Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGALAMAN NEGARA CHINA MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI


Makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Kependudukan
Dosen Pengampu : Ns. Mega Puspa Sari, S.Kep., M.K.M

Disusun oleh :
1. Anisyah Handayani (1905015021)
2. Mochamad Maulana Subagja (1905015129)
3. Nabilah Eka Ramadyni (1905015138)
4. Laila Syarifah Salsabila (1905015273)
5. Sri Wulandari (1905015066)
6. Syahra Shava Kamila (1905015165)

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN


PROGAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayat, dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “PENGALAMAN NEGARA CHINA MENGHADAPI
BONUS DEMOGRAFI” dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Dosen pengampu Ibu Ns. Mega Puspa Sari, S.Kep., M.K.M selaku Dosen pengampu
mata kuliah Dasar Kependudukan yang memberikan tugas untuk menyusun makalah
ini.
2. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk materi dan moril.

Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pengalaman Negara China Menghadapi
Bonus Demografi, selain itu untuk mengetahui dan memahami arti bonus demografi di negara
China tersebut.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 19 Oktober 2019

Penyusun

1|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. 1

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………... 3

1.1.Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 3


1.2.Rumusan Masalah ………………………………………………………………………… 4
1.3.Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… 5

2.1.Definisi Bonus Demografi………………………………………………………………… 5


2.2.Penyebab Terjadinya Bonus Demografi di Negara China………………………………… 5
2.3.Kapan Negara China Menghadapi Bonus Demografi……………………………………. 7
2.4.Persiapan Negara China Menghadapi Bonus Demografi…………………………………. 7
2.5.Kondisi Negara China dalam Menghadapi Bonus Demografi …………………………… 8
2.6.Isu Kritis yang Dihadapi Negara China dalam Menghadapi Bonus Demografi………….. 9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………. 11

3.1.Kesimpulan………………………………………………………………………..………. 11
3.2.Saran ……………………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 12

2|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Transisi demografi yang sangat menguntungkan yaitu, ketika penduduk usia
produktif (15-64) tahun mengalami jumlah terbesar dibandingkan dengan proporsi usia
penduduk non produktif. Karena pada proporsi penduduk ini terdapat suatu keuntungan
yang bisa dinikmati oleh suatu negara sebagai batu loncatan untuk memajukan negara yang
bersangkutan. Di dalam ilmu demografi, disebut dengan bonus demografi. Adanya kondisi
bonus demografi ini, tentu bisa menjadi peluang besar bagi negara untuk memajukan
kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat, apabila masyarakat usia produktif memiliki
sumber daya yang dapat menunjang dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan
negara. Proporsi penduduk selalu berubah dan tidak tetap, hal ini memungkinkan bonus
demografi akan berakhir serta butuh waktu lama dan usaha yang sulit dilakukan untuk
menciptakan proporsi penduduk seperti bonus demografi tersebut. Apabila suatu negara
gagal dalam memanfaatkan bonus demografi ini, maka akan terjadi kerugian yang sangat
besar bagi negara tersebut.
Negara Tiongkok memiliki 34 daerah administrasi tingkat provinsi, di mana 23
provinsi, 5 daerah otonomi, 4 kota setingkat provinsi, dan 2 daerah administrasi khusus.
Cina dikenal sebagai Republik Rakyat Cina. Negara ini merupakan negara yang terletak di
bagian kawasan Asia Timur yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Dari segi
budaya, negara Cina ini sangat terkenal dengan peradaban kuni, baik yang berasal dari
Dinasti Tsin, Dinasti Ming, dan Dinasti Han. Secara geografis, negara Cina terletak antara
180 Lintang Utara (LU) sampai 540 Lintang Utara (LU) dan 730 Bujur Timur (BT) sampai
1350 Bujur Timur (BT). Luas negara Cina ini sekitar 9.592.961 km2.
Jika melihat sejarahnya, masalah penduduk merupakan pokok penting yang
menyentuh pada kelangsungan hidup dalam perkembangan negara Cina, keberhasilan atau
kegagalan modernisasi Cina serta pembangunan yang terkoordinasi dan berkelanjutan
antara penduduk di satu sisi, ekonomi, masyarakat, sumber daya dan lingkungan di sisi
lain. Dalam 15 tahun sejak berdirinya Republik Rakyat tahun 1964, penduduk Cina
meningkat antara 500-700 juta jiwa, dengan rata-rata peningkatan populasi sebanyak 100
juta populasi per 7,5 tahun. Antara 1964-1974 adalah periode dimana pertumbuhan
penduduk Cina dengan kecepatan yang tinggi, dengan jumlah penduduk meningkat sebesar
700-900 juta jiwa. Pada tahun 1973, Cina mulai mempromosikan kebijakan keluarga
berencana di seluruh negeri. Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di negara
Cina adalah 1.311.400.000 jiwa. Angka kelahiran di negara Cina 12, sedangkan angka
kematian negara Cina 7, dan pertumbuhan penduduk rata-rata setiap tahun mencapai 0,6
%. Kepadatan penduduk negara Cina yaitu 136 jiwa/ km2.

3|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Apa itu bonus demografi ?
2. Mengapa bonus demografi terjadi di Negara China ?
3. Kapan China menghadapi bonus demografi ?
4. Apa yang disiapkan Negara China menghadapi bonus demografi ?
5. Bagaimana kondisi China menghadapi bonus demografi ?
6. Apa isu kritis yang dihadapi China dalam menghadapi bonus demografi ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui definisi bonus demografi
2. Untuk mengetahui bonus demografi terjadi di Negara China
3. Untuk mengetahui waktu terjadinya China menghadapi bonus demografi
4. Untuk mengetahui persiapan Negara China menghadapi bonus demografi
5. Untuk mengetahui kondisi China menghadapi bonus demografi
6. Untuk mengetahui isu kritis yang dihadapi China dalam menghadapi bonus demografi

4|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI BONUS DEMOGRAFI


1. Menurut Wongboonsin (2003), dalam paparan kepala BKKBN Nasional Prof. dr. Fasli
Jalal, PhD, SpGK di Universitas Udayana Provinsi Bali. Mengartikan bonus demografi
(demographic dividen) sebagai keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh
menurunnya sebuah rasio ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka
panjang. Fertilitas di sini bisa dikatakan sebagai kemampuan riil seoarang wanita
untuk melahirkan (Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ;
1981)
2. Menurut Tifatul Sembiring (KOMINFO,2014), mengartikan bonus demografi sebagai
keadaan dimana struktur penduduk didominasi oleh mereka yang berusia produktif (15
-64 Tahun) sehingga keadaan ini tentu akan sangat langka dialami oleh suatu Negara,
bahkan kata Tifatul Sembiring, peluang bonus demografi hanya sekali datang dalam
seumur bangsa yang ada di seluruh dunia.
3. Menurut BKKBN (2013) pengertian bonus demografi adalah keuntungan yang
dinikmati suatu negara yang ada di dunia ini sebagai akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang
dialami oleh negaranya tersebut.
4. Menurut Ilmu Ekonomi (2016), pengertian bonus demografi adalah fenomena penting
yang di alami oleh suatu negara karena kondisi jumlah penduduknya yang dinilai
bahwa usia produktif sangat besar, sedang proporsi usia belum produktif (usia muda di
bawah 15 tahun) dan usia tidak produktif (usia di atas 60 tahun) sudah semakin kecil.
Menanggapi dua definisi diatas, bisa didapatkan parameter penting yang digunakan
untuk mengartikan bonus demografi. Parameter pertama tentang pengertian bonus
demografi, memiliki arti dimana keadaan Negara yang menggambarkan perbandingan
jumlah penduduk usia produktif (kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun) lebih
sedikit dan penduduk usia produktif (lebih dari 15 tahun hingga 64 tahun) lebih dominan.

5|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


Hal yang menjadi parameter kedua, dalam mengartikan bonus demografi sebagai
keadaan ekonomis yang dinilai menjadi jendela kesempatan “bonus demografi”
sehingga akan membawa dalam keuntungan (demographic dividen) atau bisa pula
menjadi beban demografi (demographic Burden).

2.2. PENYEBAB TERJADINYA BONUS DEMOGRAFI DI NEGARA


CHINA

Di awal tahun 1970, Tiongkok memutuskan untuk menurunkan tingkat kelahiran


untuk meningkatkan standar hidup domestik. Sebagai hasilnya sekarang kita menyaksikan
populasi Tiongkok yang menua. Usia rata-rata orang Tiongkok sekarang sekitar 32 tahun.
Di tahun 2033 diperkirakan akan meningkat menjadi 42 tahun (Staszheim 2008). One
Child Policy membuat populasi produktif Tiongkok lebih sedikit daripada usia non-
produktif. Diperkirakan penuaan populasi akan terjadi sebelum Tiongkok mengalami
kejayaan. One-Child Policy juga menjadikan populasi laki-laki lebih banyak dari
perempuan. Diperkirakan pada tahun 2033 populasi Tiongkok akan mengalami
ketidakseimbangan gender.
Direktur Biro Statistik Nasional Tiongkok menyerukan kebijakan satu anak yang
lama diberlakukan di negara tersebut diubah karena menyusutnya usia kerja. Pada tahun
2011 penduduk usia kerja di Tiongkok mengalami penurunan sebesar 3,45 juta. Pada bulan
Oktober 2011 Lembaga penelitian dan Pengembangan Tiongkok mengusulkan agar
mengendurkan kebijakan ini. Menurut mereka kebijakan satu anak membuat Tiongkok
membayar biaya politik dan sosial yang besar. Dengan tingkat kelahiran yang rendah
dikombinasikan dengan populasi penduduk yang usianya semakin menua serta
ketimpangan gender yang tinggi disebabkan oleh kecenderungan memilih anak lelaki.
Sementara itu, menurut Direktur Rubicon Strategi Grup, Benjamin Shobert,
kebijakan satu anak atau kebijakan keluarga berencana yang pernah diterapkan di negara
itu telah membuat ekonomi Tiongkok hari ini dipenuhi oleh angkatan kerja tua yang sudah
mendekati masa pensiun. Hal ini diperparah dengan meningkatnya pelayanan kesehatan
yang menambah usia harapan hidup. Persoalan rasio ketergantungan yang tinggi menjadi

6|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


masalah tersendiri bagi Tiongkok. Di satu sisi pemerintah ingin mengurangi jumlah
penduduk. Di sisi lain kebutuhan angkatan kerja muda sangat besar.
Migrasi populasi Tiongkok dari desa ke kota karena permintaan tenaga kerja yang
besar memberikan implikasi serius. Salah satunya adalah adanya kesenjangan ekonomi
antara populasi desa dan kota. Jumlah penduduk di desa juga semakin mengecil.
Untungnya pemerintah masih menyediakan infrastruktur yang memadai di daerah
perkotaan. Belum lagi para pekerja yang kebanyakan laki-laki meninggalkan keluarganya
di desa.
Hal ini kemudian membuat para perempuan di desa memutuskan untuk melacurkan
diri di lokalisasi. Industri seksual ini kemudian menjadi semakin marak di Tiongkok.
Diperparah dengan tekanan hidup yang ada, membuat banyak perempuan di Tiongkok
melakukan bunuh diri, serta semakin tingginya tingkat kriminalitas dan penyimpangan
sosial. Di sisi lain, dengan gaji yang rendah para buruh tidak dapat mengirimkan uang ke
desanya. Keadaan di desa juga tidak lebih baik, karena dengan berpindahnya para pemuda
ke kota juga mengakibatkan pemberdayaan dan pertanian di desa terbengkalai.

2.3. KAPAN NEGARA CHINA MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI

Cina mulai mengikuti bonanza bonus demografi sejak tahun 1990 dan akan berlangsung
sampai tahun 2015. Namun dapat diperkirakan bahwa Cina akan mengalami bonus
demografi lebih dahsyat pada tahun 2029.

2.4. PERSIAPAN NEGARA CHINA MENGHADAPI BONUS


DEMOGRAFI

Pada saat terjadinya bonus demografi, negara Republik Rakyat China (Tiongkok)
mengoptimalkan usia produktif (15-64) tahun untuk diberi pelatihan atau keterampilan
baik secara jasa maupun tidak untuk menghasilkan barang jadi yang bermanfaat bagi
semua pihak dan diperlukan oleh seluruh pihak. Oleh karena itu, pada saat terjadinya
demografi, China sudah siap dalam keterampilan – keterampilan yang sudah diberikan
kepada sumber daya manusia untuk memanfaatkan bonus demografi itu melalui sektor
manufaktur. Tiongkok berhasil menggerakkan dan menciptakan industri-industri rumah

7|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


tangga yang memproduksi berbagai komponen-komponen peralatan elektronika.
Kemudian Tiongkok menghasilkan barang-barang yang murah dan dapat digunakan oleh
berbagai pihak juga tenaga kerja yang murah menyebabkan perekonomiannya semakin
maju dibandingkan dengan negara lainnya, pengalokasian yang tepat dalam bidang sumber
daya manusia membawa Tiongkok menjadi negara pengekspor terbesar ke beberapa negara
di dunia.

2.5. KONDISI NEGARA CHINA DALAM MENGHADAPI BONUS


DEMOGRAFI

Tiongkok adalah negara yang mampu bangkit dari keterpurukannya dan menjadi
salah satu dari negara di Asia Timur yang dijuluki sebagai Asian Miracle dikarenakan
pertumbuhan ekonominya yang pesat dimulai pada tahun 1960-an. Pertumbuhan
perekonomian yang pesat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengejar teknologi yang
digunakan oleh negara-negara dengan perekonomian maju dan berhasil dalam
mengalokasikan sumber daya. Salah satu sumber daya yang Tiongkok miliki dan melimpah
adalah populasi dimana sejak dulu dikenal sebagai negara dengan populasi terbanyak di
dunia. Sumber daya manusia yang melimpah membuat Tiongkok menggunakan hal
tersebut sebagai pendongkrak perekonomian negara, para tenaga kerja bekerja dalam skala
yang besar dan dalam berbagai bidang baik itu di dalam maupun diluar.
Tiongkok menghasilkan barang-barang yang murah dan dapat digunakan oleh
berbagai pihak juga tenaga kerja yang murah menyebabkan perekonomiannya maju
dibandingkan dengan negara yang lainnya, pengalokasian yang tepat dalam bidang sumber
daya manusia membawa Tiongkok menjadi negara pengekspor terbesar ke beberapa negara
di dunia. Untuk membuat perekonomiannya semakin baik dan terhindar dari kelebihan
populasi, Tiongkok membuat kebijakan mengenai populasi yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Kebijakan tersebut adalah kebijakan satu anak dan kebijakan kependudukan
(hukou).
Kebijakan satu anak mewajibkan setiap keluarga yang ada di desa maupun di kota
hanya boleh memiliki satu anak saja, bagi keluarga yang memiliki anak lebih dari satu
akan mendapatkan denda dan bagi perempuan yang sedang hamil anak kedua maka ia

8|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


diharuskan untuk melakukan aborsi. Kebijakan satu anak dilakukan agar populasi
dependen muda tidak menjadi beban terhadap pertumbuhan ekonomi dan dengan
berkurangnya populasi dependen muda akan terjadi pengalokasian dana terhadap
pendidikan dan kesehatan.
Kebijakan kedua adalah kebijakan imigran lokal atau disebut dengan hukou dimana
orang-orang yang berasal dari desa jika ingin tinggal di kota harus memiliki surat
kependudukan untuk menjadi warga kota terlebih dahulu. Dengan memiliki surat
kependudukan maka orang tersebut akan dianggap sebagai penduduk di wilayah perkotaan
dan mendapatkan keuntungan sebagai warga lokal sedangkan jika tidak memiliki surat
kependudukan maka untuk bertahan hidup dan mencari pekerjaan di perkotaan akan
menjadi lebih sulit. Kebijakan ini dilakukan agar tidak terjadi ledakan perpindahan
penduduk dari wilayah desa ke kota sehingga pemerintah berusaha untuk membatasi
jumlah penduduk desa yang masuk, untuk mendapatkan surat kependudukan juga terbilang
sulit sehingga banyak penduduk desa yang melakukan imigrasi ke kota secara ilegal.
Kedua kebijakan ini telah dilaksanakan selama lebih dari 30 tahun dan memberikan
keuntungan kepada Tiongkok dalam mengatur populasinya. Namun, kebijakan ini menjadi
tidak sesuai dengan keadaan Tiongkok saat ini dan di masa yang akan datang jika dua
kebijakan tetap dilakukan tanpa adanya perevisian yang sesuai dengan kondisi yang ada.
Dalam jangka panjang kebijakan satu anak dan kebijakan hukou akan memberikan dampak
negatif terhadap Negara Tiongkok baik dalam bidang sosial dan ekonomi. Terutama dalam
hal ekonomi, Tiongkok telah berupaya untuk membuat negaranya menjadi salah satu
negara yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Jika kebijakan tersebut dapat
mengganggu jalannya kesejahteraan Tiongkok maka akan berdampak buruk seperti
kembali jatuh ke dalam masa lalu ketika Tiongkok menjadi negara miskin.

2.6. ISU KRITIS YANG DIHADAPI NEGARA CHINA DALAM


MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI

Permasalahan Lingkungan
Tiongkok telah melampaui Amerika Serikat sebagai negara dengan tingkat emisi
CO2 tertinggi di dunia. Pada tahun 2010 tingkat emisi Tiongkok naik sebesar 10,4%

9|BONUS DEMOGRAFI DI CHINA


dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Suriadjati t.t). Minimalisasi ongkos produksi,
keuntungan yang tinggi, pertumbuhan yang tinggi merupakan tujuan kelas yang
berkuasa di Tiongkok. Hal ini didasarkan pada eksploitasi buruh murah dan buruh
pedesaan. Selain itu juga mengakibatkan degradasi kelestarian lingkungan yang parah.
Lima dari sepuluh kota yang paling tinggi polusinya berada di Tiongkok. Proyek Tiga
Dam Gorges juga menghancurkan ekosistem dan membunuh banyak populasi.
Beberapa pengembang yang serakah juga menghancurkan lahan-lahan pertanian dalam
waktu singkat (Lotta 2009).
Tiongkok sekarang telah kehilangan separuh dari lahan suburnya. Pengembang
bermodal telah menciptakan bencana ekologis. Diperkirakan para pengembang yang
mengakibatkan polusi air, udara, dan bentuk lain degradasi lingkungan lain
bertanggung jawab atas kematian 400.000 orang di Tiongkok setiap tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan di Tiongkok tidak begitu mempertimbangkan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dalam jangka panjang hal ini
tidak akan berdampak positif terhadap pencapaian ekonomi Tiongkok karena
mengabaikan keberlanjutan.

10 | B O N U S D E M O G R A F I D I C H I N A
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari
besarnya proporsi penduduk produktif (15-64) tahun dalam evolusi kependudukan yang
dialaminya. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi
pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi.
Imbasnya adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sejak
diberlakukannya kebijakan baru oleh Deng Xiaoping, Tiongkok mengalami kemajuan di
bidang ekonomi yang kemudian merambah ke bidang lain. Kebangkitan Tiongkok sebagai
kekuatan ekonomi dunia baru ini disebabkan beberapa hal seperti penguasaan negara
dalam perusahaan-perusahaan di sektor strategis, kebijakan luar negeri sovereign wealth
fund, industrialisasi, serta kekuatan militer yang terus ditingkatkan. Akan tetapi, meski
telah meraih kesuksesan sebagai kekuatan ekonomi baru dunia, Tiongkok tidak terlepas
dari beberapa permasalahan seperti masalah lingkungan dan demografi.

3.2. SARAN
Walaupun pada saat terjadinya bonus demografi, China dapat memanfaatkan
momentum tersebut dengan baik, namun masih ada masalah-masalah lain yang harus
ditanggulangi secara bertahap. Misalnya pada masalah pencemaran lingkungan. Sebaiknya
pemerintah China melakukan uji gas emisi CO2 pada kendaraan roda dua maupun roda
empat, agar dapat mengurangi polusi udara di negara China (Tiongkok), sehingga dapat
menyejahterakan penduduk China supaya tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan
dan organ lainnya.

11 | B O N U S D E M O G R A F I D I C H I N A
DAFTAR PUSTAKA

Rafid Adhi Pramana. 2017. Bonus Demografi di http://rafidadhi.blogspot.com (di akses 17


Oktober).
Ulum Dita Dynasty.2015. Makalah Bonus Demografi di https://id.scribd.com (di akses 17
Oktober).
https://portal-ilmu.com/negara-republik-rakyat-cina/
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/656/jbptunikompp-gdl-budisantos-32760-9-unikom_b-
.pdf
https://www.kompasiana.com/andhinirosari/5a2e2c4acf01b4574160ed32/bonus-demografi-
dan-dampak-terhadap-indonesia?page=all
https://republika.co.id/berita/pudjvt349/bersiap-untuk-bonus-demografi
https://www.yuswohady.com/2012/11/17/bonus-demografi/
http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/5696/Cover%20-%20Bab1%20-
%203313149sc-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y

12 | B O N U S D E M O G R A F I D I C H I N A

Anda mungkin juga menyukai