Anda di halaman 1dari 2

4.4.

2 Fungsi Perlakuan
Setiap perlakuan yang diberikan pada sampel memiliki maksud dan tujuan tersendiri,
misalnya dalam proses inkubasi sampel air dalam inkubator. Sampel air diinkubasi dalam
kondisi yang gelap (tidak terpapar sinar matahari) dalam suhu 20⁰C selama lima hari. Tujuan
proses inkubasi adalah untuk mengetahui nilai oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme di dalam air untuk melakukan metabolisme. Proses ini dilakukan dalam
kondisi yang tidak terpapar sinar matahari karena sinar matahari dapat membantu proses
fotosintesis bagi tumbuh-tumbuhan yang ada di air. Hal ini tidak boleh terjadi karena proses
fotosintesis menghasilkan oksigen yang malah akan menambah kadar oksigen terlarut dalam
air.
Selain itu, suhu yang diatur dalam SNI 6989. 72 : 2009 dalam proses inkubasi adalah
20⁰C. Hal ini kami lakukan karena suhu tersebut merupakan suhu rata-rata untuk daerah
perairan arus lambat di daerah beriklim sedang ataupun tropis dan mudah ditiru untuk
inkubator. Namun kenyataan di lapangan, kami menggunakan suhu 12⁰C pada inkubator.
Tujuannya adalah agar reaksi yang berlangsung lebih cepat karena keceapatan reaksi
bergantung pada salah satu faktor, yakni suhu.
Proses inkubasi ini memakan waktu selama lima hari. Hal ini pun memiliki tujuan di
mana reaksi sudah mencapai 75% pada hari kelima. Sementara itu, dalam 20 hari oksidasi dapat
mencapai 95-99% sempurna. Namun waktu yang diperlukan untuk mencapat 20 hari terlalu
lama sehingga kami menggunakan waktu lima hari dengan penambahan kecepatan reaksi yakni
melalui cara penurunan suhu agar reaksi yang dicapai pada hari kelima lebih maksimal.

4.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi BOD


Faktor –faktor yang mempengaruhoi BOD yaitu kandungan serta jenis bahan
organik, suhu, nilai pH, dan keberadaan mikroba. Apabila kandungan BOD tinggi, maka
akan mengakibatkan penyusutan oksigen terlarut melalui proses penguraian bahan
organik pada kondisi aerobik dan penurunan pH pada suatu perairan. (Barus, 2004). Pada
perairan alami, yang berperan sebagai sumber bahan organik adalah pembusukkan
tanaman. Menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, bahwa kandungan BOD
yang mendukung kehidupan ikan di perairan adalah < 6 mg/L. (Shaleh, 2012).
Selain itu, faktor yang mempengaruhi nilai BOD dalam percobaan ini adalah
waktu pengambilan sampel karena perubahan kualitas air pasti berubah terus menerus.
Titik pengambilan sampel juga berubah karena perlu diketahui bahwa aktivitas
lingkungan sekitar dapat mempengaruhi kualitas air. Terakhir adalah waktu pengamatan
karena pengamatan yang kurang tepat akan mempengaruhi perhitungan BOD. (Diana,
2013).
4.4.8. Dampak Tingginya BOD
Apabila kandungan BOD tinggi, maka akan mengakibatkan penyusutan oksigen
terlarut melalui proses penguraian bahan organik pada kondisi aerobik dan penurunan
pH pada suatu perairan. Semakin banyak bahan organik dalam air, maka semakin besar
BOD-nya, sedangkan DO-nya semakin rendah. Hal ini dikarenakan nilai DO dan BOD
saling berbanding terbalik.
Air yang bersih adalah air yang memiliki tingkat oksigen terlarut yang tinggi,
sedangkan BOD dan zat terlarutnya rendah. Apabila kadar oksigen terlarut rendah,
mengakibatkan hewan-hewan yang menempati perairan tersebut akan mati kekurangan
oksigen. Matinya hewan-hewan di air ini akan melibatkan proses pembusukkan yang
bersifat aerobik karena membutuhkan oksigen dalam prosesnnya. Bila proses
pembusukkan ini terus terjadi, maka pasokkan oksigen dalam air semakin menipis
bahkan tidak ada sama sekali. Air akan menjadi beracun dan jika kadar BOD dan COD
meningkat akan menyebabkan perairan tercemar. Bukan hanya itu, pembusukkan yag
terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan pendangkalan parit/sungai.

Anda mungkin juga menyukai