Fix Print
Fix Print
Kelompok 1:
Kelas : Reguler B
Dosen Pengampu :
Dr. K. A. Rahman,.M.Pd.I
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Azza Wa jalla yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Agama dan
Kehidupan Manusia” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok, berbagai tantangan itu bisa
teratasi.
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari
itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
A. AQIDAH ISLAMIYAH.......................................................................... 1
B. KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM......................................... 4
C. KETAUHIDAN KEPADA ALLAH........................................................
D. IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN...................
DAFTAR PUSTAKA
A. AQIDAH ISLAMIYAH
Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti
apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah
mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".
c. Taqlid buta kapada perkataan tokoh – tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi
yang tepat sesuai dengan argumen Al – Qur’an dan Sunnah. Sehingga apabila
tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.
d. Berlebihan dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang shaleh yang
sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan
atau dapat berbuat seperti Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka sebagai
penengah antara dia dengan Allah.SWT. Kuburan – kuburan mereka dijadikan
tempat meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya
ditujukan kepada-Nya.
e. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajaran Islam disebabkan silau
terhadap peradaban Barat yang materialistik. Tak jarang mengagungkan para
pemikir dan ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus
menerima tingkah laku dan kebudayaan mereka.
f. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasarkan agama Islam,
sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Apabila anak terlepas dari
bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh acara atau program
televisi yang menyimpang, lingkungannya dan lain sebagainya.
g. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan
keagamaan seseorang. Media massa baik cetak maupun elektronik yang banyak
tidak mendidik ke arah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar – besaran.
Untuk menyelamatkan aqidah umat Islam, hal terbaik yang dapat dilakukan
adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan aqidah Islamiyah yang
shahih agar hidup dapat berjalan sesuai kehendak Allah.SWT. demi kebahagiaan
dunia dan akhirat. Allah. SWT. Berfirman dalam surah An-Nisa’/4:69 :
Artinya : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-
orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.
1. Konsep Tuhan
Perktaan ilah,yang diterjemahkan “Tuhan”,dalam al-qur’an dipakai untuk
menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan oleh
manusia,misalnya dalam QS. AL-Jatsiiyah/45:23, yaitu :
Artinya : “maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya,dan allah membiarkan nya sesaat berdasarkan ilmu-nya dan allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
pengkihatannya?maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
allah(membiarkannya sesaat). Maka mengaapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Perkataan Ilah bisa mengandung arti sebagai benda,baik maupun benda nyata.
Bertuhan nol atau tidak mempercayai serta menolak eksistensi tuhan adalah tidak
mungkin. Untuk dapat mengerti definisi Tuhan atau Ilah yang tepat,berdasarkan
logika al-qur’an bahwa tuhan ialah sesuatu yang penting oleh manusia ,sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
1. Pembagian Tauhid
Tauhid dibagikan 3 macam yakni:
a) Mengesakan Allah dalam Rububiyah-Nya
Maksudnya ialah meyakini keesaan Allah. SWT., dalam perbuatan-
perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. SWT. seperti mencipta dan
mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, member rezeki, memberikan
manfaat, menolak mudharat dan lainnya yang merupakan kekhususan bagi Allah
SWT. Tetapi ada sebagian orang-orang mengingkarinya, seperti kaum etheis
yang menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka.
Sebagaimana firman Allah berikut ini:
Artinya : “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang
menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?
Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang merekakatakan).“ (QS. Ath-
Thur/52: 35-36).
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku”. (Qs. Ad – Dzariyat : 56)
Maksud dari ayat tersebut adalah menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan
manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah.SWT. saja.Tidaklah
mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu untuk bermain dan bersenang-senang
belaka.
Artinya : “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat ( untuk
menyerukan): “ Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, Maka diantara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul)”. (An-Nahl/16 :36).
Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rasul mulai dari nabi Adam AS sampai
nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk mengajak kaumnya beribadah
hanya kepada allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
D. IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak
terpuji. Allah SWT sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak
terpuji dalam islam disebut dengan akhlah Mahmudah atau Akhlakul Karimah. Contoh :
jujur, bertanggung jawab, istiqomah, baik hati, tawakal, dan lain-lain.
Sebagai umat islam kita mempunyai suri tauladan yang perlu untuk dicontoh
atau diikuti yaitu nabi Muhammad SAW, ia adalah sebaik-baiknya manusia yang
berakhlak sempurna, ketika Aisyah ditanya bagaimana akhlak Rasul, maka ia menjawab
bahwa akhlak rasul adalah Al-Qur’an, artinya Rasul merupakan manusia yang
menggambarkan akhlak seperti yang tertera pada Al-Qur’an QS.Yunus/10 :36
1. Pengucapan Lisan
Seseorang dikatakan tidak beriman terhadap sesuatu sampai dia mengucapkan
dengan lisannya apa yang dia imani tersebut, karenanya barangsiapa yang
mengimani Allah SWT dengan hatinya akan tetapi tidak mengucapkannya maka dia
tidaklah dihukumi beriman kepada-Nya, selama dia sanggup untuk mengucapkan
dengan lisannya. Allah ta’ala berfirman :
Artinya : “ Maka betul-betul Rabbmu, mereka tidak beriman sampai menjadi engkau
(wahai muhammad) sebagai pemutus perkara pada semua perselisihan yang terjadi
diantar mereka, kemudian mereka tidak mendapati didalam diri-diri mereka adanya
perasaan berat untuk menerima keputusanmu dan mereka berserah dengan sepenuh
penyerahan diri.”(QS.An-Nisa/4 :65)
Maka dalam ayat ini Allah SWT meniadakan keimanan dari seseorang sampai
mereka menerima dengan sepenuh hati keputusan rasulullah SAW lalu melaksanakan
keputusan tersebut dengan lisan atau perbuatan mereka. Ketika Abu Thalib (paman
Rasulullah SAW) wafat dalam keadaan kafir. Karena walaupun ia menyakini kebenaran
islam, akan tetapi dia sombong. Dan juga seperti Al-Kharimah (pengikut nabi
muhammad bin Karram) menyakini bahwa iman itu hanya pengucapan dengan lisan
semata tanpa perlu menyakini dan mengamalkannya. Keyakinan ini terbantahkan oleh
semua dalil yang mempersyaratkan harus adanya keyakinan dalam hati dan pengalaman
anggota tubuh dalam keimanan. Keyakinan ini juga melazimkan bahwa orang munafik
itu seorang mukmim, karena dia telah megucapkan dan mengamalkan islam, walaupun
tanpa meyakini kebenarannya, dan tentu saja kelaziman ini batil(sesat), jika suatu
kelaziman dari sesuatu adalah kebathilan maka berari sesuatu itu juga merupakan
kebathilan.
Ini adalah kezaliman dari bertambahnya keimanan, yakni kala iman bisa
bertambah maka juga berarti juga bisa berkurang, sebagaimana iman bisa masuk
maka juga busa keluar dari seseorang. Diantara dalil khusus yang menunjukkan
keimanan bisa berkurang adalah sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya : “
Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaknya dia
merubahnya dengan tangganya. Kalau dia tidak sanggup maka dengan lisannya .
Kalau dia tidak sanggup dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya keimanan
(HR. Muslim dari Abu Said Al-Khudri).
Oleh karena itu, tugas umat muslim yang paling utama adalah bagaimana
menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT di dalam hati dan jiwa
masing-masing, dengan senantiasa berbuat baik dan ketaatan Allah SWT dan
menjauhkan diri dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Buku “Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter” oleh Tim Dosen PAI Universitas Jambi
https://tafsirweb.com/654-surat-al-baqarah-ayat-170.html
https://sayahafiz.com/index/9/2/170/AL%20BAQARAH.html
http://www.quran30.net/2014/04/surat-al-anfaal-ayat-1-75.html
https://alquranmulia.wordpress.com/2015/08/23/tafsir-ibnu-katsir-surah-al-anfaal-ayat-2-4/
http://cintailmuku.blogspot.com/2010/04/surat-adz-dzariyat-ayat-56-tugas-hidup.html
http://sayahafiz.com/index/9/4/65/AN%20NISA.html
http://theonlyquran.com/quran/Yunus/Indonesian_Bahasa_Indonesia/?ayat=36&pagesize=0
https://sayahafiz.com/index/9/16/36/AN%20NAHL.html