Anda di halaman 1dari 8

Judul Penelitian : Hubungan Kemampuan Berbahasa Asing Dengan Minat Mahasiswa

S-1 Keperawatan Stikes Pemkab Jombang Untuk Bekerja Ke


Jepang

1.1 Latar Belakang

Masalah – kesenjangan antara fakta dan harapan

Harapan :

Setiap instalasi pelayanan kesehatan memerlukan banyak tenaga keperawatan dan tenaga

kesehatan profesional lain untuk menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan yang kompeten,

sehingga selama sepuluh tahun terakhir ini tenaga kerja kesehatan secara internasional telah

meningkat dengan berbagai macam alasan (Santric et al, 2015).

Fakta :

Kekurangan tenaga keperawatan secara global di negara-negara maju telah menyebabkan

perekrutan aktif perawat terutama dari negara-negara berkembang salah satunya Indonesia

(Efendi et al, 2015). Indonesia memiliki banyak sumber daya tenaga kerja keperawatan untuk

memasok permintaan dunia.

Namun kenyataannya, ada kesenjangan antara jumlah tenaga keperawatan dan

pendistribusiannya yang tidak merata di dalam negeri. Sehingga Indonesia mengalami krisis

akses kesehatan yang seharusnya bisa memadai untuk populasinya sendiri.

Di sisi lain Indonesia telah menjalin hubungan kerjasama dengan Jepang dalam Indonesia

Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Dalam perjanjian kerjasama ini, IJEPA

telah memfasilitasi migrasi perawat Indonesia yang ingin bekerja ke Jepang.

Skala

Di Indonesia jumlah lulusan Diploma dan Sarjana Keperawatan di tahun 2008 adalah 25.517

kemudian meningkat menjadi 27.909 perawat pada tahun 2009.


Menurut data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

(BNP2TKI), permintaan tenaga perawat untuk bekerja di luar negeri selama tahun 2010-2014

sebanyak 15.431 orang. Dari jumlah tersebut baru terpenuhi sebesar 36,5%.

Data terbaru dari Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa ada 55 Progam Studi Diploma

Keperawatan dan 53 Progam Studi Sarjana Keperawatan yang memproduksi tenaga

keperawatan sekitar 12.000 perawat per tahun. Jumlah ini akan menjadi potensi besar bagi

Indonesia untuk mengirim perawat dalam negeri agar bisa bersaing di dunia internasional

(Efendi et al, 2013).

Di Kabupaten Jombang sekitar 845 dari 1.115 orang bekerja sebagai tenaga keperawatan

(Dinkes Kabupaten Jombang, 2014). Krisis distribusi tenaga keperawatan Indonesia diketahui

dari Dinas Kesehatan pada 2014 yang melaporkan bahwa 10.370 perawat berada di rumah

sakit umum, dan 4.213 berada di pusat kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Dari

jumlah produksi perawat tahun 2014, diperkirakan sebesar 60% diantaranya didayagunakan

di dalam negeri, 5% di luar negeri dan sisanya bekerja di luar kompetensi (Efendi et al,

2013).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 mahasiswa S-1 Keperawatan tingkat 4

semester VIII Stikes Pemkab Jombang yang mengikuti mata kuliah bahasa Jepang diketahui

bahwa 60% berminat bekerja ke Jepang dengan kemampuan berbahasa asing (bahasa Jepang)

yang pasif.

Pada periode tahun 2008–2011 jumlah perawat Indonesia yang kembali dari Jepang

berjumlah 152 dari total 363 perawat. Perawat yang kembali ke Indonesia memiliki berbagai

macam alasan. Sekitar 11 dari 20 perawat memutuskan untuk kembali ke Indonesia karena

telah menyelesaikan kontrak, 7 perawat kembali karena alasan keluarga dan sisanya karena

meneruskan gelar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Laporan dari Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa saat ini hanya ada sebagian kecil calon tenaga keperawatan
yang tertarik untuk kembali pada IJEPA karena khawatir atas proses perekrutan yang panjang

dan risiko gagal ujian keperawatan dalam bahasa Jepang (Efendi et al, 2013).

Kronologis

Pendayagunaan perawat ke luar negeri merupakan kebijakan alternatif dalam rangka

optimalisasi pemanfaatan perawat yang menjunjung azas saling menguntungkan, baik antara

Indonesia dan negara lain yang menjadi mitra, maupun antara perawat Indonesia dengan

pihak yang mendayagunakannya. Salah satu bentuk pendayagunaan perawat ke luar negeri

adalah melalui Indonesian Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). IJEPA

merupakan bagian kerja sama Indonesia dan Jepang dalam kegiatan penempatan perawat dan

tenaga kesehatan yang sudah dilaksanakan sejak 2008 sampai sekarang (Depkes, 2015).

Dilihat dari jumlah sumber daya yang ada, Indonesia seharusnya sudah mampu

mengirim tenaga keperawatan ke luar negeri. Namun kenyataannya masih banyak perawat

Indonesia yang tidak berminat bekerja di luar negeri dikarenakan berbagai alasan. Salah satu

alasan penting yaitu kemampuan dalam berbahasa asing. Dengan demikian, masih diperlukan

kerja keras untuk meningkatkan pendayagunaan tenaga perawat ke luar negeri dengan tetap

memperhatikan kebutuhan di dalam negeri.

Bekerja di luar negeri bisa jadi keinginan dari pribadi atau motif budaya sebagai

ungkapan kebebasan memilih dan Hak Asasi Manusia (HAM) atau mungkin sebagai hasil

dari kebutuhan keuangan, kebutuhan pekerjaan, dan tantangan untuk menghadapi persaingan

perawat dari negara lain (Santric et al, 2015).

Untuk pergi bekerja di luar negeri tentunya harus mampu berbahasa asing dengan baik

khususnya bahasa yang sesuai dengan negara yang akan dituju sebagai tempat kerja. Dalam

hal ini kemampuan berbahasa Jepang harus benar-benar dikuasai untuk mempermudah

komunikasi sekaligus menambah kualitas dari tenaga kerja asing itu sendiri. Oleh sebab itu
IJEPA telah memberikan pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan dan juga hidup dalam

masyarakat Jepang selama lebih dari 1 tahun.

Kabupaten Jombang merupakan daerah bagian Jawa Timur yang memiliki banyak

SDM kesehatan. Adapun perguruan tinggi kesehatan di Kabupaten Jombang antara lain :

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang, Stikes Pemkab

Jombang, Stikes Insan Cendekia Medika, Stikes Husada Jombang, Stikes Bahrul ‘Ulum

Jombang (Jombangkab, 2015). Dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Kabupaten

Jombang khususnya di bidang keperawatan maka dapat membuka peluang yang besar bagi

calon tenaga keperawatan di Kabupaten Jombang untuk bekerja di Jepang.

Solusi

Stikes Pemkab Jombang adalah salah satu perguruan tinggi di bidang kesehatan di Jombang

yang memiliki beberapa program studi, yaitu D-III Kebidanan, D-III Keperawatan, S-I

Keperawatan, dan Profesi Ners yang hampir semuanya terakreditasi B oleh BAN-PT. Dari

beberapa program studi yang berpeluang besar untuk bekerja di luar negeri adalah S-1

Keperawatan dan Profesi Ners. Di Stikes Pemkab Jombang mata kuliah bahasa asing

diberikan pada mahasiswa keperawatan tingkat 4 khususnya semester VIII. Mata kuliah

bahasa asing terdiri dari bahasa Arab dan bahasa Jepang. Dari kedua pilihan mata kuliah

bahasa tersebut maka peneliti meneliti mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa

Jepang karena sesuai dengan judul yang diangkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berbahasa Jepang dan seberapa

besar minat mahasiswa S-1 keperawatan di Stikes Pemkab Jombang untuk bekerja ke Jepang.

Dari fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan

Kemampuan Berbahasa Asing dengan Minat Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKES Pemkab

Jombang untuk Bekerja ke Jepang”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang muncul adalah apakah

ada hubungan antara kemampuan berbahasa asing dengan minat mahasiswa S-1 Keperawatan

STIKES Pemkab Jombang untuk bekerja ke Jepang ? Selain itu sejauh ini belum ada

penelitian yang menganalisa meskipun program kerjasama IJEPA sudah berlangsung selama

7 tahun.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat kesenjangan jumlah tenaga keperawatan dan

lulusan mahasiswa keperawatan di Indonesia serta peluang yang cukup besar untuk bekerja di

Jepang. Di sisi lain pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah menjalin

kerjasama untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan dalam perjanjian yang disebut IJEPA

tetapi minat perawat Indonesia kurang untuk bekerja di Jepang dikarenakan berbagai faktor

salah satunya adalah kurang mampu dalam berbahasa Jepang.

1.4 Batasan Masalah

Peniliti meneliti hanya terbatas pada kemampuan berbahasa asing yaitu bahasa Jepang

dan minat mahasiswa S-1 keperawatan tingkat 4 semester VIII di Stikes Pemkab Jombang.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kemampuan berbahasa asing dengan minat mahasiswa S-1

Keperawatan STIKES Pemkab Jombang untuk bekerja ke Jepang.

1.5.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi kemampuan berbahasa asing mahasiswa S-1 Keperawatan

tingkat 4 semester VIII STIKES Pemkab Jombang.

2. Mengidentifikasi minat mahasiswa S-1 Keperawatan tingkat 4 semester VIII

STIKES Pemkab Jombang untuk bekerja ke Jepang.

3. Menganalisis hubungan kemampuan berbahasa asing dengan minat mahasiswa

S-1 Keperawatan STIKES Pemkab Jombang untuk bekerja ke Jepang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana dan informasi tentang

pentingnya bahasa asing dengan minat bekerja di luar negeri.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Institusi Pendidikan dan Tempat Penelitian

Memberikan wacana dan informasi tentang pentingnya bahasa Jepang

dengan minat bekerja di Jepang. Dan sebagai tambahan kurikulum pembelajaran

bahasa asing. Serta memberikan informasi peluang untuk bekerja ke Jepang.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai dasar pengembangan dan refrensi bagi peneliti selanjutnya yang

akan meneliti lebih lanjut tentang minat bekerja ke luar negeri dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

3. Bagi Organisasi Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan gambaran bahwa sudah tercapainya kerjasama

antara Indonesia dengan Jepang dalam program IJEPA, dan untuk menindak

lanjutinya kepada pemerintah Indonesia agar perawat Indonesia banyak

termotivasi untuk bekerja ke Jepang.


PENGUMPULAN DATA

Dalam melakukan analisa data, ada 4 hal yang harus dilakukan terhadap data penelitian

yang sudah terkumpul, sebagai berikut : tahap editing, coding, scoring, dan tabulating.

1. Editing

Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada

lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat

di proses lebih lanjut. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam mengedit data, yaitu :

1) Kelengkapan dan kesempurnaan data

2) Data sudah cukup jelas tulisannya, untuk dapat di baca atau tidak

3) Semua catatan dapat di baca atau tidak (Nazir, 2005).

Setelah Mengecek semua kelengkapan data mulai dari awal apakah ada

kekurangan apa tidak. Hal ini dilakukan agar pencarian data meminimalkan kekurangan

dan ketidak lengkapan data.

2. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan (Notoatmojo, 2012). Peneliti memberikan kode berupa angka, yaitu :

a. Jenis Kelamin

Laki-laki 1

Perempuan 2

b. Kemampuan berbahasa Asing

Nilai A 1

Nilai B 2

Nilai C 3

Nilai D 4

Nilai E 5
c. Minat Bekerja ke Jepang

Tinggi 3

Sedang 2

Rendah 1

3. Scoring

Scoring adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal

dan ordinal (Nazir, 2005). Skor untuk menentukan kemampuan berbahasa asing. Diberi skor

0 bila predikat nilai E, skor 1 bila predikat nilai D, skor 2 bila predikat nilai C, skor 3 bila

predikat nilai B, dan skor 4 bila predikat nilai A. Skor untuk menentukan minat kerja ke

Jepang, bila tinggi diberi skor 3, bila sedang diberi skor 2, dan bila rendah diberi skor 1.

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-

sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah diproses sehingga harus segera

disusun dalam suatu pola format yang telah dirancang (Nursalam, 2008).

Anda mungkin juga menyukai