Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan hubungan seksual bagi suami istri di dalam

kehidupan rumah tangga merupakan unsur penting yang dapat meningkatkan

kedekatan dan kualitas hidup [ CITATION Lus12 \l 1033 ]. Dalam kondisi

hamil, seorang calon ibu mengalami berbagai perubahan fisik dan emosi.

Sehingga dalam mengekspresikan cinta melalui hubungan intim tidaklah

sederhana saat rahim belum berpenghuni. Oleh karena itu, mau tidak mau,

dalam pola hubungan seksual antara pasangan suami istripun terjadi

perubahan yang cukup signifikan [ CITATION Nad08 \l 1033 ].

Banyak ibu yang belum mengetahui tentang hubungan seksual selama

hamil sehingga mereka merasa takut untuk melakukan hal tersebut. Jika

proses kehamilan berlangsung secara normal, maka tidak ada halangan untuk

melakukan hubungan seksual. Tidak ada kontraindikasi, belum pernah

keguguran, keyakinan hubungan seksual tidak akan membahayakan

kandungan merupakan perasaan yang perlu ditimbulkan untuk menciptakan

suasana yang harmonis dalam berkeluarga tetapi setiap pasangan tetap takut

melakukan hubungan seksual selama hamil [ CITATION Pra07 \l 1033 ].

Sebagian wanita merasa takut melakukan hubungan seksual selama

kehamilan. Beberapa wanita hamil merasa gairah seksualnya menurun karena

tubuh banyak melakukan penyesuaian tentang bentuk kehidupan baru yang

1
2

berkembang di dalam rahim [ CITATION Sur09 \l 1057 ]. Mitos- mitos yang

ada di masyarakat mengenai hubungan seksual saat hamil berpengaruh pada

hubungan seksual pasangan itu sendiri [CITATION Raf12 \l 1057 ]. Beberapa

mitos dikaitkan ketika melakukan hubungan seksual saat hamil diantaranya:

kontraksi setelah seks dapat menyebabkan keguguran dan kelahiran prematur,

bayi tidak mendapat oksigen yang cukup selama orgasme dan berhubungan

dengan kontraksi, seks selama masa kehamilan atau oral seks atau anal seks

tidak diizinkan oleh agama atau kepercayaan tertentu, dan perilaku oral seks

dapat menyebabkan emboli udara dan melukai ibu dan janin [ CITATION

Mic \l 1033 ].

Berdasarkan epidemiologi masalah seksual masa kehamilan, 30–50%

pasangan takut aktivitas seksual akan membahayakan janinnya. Suami takut

menyakit istri dan istri khawatir tidak dapat memuaskan suami [ CITATION

Brt09 \l 1033 ]. Hubungan seksual pada masa kehamilan sesungguhnya tidak

membahayakan janin yang ada di dalam kandungan. Bayi di dalam rahim ibu

aman karena dilindungi oleh kantong ketuban yang berfungsi untuk

melindungi bayi dari infeksi dan goncangan sehingga tidak mungkin bagi

bayi untuk mengalami infeksi atau tertekan akibat hubungan seksual. Jika

hasil konsepsi berada dan menempel pada tempat yang baik di dalam rahim,

kemungkinan terjadi keguguran atau persalinan sangat kecil. Jika terjadi

keguguran atau persalinan prematur ( persalinan sebelum umur kehamilan 37

minggu ), hal tersebut berarti terdapat penyebab lain, karena hubungan


3

seksual tidak begitu saja menyebabkan persalinan [ CITATION Ast11 \l

1057 ] .

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan kepada 15 ibu

hamil di Desa Pokaan pada tanggal 7 Desember 2017, didapatkan hasil,

mayoritas ibu hamil 60% (9 orang) jarang melakukan hubungan seksual atau

1x/ minggu, bahkan ada 7% (1 orang) tidak melakukan hubungan seksual dan

sisanya 33% (4 orang) melakukan frekuensi hubungan seksual dengan

normal.

Penurunan pemenuhan kebutuhan seksual dapat berkontribusi pada

kecemasan yang dapat mengganggu status kesehatan ibu dan janinnya.

Berkurangnya aktivitas seksual dapat menjadi penyebab suami mencari

hubungan seksual tidak aman. Seksualitas yang bermasalah dapat menjadi

faktor penyebab retaknya hubungan perkawinan. Terdapat 4–28% suami

berselingkuh selama kehamilan istri dan meningkatkan resiko penyakit

menular seksual seperti infeksi HIV yang berdampak buruk bagi status

kesehatan ibu hamil dan janinnya [ CITATION Brt09 \l 1033 ].

Promosi kesehatan seksual selama masa kehamilan penting dilakukan

melihat banyaknya ketakutan dan perubahan yang terjadi pada kehamilan.

Pasangan juga perlu secara bebas membahas hubungan seksual mereka

selama hamil. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan

psikologis yang cepat selama hamil akan menjadi bingung dengan perilaku
4

pasangannya. Dengan membicarakan perubahan yang dialami, pasangan

dapat memberi dukungan satu sama lain dan dapat menguatkan keinginan

berhubungan seksual. Para petugas kesehatan juga dapat membantu

mengantisipasi perubahan dan membantu dengan menegoisasi hambatan yang

untuk memfasilitasi kepuasan pasangan satu sama lain [ CITATION Mic \l

1033 ].

Pasangan dengan ibu hamil perlu mengenali masalah seksual pada

masa kehamilan dan menentukan jalan keluar untuk mengatasinya.

Pendidikan seksualitas dengan metode diskusi kelompok merupakan metode

yang tepat sebagai upaya promosi kesehatan. Metode diskusi kelompok

merupakan saluran yang baik untuk menjaga kredibilitas pesan- pesan,

menyediakan informasi, dan mengajarkan ketrampilan kompleks yang

membutuhkan komunikasi dua arah. Diskusi kelompok dapat memicu saling

keterbukaan dalam membicarakan pengalaman seksualitasnya [CITATION

Han04 \l 1033 ]. Petugas kesehatan juga dapat memanfaatkan kelas ibu hamil

maupun kunjungan ANC (Antenatal Care) sebagai tempat Metode Diskusi

kelompok ibu hamil.

Oleh karena itu, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

dengan judul Korelasi tingkat pengetahuan dengan hubungan seksual selama

kehamilan di Desa Pokaan Kapongan tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada Korelasi tingkat pengetahuan ibu dengan hubungan seksual

selama kehamilan di Desa Pokaan Kapongan Tahun 2018?


5

1.3 Tujuan Penelitian


a. Tujuan umum
Menganalisis Korelasi tingkat pengetahuan ibu dengan hubungan seksual

selama kehamilan di Desa Pokaan Kapongan Tahun 2018.


b. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu seksual selama

kehamilan di Desa Pokaan Kapongan Tahun 2018.


2. Mengidentifikasi hubungan seksual ibu hamil di Desa Pokaan-

Kapongan Tahun 2018.


3. Mengetahui Korelasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan

hubungan seksual selama kehamilan di Desa Pokaan Kapongan Tahun

2018.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Mengaplikasikan ilmu yang didapat, dan memberi edukasi terhadap

responden dalam melakukan hubungan seksual selama kehamilan


b. Bagi institusi
Dapat dijadikan bahan pengembangan keilmuan bagi pendidik, pengelola

maupun peneliti serta mahasiswa Akbid Ibrahimy.


c. Bagi responden
Menambah pengetahuan masyarakat tentang hubungan seksual selama

kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai