Bonus Demografi Di China
Bonus Demografi Di China
Disusun oleh :
1. Anisyah Handayani (1905015021)
2. Mochamad Maulana Subagja (1905015129)
3. Nabilah Eka Ramadyni (1905015138)
4. Laila Syarifah Salsabila (1905015273)
5. Sri Wulandari (1905015066)
6. Syahra Shava Kamila (1905015165)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, hidayat, dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “PENGALAMAN NEGARA CHINA MENGHADAPI
BONUS DEMOGRAFI” dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Dosen pengampu Ibu Ns. Mega Puspa Sari, S.Kep., M.K.M selaku Dosen pengampu
mata kuliah Dasar Kependudukan yang memberikan tugas untuk menyusun makalah
ini.
2. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk materi dan moril.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pengalaman Negara China Menghadapi
Bonus Demografi, selain itu untuk mengetahui dan memahami arti bonus demografi di negara
China tersebut.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
3.1.Kesimpulan………………………………………………………………………..………. 11
3.2.Saran ……………………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 12
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Cina mulai mengikuti bonanza bonus demografi sejak tahun 1990 dan akan berlangsung
sampai tahun 2015. Namun dapat diperkirakan bahwa Cina akan mengalami bonus
demografi lebih dahsyat pada tahun 2029.
Pada saat terjadinya bonus demografi, negara Republik Rakyat China (Tiongkok)
mengoptimalkan usia produktif (15-64) tahun untuk diberi pelatihan atau keterampilan
baik secara jasa maupun tidak untuk menghasilkan barang jadi yang bermanfaat bagi
semua pihak dan diperlukan oleh seluruh pihak. Oleh karena itu, pada saat terjadinya
demografi, China sudah siap dalam keterampilan – keterampilan yang sudah diberikan
kepada sumber daya manusia untuk memanfaatkan bonus demografi itu melalui sektor
manufaktur. Tiongkok berhasil menggerakkan dan menciptakan industri-industri rumah
Tiongkok adalah negara yang mampu bangkit dari keterpurukannya dan menjadi
salah satu dari negara di Asia Timur yang dijuluki sebagai Asian Miracle dikarenakan
pertumbuhan ekonominya yang pesat dimulai pada tahun 1960-an. Pertumbuhan
perekonomian yang pesat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengejar teknologi yang
digunakan oleh negara-negara dengan perekonomian maju dan berhasil dalam
mengalokasikan sumber daya. Salah satu sumber daya yang Tiongkok miliki dan melimpah
adalah populasi dimana sejak dulu dikenal sebagai negara dengan populasi terbanyak di
dunia. Sumber daya manusia yang melimpah membuat Tiongkok menggunakan hal
tersebut sebagai pendongkrak perekonomian negara, para tenaga kerja bekerja dalam skala
yang besar dan dalam berbagai bidang baik itu di dalam maupun diluar.
Tiongkok menghasilkan barang-barang yang murah dan dapat digunakan oleh
berbagai pihak juga tenaga kerja yang murah menyebabkan perekonomiannya maju
dibandingkan dengan negara yang lainnya, pengalokasian yang tepat dalam bidang sumber
daya manusia membawa Tiongkok menjadi negara pengekspor terbesar ke beberapa negara
di dunia. Untuk membuat perekonomiannya semakin baik dan terhindar dari kelebihan
populasi, Tiongkok membuat kebijakan mengenai populasi yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Kebijakan tersebut adalah kebijakan satu anak dan kebijakan kependudukan
(hukou).
Kebijakan satu anak mewajibkan setiap keluarga yang ada di desa maupun di kota
hanya boleh memiliki satu anak saja, bagi keluarga yang memiliki anak lebih dari satu
akan mendapatkan denda dan bagi perempuan yang sedang hamil anak kedua maka ia
Permasalahan Lingkungan
Tiongkok telah melampaui Amerika Serikat sebagai negara dengan tingkat emisi
CO2 tertinggi di dunia. Pada tahun 2010 tingkat emisi Tiongkok naik sebesar 10,4%
10 | B O N U S D E M O G R A F I D I C H I N A
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari
besarnya proporsi penduduk produktif (15-64) tahun dalam evolusi kependudukan yang
dialaminya. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi
pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi.
Imbasnya adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sejak
diberlakukannya kebijakan baru oleh Deng Xiaoping, Tiongkok mengalami kemajuan di
bidang ekonomi yang kemudian merambah ke bidang lain. Kebangkitan Tiongkok sebagai
kekuatan ekonomi dunia baru ini disebabkan beberapa hal seperti penguasaan negara
dalam perusahaan-perusahaan di sektor strategis, kebijakan luar negeri sovereign wealth
fund, industrialisasi, serta kekuatan militer yang terus ditingkatkan. Akan tetapi, meski
telah meraih kesuksesan sebagai kekuatan ekonomi baru dunia, Tiongkok tidak terlepas
dari beberapa permasalahan seperti masalah lingkungan dan demografi.
3.2. SARAN
Walaupun pada saat terjadinya bonus demografi, China dapat memanfaatkan
momentum tersebut dengan baik, namun masih ada masalah-masalah lain yang harus
ditanggulangi secara bertahap. Misalnya pada masalah pencemaran lingkungan. Sebaiknya
pemerintah China melakukan uji gas emisi CO2 pada kendaraan roda dua maupun roda
empat, agar dapat mengurangi polusi udara di negara China (Tiongkok), sehingga dapat
menyejahterakan penduduk China supaya tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan
dan organ lainnya.
11 | B O N U S D E M O G R A F I D I C H I N A
DAFTAR PUSTAKA
12 | B O N U S D E M O G R A F I D I C H I N A