Dalam penelitian Vanany, (2015) dengan judul "Perancangan dan Sistem
Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism dengan Studi Kasus pada Hotel X" menguraikan hasil penelitian perancangan sistem pengukuran kinerja pada sebuah perusahaan dalam bisnis hotel dengan model Performance Prism. Selama ini, sistem pengukuran kinerja di Hotel X belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan kembali sistem pengukuran kinerjanya. Dari kondisi objektif hotel X, model yang tepat digunakan adalah model Performance Prism dibanding model lain. Hasil rancangan menunjukkan bahwa stakeholder hotel X meliputi: konsumen, tenaga kerja, supplier, pemilik/investor, serta pemerintah dan masyarakat sekitar lingkungan hotel. Sistem pengukuran kinerja memuat 36 KPI yang meiiputi 6 KPI konsumen, 9 KPI staff manajerial, 9 KPI staff operasional, 4 KPI supplier, 3 KPI pemilik/investor, serta 5 KPI pemerintah dan masyarakat di sekitar lingkungan hotel. Dari hasil implementasi sistem pengukuran kinerja dengan proses scoring system menggunakan metode OMAX menunjukkan nilai current performance indicator yang telah dicapai oleh hotel X adalah sebesar 50,75%. Hasil pengukuran menjadi landasan pihak manajemen mengevaluasi dan menentukan rencana kerja perbaikan sehingga harapan dari semua stakeholder dapat terpenuhi. Penelitian yang kedua yaitu penelitian Romadhon, (2013) dengan judul "Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja RS Widodo Ngawi dengan Balanced Score Card (BSC) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) ". Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perspektif yang paling berpengaruh terhadap kinerja Rumah Sakit Widodo. Dengan menggunakan metode AHP dapat diketahui bahwa perspektif yang menempati urutan pertama yaitu perspektif pelanggan dengan nilai bobot 0,3634. Penelitian yang ketiga yaitu penelitian Chatsani, (2013) dengan judul "Usulan Perancangan Konsep BSC {Balanced Scorecard) Dan AHP {Analytic Hierarchy Process) Untuk Pengukuran Kinerja Pada Riyadi Palace Hotel Surakarta". Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan sistem pengukuran kinerja (SPK) Riyadi Palace Hotel Surakarta yang meliputi perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dikatakan cukup baik dengan menggunakan perancangan konsep Balanced Scorecard fan AHP. Penelitian yang keempat yaitu penelitian tentang pengukuran kinerja telah banyak dilakukan.Chatsani (2005) melakukan penelitian mengenai perancangan pengukuran kinerja dengan metode Balance Scorecard dan AHP untuk mengetahui kinerja ak tual pada Riyadi Palace Hotel sebagai obyek. Dalam analisis tersebut sistem pengukuran kinerja yang dibangun, lebih kepada penjabaran visi dan misi perusahaan yang ingin dicapai. Dengan mengkombinasikan metode Analitical Hierarcy Process maka dapat diperoleh nilai rasio inkonsistensi hingga nilai bobot global tiap perspektif yan dibahas dalam Balance Scorecard . Dari penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa ada beberapa metode yang dilakukan untuk mengukur kinerja pada perusahaan, seperti metode Performance Prism dan Balance Scorecard. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Performance Prism. Metode Performance Prism digunakan karena metode ini model yang berupaya melakukan penyempurnaan terhadap metode sebelumnya seperti Balance Scorecard dan Integrated Peformance Measurent System (IPMS).