek
2004, Chromat reducing Properties Fundamental dan Aplikasinya,
of Soluble Flavoprotein from FMIPA UI, Jakarta.
Pseudomonas Putida and Escherichia Hendayana, S., 1994, Kimia Analitik
Coli. Applied and Enviromental Instrumen, IKIP Semarang Press,
Biology , 70.(2) : 873-882 Semarang.

16
Chem Info
Vol 1, No 1, Hal 11 – 17, 2013

Heinemann, M., Haas, C., Terpstra, H, J., Petrokimia, Universitas Indonesia,


dan de Groot, R, A., 1995, Electronic Depok, Jakarta
structure of ß-PbO2 and its relation Sugiyarto, H.K., dan Suyanti D.R. 2010,
with BaPbO3: Physical review B. Kimia Anorganik Logam,
The American Physical Society: The Yogyakarta : Graha Ilmu
Int.J., Vol 52 , no 16 Upreti, R.K., Srivastha,R., dan
Ismunandar, 2004, Padatan Oksida Logam, Chaturvedi,U.C., 2004. Gut
Struktur, Sintesis, dan sifat-sifatnya, Microflora & Toxic Metal:
Dep. Kimia Fmipa ITB, Bandung. Chromium (VI) as a Model , Indian
Khalil, L.B., Mourad, W., Rophael, M.W., Journal Medicine Res. 119.2004: 49-
1998, Photocatalytic reduction of 59
environmental pollutant Cr(VI) over
some semiconductors under
UV/visible light illumination Appl.
Catal. B: Environ. 17 267.
Li, J., Zheng, L., Li, L., Shi, G dan Xian,
Y, 2006, Photoelectro-Synergistic
Catalysis at Ti/TiO2/PbO2 Electrode
and Its Application on Determination
of Chemical Oxygen Demand,
Shanghai, China.
Lowe, K.L., Fliflet, R.E.,Tonny Le., Little,
B.J, dan Meehan, J.J., 2002
Chromium Tolerant Microbial
Communities from The Chesapake
Bay Watershed. Virginia Journal of
science .53.(3): 142-155
Mulyani. B. 2004. Analisis Variasi
Biomassa Saccharomycess
cerevisieae Terhadap Serapan
Logam Krom . Sain Mat. 2 (4) 1-9
Palar, H., 1994. Pencemaran dan Toksilogi
Logam Berat, jakarta: Rineka Cipta.
Rahman, M.U., Gul,S., UlHaq, M.Z.,
2007. Reduction of Chromium (VI)
by Locally Isolated pseudeumonas sp
. C171 . Turkey Journal Biol .31.\:
161-166
Silva, C.S.C.G., 2008. Synthesis,
Spectroscopy and Characterization
of Titanium Dioxide Based
Photocatalysts for the Degradative
Oxidation of Organic Pollutants.,
Departamento de Engenharia
Química, Faculdade de Engenharia,
Universidade do Porto.
Slamet, Riyadi dan Danumulyo W., 2003,
Pengolahan Limbah Logam Berat
Chromium (VI) Dengan Fotokatalis
TiO2, Departemen Teknik Gas dan

17

Anda mungkin juga menyukai