Aa PDF
Aa PDF
Akut
FIDHA RAHMAYANI 1
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang, dan
setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke dan sekitar lima juta
mengalami stroke (WHO, 2010). Pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang
masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita
Jumlah kematian yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia
diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012).
8,3 per mil (tahun 2007) menjadi 12,1 per mil (tahun 2013). Prevalensi penyakit
stroke tertinggi di Sulawesi Utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil),
Bangka Belitung (9,7 per mil) dan DKI Jakarta (9,7 per mil). Diperkirakan ke
depannya, prevalensi penderita stroke akan meningkat menjadi 25-30 per mil.
pasien pertahun. Angka ini terus meningkat dan menjadi penyebab kesakitan dan
Pengaruh Nilai HbA1C terhadap Outcome Klinis Pasien Stroke Iskemik Akut
FIDHA RAHMAYANI 2
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
kematian utama di Yogyakarta, dan dari jumlah ini sekitar 80-90% mengalami
cacat fisik. Tingkat penyembuhannya masih rendah, 25% dari pasien stroke
mengalami stroke ulang dalam tahun yang sama setelah mengalami stroke
Diabetes merupakan salah satu faktor risiko yang paling penting untuk
terjadinya stroke iskemik, khususnya pada pasien yang berumur kurang dari 65
tahun sedangkan data untuk stroke perdarahan masih kontroversi. Kira-kira 30%
pasien dengan aterosklerosis otak terbukti adalah diabetes melitus dan insidens
stroke dua kali lipat lebih tinggi pada pasien diabetes dibandingkan pada pasien
non diabetes (Gilroy, 2000; Hankey dan Lees, 2001; Ryden et al., 2007).
disamping penyakit jantung dan penyakit arteri perifer. Pada penelitian prospektif
tunggal yang paling berperan dalam terjadinya kejadian stroke (relative risk untuk
laki-laki 3,4 dan untuk wanita 4,9). Diperkirakan 20,8 juta penduduk Amerika
menderita diabetes dan sebanyak 37-42% dari semua stroke iskemik di Amerika
disebabkan oleh efek diabetes sendiri atau kombinasi dengan hipertensi (Rodbard,
2007).
kejadian stroke adalah hipertensi dan gangguan glukosa darah. Kenaikan kadar
glukosa darah ditemukan pada 43% penderita stroke akut dan 25% diantaranya
adalah penderita diabetes dan dalam jumlah yang sama (25%) ditemukan
kenaikan Hemoglobin A1c (HbA1c) pada serum. Setengahnya lagi (50%) yaitu
Pengaruh Nilai HbA1C terhadap Outcome Klinis Pasien Stroke Iskemik Akut
FIDHA RAHMAYANI 3
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1999). Penyebab kenaikan kadar glukosa darah pada kondisi stroke akut dapat
disebabkan oleh respon stres akut atau sebagai refleksi dari diabetes yang tidak
(Vancheri et al.,2005).
dengan hemoglobin yang terbentuk dalam tubuh dan disimpan dalam eritrosit dan
akan terurai secara bertahap bersama dengan berakhirnya masa hidup eritrosit
glukosa darah rata-rata selama 3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai
glikemik jangka panjang yang buruk dengan implikasi spesifik pada struktur dan
fungsi vaskuler termasuk pembuluh darah kecil dan besar pada otak. Kenaikan
nilai HbA1c juga merupakan penanda kepatuhan yang buruk dan gaya hidup yang
glukosa pasien diabetes pertama kali diajukan pada tahun 1976, kemudian
diadopsi ke dalam praktek klinik pada tahun 1990-an oleh Diabetes Control and
Complication Trial (DCCT) dan the United Kingdom Prospective Diabetes Study
al.,2011). Komite ahli dari the American Diabetes Association (ADA) dan the
pada tahun 2010 ADA memasukkan HbA1c ke dalam kriteria diagnosis diabetes.
Pengaruh Nilai HbA1C terhadap Outcome Klinis Pasien Stroke Iskemik Akut
FIDHA RAHMAYANI 4
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Pemeriksaan HbA1c memiliki variabilitas biologis yang rendah (<2% dari hari ke
(12-15%) serta relatif tidak terpengaruh oleh keadaan akut seperti kejadian stroke
iskemik akut. Nilai normal HbA1c pada pasien bukan penderita diabetes adalah
Scale (NIHSS) adalah alat ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk
intra dan inter-rater dan validitas untuk memprediksi outcome stroke jangka
prediktor outcome pada pasien stroke iskemik akut. Penelitian yang dilakukan
diukur saat masuk rumah sakit dengan luaran klinis pasien stroke iskemik akut.
Penelitian lain yang dilakukan Jing Jing et al.,(2016) menyebutkan tidak ada
hubungan yang kuat antara nilai HbA1c yang tinggi dengan luaran klinis yang
buruk pada pasien stroke iskemik akut. Penelitian lain yang dilakukan Gofir et al.,
length of stay (LOS) pasien stroke iskemik akut dan outcome fungsionalnya yang
Pengaruh Nilai HbA1C terhadap Outcome Klinis Pasien Stroke Iskemik Akut
FIDHA RAHMAYANI 5
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
diukur dengan indeks Barthel akhir. Maka dari itu peneliti ingin mencari
panjang dengan outcome klinis pasien stroke iskemik akut yang diukur dengan
B. Permasalahan
2. Insidens stroke dua kali lipat lebih tinggi pada pasien diabetes
dan fungsi vaskuler termasuk pembuluh darah kecil dan besar pada
otak
C. Pertanyaan Penelitian
apakah nilai HbA1cyang tinggi berpengaruh terhadap outcome klinis yang buruk
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Keaslian Penelitian
didapatkan data mengenai hubungan antara nilai HbA1c dengan outcome klinis