Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE PADA MATERI

BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TONDANO

Rinaldi Dako, Jorie Emor dan Navel O. Mangelep


Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Manado
rinaldidako@gmail.com

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan ABSTRACT. This research aims to


untuk mengetahui apakah hasil belajar determine whether the student learning
siswa yang menggunakan model outcomes used the TTW model were more
pembelajaran TTW lebih dari hasil than the student learning outcomes who
belajar siswa yang menggunakan model used the convensional learning model on
pembelajaran konvensional pada materi flat plane shapes material. This research
bangun ruang sisi datar. Penelitian ini was conducted at SMP Negeri 2 Tondano
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tondano in the even semester of the 2018/2019
pada semester genap tahun ajaran academic year. Subjects in the research
2018/2019. Subjek dalam penelitian were students of class VIII D as the
adalah siswa kelas VIII D sebagai kelas experimental class and class VIII C as the
eksperimen dan kelas VIII C sebagai control class. Data collection in this
kelas kontrol. Pengumpulan data dalam research used a test, and data analysis
penelitian ini menggunakan tes, used t-test on average of two different
sedangkan analisis data menggunakan uji- groups. The results of data analysis, the
t terhadap rata-rata dua kelompok yang average score in the experimental class
berbeda. Hasil analisis data, skor rata-rata were 75.32 with a standard deviation of
pada kelas eksperimen adalah 75.32 14.19 and a variance of 201.48. While the
dengan simpangan baku 14.19 dan average score in the control class was
varians 201.48. Sedangkan skor rata-rata 67.21 with a standard deviation of 12.09
pada kelas kontrol adalah 67.21 dengan and a variance of 145.88. Hypothesis test
simpangan baku 12.09 dan varians results, tcount=2.30 and ttable=1.67.
145.88. Hasil pengujian hipotesis, tcount<ttable, then reject H0, that’s mean the
thitung=2.30 dan ttabel=1.67. Nilai average of the students learning outcomes
thitung<ttabel, maka tolak H0, artinya rata- who used the TTW learning model were
rata hasil belajar siswa yang more than the average of the students
menggunakan model pembelajaran TTW learning outcomes who used the
lebih dari rata-rata hasil belajar siswa convensional learning model on flat plane
yang menggunakan model pembelajaran shapes material.
konvensioanl pada materi bangun ruang
sisi datar. Key Words: Convensional, Flat Plane
Shapes, TTW
Kata Kunci: Bangun Ruang Sisi Data,
Konvensional, TTW

1
PENDALUHUAN siswa hanya mencatat apa yang dijelaskan oleh
Matematika merupakan pengetahuan yang guru tanpa mengerti apa yang dijelakan. Setelah
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. diberikan soal yang berbeda siswa malah tidak
Disadari atau tidak aktivitas manusia sering bisa menyelesaikannya.
dihadapkan dengan masalah matematika, Model pembelajaran kurang menyenangkan
misalnya masalah yang berkaitan dengan bentuk, siswa belajar dapat membuat siswa bosan belajar
ukuran, dan nominal. Oleh sebab itu pendidikan matematika. Pembelajaran yang hanya berpusat
matematika sangat penting, karena matematika pada guru saja akibatnya siswa jadi pasif dan
itu adalah ilmu yang memperbaiki kehidupan model pembelajaran yang kurang mendukung
kita kedepan. siswa aktif akibatnya sebagian siswa tidak bisa
Pendidikan matematika dipelajari sejak dari menyelesaian matematika dengan baik. Untuk
pendidkan dasar sampai ke Perguruan Tinggi. mengatasi masalah itu, maka diperlukan model
Salah satu tujuan pembelajaran matematika pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif,
adalah mengubah daya dan pola pikir siswa sehingga siswa mampu memecahkan sebuah
untuk terus berpikir kritis dalam menyelesaian persoalan-persoalan matematika dengan baik dan
suatu masalah matematika. Mengingat benar sesuai dengan langkah-langkahnya. Model
pentingnya matematika dalam kehidupan sehari- pembelajaran Think Talk and write baik
hari maka seharusnya para siswa memiliki digunakan untuk memecahkan masalah agar
penguasaan yang baik terhadap materi yang di siswa aktif dan mampu saling bertukar pikiran
pelajari. dalam menyelesaikan persoalan persoalan
Pembelajaran matematika di SMP memiliki matematika.
karakteristik yang memerlukan perhatian dalam Model pembelajaran Think Talk and Write
proses pembelajarannya. Dalam Matematika merupakan model sangat baik untuk melibatkan
SMP telah diperkenalkan abstraksi matematika siswa aktif mulai dari berpikir, mempresentasi
dan selanjutnya juga menjadi dasar dan kemudian menulis atau mencatat hasil
pengembangan pada jenjang pendidikan yang mereka dalam mengkaji matematika.
lebih tinggi. Kenyataannya hasil belajar Sebagaimana hasil penelitian dari Gede (2013)
matematika siswa pada tingkatan SMP masih menunjukkan bahwa menggunakan
kurang memuaskan. Termasuk diantaranya pembelajaran TTW dalam pembelajaran
adalah siswa-siswa di SMP Negeri 2 Tondano. matematika dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan hasil observasi SMP Negeri 2 Peneliti menduga bahwa penerapan TTW di
Tondano, diperoleh informasi bahwa siswa SMP Negeri 2 Tondano dapat meningkatkan
kurang terangsang minatnya dalam proses belajar hasil belajar siswa.
matemtika karena pembelajaran yang diberikan 1
oleh guru kurang menarik. Selain itu peneliti METODE
mengamati bahwa dalam pembelajaran guru Jenis
memberikan materi hanya monoton aktif sendiri Penelitian ini adalah penelitian eksperimen
sedangkan siswa hanya pasif. Misalkan pada saat semu, yang bertujuan untuk mengetahui hasil
guru memberikan contoh soal, guru hanya belajar siswa dengan menggunakan model TTW
menjelaskan tanpa ada interaksi dan menyuruh di sekolah SMP Negeri 2 Tondano.
siswa untuk menyalin contoh soal yang
diberikan. Sehingga ketika diberikan soal yang Tempat dan Waktu
berbeda dengan contoh soal diberikan maka Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2
siswa tidak dapat menyelesaikannya. Tondano pada semester genap tahun ajaran
Salah satu materi yang diajarkan di SMP 2018/2019. Waktu tepatnnya dilaksanakan
kelas VIII yaitu materi bangun ruang sisi datar penelitian yakni pada tanggal 16 Juli 2019.
masih banyak siswa yang kurang paham
mengenai konsep materi bangun ruang sisi datar Subjek
seperti kubus, balok, prisma dan limas. Ketika Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
diberikan contoh soal bangun ruang sisi datar kelas VIII C sebagai eksperimen dan siswa kelas
2
VIII D sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen menganalisa data yang diperoleh dari
menggunakan model pembelajaran TTW, pelaksanaan.
sedangkan kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini
Variabel menggunakan tes. Tes yang diberikan berbentuk
Varibel penelitian ini adalah hasil belajar esai yang berjumlah 5 soal, yang diberikan
siswa setelah diberikan perlakuan penerapan setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan
model TTW. kelas kontrol.

Instrumen Teknik Analisis Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian Analisis data ayng digunakan dalam
ini antara lain silabus, RPP, LKPD, kisi-kisi soal, penelitian ini yakni uji-t (uji dua kelompok yang
soal posttest, kunci jawaban soal posttest. berbeda).
Rumus uji-t yang digunakan antara lain:
Rancangan 𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡=
Penelitian ini menggunakan rancangan 1 1
penelitian postest only control design. Penjelasan 𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2
lengkap tentang rancangan ini, dapat dilihat pada dengan
tabel berikut. (𝑛1 − 1)𝑠1 2 + (𝑛2 − 1)𝑠2 2
2
𝑠 =
Tabel 1. Rancangan Penelitian Postest Only 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Control Design (Lolombulan, 2017)
Kelas Treatment Posttest
HASIL 1DAN 1PEMBAHASAN
Eksperimen (R) X O1
Deskripsi 1Data
Kontrol (R) O2
Penelitian ini dilakukan di SMP 2 Tondano
(Sugiyono,2013)
pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.
Data dalam penelitian ini diambil dari kelas VIII
Prosedur
C dan VIII D. Kelas VII D merupakan kelas
Tahapanan-tahapan dalam penelitian ini
eksperimen yang menggunakan model
adalah sebagai berikut.
pembelajaran TTW, sedangkan kelas VIII C
1. Tahap persiapan
merupakan kelas kontrol yang menggunakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan
model pembelajaran konvensional. Data dalam
antara lain: (a) menyusun perangkat
penelitian ini berupa skor rata-rata posttest siswa
pembelajaran, diantaranya silabus, RPP 3
pada pembelajaran bangun ruang sisi datar.
pertemuan, kisi-kisi soal, LKPD serta soal
Hasil analisis posttest kelas eksperimen dan
dan kunci jawaban. (b) menyiapkan bahan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.
ajar.
2. Tahap pelaksanaan Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan dan Kontrol
antara lain: (a) melakukan pembelajaran Nilai Statistik
No Statistik
dengan menggunakan model TTW pada Eksperimen Kontrol
kelas eksperimen dan model konvenional 1 Skor Minimum 53 50
pada kelas kontrol, (b) memberikan tes 2 Skor Maksimum 98 87
4 Rata-rata (𝑥̅ ) 75,32 67,21
(posttest) pada kelas eksperimen dan kontrol. 5 Standar Deviasi (𝑠) 14,19 12,09
3. Tahap akhir 6 Varians (𝑠 2 ) 201,48 145,88
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan
antara lain: (a) melakukan pengujian Hasil pada tabel tersebut, menunjukan bahwa
kenormalan data, (b) mengelolah dan skor rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen adalah 75.32 dengan simpangan
3
baku 14.19 dan varians 201.48. Sedangkan skor dikemukakan oleh Buzan (2008), bahwa mind
rata-rata yang diperoleh kelas kontrol adalah map memungkinkan kita untuk mengingat
67.21 dengan simpangan baku 12.09 dan varians informasi lebih mudah dan lebih diandalkan dari
145.88. pada menggunakan teknik pencatatan
tradisional.
Pengujian Prasyarat Analisis Sedangkan dalam pembelajaran yang tidak
Uji normalitas menggunakan model mind mapping
Hasil pengujian normalitas data pada kelas (pembelajaran langsung) didapati bahwa (1)
eksperimen, Lhitung=0.137 dan Ltabel=0.164. Nilai siswa merasa bebas saat melakukan diskusi
Lhitung<Ltabel, maka terima H0, artinya data dengan teman sekawan, (2) merasa tertarik
diambil dari populasi yang menyebar nomal. dengan pembelajaran, karena dapat saling
Sedangkan hasil pengujian normalitas data bertukar pemikiran saat belajar. Sama halnya
pada kelas kontrol, Lhitung=0.13 dan Ltabel=0164. dengan yang dikemukakan oleh Hamdayana
Nilai Lhitung<Ltabel, maka terima H0, artinya data (2014) dan Suyatno (2014), bahwa Inti dari
diambil dari populasi yang menyebar nomal. model pembelajaran TTW adalah suatu desain
pembelajaran konstruktivistik melalui kegiatan
Uji homogenitas komuniksi diri-sendiri, antar mahasiswa, dan
Hasil pengujian homogenitas, Fhitung=1.381 guru yang mendorong siswa untuk berpikir,
dan Ftabel=2.133. Nilai Fhitung<Ftabel, maka terima berbicara, menyampaikan pendapat, serta
H0, artinya ragam kedua kelas tersebut adalah menuliskan hasilnya.
homogen. Pada saat guru memberikan tugas, sering
ditemui siswa akan langsung menuliskan
Uji Hipotesis jawabannya. Jawaban yang dituliskan tersebut
Hasil pengujian hipotesis, thitung=2.302 dan dapat dimengerti oleh dirinya sendiri namun
ttabel=1.674. Nilai thitung<ttabel, maka terima H0, belum tentu dimengerti oleh siswa lain. Oleh
artinya rata-rata hasil belajar siswa yang karena itu, akan lebih baik sebelum menuliskan
menggunakan model pembelajaran TTW lebih jawaban, siswa melakukan proses berpikir,
dari rata-rata hasil belajar siswa yang menyusun ide-ide dan cara untuk
menggunakan model pembelajaran konvensional meyelesaikannya. Hal ini tentu membantu siswa
pada bangun ruang sisi datar. lain untuk memahami jawaban yang
dituliskannya.
Pembahasan Sedangkan pada pembelajaran konvensional
Berdasarkan hasil penelitan yang diperoleh, didapati bahwa (1) siswa terlihat bosan dalam
dapat dikatakan hasil belajar siswa yang proses pembelajaran karena hanya
menggunakan model pembelajaran TTW lebih mendengarkan guru menjelaskan materi (2)
dari hasil belajar siswa yang menggunakan siswa merasa malu saat ingin menyampaikan
model pembelajaran konvensional pada bangun pendapat, karena dalam pembelajaran ini siswa
ruang sisi datar. Hal tersebut terlihat dari hasil tidak dilatih untuk menyampaikan pendapat. Hal
belajar yang diperoleh, dimana rata-rata hasil tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah
belajar siswa yang menggunakan model (2006), bahwa model pembelajaran
pembelajaran TTW lebih dari rata-rata hasil konvensional adalah metode ceramah yang sejak
belajar siswa yang menggunakan model dulu telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
pembelajaran konvensional. lisan antara guru dengan anak didik dalam proses
Dalam pembelajaran dengan model TTW belajar dan ditandai dengan ceramah yang
terlihat bahwa siswa mampu: (1) menjadi lebih diiringi dengan penjelasan, serta pembahagian
kreatif dalam mengerjakan soal LKPD, (2) dapat tugas dan latihan.
memahami konsep pembelajaran lebih cepat, (3)
tahapan menyelesaiakan masalah lebih teratur, Kesimpulan
dan (4) proses pembelajaran menjadi lebih cepat Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat
dan efisien. Hal tersebut sesuai dengan yang disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang
4
menggunakan model pembelajaran TTW lebih
dari hasil belajar siswa yang tidak menggunakan
model pembelajaran konvensional pada materi
bangun ruang sisi datar. SW

DAFTAR PUSTAKA
Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode
Pembelajaran Kreatif danBerkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Gede, S. (2013). Hasil Belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dalam
pembelajaran matematika materi lingkaran di SMP
Negeri 1 Likupang Selatan. Tondano: Universitas
Negeri Manado.
Lolombulan, J. (2017). Statistika bagi Peneliti Pendidikan.
Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.
Bandung: Alfabeta.
Suyatno. 2009. Model Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo:
Masmedia Buana Pustaka

Anda mungkin juga menyukai