Sop Posisi Fowler
Sop Posisi Fowler
dipercaya
2) Pengolahan data untuk memperoleh keterangan yang berarti
3) Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan
4) Diseminasi data dan keterangan, termasuk umpan balik
5) Hasil evaluasi terhadap sistem surveilans
d. Jenis Surveilans Epidemiologi
1) Surveilans pasif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
pendemi.
efisien.
b. Kasus demam tifoid adalah penderita demam tifoid
c. Penderita demam tifoid alah penderita penyakit yang didiagnosis sebagai
demam tifoid
d. Penegakkan diagnosis DD, demam tifoid dan sesuai kriteria
e. Kasus suspek (tersangka) yaitu penderita demam tifoid mengalami panas
lebih dari 7 hari, biasanya mulai dengan sumer yang makin hari makin
pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di
dewasa.
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang
yang lain. Demam yang disebabkan oleh s. Typhi cendrung untuk menjadi
lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yng lain. (Ashkenazi et al,
2002).
Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat
º F) selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan
suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama
II (Darmowandowo, 2006).
Interaksi Salmonella dengan makrofag memunculkan mediator-
(Darmowandowo, 2006)
4. Gejala klinis
Keluhan dan gejala Demam Tifoid tidak khas, dan bervariasi dari
gejala seperti flu ringan sampai tampilan sakit berat dan fatal yang
hiperemi.
c. Gejalah saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor,
darah malalui infus. Klien perlu menggunakan antibiotik hingga hasil tes
menerus serta diare parah. Infus berisi cairan yang akan diberikan
(infus).
Bed rest
komplikasi tipes.
Menjaga kebersihan
Untuk itu, hindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang
penyakit.
Vaksin tifoid
yang satu ini. Terutama jika Anda termasuk kategori yang rentan
paling sering untuk tipes. Maka dari itu, usahakan untuk selalu
dengan mobilisasi. Misalnya hari pertama dan kedua makanan lunak, hari
A. Jenis Metode
Pelaksanaan epidemiologi surveilans yang dilakukan bersifat kegiatan khusus dan
dilakukan pada satu batas waktu tertentu atau secara priodik dengan selang waktu
tertentu.
1. Pelaksanaan survei khusus untuk berbagai hal tertentu seperti status
kartu-kartu penderita yang telah diteliti lebih dahulu, dan memberi nomor
Puskesmas masohi dan yang terdaftar di buku suspek PKM masohi pada
tahun 2019
2. Sampel
Sampel dalam praktek surveilans ini ditarik secara Exauchtive sampling yakni
seluruh penderita Demam Thypoid yang tercatat pada buku register Demam
D. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik dalam rangka observasi lapangan yang dilaksanakan pada
E. Peserta
Pelaksanaan praktik Surveilans di Puskesmas masohi diikuti oleh Mahasiswa
keperawatan masohi
F. Jenis Data
1. Data Primer
Data yang diperlukan untuk mengetahui pelaksanaan pemecahan masalah
G. Sumber Data
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dari petugas surveilans dan petugas
pencatatan formulir pada buku register dan buku BPJS di puskesmas masohi
H. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui wawancara dan pemeriksaan kartu penderita, buku
I. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan alat elektronik berupa
computer pada program word yaitu dengan metode sebagai berikut : membuat
J. Analisis Data
Data yang telah diolah akan dianalisis secara diskriptif untuk mengetahui gambaran
K. Desiminasi informasi
1. Desiminasi informasi diberikan kepada
a. Pemberi laporan : puskesmas masohi
b. Instansi yang lebih tinggi : rumah sakit umum masohi
c. Masyarakat
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Demam tifoid merupakan masalah global terutama di negara dengan higiene
Paratyphi A (S. Paratyphi A). CDC Indonesia melaporkan prevalensi demam tifoid
ditemukan pada usia 3-19 tahun, dan angka mortalitas bervariasiantara 3,1 – 10,4 %
prevalensi demam tifoid tertinggi yaitu sebesar 2,96%. Profil kesehatan Indonesia
2008 menunjukkan prevalensi tifoid di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 1,6
persen, atau sekitar 600.000-1.500.000 kasus setiap tahun dan peringkat 15 dari
penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia. Tahun 2009 demam tifoid dan
paratifoid terdapat 80.850 kasus, kematian 1013 dan CFR 1,25%. (Profil Kesehatan
B.Saran
Diharapkan agar kelompok dapat menyusun makala lebih terperinci lagi agar teman
teman dan anggota kelompok yang lainnya dapat mengerti dan mengetahui lebih
Kedokteran EGC.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003
Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003
2014.