Anda di halaman 1dari 41

A.

sel tumbuhan memiliki


kloroplas, sel hewan tidak
B. sel tumbuhan tidak memiliki kloroplas, sel
hewan punya
C. sel hewan mengandung selulosa, sel
tumbuhan tidak
D. sel hewan tidak memiliki sel membrane
inti, sel tumbuhan punya

12. Organel-organel sel terdapat di dalam suatu


cairan sel yang disebut …
A. Nukleoplasma
B. Nucleolus
C. Sitoplasma
D. Sitosol
13. Organel sel dan fungsinya yang tepat adalah ....
A. Nukleus : Mensintesis protein
B. Dinding sel : Menguatkan sel
C. Mitokondria : Sekresi protein
D. Ribosom ; Respirasi sel
14. Seluruh kegiatan dalam sel dikendalikan oleh
....
A. Mitokondria
B. Nukleus
C. Sitoplasma
D. Badan Golgi
15. Materi genetik (pembawa sifat keturunan)
yang terdapat di dalam nukleus adalah ….
A. Vakuola
B. Kromosom
C. Lisosom
D. Plastid
16. Sel darah merah berfungsi untuk . . . .
A. proses pembekuan darah
B. mengeluarkan CO2 dari dalam tubuh
C. mengangkut oksigen keseluruh tubuh
D. melawan kuman penyakit yang masuk
kedalam tubuh
17. Organel dan bahan-bahan kimia organik
pada sel terdapat pada bagian ….
A. inti
B. membran plasma
C. sitoplasma
D. membran inti
18. Sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama disebut …
A. Sel
B. Jaringan
C. Organ
D. Sistem organ
19. Berikut ini adalah contoh jaringan ....
A. Daun, batang, palisade
B. Epidermis, xylem, floem
C. Tangan, kaki, otot lurik
D. Endodermis, epitel, jantung
20. Berikut ini adalah jaringan yang terdapat pada
hewan vertebrata, kecuali ….
A. Jaringan epitel
B. Jaringan ikat
C. Jaringan otot
D. Jaringan palisade
21. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
tentang jaringan adalah ….
A. Fisiologi
B. Histologi
C. Anatomi
D. Morfologi
22. Perhatikan gambar irisan melintang batang
dikotil berikut !
Letak floem, kambium, dan xylem berturutturut
ditunjukkan oleh nomor …
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 2, 4, 5
23. Perhatikan gambar irisan melintang daun
berikut !
Jaringan palisade terdapat pada nomor …
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
24. Berdasarkan gambar nomor 23, proses
fotosintesis pada daun paling banyak
berlangsung pada nomor…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
25. Jaringan epitel pada hewan dan jaringan
epidermis pada tumbuhan memiliki fungsi yang
sama yaitu ….
A. sebagai penyokong (penguat)
B. sebagai pengangkut zat makanan
C. sebagai alat penerima rangsang
D. sebagai pelindung jaringan yang ada di
bawahnya
26. Alat transportasi pada tubuh hewan adalah
darah, sedangkan pada tumbuhan
peran ini dilakukan oleh ….
A. sklerenkim dan kolenkim
B. epidermis dan endodermis
C. xilem dan floem
D. jaringan korteks
27. Jaringan yang mempunyai fungsi sebagai
penyokong tubuh, melindungi organ, dan
menjadi alat gerak pasif adalah jaringan ....
A. tulang
B. darah
C. saraf
D. membran inti
28. Perbedaan fungsi antara otot polos dengan otot
lurik adalah ….
A. otot lurik ada bagian yang gelap
dan terang, sedangkan otot polos tidak
ada
B. otot lurik bekerja di bawah perintah,
sedangkan otot polos tidak
C. otot lurik mempunyai banyak inti dalam
satu sel, sedangkan otot polos mempunyai
satu inti dalam satu sel
D. otot lurik melekat pada tulang, sedangkan
otot polos banyak pada saluran
pencernaan dan pembuluh darah
29. Pemasukan dan pengeluaran udara pada
tumbuhan hijau dilakukan melalui ....
A. stomata dan tulang daun
B. lentisel dan akar
C. stomata dan lentisel
D. stomata dan batang
30. Fungsi floem adalah …
A. Mengangkut air dari akar ke daun
B. Mengangkut garam-garam mineral ke
seluruh tubuh
C. Mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh
D. Mengangkut sisa metabolism dari daun ke
seluruh tubuh
31. Jaringan yang berfungsi mengangkut air dan
garam-garam mineral ke daun adalah…
A. Epidermis
B. Floem
C. Xylem
D. Parenkim
32. Jaringan yang berdinding tipis dan selalu
membelah adalah . . . .
A. jaringan epidermis
B. jaringan parenkim
C. jaringan penguat
D. jaringan meristem
33. Dibawah ini yang bukan merupakan jaringan
pengikat/penyokong adalah . . . .
A. jaringan tulang
B. jaringan darah
C. jaringan otot
D. jaringan lemak
34. Tempat berlangsungnya proses fotosintesis
pada tumbuhan adalah . . . .
A. akar
B. batang
C. daun
D. bunga
35. Jaringan yang menyusun organ mata pada
manusia adalah . . . .
A. jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan
saraf
B. jaringan otot, jaringan epitel, dan jaringan
embrional
C. jaringan saraf, jaringan embrional dan
jaringan epitel
D. jaringan saraf, jaringan ikat dan jaringan
epitel
36. Perhatikan gambar berikut !
Gambar di atas adalah jaringan …
A. Otot polos
B. Otot lurik
C. Otot jantung
D. Otot serabut
37. Jaringan yang berfungsi sebagai pelindung
jaringan yang ada dibawahnya dari kerusakan
mekanis dan kekeringan adalah . . . .
A. jaringan meristem
B. jaringan epidermis
C. jaringan penguat
D. jaringan parenkim
38. Jaringan dalam tumbuhan yang berfungsi
sebagai jaringan penguat atau penyokong,
yaitu . . . .
A. xilem dan floem
B. kolenkim dan parenkim
C. epidermis dan parenkim
D. kolenkim dan sklerenkim
39. Jaringan yang sel-selnya melapisi permukaan
tubuh atau rongga dalam tubuh hewan adalah
....
A. jaringan epitel
B. jaringan embrional
C. jaringan otot
D. jaringan saraf
40. Jaringan yang berfungsi untuk mengedarkan
oksigen dan zat makanan pada hewan adalah .
...
A. jaringan otot
B. jaringan ikat
C. jaringan darah
D. jaringan epitelium
41. Jaringan pada hewan yang berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan adalah . . . .
A. jaringan lemak
B. jaringan darah
C. jaringan embrional
D. jaringan tulang
42. Kumpulan berbagai macam jaringan yang
melakukan satu tugas atau lebih secara
bersama-sama disebut . . . .
A. organ
B. sistem jaringan
C. sistem organ
D. organisme
43. Organ yang berfungsi memompa darah ke
seluruh tubuh adalah . . . .
A. paru-paru
B. hati
C. ginjal
D. jantung
44. Organel sel yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya oksidasi sel adalah . . . .
A. lisosom
B. mitokondria
C. badan golgi
D. retikulum endoplasma
45. Dibawah ini yang bukan merupakan organ
ekskresi adalah . . . .
A. paru-paru
B. kulit
C. jantung
D. hati
46. Organ berikut yang menyusun sistem gerak
pada manusia yaitu . . . .
A. tulang dan otak
B. otak dan sumsum tulang belakang
C. otot dan sumsum tulang belakang
D. otot dan tulang
47. Dibawah ini yang bukan merupakan organ
penyusun sistem hormon pada manusia adalah
....
A. pankreas
B. lambung
C. hipofisis
D. kelenjar tiroid
48. Kajian biologi tentang struktur dan fungsi ginjal
dipelajari pada tingkatan . . . .
A. sel
B. jaringan
C. organ
D. individu
49. Organ-organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
indra yaitu . . . .
A. hidung, telinga, kulit, lidah dan jantung
B. hidung, telinga, mata, jantung dan lidah
C. hidung, telinga, paru-paru, mata dan kulit
D. hidung, telinga, kulit, mata dan lidah
50. Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai
penawar racun yang masuk kedalam tubuh
bersama-sama makanan adalah . . . .
A. hati
B. paru-paru
C. kulit
D. ginjal
51. Gangguan yang terjadi pada hati akan
mempengaruhi . . . .
A. sistem pernapasan
B. sistem pencernaan
C. sistem koordinasi
D. sistem reproduksi
52. Sistem organ pada tubuh saling berhubungan
dan bekerja sama dengan sistem organ Lainnya
sehingga terbentuk ....
A. organ
B. sistem organ
C. organisme
D. jaringan organ
53. Jantung disebut organ karena ….
A. Berfungsi memompa darah
B. Tersusun dari beberapa jaringan
C. Tersusun dari sel-sel
D. Merupakan bagian dari sistem peredaran
darah
54. Berikut ini merupakan kelompok organ yaitu :
A. Jantung, hati, otot polos
B. Tangan, kaki, serabut saraf
C. Daun, batang, akar
D. Tulang, otot, kulit
55. Sistem organ yang tidak terdapat pada
tumbuhan adalah ….
A. Sistem transportasi
B. Sistem respirasi
C. Sistem saraf

D. Sistem reproduksi
Nama : ......................................

NILAI : ......................................
LATIHAN SOAL IPA KELAS VII
“SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN”

1 Dibawah ini, pernyataan yang benar 6 Pada inti sel makhluk hidup terdapat ....
mengenai A. pigmen
sel adalah …. B. materi genetik
A. sel adalah makhluk hidup C. kromosom dan lisosom
B. sel tidak dimiliki tumbuhan
D. organel
C. sel merupakan bagian terkecil dari
makhluk hidup maupun tak hidup
D. sel adalah unit terkecil dari makhluk
hidup

2 Urutan tingkatan organisasi kehidupan 7 Sel tumbuhan lebih kuat dan lebih kaku
dibawah ini yang benar adalah …. dibanding sel hewan karena sel
A. sel – jaringan – organ – sistem 3organ – tumbuhan
organisme memiliki .…
B. organisme – sel – jaringan – sistem organ
A. dinding sel
– organ
B. membran sel
C. organ – sistem organ – organisme – sel
jaringan C. seludang protein
D. jaringan – sel – organ – sistem organ – D. kapsid
organisme
3 Ilmuan yang menemukan istilah sel karena 8 Perhatikan pernyataan berikut !
menemukan ruang-ruang kosong pada 1) Sel dilindungi oleh dinding sel
sayatan 2) Sel tidak dilindungi oleh dinding sel
gabus Quercus suber adalah . . . . 3) Memiliki plastid (berisi kloroplas)
A. Schleiden
4) Memiliki lisosom
B. Max Schultze
5) Vakuola berukuran besar
C. Robert Hooke
D. Hugo Von Mohl 6) Vakuola berukuran kecil
Ciri-ciri sel tumbuhan terdapat pada
nomor :
A. 1, 3, 5
B. 1, 3, 6
C. 2, 3, 5
D. 2, 4, 6
4 Cermatilah organisme-organisme berikut! 9 Organel yang fungsinya untuk
1) Paramecium pernapasan sel
2) Amoeba adalah ….
3) Hydra A. lisosom
4) Euglena
B. mitokondria
5) Spirogya
C. badan golgi
Organisme uniseluler ditunjukan oleh nomor
A. 1), 2), dan 3) D. kloroplas
B. 1), 2), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
5 Bagian sel yang dimiliki oleh sel tumbuhan 10 Membran sel dapat mengatur masuk dan
dan keluarnya zat sehingga ada zat yang
sel hewan adalah . . . . mudah dan
A. plastida ada yang sulit masuk keluar sel. Berarti
B. kloroplas
membran ini bersifat ….
C. membran sel
A. selektif permeabel
D. dinding sel
6. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki B. semipermeabel
perbedaan walaupun secara umum C. selektif semipermeabel
organelnya D. permeabel
sama.
(KODE : PTK-0090) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermatabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika. budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup
pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi
untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik
personal maupun sosial.
Pendidikan Agama Islam, saat ini kurang memperhatikan diri peserta didik disamping itu juga kurangnya jam
pelajaran yang diberikan pada siswa. Sehingga peserta didik kurang memahami apa yang telah disampaikan oleh
pendidik. Demikian pula dengan pendidik, mereka juga kurang efektif dalam menggunakan metode maupun
pendekatan yang diterapkan kepada peserta didik. Hal ini menambah daftar negatif tentang pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Untuk meningkatkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka perlu dirancang suatu pendekatan dan metode
yang tepat agar Pendidikan Agama Islam dapat berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, guru memiliki peranan yang sangat penting. Karena guru sebagai
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang lebih maju.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10, dinyatakan
bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam penjelasannya yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran
peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepriadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan
berwibawa serta menjadi teladan peserta lain. Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan guru
dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam dan yang dimaksud dengan kompetensi soaial
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Didasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa :
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di atas guru dituntut untuk memiliki komitmen, kemauan keras dan kemampuan
untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah disebutkan.
Saat ini pendidik masih menggunakan metode yang sama dan kurang bervariasi, hal ini terbukti dengan masih
banyaknya guru/pendidik yang masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah mentransfer
pengetahuan yang dimiliki oleh guru kepada peserta didik. Peserta didik hanya mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru, peserta didik tidak mencari sendiri pengetahuan mereka. Akibatnya, peserta didik sering lupa
karena hanya mendengarkan saja dan tidak mengalami secara langsung.
Idealnya, proses pembelajaran tidak hanya diarahkan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya,
melainkan juga bagaimana menggunakan seluruh pengetahuan yang didapat tersebut untuk memecahkan
permasalahan yang ada kaitannya dengan bidang studi yang sedang dipelajari. Kemampuan untuk memecahkan
masalah adalah sangat penting bagi siswa untuk masa depannya nanti. Siswa akan terlatih mengembangkan potensi
yang sudah dimiliki sebelumnya dan menambah pengalaman bagi individu siswa. Pengalaman tersebut akan sangat
bermanfaat bagi siswa untuk mereka pelajari di dalam kelas dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Model pembelajaran konstruktivistik mendorong siswa mampu memecahkan permasalahan dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Paradigma konstruktivistik memandang siswa tidak sebagai kertas kosong melainkan
sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebab mempelajari sesuatu. Pada model ini, proses belajar
dipandang sebagai pemberian makna oleh siswa pada pengalamannya, sedangkan proses mengajar bukan hanya
mengarahkan siswa untuk bisa membangun sendiri pengetahuan melainkan juga turut berpartisipasi dengan siswa
untuk membentuk pengetahuan baru pada siswa, membuat makna, mencari kejelasan dan bersikap kritis terhadap
hal-hal yang telah dipelajari melalui proyek. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah mengarahkan siswa bisa
belajar pada belajarnya sendiri.
Model pembelajaran tersebut memberikan peluang terjadinya proses aktif dimana siswa membangun sendiri
pengetahuannya dengan memanfaatkan sumber belajar secara beragam. Model ini juga memberikan peluang
kepada siswa untuk berkolaborasi dengan teman bahkan dengan guru-guru dan mendorong siswa untuk terlibat
secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Siswa tidak akan begitu saja menerima pengetahuan dari
guru kemudian menyimpannya di dalam kepalanya, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah bagaimana siswa
dapat memecahkan permasalahan dan mengembangkan produk baru untuk dikaitkan dengan pengetahuan yang
didapat dari lingkungan sekitarnya kemudian membangun pengetahuan tersebut menjadi pengetahuan menurut alam
pemikiran siswa itu sendiri.
Konstruktivistik juga beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia itu sendiri. Manusia
mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan
lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai dengan yang dialami oleh manusia itu sendiri. Bagi
konstruktivistik, pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Tiap orang harus mengkonstruksi pengetahuaanya sendiri.
Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam
proses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa arah pembelajaran konstruktivistik adalah sejauh mana pengajar
atau guru dapat menjadikan pembelajaran pada situasi belajar yang menyenangkan. Jadi, siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan dan pemahamannya mengenai dunia melalui suatu pengalaman dan memikirkan
kejadian tersebut. Diharapkan mereka dapat memadukan antara apa yang telah diketahuainya dengan apa yang
baru mereka alami. Pemahaman yang dialami siswa tersebut dimaknai sebagai proses pembentukan konstruksi yang
dilakukannya dengan memadukan apa yang telah diketahuainya dengan yang baru mereka alami.
Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstrusi bukan menerima pengetahuan.
Dalam proses pembelajaran, siswa mampu membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan dikelas, siswa yang menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Dan inilah yang
diterapkan dalam pembelajaran konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok.
Pada hasil penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Ervina Royani tahun 2005 pada pelajaran geografi menyatakan
bahwa, (1) siswa senang dengan cara guru menerangkan pelajaran mata pelajaran tersebut, dan siswa senang
belajar dengan diskusi karena lebih mudah memahami materi pelajaran; (2) nilai siswa mengalami peningkatan pada
indikator mengemukakan pendapat, memberi saran, melengkapi jawaban, menyanggah dan mendukung jawaban
disertai alasan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa minat dan kemampuan berfikir kritis analitis
meningkat dalam mempelajari geografi dengan diterapkannya metode diskusi.
Dengan adanya hasil penelitian yang sudah membuktikan bahwa dengan pendekatan konstruktivistik melalui metode
diskusi kelompok siswa dapat meningkatkan prestasi belajar pada pelajaran geografi, maka peneliti ingin meneliti
apakah pendekatan konstruktivistik dengan metode diskusi kelompok pada ranah kognitif siswa dapat diterapkan
pada pelajaran Pendidikan Agama Islam yang konon Pendidikan Agama Islam adalah landasan bagi generasi muda
dalam menghadapi suatu hal. Peneliti juga menggunakan diskusi kelompok karena dapat membantu siswa dalam
mengumpulkan informasi-informasi yang akan di konstruk dalam pikiran setiap individu, karena setiap individu
memiliki pengetahuan awal yang berbeda-beda.
Dari pernyataan dan fakta-fakta tersebut, maka peneliti mengangkat sebuah penelitian yang berjudul : Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam Dengan Pendekatan Konstruktivistik Melalui Metode Diskusi
Kelompok Pada Siswa Kelas VI SDN X Kec. X.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rumusan penelitian tersebut adalah :
1. Bagaimanakah merencanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermutu dengan menggunakan
pendekatan konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas VI SDN X Kec. X ?
2. Bagaimanakah proses melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermutu dengan
menggunakan pendekatan konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas VI SDN X Kec. X ?
3. Bagaimanakah proses mengevaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermutu dengan menggunakan
pendekatan konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas VI SDN X Kec. X ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan perencanaan Pendidikan Agama Islam yang bermutu dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas VI SDN X Kec. X
2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang bermutu dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas VI SDN X Kec. X
3. Mendeskripsikan proses mengevaluasi Pendidikan Agama Islam yang bermutu dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas VI SDN X Kec. X

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui penerapan strategi tersebut dilaksanakan
secara maksimal dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun manfaat penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi :
1) Bagi guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media
ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu, guru
menyadari bahwa dalam penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan metode, strategi dan media juga
diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang
sedang belajar.
2) Bagi siswa
Dengan dilaksanakannya penelitian ini akan sangat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan
belajar. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik dan metode diskusi kelompok ini, akan memungkinkan
siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir
yang lebih kreatif. Sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
3) Bagi sekolah
Dengan adanya penelitian ini sekolah dapat mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik mereka, dan akan
terus memberikan sarana dan prasarana yang memadai bagi peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan mareka secara optimal.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap topik pembahasan, maka penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan konstruktivistik yang menggunakan metode diskusi kelompok untuk
menghasilkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermutu.

F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penelitian ini, maka peneliti membagi penelitian ini dalam 6 bab :
Bab I : Merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang hal-hal yang menjadi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II : merupakan pembahasan tentang tinjauan konsep konstruktivistik, metode diskusi dan Pendidikan Agama
Islam.
Bab III : merupakan penjelasan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan dan jenis penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber penelitian, prosedur pengumpulan data, teknis analisis data,
pengecekan keabsahan data, serta tahapan-tahapan penelitian.
Bab IV : merupakan penjelasan tentang laporan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SDN X Kec. X
serta paparan hasil penelitian dari siklus yang telah dilaksanakan mulai dari pre tes, siklus I, siklus II, serta siklus III.
Bab V : merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VI SDN X
dengan pendekatan konstruktivistik.
Bab VI : merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN
MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOLABORASI PADA SISWA KELAS ….
Dapatkan File lengkapnya hubungi 0856 42 444 991 (Kode PTK 133)
ABSTRAK

Dalam proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media


alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah
pembaharuan (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut diatas dituntut seorang
guru untuk lebihkreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan
metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama
pembentukan kecakapan hidup ( life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan
sekitar.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan (a) Bagaimanakah


peningkatan prestasi belajar PAI dengan diterapkannya model pengajaran
kolaborasi pada siswa kelas………………… tahun pelajaran……………..( b)
Bagaimanakah pengaruh Model pengajaran kolaborasi terhadap motivasi belajar
PAI pada siswa kelas…………………. Tahun pelajaran………….

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (a) ingin mengetahui


peningkatan prestasi belajar PAI setelah diterapkannya model pengajaran
kolaborasi (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar PAI setelah
diterapkan model pengajaran kolaborasi.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action


research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu :
rancanan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini
adalah siswa kelas ………………………………………. Tahun
pelajaran…………………….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif,
lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami


peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (73,17%), siklus II
(82,93%), siklus III (95,12%)

Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif


dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar
siswa………………………………………………… serta model pembelajarasn ini
dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran PAI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi
yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang
bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan
lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar.
Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan
menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru
berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan
bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru
dengan anak didik.

Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam
bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala
konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat
jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik
maupun yang bersumber dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan
membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan
oleh guru dalam mengelola kelas.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara


arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.
Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak
didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam
pengajaran.

Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan
anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik
sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka
adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik.
Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala
perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

Kualitas pembelajaran ditentukan oleh interaksi komponen-komponen


dalam sistemnya. Yaitu tujuan, bahan ajar (materi), anak didik, sarana, media,
metode, partisipasi masyarakat, performance sekolah, dan evaluasi
pembelajaran (Moh, Shochib, 1998). Performance sekolah, dan evaluasi
pembelajaran (Moh, Shochib, 1998). Optimalisasi komponen ini, menentukan
kualitas (proses dan produk) pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan oleh
pendidik adalah melakukan analisis tentang karakteristik setiap komponen dan
mensinkronisasikan sehingga ditemukan konsistensi dan keserasian di
antaranya untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Karena pembelajaran mulai
dari perencana, pelaksanaan dan evaluasinya senantiasa merujuk pada tujuan
yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki oleh anak didik baik instructional
effect (sesuai dengan tujuan yang dirancang) maupun nurturrant effect (dampak
pengiring) (Moch. Shochib: 1999).

Realisasi pencapaian tujuan tersebut, terdapat kegiatan interaksi belajar


mengajar terutama yang terjadi di kelas. Dengan demikian, kegiatannya adalah
bagaimana terjadi hubungan antara guru/bahan ajar yang didesain dan dengan
anak didik. Interaksi ini merupakan proses komunikasi penyampaian pesan
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief S Sadiman yang
menyatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses interaksi
yaitu proses penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/ metode ke
penerima pesan. (Arief S, Sadiman, dkk, 1996:13).

Sejalan dengan inovasi pembelajaran akhir-akhir ini termasuk di Sekolah


Dasar, yaitu: Kolaborasi. Interaksi belajar mengajarnya menuntut anak didik
untuk aktif, kreatif dan senang yang melibatkan secara optimal mental dan fisik
mereka. Tingkat keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan mereka dalam belajar
merupakan rentangan kontinum dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi. Tetapi idealnya pada kontinum yang tertinggi baik pelibatan aspek mental
maupun fisik anak didik. Oleh karena itu, interaksi belajar mengajar dengan
paradigma Kolaborasi menuntut anak:

(1) Berbuat

(2) Terlibat dalam kegiatan

(3) Mengamati secara visual

(4) Mencerap informasi secara verbal

Dengan demikian, interaksi belajar mengajar idealnya mampu


membelajarkan anak didik berdasarkan problem based learning, authentic
instruction, inquiry based learning, project based learning, service learning, and
cooperative learning. Pola interaksi yang mampu mengemas hal tersebut dapat
mengubah paradigma pembelajaran aktif menjadi paradigma pembelajaran
reflektif.

Dengan interaksi pembelajaran reflektif dapat membuat anak didik untuk


menjadikan hasil belajar sebagai referensi refleksi kritis tentang dampak ilmu
pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat; mengasah kepedulian sosial,
mengasah hati nurani, dan bertanggungjawab terhadap karirnya kelak.
Kemampuan ini dimiliki anak didik, karena dengan pola interaksi pembelajaran
tersebut, dapat membuat anak didik aktif dalam berfikir (mind-on), aktif dalam
berbuat (hand-on), mengembangkan kemampuan bertanya, mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, dan membudayakan untuk memecahkan
permasalahan baik secara personal maupun sosial.

Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan
fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini
berarti, guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan
dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan anak didik (Moh.
Shochib: 1999; dan Paul Suparno dkk: 2001).

Dengan interaksi pembelajaran yang mengemas nilai-nilai tersebut dapat


membuat pembelajaran lingking (link and math atau life skill)
dan delinking(pemutusan lingkungan negatif), diversifikasi kurikulum,
pembelajaran kontekstual, kurikulum berbasis kompetensi, dan otonomi
pendidikan pada tingkat sekolah taman kanak-kanak dengan manajemen
berbasis sekolah, dan bertujuan untuk mengupayakan fondasi dan
mengembangkan anak untuk memiliki kemampuan yang utuh yang disebut:
Pendidikan Anak Seutuhnya (PAS).

Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan


mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup bangsa tersebut. Secara langsung maupun tidak langsung
pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan pertumbuhan dan
perkembangan anak melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi
kehidupan dimasa yang akan datang. Tentunya hal ini merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk
mencapai keberhasilan ini perlu dukungan dan partisipasi aktif yang bersifat
terus menerus dari semua pihak.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan


nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu
pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan
dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa. Depdikbud (1999).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor


diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan
kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas
dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat
penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran
yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan
konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini


penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran kolaborasi Pada Siswa …
Tahun Pelajaran …

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan


permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan


diterapkannya model pengajaran kolaborasi pada siswa kelas …. Tahun
pelajaran …?

2. Bagaimanakah pengaruh model pengajaran kolaborasi terhadap motivasi


belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas …. Tahun pelajaran …?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah


diterapkannya model pengajaran kolaborasi pada siswa kelas … tahun
pelajaran …
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah
diterapkan model pengajaran kolaborasi pada siswa kelas … tahun pelajaran …

3. Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam


meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas … tahun pelajaran

D. Kegunaan Penelitian

Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat


berguna sebagai:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru


Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar
Pendidikan Agama Islam.

2. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang


dapat memberikan manfaat bagi siswa.

4. Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa


khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

5. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Pendidikan


Agama Islam.

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pengajaran kolaborasi adalah:

Suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja


sama dalam kelompk-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Motivasi belajar adalah:

Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkat laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu
dalam mencapai tujuan tertentu.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah
siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas … tahun pelajaran …

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun pelajaran …

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan…………..


DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional.

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.


Semarang: Aneka Ilmu.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi
UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press.
Univesitas Negeri Surabaya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan


Cendekia.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa


Cipta.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Mahasiswa UBH peragakan hasil penelitian teknologi 14/9/2014


Top of Form

Bottom of Form
SERAMBI
Pendidikan
Cerita
Multimedia
Jagad Jawi
Enterpreneur
Refleksi
Terawang
Beranda
Serambi » didik » PTK PAI SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM MATERI SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA
SISWA KELAS III SD
PTK PAI SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SIFAT
WAJIB BAGI ALLAH SWT MELALUI METODE
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SD
Diberdayakan Oleh Segar dan Sehat on Rabu, 11 September 2013 | 16.17
ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam materi sifat wajib bagi Allah SWT melalui
metode Kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas III SD Negeri Karangmojo 01
Semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas III SD Negeri Karangmojo 01 semester
I tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 17 yang beragama Islam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas, pengumpulan data melalui obserIIIasi, wawancara dan tes atau penugasan,
sedangkan analisis data dilakukan dengan model interaktif. Sedangkan aktifitas
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses
siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar pendidikan agama Islam materi sifat wajib
bagi Allah SWT pada siswa Kelas III SD Negeri Karangmojo 01 Semester I tahun
pelajaran 2011/2012. Motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II terdapat
peningkatan: aspek tekun (nilai rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,3%;
dari kategori tinggi menjadi amat tinggi), aspek tidak mudah menyerah (nilai rata-
rata naik 1,1; prosentase naik 22,4%; dari kategori tinggi menjadi amat tinggi);
aspek minat besar (nilai rata-rata, meningkat 1,5; persentase naik 29,4%; dari
kategori tinggi menjadi amat tinggi), aspek teguh pendapat (nilai rata-rata,
meningkat 1,0; persentase naik 21,2%; dari kategori tinggi menjadi amat tinggi),
dan aspek memecahkan masalah (nilai rata-rata naik 0,5; prosentase naik 10,6%;
dari kategori tinggi menjadi amat tinggi). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke
siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 3 siswa (18%) yang mendapat nilai
tuntas menjadi 17 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 14 siswa (82%)
dan nilai rata-rata kelas dari 58,4 menjadi 86,9, meningkat sebesar 28,5.

Kata kunci : Motivasi dan Hasil belajar, Pendidikan Agama Islam, Metode
kooperatif tipe Jigsaw.

Latar Belakang Masalah


Mengajarkan agama kepada siswa mempunyai karakteristik dan tingkat kesulitan
yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Karenanya, pendidikan agama bukan
saja menekankan penguasaan materi (IQ) semata, namun yang lebih penting adalah
menanamkan aspek kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan emosional (EQ)
secara simultan. Oleh karena itu, guru Pendidikan Agama harus mampu
merumuskan strategi dan model pembelajaran yang efektif sehingga mampu
membentuk kesalihan individu maupun sosial.
Berdasarkan hasil pengamatan guru agama Islam pada kelas III SD Negeri
Karangmojo 01 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan sifat
wajib bagi Allah SWT masih diperlukan adanya peningkatan penguasaan materi
(IQ), kecerdasan spiritual (SC), dan kecerdasan emosional (EQ) dalam memahami
sifat wajib bagi Allah SWT. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian pada pokok
bahasan sifat wajib bagi Allah SWT sebagian besar nilai yang diperoleh siswa
belum memuaskan yaitu dengan nilai rata-rata 58,4 (di bawah KKM 70).
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar belum berhasil
secara optimal, oleh karena perlu adanya peningkatan melalui beberapa cara dalam
rangka peningkatan motivasi dan hasil belajar. Upaya peningkatan hasil belajar
siswa tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini,
diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
menarik dan disukai siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa
dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada
gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP)
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Sehingga kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar
suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran kooperatif terutama teknik Jigsaw
dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Telah diketahui bahwa keunggulan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompokknya yang lain. Meningkatkan kerjasama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan
Hal tersebut di atas, mendasari perlunya diadakan penelitian tindakan kelas dengan
judul “Peningkatan dan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Isalam Materi Sifat
Wajib bagi Allah SWT Melalui Metode Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas
III SD Negeri Karangmojo 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian : Apakah melalui metode Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar pendidikan agama Islam pada siswa Kelas III SD Negeri
Karangmojo 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah mendeskripsikan peningkatan motivasi
dan hasil belajar pendidikan agama Islam materi sifat wajib bagi Allah SWT
melalui metode Kooperatif tipe jigsaw pada siswa Kelas III SD Negeri
Karangmojo 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa, Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Selain itu, melalui
penggunaan metode Kooperatif tipe jigsaw siswa termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan agama islam khususnya materi sifat wajib bagi Allah
SWT. Menghilangkan anggapan bahwa belajar pendidikan agama itu sulit dan
membosankan.
Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki metode pembelajaran
mata pelajaran pendidikan agama Islam, sebagai masukan untuk meningkatkan
minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam dan
dapat meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata
pelajaran pendidikan agama Islam di kelas III SD.
Bagi Sekolah dan Pendidikan secara umum penelitian ini memberikan sumbangan
positif tentang metode pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas III SD,
menanggulangi kesulitan pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas III dan
menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru pendidikan agama Islam sebagai
peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran pendidikan
agama Islam.
KAJIAN TEORI
Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha
untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam
artikel Siti Sumarni (2005: 45), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar
dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh.
Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar
siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Ada beberapa ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah sebagai berikut:
“Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam
waktu lama, ulet menghadapi kesulitan dan tidak muda putus asa, tak cepat puas
atas prestasi yang diperoleh, menunjukan minat yang besar terhadap masalah-
masalah belajar, lebih suka belajar sendiri, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas
rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, dan senang mencari dan memecahkan
masalah.”
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut
Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3).
Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima
perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 2004:39). Dari pendapat
ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan
yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981:21) menyatakan
bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2004:39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya"
(Ali Muhammad, 2004:14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat
dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja.
Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri
individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri indiIIIidu maka belajar
tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru.
Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap
(afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor
dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Pendidikan Agama Islam di SD
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba (1962:77) : Pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian
yang lain sering kali beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nalai-nilai
agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam,
dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Langgulung (1980:76): Pendidikan Islam ialah Pendidikan yang memiliki 3
macam fungsi, yaitu : 1). Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-
peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini
berkaitan erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri 2).
Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan
tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. 3). Memindahkan nilai-nilai yang
bertujuan memelihara keutuhan dankesatuan masyarakat yang menjadi syarat
mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan
kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan(integration) suatu
masyarakat, maka kelanjutan hidupersebut tidak akan dapat terpelihara dengan
baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.
Menurut Syaibani (2001:87), tujuan pendidikan Islam adalah: 1) Tujuan yang
berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah
laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan
yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat. 2) Tujuan yang berkaitan
dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu
dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman
masyarakat. 3) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan
masyarakat.
Sifat wajib bagi Allah SWT
Allah Swt. adalah zat Yang Mahakuasa atas segala hal. Tiada tuhan yang wajib
kita sembah, kecuali Allah Swt. Sudah merupakan sebuah kewajiban bahwa setiap
muslim harus percaya sifat kesempurnaan Allah Swt. Sifat kesempurnaan Allah
Swt. itu sifatnya tak terhingga. Bagaimana cara kita mengenal dan mempercayai
kesempurnaan yang tak terhingga itu yang dimiliki oleh Allah Swt.?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh
Allah Swt.. Sifat tersebut terdiri atas sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz Allah
Swt.. Sifat wajib bagi Allah Swt. terdapat 20, sifat mustahilnya juga ada 20.
Sementara itu, sifat jaiz bagi Allah Swt. hanya satu. berikut ini terdapat 20 sifat
wajib bagi Allah beserta artinya. (Zoharudin, dkk. 2007:16)

No. Sifat Artinya


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20 Wuju– d
Qidam
Baqa – '
Mukha – lafatu lil-h• awa – dis• i
Qiya – muhu– binafsihi-
Wah• da– niyah
Qudrat
Ira– dat
Ilmu
Haya – t
Sam'un
Basar
Qalam
Qodiron
Muridan
Aliman
Hayyan
Samian
Basiron
Mutakaliman Ada
Dahulu
Kekal
Berbeda dengan ciptaan-Nya
Berdiri dengan sendirinya
Esa atau tunggal
Berkuasa
Berkehendak
Mengetahui
Hidup
Mendengar
Melihat
Berkata
Yang berkuasa
Yang berkehendak
Yang mengetahui
Yang hidup
Yang mendengar
Yang melihat
Yang berbicara

Penerapan Metode Kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran PAI Materi Sifat
wajib bagi Allah SWT
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistim pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku
yang berbeda (heterogen). Sistim penilaian dilakukan terhadap kelompok dan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi
yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok” (Wina Sanjaya, 2006:240).
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu: (1) kelompok
kecil, (2) belajar bersama, dan (c) pengalaman belajar. Esensi kooperatif learning
adalah tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga
dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja
kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa dalam kelompoknya belajar
bekerja sama dan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh sampai suksesnya
tugas-tugas dalam kelompok.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Johnson (1991 : 27) yang
menyatakan bahwa “Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ialah kegiatan belajar secara
kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar
yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok”.
Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa dibagi menjadi dua anggota
kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang dapat diuraikan sebagai
berikut:a) Kelompok kooperatif awal (kelompok asal). Siswa dibagi atas beberapa
kelompok yang terdiri dari 3-5 anggota. Setiap anggota diberi nomor kepala,
kelompok harus heterogen terutama di kemampuan akademik. B) Kelompok Ahli,
anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada kelompok asal.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif
lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian,
dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang disebut kelompok inti,
beranggotakan 4 orang. Setiap siswa diberi nomor kepala misalnya A, B, C, D.
2. Guru membagi wacana / tugas sesuai dengan materi mengenal sifat wajib
Allah SWT yang sedang diajarkan. Masing-masing siswa dalam kelompok asal
mendapat wacana / tugas yang berbeda, nomor kepala yang sama mendapat tugas
yang sama pada masing-masing kelompok.
3. Guru mengumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana/ tugas yang
sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan jumlah
wacana atau tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.
4. Dalam kelompok ahli ini siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai
dengan wacana / tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Semua anggota kelompok ahli diberi tugas untuk memahami dan dapat
menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana / tugas yang telah dipahami
kepada kelompok kooperatif (kelompok inti). Poin a dan b dilakukan dalam waktu
30 menit.
6. Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing
siswa kembali ke kelompok kooperatif asal.
7. Masing-masing siswa diberi kesempatan secara bergiliran untuk
menyampaikan hasil dari tugas di kelompok asli. Poin c dan d dilakukan dalam
waktu 20 menit.
8. Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan, masing-
masing kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan klarifilkasi. (10
menit).
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam materi sifat wajib bagi Allah SWT, maka
motivasi dan hasil belajar pendidikan agama Islam masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi dan hasil belajar sifat wajib bagi
Allah SWT perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Siklus I menggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari
siklus I ke siklus II diharapkan motivasi dan hasil belajar PAI materi sifat wajib
bagi Allah SWT meningkat.
Kondisi akhir diduga dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar PAI materi sifat wajib bagi Allah SWT
pada siswa Kelas III SD Negeri Karangmojo 01 Semester I tahun pelajaran
2011/2012.

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar pendidikan agama islam materi sifat wajib bagi Allah
SWT pada siswa Kelas III SD Negeri Karangmojo 01 semester I tahun pelajaran
2011/2012.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2011 sampai dengan
bulan Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Negeri Karangmojo
01, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.

Subjek penelitian adalah motivasi dan hasil belajar PAI materi sifat wajib bagi
Allah SWT siswa kelas III SD Negeri Karangmojo 01, dengan jumlah siswa 17
anak.
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal
dari subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek (skunder).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes.
Sedangkan alat pengumpulan data meliputi dokumen, tes dan pengamatan.
Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal
siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil
belajar siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian yaitu untuk
mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran PAI berupa: a) Tekun dalam
menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, b)
ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tak cepat puas atas prestasi
yang diperoleh, tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin,c) menunjukkan minat
yang besar terhadap masalah-masalah belajar, lebih suka belajar sendiri, d) dapat
mempertahankan pendapatnya, e) senang mencari dan memecahkan masalah.
Untuk memperoleh data yang valid mengenai motivasi dan hasil belajar PAI materi
sifat wajib bagi Allah SWT pada siswa kelas III SD Negeri Karangmojo 01
semester I tahun pelajaran 2011/2012 yaitu : 1) motivasi belajar (observasi)
divalidasi melalui trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan
rekan kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan
proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test
yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content
validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif)
dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes
kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian
direfleksi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
Peningkatan motivasi indikatornya adalah adanya peningkatan motivasi dari
rendah menjadi tinggi. Peningkatan hasil belajar PAI materi sifat wajib bagi Allah
SWT indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 70.
Bagikan :
9
Artikel Sejenis
RPP SAINTIFIK KURIKULUM 2013 KELAS V: Benda-benda di Lingkungan Sekitar/Wujud Benda dan
Cirinya/5
Contoh Judul PTK Terbaru April 2014..
Apakah Puisi Itu?
Bentuk-bentuk Berbicara
Contoh Judul PTK Terbaru Desember 2014
Contoh Judul PTK Terbaru Maret 2014
Label: didik

5 Comments

0 Comments
« Prev PostNext Post »Beranda
IKLAN OLEH GOOGLE
ARSIP BLOG
► 2014 (10)
▼ 2013 (58)
► Desember (3)
► November (9)
► Oktober (1)
▼ September (36)
PTK SD: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA NY...
PTK SLB: PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJAR...
PTK SLB: PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITERA MELALUI...
PTK IPA SD: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IP...
PTK IPA SD: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BE...
PTK SD: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ME...
Cerpen: NAmaku Sanjiwani
PTK BHS IND SD: PENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASI...
PTK IPA SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR...
PTK PAI SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR...
PTK SD: UPAYA PENINGKATAN PROSES BELAJAR PENDIDIKA...
PTK SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BELAJAR...
PTK SD: COOPERATIF LEARNING DENGAN MODEL JIGSAW U...
PTK SD: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATER...
PTK SD: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBAC...
PTK SD: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP...
PTK SD: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI...
PTK SD: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KO...
PTK SD: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELA...
PTK TK: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN KONSEP BI...
PTK SD: PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJ...
UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS TENT...
PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRESTASI BELAJAR BAH...
Batu Ginjal dan Cara Mendeteksinya
Blackberry Messenger Untuk Android Meluncur Septem...
PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIK...
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI...
Inilah Tampilan Blackberry Messenger (BBM) di And...
PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR BAHASA ...
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEM...
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN ME...
Upaya Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran...
Lowongan CPNS Badan Narkotika Nasional (BNN)
Lowongan CPNS 2013 di BPN
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membuka lowongan...
Daftar Kementrian RI yang MEmbuka Lowongan CPNS
► Juli (7)
► Januari (2)
► 2012 (22)
PAMIRSO
86722
SERING DIBACA
PTK SD: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PENCERNAAN
MAKANAN PADA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BAGI
SISWA KELAS V SD
ABSTRAK Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Negeri Tanjungrejo 01 masih rendah. Hal ini...
PTK TK: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA
KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B2 TK
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan pengenalan
konsep bilangan melalui media kartu angka pada ...
PTK PAI SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PADA SISWA KELAS III SD
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam materi sifat wajib b...
PTK SD: PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA NYATA UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR AKAR PADA
SISWA KELAS IV SD
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar IPA
tentang struktur akar melalui penggunaan met...
PTK SD: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mendiskripsikan aktivitas dan hasil belajar IPA
materi gaya magnet melalui me...
PTK IPA SD: PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BAGIAN-BAGIAN
TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA
SISWA KELAS IV SD
Abstrak Tujuan dalam penelitian tindaka kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat
belajar IPA tentang bagian-bagian tumbuhan melal...
PTK SD: PENINGKATAN SENAM IRAMA MELALUI MUSIK PADA PESERTA DIDIK KELAS III
SEKOLAH DASAR
A bstrak ...
PTK IPA SD: PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KONSEP
STRUKTUR ORGAN TUBUH MANUSIA DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PICTURE AND PICTURE BAGI SISWA KELAS IV SD
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuo peningkatan motivasi dan hasil belajar
siwa dan mengetahui peningkatan motivasi d...
PTK IPA SD: UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PERMAINAN KARTU MODEL WEBBING MATA PELAJARAN IPA KELAS II SD
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran melalui permainan kartu
model webbing dapat meningkatkan pembelaja...
PTK SD: UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KPK
DAN FPB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIRS SHARE BAGI SISWA KELAS IV
SD
ABSTRAK Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengatahui peningkatan
minat dan hasil belajar matematika te...
LABELS
Agro (2)
Cerita Anak (3)
didik (52)
Herbal (13)
Lestari Alam (1)
news (5)
Peluang (7)
Ramuat Obat Kuno (4)
santai (4)
Tips (6)

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template


Copyright © 2011. wahhh........... - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN DALAM MELAKUKAN


SHOLAT WAJIB MELALUI STRATEGI MODELLING THE WAY PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI MERTAN 01 SEMESTER I TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Suwarto
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan
kemampuan melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa
kelas IV SD Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 semester I tahun
pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 23 siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas,
pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan tes atau penugasan, sedangkan
analisis data dilakukan dengan model interaktif. Sedangkan aktifitas dilakukan dalam
bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui strategi modelling the way dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas IV SD
Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013 . Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II
terdapat peningkatan: aspek membaca rukun sholat (nilai rata-rata meningkat 1,1;
persentase naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek membaca syarat
sholat (nilai rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari kategori baik menjadi amat
baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat (nilai rata-rata meningkat 0,7;
persentase naik 15,7%; dari kategori baik menjadi amat baik), dan aspek praktek
sholat (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat
baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu
dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 23 siswa (100%). Terjadi
peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai rata-rata kelas dari 60,2 menjadi 85,0,
meningkat sebesar 24,8.
Kata kunci : Aktivitas. Kemampuan melakukan sholat wajib, Strategi modelling
the way.
Latar Belakang Masalah
Kemampuan melaksanakan sholat dengan baik dan benar merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar pada materi sholat
dikelas IV SD, oleh karena itu pembelajaran sholat khususnya pada kemampuan
praktek menjadi perhatian guru dan siswa. Pemilihan strategi modeling the way yang
akan membantu siswa dan guru dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, sesuai
dengan pendapat Menurut Hisyam Zaini, (2008: 76 ) strategi Modelling The
Way memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan keterampilan
spesifik yang di pelajari dikelas melalui demonstrasi.
Berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum pada silabus mata pelajaran PAI
di tingkat sekolah dasar pada kelas 4, menuntut kecakapan melakukan gerakan sholat
wajib dengan baik dan benar, Nanum pada kenyataannya kebanyakan siswa kelas 4
belum mampu melakukan gerakan sholat dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari
hasil pengamatan praktek sholat yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Mertan 01
terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum mampu melakukan gerakan-gerakan
sholat dengan baik dan benar, terlebih pada kenyataannya, dari pengalaman selama
mengajar, dapat dicermati, bahwa siswa yang lulus dari sekolah dasar bahkan sampai
dijenjang SMA pun, masih banyak yang belum mampu melakukan gerakan sholat
dengan baik dan benar, Padahal kebanyakan dari mereka adalah beragama Islam,
dimana sholat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pemeluknya.
Hal ini termaktub dalam alqur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 43
٤٣﴿ َ‫الرا ِك ِعين‬
َّ ‫ار َكعُوا َم َع‬ َّ ‫﴾ َوأَقِي ُموا الص َََّلةَ َوآت ُوا‬
ْ ‫الزكَاةَ َو‬
(43) Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku (
Al-baqarah : 43)'
Kesenjangan-kesenjangan inilah yang membawa peneliti, untuk melakukan
penelitian ini, guna meningkatnya aktivitas belajar dan kemampuan dalam melakukan
gerakan sholat wajib dengan baik dan benar pada siswa kelas 4 SD Negeri Mertan 01,
Tahun pelajaran 2012/2013.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian : Apakah melalui strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas
dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib pada siswa Kelas IV SD Negeri
Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah medeskripsikan aktivitas dan kemampuan
dalam melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa Kelas
IV SD Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
Bagi siswa, Penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan dalam
melakukan sholat wajib. Selain itu, melalui penggunaan strategi modelling the way
siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam khususnya
materi sholat. Menghilangkan anggapan bahwa belajar PAI itu sulit.
Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki metode pembelajaran
mata pelajaran pendidikan agama Islam, sebagai masukan untuk meningkatkan minat
dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam dan dapat
meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran
pendidikan agama Islam di kelas IV SD.
Bagi Sekolah dan Pendidikan secara umum penelitian ini memberikan sumbangan
positif tentang metode pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV SD,
menanggulangi kesulitan pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV dan
menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru sebagai peneliti dengan sekolah
untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran pendidikan agama Islam.
KAJIAN TEORI
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan seluruh panca indera yang dapat
membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar (Sardiman,
2004: 39). Aktivitas memegang peranan penting dalam belajar, sebab pada dasarnya
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan dilakukan secara sengaja
(Slameto, 2003:45).
Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang
berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajar jika tidak ada aktifitas.
Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah cara atau usaha untuk mengoptimalkan
kegiatan belajar siswa dalam proses pembelajaran (Sudjana: 1989:86).
Sedangkan pandangan menurut ilmu jiwa siswa diibaratkan kertas putih kosong yang
siap ditulis, unsur luar yang menulis adalah guru (Sardiman, 2007: 98). Dalam hal ini
terserah kepada guru mau dibawa kemana dan diapakan siswa tersebut. Karena guru
yang memberi dan mengatur, dengan demikian aktivitas guru akan melebihi aktivitas
siswa. Guru mendominasi aktivitas dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung
pasif. Walaupun sebenarnya siswa tidak pasif secara mutlak, hanya saja proses
pembelajaran seperti ini tidak mendorong siswa berfikir dan beraktivitas. Hal ini jelas
bertentangan dengan hakikat siswa sebagai subjek belajar.
Sedangkan aliran jiwa yang tergolong modern yang mengungkapkan bahwa jiwa
manusia yang merupakan suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri
(Sardiman, 2007:99). Siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi untuk
berkembang. Dalam hal ini siswa lebih aktif melakukan aktivitas, sedangkan guru
bertugas untuk membimbing dan menyediakan fasilitas agar siswa tersebut dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian hakikat siswa sebagai
subjek belajar dapat terpenuhi, sebab siswalah yang beaktifitas.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar
merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah
laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar
merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa
dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemprosesan
masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses
belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu
pengetahuan dan keterampilan. Masih menurut Sumarni (2007:30), pengetahuan terdiri dari 4
kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan
tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri atas empat
kategori, yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan
untuk bertindak atau keterampilan motorik, (3) keterampilan bereaksi atau bersikap, dan (4)
keterampilan berinteraksi.
Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003:6) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan
kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999:39),
mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, hasil belajar
dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar)
yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa
itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri
siswa terutama kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki
siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lain-lain.
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes
hasil belajar sedangkan hasil belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990:139)
adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika
setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil
belajarnya.

Pendidikan Agama Islam di SD


Pendidikan Agama Islam berarti "usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam" (Zuhairani,
1983:27). Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya
diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam
dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan
islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi
lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam
tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam
adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam
berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan
hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu
dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan
Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan
kewajiban mereka (Drajat, 1992:25-28).
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat
kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya
tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah
kepada Allah (Bawani, 1993:65).
Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses
penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa
agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu
memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam
sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya
sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali, 1995: 139)
Tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut : 1)
Tujuan Umum, Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai
kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan
nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun
2003. 2) Tujuan Khusus, Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang
pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap
jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan
Agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan
berbeda pula dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk: 1. menumbuhkembangkan
akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; 2.
mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. (Kemdikbud,
2003:2)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek: 1. Al-Qur’an dan
Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 5. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
Sholat Wajib
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa
perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Shalat merupakan salah satu
kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat wajib atau shalat lima waktu
merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi
syarat-syarat untuk melaksanakannya. Selain itu
shalat hukumnya dapat dikatakan wajib, wajib atau sunnah. Shalat jum’at yang
dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki hukumnya yaitu
wajib ‘ain.
Dalil yang mewajibkan shalat.banyak sekali diantaranya yaitu : 1) “Dan dirikanlah
shalat, keluarkanlah zakat dan tuntuklah / rukuklah bersama-sama orang-orang yang
rukuk.” ( QS, Al-Baqarah : 43)2) “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan yang munkar.” ( QS, Al-‘Ankabut : 45 ).
3)“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat
tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan shalat) diwaktu mereka
meningkat usia sepuluh tahun. “ ( HR. Abu Dawud )
Shalat wajib ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Umat
muslim diperintahkan untuk menunaikan berdasarkan dengan waktunya masing-
masing. 1) Zhuhur, Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit.
Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan semua
itu. 2) Ashar, Waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya
matahari. 3) Maghrib, Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq
(awal senja) merah. 4) Isya’, Waktunya mulai dari tebenam syafaq ( awal senja ),
hingga terbit fajar. 5) Subuh, Waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit
matahari.
Ada lima waktu yang tidak boleh ditempati untuk melakukan shalat, kecuali shalat
yang mempunyai sebab yaitu : 1. Setelah shalat shubuh hingga terbitnya matahari; 2.
Ketika terbitnya matahari hingga sempurna dan naik sekurang-kurangnya setinggi
tombak ( >10 derajat dari permukaan bumi ); 3. Ketika matahari rembang ( diatas
kepala ) hingga condong sedikit ke barat; 4. Setelah shalat ashar hingga terbenam
matahari; 5. Ketika mulai terbenamnya matahari hingga sempurna.
Rukun salat : (1) niat, (2) berdiri tegak bagi yang mampu, (3) takbiratul ihram, (4)
membaca surah al-Fatihah, (5) rukuk dengan tuma’ninah, (6) iktidal dengan
tuma’ninah, (7) sujud 2 kali dengan tuma’ninah, (8) duduk di antara dua sujud dengan
tuma’ninah, (9) duduk tasyahud akhir dengan tuma’ninah, (10) membaca tasyahud
akhir, (11) membaca salawat atas Nabi Muhammad pada tasyahud akhir, (12)
membaca salam yang pertama, (13) tertib atau berurutan.
Sunnah salat : (1) mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, (2) mengangkat
kedua tangan ketika akan rukuk, setelah rukuk, dan berdiri dari tasyahud awal, (3)
meletakkan kedua tangan di atas dada, (4) pandangan ke tempat sujud, (5) membaca
tasbih ketika rukuk dan sujud, (6) membaca salam kedua.
Syarat sah salat : (1) suci badan, pakaian dan tempat dari najis, (2) suci dari hadas
kecil dan besar, (3) menutup aurat, (4) menghadap kiblat, (5) sudah masuk waktu
salat, (6) melakukan rukun salat.
Syarat wajib salat : (1) Islam, (2) berakal, (3) balig.
Yang membatalkan salat : (1) berhadas kecil atau besar, 92) terkena najis, (3) berkata-
kata dengan sengaja, (4) terbuka aurat, (5) mengubah niat, (6) makan atau minum, (7)
bergerak lebih dari 3 kali, (8) mendahului gerakan imam, (9) murtad
Stategi Modelling The Way
Metode Modeling The Way sebagai metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang
dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan
siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan
profesionalisme (DepDikBud, 1993:219).
Metode Modeling The Way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel
Silbermam, seorang yang memang berkompeten dibidang psikologi pendidikan. Metode ini
merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitik beratkan pada
kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Karena siswa
dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.
Ada sebuah pendapat, metode Modeling The Way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama.
Yakni sebuah metode dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam
hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat (sosial).
Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar
lebih berhasil (Sriyono dkk, 1992:520).
Metode ini mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1) Mendidik siswa mampu menyelesaikan
sendiri problema sosial yang ia jumpai; 2) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa; 3)
Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan
jelas dan tepat; 4) Mau menerima dan menghargai pendapat oranglain; 5) Memupuk
perkembangan kreativitas anak.
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut: 1) Pemecahan problem yang disampaikan oleh
siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada di masyarakat, 2) Karena waktu yang
terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar kurang terpenuhi, 3) Rasa malu dan tekut akan
mengakibatkan ketidak wajaran dalam memainkan peran, sehingga hasilnyapun kurang
memenuhi harapan (Sriyono dkk, 1992: 118).
Penerapan Strategi Modelling The Way pada Pembelajaran PAI Materi Sholat
Wajib
Hisyam Zaini dkk, dalam bukunya Strategi Pembelajaran Aktif mengungkapkan bahwa
metodeModeling The Way memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan
spesifiknya di depan kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario
sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru
saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang
menuntut keterampilan tertentu.
langkah-langkah yang dipakai adalah sebagai berikut: 1) Pertama, setelah pembelajaran suatu
topik tertentu, identifikasi berupa situasi umum dimana siswa dituntut untuk menggunakan
keterampilan yang baru dibahas. 2) Kedua, bagi kelas kedalam beberapa kelompok menurut
jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemostrasikan skenario. 3) Ketiga, beri waktu 10-15
menit untuk menciptakan skenario. 4) Keempat, beri waktu 5-10 menit untuk berlatih. 5) Kelima,
secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masing-masing. Beri kesempatan
untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan strategi modelling the way dalam
pembelajaran melakukan sholat wajib, maka aktivitas dan kemampuan melakukan
sholat wajib masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat
wajib maka perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
menerapkan strategi modelling the way. Siklus I menggunakan strategi modelling the
way tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan strategi modelling the way
dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II
diharapkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib meningkat.
Kondisi akhir diduga dengan menggunakan strategi modelling the way dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas IV
SD Negeri Mertan 01 semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas
dan kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas IV SD Negeri Mertan 01
Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Oktober 2012 sampai dengan
bulan Desember 2012. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Mertan 01,
Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib siswa
kelas IV SD Negeri Mertan 01, dengan jumlah siswa 23.
Sumber Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal
dari subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek (skunder).
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes.
Sedangkan alat pengumpulan data meliputi dokumen, tes dan pengamatan. Dokumen
digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan melakukan sholat wajib
sebelum penelitian yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisi.
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa melakukan sholat
wajib yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian yaitu untuk
mengetahui aktivitas siswa dalam melakukan sholat wajib berupa: 1) Membaca dan
memahami berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan
menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-
hal yang membatalkan shalat; 4) praktek sholat wajib.
Validitas dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan dalam
melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 semester I tahun
pelajaran 2012/2013 yaitu: 1) aktivitas belajar (observasi) divalidasi melalui
trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan kolaborator
yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif
berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses kondisi awal,
siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test yang divalidasi adalah
instrumen test yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal.
Data yang berupa angka (data kuantitatif) dianalisis menggunakan diskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan
nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Peningkatan aktivitas indikatornya adalah adanya peningkatan aktivitas dari kurang
baik menjadi baik. Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan sholat wajib
indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 65.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum diadakan
penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 1
Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 50

2 Nilai tertinggi 70

3 Nilai rerata 60,2

4 Rentang nilai 20

Gambar 1
Grafik Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
Gambar 2
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan harian
Pendidikan Agama Islam sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri
Mertan 01 tahun pelajaran 2012/2013 ada 16 siswa (81%) yang dinyatakan belum
tuntas, dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata kelas 60,2.
Deskripsi Siklus I
Hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa materi sholat wajib pada Siklus I dapat
dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 2
Nilai Aktivitas Belajar Siklus I
No Aspek-aspek Jumlah Rata- Persentase Kategori
Skor rata
1 Membaca dan memahami 78 3,4 67,8 Baik
berbagai literature untuk
mengetahui rukun shalat
2 membaca dan menghafal 85 3,7 73,9 Baik
syarat sah dan syarat wajib
shalat
3 membaca dan menghafal 82 3,6 71,3 Baik
tentang hal-hal yang
membatalkan shalat
4 praktek sholat wajib 78 3,4 67,8 Baik
Gambar 3
Grafik Aktivitas Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan aktivitas
belajar materi sholat wajib siklus I pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 semester
I tahun pelajaran 2012/2013, yang meliputi aspek 1) Membaca dan memahami
berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat
sah dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal yang
membatalkan shalat; 4) praktek sholat wajib, diperoleh skor rata-rata aktivitas
kategori baik.
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 3
Nilai Ulangan Harian Siklus I
No Uraian Nilai Ulangan Harian
1 Nilai terendah 60

2 Nilai tertinggi 100

3 Nilai rerata 75,2

4 Rentang nilai 40

Gambar 4
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus I

Gambar 5
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian PAI
materi sholat wajib siklus I pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 tahun pelajaran
2012/2013 masih ada 3 siswa (13%) yang dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa
terendah 60, nilai tertinggi 100 dan nilai rata kelas 75,2.
Deskripsi Siklus II
Hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI materi sholat
wajib pada Siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 6
Nilai Aktivitas Belajar Siklus II
No Aspek-aspek Jumlah Rata- Persentase Kategori
Skor rata
1 Membaca dan memahami 103 4,5 89,6 Amat baik
berbagai literature untuk
mengetahui rukun shalat
2 membaca dan menghafal 102 4,4 88,7 Amat baik
syarat sah dan syarat wajib
shalat
3 membaca dan menghafal 100 4,3 87,0 Amat baik
tentang hal-hal yang
membatalkan shalat
4 praktek sholat wajib 99 4,3 86,1 Amat baik

Gambar 7
Grafik Aktivitas Belajar Siklus II
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil pengamatan aktivitas
belajar PAI materi sholat wajib siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01
tahun pelajaran 2012/2013, yang meliputi aspek 1) Membaca dan memahami berbagai
literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah dan
syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal yang membatalkan
shalat; 4) praktek sholat wajib, diperoleh skor rata-rata aktivitas dalam kategori amat
baik.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 5
Nilai Ulangan Harian Siklus II
No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 70

2 Nilai tertinggi 100

3 Nilai rerata 85,0

4 Rentang nilai 30

Gambar 8
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus II
Gambar 9
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian PAI
materi sholat wajib siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01tahun pelajaran
2012/2013. Semua siswa yang berjumlah 23 anak (100%) dinyatakan tuntas, dengan
nilai siswa terendah 70, nilai tertinggi 100 dan nilai rata kelas 85,0.
Pembahasan
Hasil pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal, meliputi tindakan, aktivitas, dan
kemampuan siswa dalam melakukan sholat wajib.
Tabel 6
Tindakan per Siklus
No Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Belum Menggunakan Menggunakan
menggunakan strategi modelling strategi modelling
strategi modelling the way tanpa the way dengan
the way bimbingan guru bimbingan guru

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal, pelaksanaan pembelajaran


melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01semester I tahun
pelajaran 2012/2013 belum menggunakan strategi modelling the way. Pada siklus I
menggunakan strategi modelling the way tanpa bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II
menggunakan strategi modelling the way dengan bimbingan guru. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengkombinasikan penggunaan metode agar siswa lebih paham.
Tabel 7
Aktivitas Belajar Siswa per Siklus
No Kondisi Siklus I Siklus II Refleksi
Awal
1 Siswa: Membaca rukun Membaca rukun Aktivitas belajar
Aktivitas dan sholat: sholat : dari siklus I ke
kemampuan Nilai rata-rata: 3,4 Nilai rata-rata: 4,5 siklus II terdapat
melakukan Persentase: 67,8% Persentase: 89,6% peningkatan: aspek
sholat wajib Kategori:baik Kategori: amat baik membaca rukun
siswa masih sholat (nilai rata-
kurang. Membaca syarat Membaca syarat rata meningkat 1,1;
sholat: sholat: persentase naik
Nilai rata-rata 3,7 Nilai rata-rata 4,4 21,8%; dari
Persentase: 73,9% Persentase: 88,7% kategori baik
Kategori:baik Kategori: amat baik menjadi amat
baik), aspek
membaca syarat
sholat (nilai rata-
rata naik 0,7;
prosentase naik
Membaca hal yang Membaca hal yang 14,8%; dari
membatalkan membatalkan sholat kategori baik
sholat: : menjadi amat
Nilai rata-rata 3,6 Nilai rata-rata 4,3 baik); aspek
Persentase: 71,3% Persentase: 87,0% membaca hal yang
Kategori:baik Kategori:amat baik membatalkan
sholat (nilai rata-
Praktek sholat: Praktek sholat: rata meningkat 0,7;
Nilai rata-rata: 3,4 Nilai rata-rata: 4,3 persentase naik
Persentase; 67,8% Persentase; 86,1% 15,7%; dari
Kategori:baik Kategori:amat baik kategori baik
menjadi amat
baik), dan aspek
praktek sholat
(nilai rata-rata naik
0,9; prosentase
naik 18,3%; dari
kategori baik
menjadi amat
baik)
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat
peningkatan tentang aktivitas belajar. Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II
terdapat peningkatan: aspek membaca rukun sholat (nilai rata-rata meningkat 1,1;
persentase naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek membaca syarat
sholat (nilai rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari kategori baik menjadi amat
baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat (nilai rata-rata meningkat 0,7;
persentase naik 15,7%; dari kategori baik menjadi amat baik), dan aspek praktek
sholat (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat
baik).
Tabel 8
Hasil Belajar Siswa per Siklus
No Kondisi Siklus I Siklus II Refleksi
Awal
1 Ulangan Ulangan harian Ulangan harian Hasil belajar siswa
harian pada pada siklus I pada siklus II dari kondisi awal ke
kondisi awal diperoleh nilai diperoleh nilai siklus II mengalami
diperoleh belum tuntas belum tuntas peningkatan, yaitu
nilai belum sebanyak 3 sebanyak 0 dari 7 siswa (30%)
tuntas siswa (13%) dan siswa (0%) dan yang mendapat
sebanyak 16 yang tuntas yang tuntas nilai tuntas menjadi
siswa (70%) sebanyak 20 sebanyak 23 23 siswa (100%).
dan yang siswa (87%). siswa (100%) Terjadi peningkatan
tuntas Nilai rata-rata Nilai rata-rata sebanyak 16 siswa
sebanyak 7 kelas: 75,2 kelas: 85,0 (70%) dan nilai
siswa (30%). rata-rata kelas dari
Nilai rata-rata 60,2 menjadi 85,0,
kelas: 60,2 meningkat sebesar
24,8.
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II
mengalami peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas menjadi
23 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai rata-rata
kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui strategi modelling the
way dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib pada
siswa Kelas IV SD Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013. Aktivitas
belajar dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca rukun sholat
(nilai rata-rata meningkat 1,1; persentase naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat
baik), aspek membaca syarat sholat (nilai rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%;
dari kategori baik menjadi amat baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat
(nilai rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,7%; dari kategori baik menjadi amat
baik), dan aspek praktek sholat (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari
kategori baik menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II
mengalami peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas menjadi
23 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai rata-rata
kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
Implikasi
Implikasi hasil penelitian ini adalah: a) membantu siswa yang lambat dalam
melakukan sholat wajib dengan baik dan benar, b) memberikan pengaruh yang positif
baik dalam pendidikan dan sosial pada guru dan pada siswa, c) merupakan cara
praktis untuk membantu siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya
tentang melakukan sholat wajib.
Saran
Saran bagi Guru: pergunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan
memperhatikan materi dan kondisi siswa dan gunakan alat peraga yang mudah
diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Menginggatkan siswa tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Mengajar dan
mendidik siswa secara professional. Saran bagi Kepala Sekolah: Berikan dorongan
dan aktivitas kepada guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Lengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Abdurahman. 1999. Pendidikan bagi Anak
berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ali, M. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa
Bawani, Imam. 1993. Tradisionalisme dalam Pendidikan
Islam. Surabaya: Al Ikhlas.
DepDikBud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Drajat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.
Kemdikbud, 2003. Agama Islam SD-
MI.http://litbang.kemdikbud.go.id/content/01_%20AGAMA%20ISLAM%20SD-MI%281%29.pdf
Sardiman 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sriyono, dkk. 1992.Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan. Bandung: C.V. Sinar Baru
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensido Offset.
Sumarni. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.
Biodata Penulis:
Nama : Suwarto, S.Ag.
NIP : 19571110 198405 1 002
Tugas : Guru Mata Pelajaran Agama Islam
Unit Kerja : SD Negeri Mertan 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari
Kabupaten Sukoharjo

Anda mungkin juga menyukai