Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bimbingan dan Konseling

SULUH
JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING
http: //journal. umpalangkaraya. ac. id/index. php/suluh
UMP
Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 (14-20)

PERAN KONSELOR DALAM PENANGGULANGAN PERGAULAN BEBAS DI


KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 2 Palangkaraya)

ROLE OF COUNSELORS IN MITIGATION PROMISCUITY AMONG


TEENS(Case Study at Muhammadiyah 2 High School in Palangkaraya)
1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman
1
Universitas Muhammadiyah palangkaraya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
2
Universitas Muhammadiyah palangkaraya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia

ARTIKEL INFO ABSTRAK


Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan konselor dalam
Diterima menanggulangi perilaku pergauan bebas yang terjadi di kalangan remaja sekolah.
Januari 2019 Subyek penelitian guru Bimbingan dan Konseling dan peserta didik SMA
Muhammadiyah 2 Palangkaraya. Pengumpulan data dalam penelitinya dengan
menggunakan wawancara, obsevasi analisis data menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian ini diharapkan tersusun sebuah laporan fisik penelitian
dan ditambah dengan jurnal nasional tidak terakreditasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwasanya konselor memiliki peranan yang sangat vital. Faktor penyebab terjadinya
pergaulan bebas terdiri dari 2 faktor yaitu factor internal dan eksternal. Faktor
internal ialah faktor yang bersumber dari individu itu sendiri seperti kurangnya
Dipublikasi
pemahaman agama dan remaja yang memiliki mental yang lemah. Adapun faktor
Februari 2019 eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar yaitu lingkungan yang tidak kondusif
seperti kurangnya perhatian orangtua, keadaan keluarga yang kurang harmonis
(broken home), pengaruh lingkungan setempat, dan pengaruh media sosial. Upaya
Konselor dalam mengatasi pergaulan bebas remaja di SMA Muhammadiyah 2
Palangkaraya yaitu dengan layana klasikal, konseling individu, dan bimbingan konseling
kelompok.

*E-mail: Kata Kunci: Peran Konselor, Pergaulan Bebas


andiysetiawan@gmail. com

ABSTRACT
The purpose of this study is to study how the role of the counselor in overcoming the
behavior of freedom of association that occurs among school teens. The research subjects
were Guidance and Counseling teachers and students of Muhammadiyah 2 High School in
Palangkaraya. Data collection in the researcher using interviews, observation of data
analysis using qualitative descriptive analysis. In this study it is expected to be composed of
physical research reports and supplemented with non-accredited national journals. The
results showed that counselors have a very vital role. The causes of promiscuity consist of 2
Orchid:
factors, namely internal and external factors. Internal factors are factors associated with
individuals who have a lack of understanding of religion and adolescents who have a weak
mentality. As an external factor, it is a factor related to the environment, namely an
environment that is not conducive, such as consideration of the family, a less harmonious
family environment, local environmental influences, and the influence of social media. The
counselor's efforts in overcoming adolescent problems in Muhammadiyah 2 High School
Palangkaraya are by classical services, individual counseling, and group counseling.

Keywords: Role of Counselors, Free Intercourse

© Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 14
ISSN: 2460-7274
Jurnal Bimbingan dan Konseling

PENDAHULUAN dan konseling S1, dan D3), Sofyan S. Willis


Salah satu tujuan utama dari (2010:29).
pelaksanaan pendidikan adalah membina dan Guru bimbingan dan konseling adalah
mendidik anak-anak bangsa memiliki keimanan guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
dan ketaqwaan kepada Tuhan. Untuk wewenang dan hak secara penuh dalam
mewujudkan hal tersebut perlu adanya peran kegiatan bimbingan dan konseling terhadap
pembimbing memberikan arahan pada siswa sejumlah peserta didik, tidak terkecuali
agar memeliliki pemahaman komunikasi yang peserta didik tuna netra yang secara fisik
baik dengan sesama, Sehingga mampu memiliki keterbatasan. Karena itu secara
mewujudkan perilaku yang sesuai dengan praktis peran guru bimbingan dan konseling di
keadaan masyarakat. Layanan bimbingan yang sekolah sangat dibutuhkan dalam rangka
diberikan pembimbing harus dirancang pengembangan karir atau kreativitas siswa,
sedemikian rupa harus diberikan secara Ulifa Rahma (2010:65)
kontinyu atau secara menerus untuk Menurut Baruth dan Robinson, peran
mengarahkan anak-anak menuju kedewasaan adalah apa yang diharapkan dari posisi yang
dengan demikian melalui pemberian dijalani seorang konselor dan persepsi dari
bimbingan konseling akan menurunkan orang lain terhadap posisi konselor tersebut.
kenakalan remaja di sekolah. Kenakalan Sedangkan peran konselor menurut Baruth
Remaja merupakan suatu perilaku patologis dan Robinson adalah peran yang inheren ada
(penyakit masyarakat) karena disebabkan oleh dan disandang oleh seseorang yang berfungsi
beberapa faktor sehingga menjadi perbuatan sebagai konselor (Namora Lumongga Lubis,
yang menyimpang. Hal ini merupakan suatu 2011)
perilaku yang meresahkan masyarakat, Ada banyak teori mengenai peran
sekolah, keluarga. Sehingga perlu diperbaiki, konselor, teori tersebut bermacam-macam
disinilah peranan guru bimbingan dan sesuai dengan asumsi tingkah laku serta tujuan
konseling sangat diharapkan memperbaiki yang akan dicapai oleh seorang konselor.
perilaku negatif tersebut. Mengingat luasnya Dalam pandangan Rogers, koselor lebih
tujuan bimbingan dan konseling bagi para banyak berperan sebagai partner klien dalam
siswa, tidak dapat dibantah bahwa guru memecahkan masalahnya. Dalam hubungan
memiliki peranan yang amat besar dibidang konseling, konselor ini lebih banyak
bimbingan dan konseling. Secara garis memberikan kesempatan pada klien untuk
besarnya peran guru termasuk guru mengungkapkan segala permasalahan,
bimbingan dan konseling adalah perasaan, dan persepsinya, dan konselor
mengkoordinir keberhasilan bimbingan dan merefleksikan segala yang diungkapkan oleh
konseling disamping kegiatan administrasi dan klien.
kurikulum (akademik). Artinya, maju Selain itu peran konselor menurut
mundurnya bimbingan dan konseling di Rogers adalah fasilitator dan reflektor.
sebuah sekolah menjadi tanggung jawab guru Disebut fasilitator karena konselor
dan guru bimbingan dan konseling. Karena itu memfasilitasi atau mengakomodasi konseli
kepedulian utama kepala Sekolah sebagai mencapai pemahaman diri. Disebut reflektor
manajemen puncak di Sekolah adalah karena konselor mengklarifikasi dan
menyediakan dana, sarana, dan tenaga memantulkan kembali kepada klien perasaan
konselor/BK profesional (lulusan bimbingan dan sikap yang diekspresikannya terhadap
konselor sebagai representasi orang lain.

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 15
ISSN: 2460-7274
Jurnal Bimbingan dan Konseling
(Robert L. Gibson, Marianne H. Mitchell. (konselor) dalam institusi pendidikan tidak
2011) dapat lepas tangan dan menyerahkan tanggung
Agar peran ini dapat dipertahankan dan jawab atas keberhasilan dan kegagalan
tujuan konseling dapat dicapai, maka konselor kelompok sepenuhnya kepada para konseling
perlu menciptakan iklim atau kondisi yang sendiri. Ini berarti guru pembimbing baik dari
mampu menumbuhkan hubungan konseling. segi teoritis maupun segi praktis harus
Kondisi konseling ini menurut Rogers satu bertindak sebagai ketua kelompok diskusi dan
keharusan dan cukup memadai untuk sebagai pengatur wawancara konseling
pertumbuhan, sehingga dia menyebutnya bersama, W. S. Winkel (2005:495). Guru
sebagai necessary and sufficient conditions for pembimbing harus memenuhi syarat yang
therapiutic change (latipun. 2015). menyangkut pendidikan akademik,
Penanggulangan siswa merupakan kepribadian, keterampilan berkomunikasi
tanggung jawab bersama baik itu dari pihak dengan orang lain dan penggunaan teknik-
orang tua, sekolah, maupun masyarakat. teknik konseling, Prayitno dan Erman Amti
Kerjasama antara unsur-unsur terkait sangat (2013:114).
diperlukan sehingga diperoleh hasil yang Gagasan tersebut secara praktis jika
optimal dengan cara efektif dan efisien. dilakukan tidak semudah membalik telapak
Diantara usaha yang sangat penting dan dapat tangan dan bisa dipahami sebagai hal yang sulit
dilakukan oleh setiap orang tua, guru atau untuk diwujudkan. Sebab, jumlah siswa di
pemimpin masyarakat adalah dapat sekolah yang banyak tidak sebanding dengan
menciptakan ketentraman batin bagi remaja. keberadaan guru bimbingan dan konseling
Beberapa cara dalam mengatasi siswa yang tersedia. Berbagai kesulitan dalam
bermasalah, meliputi : a. Pengenalan awal proses belajar mengajar ini sering dihadapi
tentang kasus (dimulai sejak semula kasus itu oleh para siswa di beberapa sekolah sehingga
dihadapkan) b. Pengembangan ide-ide tentang berdampak pada berbagai macam bentuk
rincian masalah yang terkandung didalam kenakalan remaja yang muncul salah satunya
kasus itu c. Penjelajahan yang lebih lanjut yaitu pergaulan bebas. Guru bimbingan dan
tentang segala seluk beluk kasus tersebut dan konseling dituntut agar dapat memberikan
akhirnya d. Mengusahakan upaya-upaya kasus pemahaman serta penguatan kepada para
untuk mengatasi atau memecahkan sumber siswa sehingga dapat memperoleh solusi yang
pokok permasalahan itu. Prayitno dan Erman tepat dalam menyelesaikan permasalahnya.
Amti (2013:77) Adanya keharusan guru Guru Bimbingan dan Konseling
bimbingan dan konseling mengenal menyelelesaikan atau menangani kenakalan
karakteristik peserta didik tersebut, dalam hal para siswanya dengan cara pendekatan secara
ini guru bimbingan dan konseling sepatutnya psikologis dengan melakukan konseling secara
mendalami psikologi perkembangan peserta individu ataupun kelompok. Beranjak dari
didik, yakni sebuah disiplin ilmu yang secara uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk
khusus membahas tentang aspek-aspek atau melakukan penelitian dengan judul: “Peran
karakteristik perkembangan peserta didik, Konselor Dalam Penanggulangan Pergaulan
Sofyan S. Willis (2010:29). Seorang guru Bebas Di Kalangan Remaja (studi kasus di
pembimbing (konselor) konseling sekolah SMA Muhammadiyah Palangkaraya)”. Tujuan
adalah orang yang memimpin suatu kelompok Penelitian yaitu untuk mengetahui peran guru
konseling sepenuhnya bertanggung jawab bimbingan dan konseling dalam menangani
terhadap apa yang telah terjadi dalam kenakalan remaja khususnya pergaulan bebas.
kelompok itu. Dalam hal ini guru pembimbing .

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 16
ISSN: 2460-7274
Jurnal Bimbingan dan Konseling
Chenor, membantu siswa menemukan dan
METODE PENELITIAN mengembangkan pribadi yang beriman dan
Metode yang digunakan oleh penulis bertakwa kepada Allah SWT, mantap dan
dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.
Pengumpulan data pada penelitian ini 2. Bimbingan Sosial
menggunakan wawancara, karena peneliti Dalam bidang bimbingan sosial,
ingin menggali informasi kepada Guru pelayanan BK Sekolah Vokasional Pertanian
Bimbingan dan Konseling bagaimana peran Chenor membantu pelajar untuk mengenal
Guru Bimbingan dan Konseling dalam dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya
menangani kenakalan remaja. observasi yang dilandasi budi pekerti yang luhur,
karena peneliti ingin mengetahui informasi tanggung jawab kemasyarakatan dan ke
secara langsung dalam observasi di sekolah Negaraan akan lebih efektif bimbingan pribadi-
dan informasi kepada Guru Bimbingan dan pribadi yang akan diberikan pada jenjang
Konseling dalam menangani kenakalan remaja. menengah sebagai saluran melalui bimbingan
Analisis data pada penelitian ini dilakukan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan
dengan analisis data kualitatif adalah bersifat individual.
induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data 3. Bimbingan Belajar
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan Dalam bidang bimbingan belajar,
menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang pelayanan BK di Sekolah Vokasional Pertanian
dirumuskan berdasarkan data tersebut, Chenor, membantu pelajar mengembangkan
selanjutnya dicarikan data lagi secara diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat untuk menguasai pengetahuan dan
disimpulkan apakah hipotesis tersebut keterampilan serta menyiapkan pelajar untuk
diterima atau ditolak berdasarkan data yang melanjutkan pendidikan pada tingkat yang
terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat lebih tinggi. Selanjutnya Dewa Ketut Sukardi
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan mengungkapkan, layanan dalam bimbingan
teknik tiangulasi, ternyata hipotesis diterima, belajar antara lain: mengenai pengembangan
maka hipotesis tersebut berkembang menjadi tentang pemahaman dalam kaitannya dengan
teori cita-citanya, perkembangan kemampuan
berkomunikasi, perkembangan sikap dan
HASIL DAN PEMBAHASAN disiplin dalam belajar dan teknik penguasaan
Ada beberapa upaya yang dilakukan materi belajar.
orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas 4. Bimbingan Karir
remaja di SMA Muhammadiyah 2 Palangkaraya Dalam bidang bimbingan karir,
yaitu memberikan bimbingan individu dan pelayanan BK di Sekolah Vokasional Pertanian
bimbingan kelompok. Chenor membantu pelajar merencanakan dan
1. Bimbingan dan Konseling Individu mengembangkan masa depan karirnya.
Dalam kaitannya dengan bentuk upaya B. Bimbingan individu
guru pembimbing dalam mengatasi pergaulan yaitu memberikan bantuan kepada
bebas di Sekolah dapat mengacu kepada individu agar dapat memecahkan
layanan bimbingan konseling: permasalahan yang dialaminya. Adapun
A. Bimbingan bimbingan individu yang dilakukan oleh
1. Bimbingan Pribadi. orangtua dalam mengatasi pergaulan bebas
Dalam bidang bimbingan pribadi, remaja di SMA Muhammadiyah 2 Palangkaraya
pelayanan BK Sekolah Vokasional Pertanian yaitu:

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 17
ISSN: 2460-7274
Jurnal Bimbingan dan Konseling
2. Bimbingan & konseling Kelompok orang-orang yang shalih dan mengajar anak
Bimbingan kelompok merupakan suatu membaca Al-Qur’an. Memberikan pendidikan
upaya bimbingan individu melalui kelompok. agama kepada remaja memang bisa mengatasi
Adapun bimbingan kelompok yang dilakukan remaja dari pergaulan bebas.
oleh orangtua dalam mengatasi pergaulan Pentingnya bersabar dalam
bebas remaja di SMA Muhammadiyah 2 mengerjakan shalat, tidak boleh bosan, tidak
Palangkaraya yaitu: boleh berhenti dan segera mengerjakan jika
a. Memberikan Pendidikan Agama datang waktunya. Shalat tidak membawa
Pendidikan agama dan keyakinan yang keuntungan materi dan shalat tidak akan
sungguh-sungguh kepada Allah adalah segera tampak hasilnya oleh mata. Shalat
kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat merupakan urusan ketentraman jiwa dan
memberikan bantuan bagi si remaja untuk sekaligus merupakan doa. Dengan kesabaran
melepaskannya dari gejolak jiwa yang sedang melakukan shalat, jiwa akan terasa tentram
menghebat dan menolongnya dalam dan pikiran menjadi tenang sehingga bisa
menghadapi dorongan-dorongan negatif. berfikir jernih dan melahirkan semangat juang
Telah diungkapkan oleh seorang penyuluh dan etos kerja yang tinggi. Allah Swt
agama Islam di Desa Paraili bahwa remaja memberikan jaminan bahwa kalau seorang
yang diberikan pendidikan agama oleh hambah benar benar menyerahkan diri kepada
orangtuanya akan meminimalisir terjadinya Allah swt, melaksanakan shalat dengan tekun
pergaulan bebas karena bisa mengendalikan dan keluarganya juga diajak tekun beribadah,
diri dari perbuatan keji dan memiliki akhlak niscaya Allah swt akan mengkaruniakan rezeki
yang baik, insyaallah. Adapun salah satu cara kepadanya.
yang perlu dilakukan untuk mengatasi b. Mendorong Remaja untuk Mengisi
pergaulan bebas remaja yaitu menyekolahkan Waktu Kosong dengan Kegiatan
di sekolah berbasis Islam. Ketika remaja yang Bernilai Positif
ditempatkan di sekolah yang berbasis Islam, Salah satu cara agar remaja tidak
maka ia akan memperoleh pendidikan agama membuang waktu mereka dengan malas
yang tidak diperoleh dari lingkungan keluarga malasan atau keluyuran tidak jelas yang
dan memperoleh pendidikan agama yang lebih nantinya bisa terjerumus ke dalam pergaulan
dalam ketimbang pendidikan yang diperoleh bebas, lebih baik waktunya digunakan dengan
dari sekolah umum lainnya. Dengan demikian, kegiatan yang bernilai positif. Remaja
remaja akan lebih sering menghabiskan waktu terdorong untuk mengisi waktu kosongnya
untuk beribadah seperti salat wajib, salat dengan melakukan kegiatan yang bernilai
sunnah, puasa wajib, puasa sunnah, tadarrus, positif itu bisa mengatasi terjadinya pergaulan
kegiatan yang bersifat positif lainnya sehingga bebas pada saat ini. Ketika orangtua berhasil
remaja memiliki mental yang kuat yang tidak mendorong remaja tersebut seperti
mudah goyah dengan hal-hal yang buruk. menunaikan shalat, belajar keagamaan,
Contohnya seperti pengaruh media sosial. mengikuti pengajian rutin, berkarya sesuai
Pendidikan agama dan spiritual hobbynya yang bisa membanggakan orangtua
merupakan pondasi utama bagi Pendidikan bahkan negara atau membuat kegiatan sosial
keluarga. Pendidikan agama ini meliputi lainnya yang berguna seperti mengumpulkan
pendidikan aqidah, mengenalkan hukum halal bantuan untuk korban bencana alam atau
dan haram, memerintahkan anak beribadah mengumpulkan teman temannya untuk diajak
(shalat dan puasa), mendidik anak untuk kerja bakti, maka remaja akan bisa merasakan
mencintai Rasulullah saw. , keluarganya, manfaat yang besar ketika mereka melakukan

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 18
ISSN: 2460-7274
Jurnal Bimbingan dan Konseling
hal itu dibandingkan menghabiskan waktu e. Layanan bimbingan kelompok yaitu
kosong dengan hal-hal yang tidak penting layanan yang memungkinkan sejumlah
hingga terjerumus dalam pergaulan bebas. pelajar secara bersama-sama melalui
Orangtua yang memiliki niat baik dapat dinamika kelompok memperoleh
mengatasi pergaulan bebas pada anaknya, berbagai bahan melalui pembahasan
namun jika dilakukan dengan paksaan atau dalam bentuk kelompok.
bahkan melakukan kekerasan itu justru f. Layanan konseling kelompok yaitu
membuat perilaku remaja semakin buruk. layanan yang memungkinkan sejumlah
Peran orangtua sangat diperlukan untuk pelajar memperoleh kesempatan untuk
mendorong remaja mengisi waktu kosongnya pembahasan dan pengentasan
dengan melakukan kegiatan yang bernilai permasalahan yang dialaminya melalui
positif. Karena orangtua merupakan pendidik dinamika kelompok; masalah yang
utama. Untuk mendorong remaja mengisi dibahas itu adalah masalah-masalah
waktu kosongnya dengan melakukan kegiatan pribadi yang dialami oleh masing-
yang bernilai positif, orangtua harus pintar masing.
menarik perhatian remaja tersebut tanpa Layanan konseling perorangan yaitu layanan
harus memaksa atau bahkan melakukan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
kekerasan. pelajar mendapat layanan langsung tatap muka
3. Layanan Klasikal (secara perorangan) dengan guru pembimbing
a. Layanan orientasi yaitu layanan dalam rangka pembahasan dan pengetasan
bimbingan dan konseling yang masalah pribadi yang dialami pelajar.
memungkinkan pelajar (klien)
memahami lingkungan (seperti sekolah) KESIMPULAN
yang baru dimasuki pelajar, untuk Faktor penyebab terjadinya pergaulan
mempermudahkan dan bebas terdiri dari 2 faktor yaitu factor internal
memperlantarkan berperannya pelajar dan eksternal. Faktor internal ialah faktor
dilingkungannya yang baru itu. yang bersumber dari individu itu sendiri
b. Layanan informasi yaitu layanan seperti kurangnya pemahaman agama dan
bimbingan dan konseling yang remaja yang memiliki mental yang lemah.
memungkinkan pelajar menerima dan Adapun faktor eksternal ialah faktor yang
memahami berbagai informasi bersumber dari luar yaitu lingkungan yang
pendidikan dan informasi jabatan. tidak kondusif seperti kurangnya perhatian
c. Layanan penempatan dan penyaluran orangtua, keadaan keluarga yang kurang
yaitu salah satu layanan yang harmonis (broken home), pengaruh
memungkinkan pelajar memperoleh lingkungan setempat, dan pengaruh media
penempatan dan penyaluran yang tepat sosial.
misalnya penempatan dan penyaluran Upaya orangtua dalam mengatasi
dalam kelas, kelompok belajar, pergaulan bebas remaja di SMA
jurusan/program studi dll. Muhammadiyah 2 Palangkaraya yaitu
d. Layanan pembelajaran/konten yaitu bimbingan dan konseling individu dan
layanan bimbingan dan konseling yang bimbingan konseling kelompok. Bimbingan
memungkinkan pelajar mengembangkan individu yaitu memberikan bantuan kepada
diri dengansikap dan kebiasaan belajar individu agar dapat memecahkan
yang baik. permasalahan yang dialaminya seperti
memberikan perhatian dan kasih sayang,

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 19
ISSN: 2460-7274
Jurnal Bimbingan dan Konseling
memberikan contoh yang baik dan Prayitno dan Erman Amti. 2013. Dasar-Dasar
menanamkan kedisiplinan pada remaja. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka
Adapun bimbingan kelompok merupakan Cipta.
suatu upaya bimbingan individu melalui Robert L. Gibson, Marianne H. Mitchell.
kelompok seperti memberikan pendidikan 2011. Bimbingan Dan Konseling,
agama dan mendorong remaja untuk mengisi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
waktu kosong dengan kegiatan yang bernilai Ruslam Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian
positif. . Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA.
DAFTAR PUSTAKA Sofyan S. & Willis. 2007. Problema Remaja
Aryani, F. 2016. Stres Belajar Suatu dan Pemecahan nya. Bandung: Angkasa.
Pendekatan Dan Intervensi Konseling. ______, 2010. Konseling Individual: Teori dan
Sulawesi Tengah: PT Edukasi Mitra Praktik, Bandung: Alfabeta.
Grafika Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta:
Astuti, B. 2012. Modul Konseling Kelompok Rineka Cipta.
Abu Ahmadi. 2005. Bimbingan dan Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Konseling di Sekolah, Yogyakarta: & Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta.
Pustaka Pelajar. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian, Malang: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
UMM Press. Rineka Cipta.
Claudia Nef Saluz. 2009. Dynamics Of Islamic Syamsu Yusuf. 2005. Psikologi Perkembangan
Student Movements: Iklim Intelektual Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja
Islam Di Kalangan Aktivis Kampus, Rosdakarya.
Yogyakarta: RESIST BOOK. Ulifa Rahma. 2010. Bimbingan Karir Siswa,
Dede Rahmat Hidayat dkk. 2013. Bimbingan Malang: UIN- Maliki Press.
dan Konseling Kesehatan Mental di W. S Winkel. 1991. Bimbingan Dan Konseling
Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya. Di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Proses Bimbingan Grasindo
Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Winkel. W. S. 2005. Bimbingan Dan Konseling
Rineka Cipta di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT.
Djunaidi Ghony, dkk. 2012. Metode Penelitian Grasindo
Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kartini kartono. 2003. Pathologi Sosial II,
Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja
Granfindo Persada.
Latipun. 2015. Psikologi Konseling. Malang:
UMM Press
Namora Lumongga Lubis. 2011. Memahami
Dasar-dasar Konseling. Jakarta: Kencana
Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

1
M. Andi Setiawan, 2Heru Nurochman 20
ISSN: 2460-7274

Anda mungkin juga menyukai