DEFINISI
Gastro enteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan
berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan
atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Arif Muttaqin, 2011).
Gastro enteritis Akut adalah Gastroenteritis Akut (GEA) adalah buang air besar
yang tidak normal atau berbentu ktinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Pada Neonatus frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali sedangkan pada bayi
lebih dari umur satu bulan dan anak frekuensinya lebih dari 3 kali sehari (Behrman, 2000).
2. ETIOLOGI
Hampir sekitar 70-90% penyebab dari diare sudah dapat dipastikan. Secara garis
besar penyebab diare dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung atau factor-faktor
yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare (Sodikin, 2011). Penyebab
diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, diaresekresi (secretori diarrhea) dan diare
osmotic (osmotic diarrhoea). Diare sekresi dapat disebabkan oleh faktor-faktor antara lain
:
a. Infeksi virus, kuman-kuman pathogen, atau penyebab lainya (seperti keadaan gizi,
hygiene, dan sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk, social budaya dan social
ekonomi.
b. Hiperperistaltik usus halus yang disbabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan (seperti
makanan beracun, makanan pedas atau terlalu asam), gangguan psikis (kelakuan,
gugup) gangguan syaraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya
c. Defisiensi imun terutama Sig A (secretary ammunoglobin A) yang mengakibatkan
berlipat ganda bakteri atau flora usus dan jamur (terutama kandida). Diare osmotic
disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kaloriprotein (KKP), bayi berat
badan lahir rendah (Sodikin, 2011).
3. PATOFISIOLOGI
Penyebabutamadiarepadaanakadalahbakteriatauracun (vibrio, e.colli, salmonella,
shigela, capila bacteria, yarsiria, pseudomonas), virus enterovirusparasitcacingdan
protozoa yang kurangbaikataukurangmatang. Kemudianmakanan yang terkontaminasioleh
pathogen tersebut. Dapatjugadisebabkanolehcaramemasak yang
kurangbaikataukurangmatangkemudianmakananmasukpadatraktus gastrointestinal
bersama pathogen(Sodikin, 2011).
MenurutMuttaqin (2011), Peradanganpada gastroenteritis
disebabkanolehinfeksidenganmelakukaninvasipadamukosa,
memproduksienterotoksindanataumemproduksisitotoksin.
Mekanismeinimenghasilkanpeningkatansekresicairandanmenurunkanabsorbsicairansehin
ggaakanterjadidehidrasidanhilangnyanutrisidanelektrolit. MenurutDiskin (2008) di
bukuMuttaqin (2011) adapunmekanismedasar yang menyebabkandiare, meliputihal-
halsebagaiberikut :
a. Gangguanosmotik, dimanaasupanmakananatauzat yang sukardiserapolehmukosa
intestinal
akanmenyebabkantekananosmotikdalamronggaususmeningkatsehinggaterjadipergeser
an air danelektrolitkedalamronggausus. Isi ronggausus yang
berlebihaniniakanmerangsangususuntukmengeluarkannyasehinggatimbuldiare.
b. Responsinflamasimukosa, padaseluruhpermukaan intestinal
akibatproduksienterotoksindariageninfeksimemberikanresponspeningkatanaktivitasse
kresi air danelektrolitolehdindingususkedalamronggausus,
selanjutnyadiaretimbulkarenaterdapatpeningkatanisironggausus.
c. Gangguanmotalitasusus,
terjadinyahiperperistaltikakanmengakibatkanberkurangnyakesempatanususuntukmen
yerapmakanansehinggatimbuldiare,
sebaliknyabilaperistaltikususmenurunakanmengakibatkanbakteritimbulberlebihan
yang selanjutnyadapatmenimbulkandiare pula.Dari
ketigamekanismediatasmenyebabkan :
1) Kehilangan air danelektrolit (terjadidehidrasi yang
mengakibatkangangguankeseimbanganasambasa (asidosismetabolik,
hipokalemia)
2) Gangguangiziakibatkelaparan (masukankurang, pengeluaranbertambah)
3) Hipoglekemia, gangguansirkulasidarah.Pendapat lain menurut Jonas (2003)
padabukuMuttaqin (2011). Selainitu,
diarejugadapatterjadiakibatmasuknyamikroorganismehidupkedalamusussetelahb
erhasilmelewatirintanganasamlambung.
Mikroorganismetersebutberkembangbiak,
kemudianmengeluarkantoksindanakibattoksintersebutterjadihipersekresi yang
selanjutnyaakanmenimbulkandiare. Mikroorganismememproduksitoksin.
enterotoksin yang diproduksiagenbakteri (E.Colidan Vibrio cholera)
akanmemberikanefeklangsungdalampeningkatanpengeluaransekresi air kedalam
lumen gastrointestinal
4. PATHWAY
faktor infeksi F. malabsorbsi F. makanan F. Psikologi
KH,Lemak,Protein
Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
kembang dlm tik diserap
usus
DIARE
Frek. BAB meningkat distensi abdomen
Gangg. Tumbang
5. MANIFESTASI KLINIS
MenurutSodikin (2011), Beberapatandadangejala yang terjadipadakasus gastroenteritis,
antaralain :
a. Bayiatauanakmenjadicengeng, rewel, gelisah
b. Suhubadanmeningkat
c. Nafsumakanberkurangatautidakada
d. Timbuldiare
e. Fesesmakincair, mungiknmengandungdarahdanataulendir
f. Warnafesesberubahmenjadikehijau-hijauankarenabercampurempedu.
g. Muntahbaiksebelummaupunsesudahdiare
h. Terdapatgejaladantandadehidrasi : ubun-ubunbesarcekungpadabayi, tonus ototdan
turgor kulitberkurang, selaputlendirpadamulutdanbibirterlihatkering
i. Beratbadanmenurun
j. Pucat, lema
6. KOMPLIKASI
MenurutSuriyadidanYuliani (2005),
akibatdiaredankehilangancairansertaelektrolitsecaramendadakdapatterjadiberbagaikompli
kasisebagaiberikutdehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik),
hipokalemia, hipokalsemia, cardiac dysrhythmias akibathipokalemidanhipokalsemi,
hiponatremia, syokhipovolemik, danasidosis.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaanpenunjangpadaanakdengangatroenteristisakutmenurut
IDAI (2011) yaitulaboratorium.
Pemeriksaanlaboratoriumlengkappadadiareakutpadaumumnyatidakdiperlukan,
hanyapadakeadaantertentumungkindiperlukanmisalnyapenyebabdasarnyatidakdiketahuiat
auadasebab-sebab lain selaindiareakutataupadapenderitadengandehidrasiberat.
Pemeriksaanlaboratorium yang diperlukanpadadiareakut :
1) Darah:darahlengkap, serum elektrolit, analisa gas darah,
kulturdanteskepekaanterhadapantibiotika.
2) Urine: urine lengkap, kulturdanteskepekaanterhadapantibiotika.
3) Tinja:
a) Pemeriksaanmakroskopik:tinjaperludilakukanpadasemuapenderitadiaremeskipunp
emeriksaanlaboratoriumtidakdilakukan. Tinja yang watery
dantanpamukusataudarahbiasanyadisebabkanolehenterotoksin virus, protozoa,
ataudisebabkanolehinfeksidiluarsaluran gastrointestinal. Tinja yang
mengandungdarahataumukusbisadisebabkaninfeksibakteri yang
menghasilkansitotoksin, bakterienteroinvasif yang
menyebabkanperadanganmukosaatauparasitusus.
b) Pemeriksaanmikroskopik:untukmencariadanyalekositdapatmemberikaninformasit
entangpenyebabdiare, letakanatomissertaadanya proses peradanganmukosa.
Lekositdalamtinjadiproduksisebagairesponterhadapbakteri yang
menyerangmukosakolon.
8. PENATALAKSANAAN
a. PenatalaksanaanUmum
PenatalaksanaanpengobatandiaremenerutHidayat(2006) adalah:Pemberiancairan,
Jeniscairan, Cara memberikancairandanJumlahpemberiannya.
a) CairanPeroral
1) Padakliendengandehidrasiringandansedangdiberikanperoral
berupacairanbersifatNaCldan NaHCO3 danglukosa,
2) Untukdiareakutdankolerapadaanakdiatas 6 bulankadarnatrium 90 mEg/l,
3) Padaanakdibawah 6 bulandengandehidrasiringandansedangkadarnatrium 50-
60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit sedangkan
larutangulagaramdantinjadisebut formula yang tidak lengkap karena banyak
mengandung NaCl dan glukosa.
b) Cairan Parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat dengan rincian sebagai
berikut:
1) Untukanakusia 1 bulan – 2 tahunberatbadan 3-10 kg.
a. 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/menit = 3 tts/kg BB/mnt (infus set
berukuran 1 ml = 15 ttsatau 13 tts / kg BB/mnt (set infus 1ml = 20 tts)
b. 7 jam berikutnya : 12 ml/kg BB/mnt = 3 tts/kg BB/mnt (infus set
berukuran 1ml = 15 tts atau 4 tts/kg BB/menit (set infus 1ml = 20
tetes)
c. 16 jam berikutnya 125 ml/kg BB/menit
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg 1 jam
pertama : 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (1ml = 15 tts) atau 10
tts/kg BB/menit (1ml = 20 tetes)
3) Untuk bayi berat badan lahir rendah Kebutuhan cairan : 250 ml/kg
BB/24jam, jeniscairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½
%.
c) Pengobatan Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg. Jenis Makanan :
1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
takjenuh)
2. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat /nasitim)
3. Susu khusus yang disesuaikan dengan keadaan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantal sedang atau
tak jenuh
9. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Usia pada anak rentan mengalami diare terjadi pada 2 tahun pertama. Insiden paling
tinggi pada umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada
anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar
terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh
terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB dengan frekuensi lebih dari 3 kali, konsistensi cair
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi
encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari
7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka
panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan,
ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada
anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
1) Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2
kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
2) Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan
seterusnya.
3) Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring,
seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
4) Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
1) Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan
keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas
utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa
(meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).
2) Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk
mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan,
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut
harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri
anak.
3) Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri
: Umur 2-3 tahun :
a. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan
(GK)
b. Meniru membuat garis lurus (GH)
c. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
d. Melepasa pakaian sendiri (BM)
9. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar
kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat
> 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus,
minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang >
2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.