Anda di halaman 1dari 7

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu : M. Irwan Katili, S.Pd., M.Kes

Disusun Oleh:
1. Widdatul Husna / 3B (P1337430117065)
2. Rizma Putri Ramadhani / 3A (P1337430117004)
Kelompok PKL 3 di RSUD Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
1. Hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan pasien di RS praktek masing-masing
kelompok
Jawaban:
a. Menandatangani informed consent sebagai tanda persetujuan tindakan pemeriksaan

dengan menggunakan radiasi sinar-x.

b. Pastikan pasien tidak dalam keadaan hamil. Pasien yang hamil terutama trimester

pertama tidak boleh di foto rontgen.

c. Identifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap, usia, dan tanggal lahir

pasien sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian tindakan dengan radiasi.

d. Melakukan komunikasi efektif tentang penjelasan tindakan pemeriksaan yang akan

dilakukan, memberikan penjelasan aba-aba tarik napas dan tahan napas, serta

penjelasan agar pasien tetap diam selama pemeriksaan berlangsung untuk

menghindari artefak karena pergerakan yang mengakibatkan pengulangan

pemeriksaan dan menambah dosis radiasi yang diterima oleh pasien.

e. Dilakukan anamnase terhadap pasien untuk mengetahui bagian tubuh yang sakit

guna ketepatan lokasi yang akan dilakukan penyinaran.

f. Membantu pasien untuk naik dan turun dari meja pemeriksaan, serta pemberian

fiksasi dengan body clamp untuk mengurangi resiko pasien jatuh. Melakukan hand

hygiene setelah dan sebelum kontak dengan pasien dan lingkungan pasien untuk

menghindari infeksi nosokomial ke pasien maupun ke petugas.

g. Melihat tanda kadaluarsa pada obat, misalnya pada media kontras.


h. Obat emergency disimpan harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area
yang dibatasi ketat (restricted).
i. Memberikan faktor eksposi yang sesuai standar saat melakukan pemeriksaan
radiologi.
2. Sebutkan hal-hal yang terbanyak penyebab resiko terhadap keselamatan pasien
Jawaban:
a. Resiko pasien jatuh
b. Resiko infeksi nosokomial
c. Efek samping media kontras yang serius
d. Kesalahan pemberian obat dan radiasi
3. Apa upaya yang dilakukan radiologi terhadap hal tersebut
Jawaban:
a. Melakukan pemeriksaan dengan posisi duduk atau tiduran jika pasien tidak dalam
keadaan kuat untuk berdiri. Memperhatikan pasien ketika mengekspose pasien
sehingga tau jika pasien akan jatuh. Setelah selesai melakukan pemeriksaaan pada
pasien dengan bed, maka memasang trail bed kembali agar menghindarkan pasien
jatuh dari atas bed.
b. Melakukan hand hygine sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptis, dan setelah kontak dengan lingkungan serta cairan
pasien.
c. Melakukan pengecekan kadar ureum dan kreatinin sebelum melakukan pemeriksaan
dengan menggunakan media kontras dan melakukan skin tes ketika pasien
mempunyai riwayat alergi.
d. Memastikan identitas pasien dengan cara menanyaakan nama lengkap, usia, dan
tangal lahir pasien dan dicocokan dengan data pasien yang ada di lembar permintaan
foto untuk menghindari salah pemberian tindakan radiologi dan salah pemberian obat.
4. Cari referensi artikel yang berkaitan dengan keselamatan pasien/ manajemen resiko

PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN DI PELAYANAN RADIOLOGI


Published December 03, 2017

Keselamatan pasien
Instalasi Radiologi merupakan salah satu bagian pelayanan rumah sakit oleh
sebab itu pelayanan radiologi tidak hanya terfokus pada tujuan pelayanan radiologi dalam
memanfaatkan radiasi tetapi juga tetap mempertimbangkan dan memperhatikan pada
tujuan system keselamatan pasen. Selama ini instalasi radiologi dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan radiasi pengion dan non pengion sangat terarah
pada keselamatan terhadap radiasi karena diketahui pemakaian radiasi pengion
mengandung resiko bila digunakan tanpa mengkuti dan taat pada pewraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Kini saatnya semua individu yang terkait dalam pelayanan radiologi mulai
memikirkan, membuat, menerapkan dan melaksanakan system keselamatan pasen,
sehingga pelayanan radiologi ( Radiodiagnostik) tidak hanya mampu memberikan
layanan dan hasil layanan yang bermutu tinggi tetapi juga memberikan kepastian
terwujudnya keselamatan pasen ( pasen safety ).

Pelayanan Radiologi.
Pelayanan bidang radiologi yang merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga
perlu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya. Pelayanan radiologi merupakan
pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar peng-ion ataupun bahan radioaktif
sehingga penggunaan bahan tersebut mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu
dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan
sangat berbahaya bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila di
lakukan oleh tenaga yang tidak kompeten atau bukan radiographer. Untuk itu setiap
pengguna, penguasa ataupun pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa merjamin
mutu pelayanannya yaitu harus tepat dan aman baik bagi pasien, pekerja maupun
lingkungan atau masyarakat sekitarnya.
Pemeriksaan Radiologi biasanya dilakukan dengan teknik-teknik yang berbeda
sesuai dengan klinis pasen, secara garis besar pemeriksaan radiologi diagnostic terdiri
dari:
1. Pemeriksaan dengan sinar-X
a. Radiografi
b. Radiofluorografi ( MCS )
c. Fluoroscopy
d. CT Scan
2. Pemeriksaan dengan Sinar Gamma ( Radiofarmaka )
a. Spect ( gamma camera )
b. PET
3. Pemeriksaan dengan Proton MRI
4. Pemeriksaan dengan Gelombang Suara
a. USG Konvensional
b. USG Dopller

Dengan dilakukannya berbagai teknik pemeriksaan radiologi mulai dari yang


konvensional sampai dengan teknik intervensional baik dengan menggunakan bahan
kontras maupun tanpa bahan kontras, maka setiap pekerja radiasi perlu melakukan
dengan cermat karena kemungkinan timbulnya KTD pada setiap pemeriksaan.

Jenis Fasilitas Pelayanan Radiologi menurut Enersi yang digunakan:

1. Sinar-X ( Radiografi dan Fluoroscopy )


a. Pesawat Konvensional
b. Mobile unit
c. Stationary X-Ray Unit dan Khusus
2. Radioaktif Radioisotop dalam bentuk Radiofarmaka
a. SPECT
b. PET
3. Magnetik-Proton
MRI 1,5 – 3 T
4. Ultrasound
a. A,B Mode
b. 3D
c. Dopller
5. Dental x-ray Unit
a. Konvensional
b. Digital
c. Panoramic
Dengan meningkatnya jumlah sentra dan fasilitas pelayanan radiologi maka
dimungkinkan semakin meningkatnya jumlah pasen yang dilakukan pemeriksaan
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak jumlah pasen yang menerima
radiasi dan kemungkinan semakin besar peluang terjadinya KTD. Oleh sebab itu
diharapkan petugas kesehatan harus semakin hati-hati untuk tidak menambah penderitaan
pasen dengan terjadinya KTD. Kejadian tidak diinginkan yang mungkin timbul pada
proses pelayanan radiologi diagnostic antara lain dapat disebabkan oleh :
1. Pada saat menerima surat permintaan pemeriksaan radiologi
a. Kurang/tidak teliti dalam mengidentifikasi pasen
b. Kurang paham klinis yang membuat kesalahan pembuatan foto
c. .Tidak bertanya apakah pasen hamil atau tidak ( wanita subur )
2. Pada saat dilakukan pemeriksaan.
a. Saat memindahkan pasen ke meja pemeriksaan
b. Terlalu banyak memanipulasi obyek
c. Memakai peralatan kurang steril
d. Tidak menggunakan peralatan disposable
e. Terjadinya kontra indikasi bahan kontras
f. Kurang mahir mencari pembuluh darah KGB ( Lympografi )
g. Terlalu lamanya dilakukan fluoroscopy ( Intervesional )
h. Pengulangan pemeriksaan
 Salah penyudutan arah sinar
 Salah sentrasi
 Under dan over eksposure
 Tidak ada marker
 Kesalahan tindakan medic oleh resident/radiolog
 Salah positioning
 Kesalahan pesawat yang disebabkan
 Tidak dikalibrasi secara rutin
 Tidak adanya kegiatan QC peralatan radiologi
 Tidak dimiliki alat-alat QC radiodiagnostik
3. Sesudah pemeriksaan
a. Efek bahan kontras
b. Tindakan setelah pemeriksaan ( Intervensional )
c. Efek radiasi ( dosis tinggi Intervensional )

Oleh: Eddy Rumhadi Iskandar


--------------------------------------------------------------------------------------------------------
* Dosen Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan radioterapi PoltekesKemkes Jakarta
II
* Penasehat Perhimpunan Radiografer Indonesia
Disampaikan pada Seminar Radiografi Pengda RIAU, Pakan Baru 16-18
September 20011

Anda mungkin juga menyukai