NIM : 1507117613
(HEAT EXCHANGER)
Heat exchanger digunakan untuk menaikkan temperatur hasil campuran pada mixer
(M-101) dari suhu 44°C menjadi 300°C sebanyak 35854,3945 kg/jam sebelum
diumpankan ke dalam reaktor oksidasi II (R-102). Umpan tersebut dipanaskan
dengan penukar panas berupa gas keluaran reaktor (R-101) dengan laju alir
63278,6008 kg/jam dari suhu 355°C hingga suhu 161,8°C . Desainlah heat exchanger
untuk data di atas.
Sumber : Kaban, Irza. 2013. Pra rancangan pabrik pembuatan asam aklirat dengan
oksidasi propilen dengan kapasaitas produksi 100.000 ton/tahun. Tugas Akhir.
Universitas Sumatera Utara
(REBOILER)
(KONDENSOR)
Sebuah aliran yang mengandung 1614, 8668 kg/jam fasa uap keluaran atas kolom
destilasi akan diubah menjadi fasa cair dengan dialirkan ke kondensor dengan suhu
157,55°C. menjadi 35°C. Dimana aliran tersebut mengandung komponen :
laju alir fluida dingin nya yaitu 4390, 2923 kg/jam dengan suhu 30°C menjadi 45°C.
dan panas yang diserap yaitu sebesar 268050,7394 kJ/jam. Hitunglah desain
kondensor yang sesuai dengan ketentuan diatas.
Sumber
Sebuah aliran yang mengandung 1614, 8668 kg/jam fasa uap keluaran atas kolom
destilasi akan diubah menjadi fasa cair dengan dialirkan ke kondensor dengan suhu
157,55°C. menjadi 35°C. Dimana aliran tersebut mengandung komponen :
laju alir fluida dingin nya yaitu 4390, 2923 kg/jam dengan suhu 30°C menjadi 45°C.
dan panas yang diserap yaitu sebesar 268050,7394 kJ/jam. Hitunglah desain
kondensor yang sesuai dengan ketentuan diatas.
Sumber
a. Initial Specifications
i.Fluid Placement
Dari tabel 3.4 Robert and Thomas, 2014 bahwa fluida yang memiliki ∆T lebih
besar ditempatkan di bagian shell. Oleh karena itu, dikarenakan fluida panas
keluaran bagian atas kolom distilasi memiliki ∆T lebih besar (122,55°C)
dibandingkan fluida dingin ∆T (15°C) maka fluida panas akan mengalir di bagian
shell dan fluida dingin akan mengalir dibagian tube.
ii. Berdasarkan tabel 3.3 Robert and Thomas, 2014 fouling factor yang
direkomendasikan untuk fluida panas adalah 0,001 h ft 2°F/Btu. Tipe heat-
exchanger yang digunakan adalah tipe AES.
iii. Tubing
Berdasarkan design guidelines untuk tubing selection untuk fouling fluida dapat
digunakan 1 in 14 BWG dengan panjang 12 ft.
iv. Tube Layout
Dikarenakan permukaan luar tabung perlu dibersihkan maka digunakan square
pitch. Untuk tube 1 in dapat digunakan tube pitch 1,25 in
v. Baffles
Pada simplified Delaware method baffle cut yang digunakan yaitu sebesar 20%.
Dapat dilihat dari gambar 5.3, baffle spacing 0,3 diamere shell dipilih.
vi. Sealing strips
Satu pasang sealing strips per sepuluh baris tube disesuaikan dengan persyaratan
simplified metode Delaware dan design guidelines.
vii. Construction Materials
b. Energy Balances
c. LMTD
. Fluida Dingin . Fluida Panas
T2 = 30 °C = 86 °F T1 = 157,55°C = 315,59 °F
T1 = 45°C = 113 °F T2 = 35 °C = 95 °F
( ∆Tln )cf =
e. Estimate UD
f. Calculate heat-transfer area and number of tubes
g. Number of tube passs