Anda di halaman 1dari 6

Civic Ecology: A Pathway For Earth Stewardship In Cities.

Tugas paper mata kuliah eko-kosmo-teologi sebagai pengangganti Ujian Tengah


Semester

Oleh :

Bonaventura Dwi Putra Nugraha Satria Adi

166114039/3764

Progam Studi IlmuTeologi


Jurusan Teologi Fakultas Teologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

1
Ekologi Perkotaan

A. Introduksi
Ekologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelejari tentang alam. Dewasa ini
ekologi sering dikonotasikan dengan merawat alam di daerah pedesaan. Bagaimana dengan
merawat alam di daerah perkotaan? Marianne E Krasny dan Keith G Tidball mencoba
menjawab persoalan tersebut melalui artikel Civic Ecology: A Pathway For Earth
Stewardship In Cities.
Tema pokok yang menjadi landasan dari artikel ini adalah keterkaitan antara
lingkungan dengan ekologi perkotaan sebagai lingkungan yang integral. Secara garis besar
artikel ini berfokus pada pokok pembahasan mengenai tindakan inisiatif sebagai upaya dasar
untuk mencintai alam di tengah kultur perkotaan. Selain itu, keprihatinan yang muncul dari
artikel ini lebih menyoroti mengenai kurangnya perhatian serta usaha dalam pemulihan
spesies-spesies lokal dan menghilangkan kebiasan non-ekologis.

B. Pokok Bahasan
Civic ecology atau ekologi perkotaan pada awalnya merupakan sebuah gerakan
berskala kecil yang berfokus pada masalah yang terjadi di perkotaan. Lebih spesifik, gerakan
ekologi perkotaan muncul sebagai suatu upaya untuk menanggulangi krisis yang terjadi
setelah adanya baik suatu bencana, krisis ekonomi, maupun penurunan kualitas lingkungan
hidup alam sekitar. Gerakan ekologi ini digalakan oleh organisasi swasta masyarakat yang
tergabung dalam Ecological Society of Amerika dengan fokus dasar perawatan terhadap alam
lingkungan. Perawatan yang dimaksudakan ialah gerakan penanaman serta perawatan pohon
secara berkala, perawatan ikan berjenjang, serta pemberdayaan taman dan kebun dalam sakal
lokal.
Lambat laun gerakan ekologi perkotaan berelaborasi dengan organisasi lain baik swasta
maupun instansi pemerintahan bahkan juga dengan universitas-universitas yang ada di
Amerika. Usaha merawat alam di perkotaan ini menekankan bahwa praktik mencintai alam
merupakan taggung jawab bersama. Semua orang di dalam lapisan masyarakat baik
akademisi, praktisi, maupun masyarakat awam biasa memiliki peran dalam merawat alam.
B.1 Persoalan ekonomi-sosio-ekologi
Dengan pelbagai persoalan yang kompleks khas perkotaan termasuk di dalamnya
persoalan ekonomi-sosio-ekologi, gerakan civic ecology muncul untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut. Salah satu contoh persoalan yang muncul di dalam masyarakat

2
perkotaan Amerika adalah perubahan demografi. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya
transmigrasi penduduk pedesaan dari luar Amerika (Meksiko dan negara lain di sekitar
Amerika). Akibat perpindahan tersebut ialah tantangan tata ruang kota, kontras kebudayaan,
persoalan ekonomi yang disertai kultur ekologi yang berbeda.
Kebiasaan menanam masyarakat pedesaan tidak serta merta dapat diaplikasikan di
daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan lahan yang tidak cukup memadahi dan bukan
merupakan habit masyarakat perkotaan. Akibatnya masyarakat pedesaan yang sudah terbiasa
mengerakan ekonomi masyarakat dengan hasil menanam kurang siap bersaing dengan
masyarakat perkotaan, sehingga justru menimbulkan beban eknomi. Untuk menjembatani
persoalan tersebut, gerakan ekologi perkotaan mencoba memberikan solusi yakni dengan
mengalakan usaha untuk mengoptimalkan lahan yang sempit. Selain itu juga menyerukan
sekaligus mepraktekan kultur menanam di perkotaan sebagai suatu tawaran gaya hidup yang
baru.
Dengan demikian, hasil yang didapatkan tidak hanya melulu terkait dengan ekonomi
tetapi juga dengan ekologi sejauh masih di dalam jalur ekologi non-antroposentrisme. Hasil
langsung yang nyata dirasakan baik oleh personal maupun komunal, selain berdampak pada
aspek ekonomi, sosial, dan ekologi ternyata juga berdampak pada aspek psikologi. Namun
bukan berarti hasil dari usaha civic ecology dapat disamakan di setiap kota karena situasi dan
kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
Meskipun demikian terdapat setidaknya sepuluh prinsip umum yang dapat dijadikan
parameter untuk mengukur keberhasilan usaha dari ekologi perkotaan terkait dengan
persoalan ekonomi-sosial-ekologi.

B.2. Sepuluh Prinsip Ekologi Perkotaan


1. Reaksi Positif
Alasan yang mendasari prinsip ini adalah kelambanan sistem pemerintahan dalam
menganggulangi bencana sesegera mungkin. Civic ecology muncul sebagai suatu reaksi
positif untuk mengatasi kelambanan sistem tersebut.
2. Warisan Ekologis
Praktik menanam yang dibawa oleh masyarakat pedesaan ke dalam kultur
masyarakat perkotaan merupakan cerminan dari praktik hortikultur berdasar
pengetahuan lokal. Pengetahuan tersebut diwariskan sebagai stau tradisi ekologis dari
generasi ke generasi, sehingga generasi yang terbaru dapat menikmati dampak positif

3
ekologi perkotaan. Dampak positif tersebut dapat dirasakan baik secara individual
maupun komunal.
3. Membantu mengembangkan masyarakat
Usaha untuk menyediakan sekaligus mewariskan ruang hijau sebagai hasil positif
ekologi perkotaan tidak hanya untuk tujuan ke depan. Masyarakat pelaku ekologi
perkotaan sekarangpun dapat turut merasakan hasil positifnya sekarang. Sebagaimana
menurut Kellert & Wilson (1993) bahwa manusia yang secara rutin terhubung dengan
alam (ruang hijau) memiliki kemungkinan untuk bebas dari stress lebih besar daripada
yang tidak. Selain itu, relasi antara manusia dengan ruang hijau dapat meningkatkan
daya tahan tubuh secara alami. Hal inilah yang dimaksudkan dengan membantu
mengembangkan masyarakat baik secara psikologis maupun kesehatan klinis.
4. Mengembangkan sense of place
Dengan berpijak dari sejarah lokal, kultur, dan aspek natural lingkungan, civic
ecology melengkapi bahkan memberikan makna baru dari sebuah tempat. Contohnya
adalah Temnok Berlin sebagai simbol peringatan akan perang dingin yang pernah
terjadi. Dengan adanya, ‘sense of place’ ini masyarakat diajak untuk lebih menghargai
lingkungan sebagai sebuah wadah kenangan yang sarat akan nilai sejarah.
5. Berkejasama dengan berbagai elemen
Usaha ekologi perkotaan pada prinsip ini merupakan hasil pengembangan dari
prinsip yang pertama dengan skala yang lebih besar. Tujuan dari prinsip ini adalah agar
dapat menanggulangi berbagai keprihatinan sosio-ekonomi-ekologi yang kompleks
dengan lebih seksama dan lebih memadai dengan bekerjasama dengan pelbagai lintas
disiplin ilmu.
6. Menjadikan masyarakat mandiri
Sebagaimana ekologi perkotaan merupakan usaha yang muncul dari masyarakat,
oleh masyarakat, dan untuk masyarakat, ekologi perkotaan memberi kesempatan bagi
warga untuk berkontribusi aktif di dalam praktik penggalaan ekologi perkotaan.
Contohnya usaha yang dilakukan organisasi Rocking the Boat dalam mengawasi
proyek memberdayaan kerang di sungai Bronx. Dengan demikian, secara tidak
langsung prinsip ini menjadikan masyarakat mandiri di dalam pengelolaan eklogi
perkotaan.
7. Menjadi kesempatan untuk belajar
Untuk mendukung berjalannya prinsip kedua, pada prinsip ini diperlukan adanya
suatu usaha sedini mungkin. Usaha tersebut adalah dengan membagikan warisan kultur

4
ekologis mulai dari sekarang dengan mengajarkan serta meneladankan kebiasaan
menanam serta merawat tanaman kepada anak-anak. Selain menambah pengetahuan,
anak-anak juga dapat berinteraksi secara soft-skill baik dengan alam maupun dengan
sesamanya.
8. Berpartisipasi mengubah kebiasaan buruk non-ekologis
Ruang hijau hasil dari ekologi perkotaan serta kebiasaan merawat tanaman di daerah
yang miskin berdampak pada tingkat kejahatan yang relatif rendah daripada daerah
yang tidak memiliki kultur ekologi perkotaan. Sebagaimana prinsip ketiga, prinsip ini
membantu menurunkan tingkat stress baik personal maupun komunal sehinga tindakan
kriminal dan vandalisme dapat berkurang. Dengan kata lain, ekologi perkotaan
memiliki peran penting tidak hanya pada habitus ekologis tetapi juga habitus sosiologis.
Selain itu, prinsip ini juga memotivasi orang-orang untuk berpartisipasi sehingga
menciptakan kehidupan yang lebih baik.
9. Wadah interaksi
Sebagaimana pada prinsip ketujuh, ekologi perkotaan menjadi wadah untuk
berinteraksi antar pribadi dewasa di dalam masyarakat baik secara personal maupun
komunal. Contohnya di daerah Treme, New Orleans Louisiana terdapat ruang
masyarakat di bawah ruas jalan underr-pass yang ditanami dan dihias dengan berbagai
tanaman dan dekorasi ekologis.
10. Sumber kebahagiaan
Pada dasarnya prinsip ini merupakan hasil dari elaborasi dari keseluruhan kompilasi
prinsip-prinsip sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa prinsip ini merupakan sebuah
kesimpulan bahwa ekologi perkotaan merupakan suatu tawaran alternatif untuk
menjawab tantangan kompleks perkotaan. Tawaran tersebut menyediakan suatu
kebahagian tersendiri yang dirasakan langsung oleh masyarakat perkotaan.

B.3. Lintas Disiplin Ilmu


Usaha untuk melestarikan dan merawat lingkungan di perkotaan tidak dapat dijalankan
sendiri. Perlu adanya suatu kerjasama dengan para ilmuan dari pelbagai disiplin ilmu serta
pihak yang berwajib (pemerintah). Seperti contoh persoalan mengenai perubahan demografi
masyarakat perkotaan, masalah ini tidak dapat diselesaikan sendirian dari sudut pandang
ekologi. Ekologi hanya menawarkan suatu solusi yang mungkin belum efektif secara
menyeluruh. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya penyelesaian secara holistik dari

5
berbagai aspek. Pemerintah yang memberi kebijakan mengenai perpindahan sedangkan para
ilmuan memberikan solusi dari sudut pandang sesuai keahlian masing-masing.
Maka anggapan yang salah apabila usaha merawat alam merupakan tanggung jawab
tunggal ekologi. Justru di sinilah tempat untuk semua kalangan dan lintas ilmu untuk berbagi
tanggung jawab. Suatu usaha konkrit sangat diperlukan untuk menciptakan suatu lingkungan
hidup yang sehat dan integral. Usaha yang dimaksud adalah hasil dari korespondensi bersama
lintas ilmu.

C. Relevansi
Gerakan inisiatif ekologi perkotaan untuk merawat bumi yang berfokuskan pada persoalan
tidak hanya ekologi di perkotaan, menurut penulis merupakan suatu wujud dari rasa
kepedulian masyarakat perkotaan. Meskipun gerakan ekologi perkotaan memiliki tendensi ke
arah ekologi-utilirian1, tetapi bagaimanapun juga ekologi perkotaan tetap merupakan sesuatu
yang penting. Hal ini menjadi penting karena gerakan ini merupakan langkah awal di mana
melalui ekologi perkotaan atau civic ecology manusia dapat masuk ke dalam deep ecology.
Selain itu, gerakan ekologi perkotaan juga merupakan ekologi yang lebih bersifat praksis-
kontekstual. Dengan kata lain, gerakan ekologi ini dapat diterapkan baik di pedesaan maupun
(terlebih) di perkotaan.
Namun yang paling mendasar dari pelbagai pembahasan yang telah disajikan di pokok
bahasan, penulis menyimpulkan bahwa relevansi dari civic ecology berkenaan dengan
konteks zaman sekarang adalah eco-culture. Hal itu berdasarkan bahwa ekologi menurut
penulis tidak berhenti hanya pada suatu tindakan tetapi justru merupakan suatu habitus.
Habitus tidak hanya menyangkut tentang kebiasaan tetapi seluruh daya termasuk etos yang
dimiliki manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, tindakan
ekologis tidak akan bertahan lama serta bergema luas di manapun tempat dan situasinya
apabila tidak didasari dengan suatu habitus ekologis.

1
Ekologi-utilirian: istilah yang digunakan oleh penulis merujuk pada gerakan ekologi yang diaplikasikan di
masyarakat sejauh masyarakat mendapatkan hasil secara langsung dan lebih menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai