Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331223569

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh


Timur

Article · January 2018

CITATIONS READS

0 1,675

1 author:

Ahmad Ridha
Universitas Samudra
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan ekonomi View project

Pemberdayaan Ekonomi View project

All content following this page was uploaded by Ahmad Ridha on 20 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit


di Kabupaten Aceh Timur
Ahmad Ridha
Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
email: ahmad.ridha@unsam.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah produksi kelapa sawit di Kabupaten Aceh Timur. Metode penelitian
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Jenis data yang digunakan
merupakan data primer, dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden
petani kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Pengolahan data menggunakan
model regresi berupa fungsi produksi Cobb-Douglas yang terlebih dahulu diuji
dengan asumsi OLS (Ordinary Least Square). Persamaan regresi yang
diperoleh yaitu ln Y = 2,672 + 0,296 lnX1 + 0,319 lnX2 + 0,134 lnX3 + 0,067
lnX4 + 0,294 lnX5. Hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat empat variabel
yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi yaitu luas lahan,
jumlah tenaga kerja, penggunaan pupuk dan umur tanaman. Sedangkan
variabel penggunaan pestisida berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap jumlah produksi kelapa sawit. Hasil uji F menunjukkan bahwa luas
lahan (X1), jumlah tenaga kerja (X2), penggunaan pupuk (X3), penggunaan
pestisida (X4) dan umur tanaman (X5) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap jumlah produksi kelapa sawit di Kabupaten Aceh Timur.
Nilai koefisien determinasi sebesar 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa 72,8
persen dari hasil produksi dapat dijelaskan oleh model fungsi produksi dalam
penelitian ini sedangkan sisanya 27,2 persen dapat dijelaskan oleh faktor lain
di luar model penelitian.

Kata Kunci : Produksi, Kelapa Sawit, Aceh Timur.

1. PENDAHULUAN negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan


Kelapa Sawit merupakan salah satu sumberdaya alam secara berkelanjutan.
komoditas perkebunan yang memiliki peran Telah banyak upaya pemerintah untuk
penting dalam perekonomian Indonesia. Peran meningkatkan produksi subsektor perkebunan
tersebut antara lain adalah sebagai sumber misalnya melalui intensifikasi, ekstensifikasi,
perolehan devisa, penyedia lapangan kerja diversifikasi dan rehabilitasi lahan. Salah satu
dan sebagai sumber pendapatan bagi petani tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis
kelapa sawit maupun pelaku ekonomi lainnya yaitu tanaman kelapa sawit. Peningkatan luas
yang terlibat dalam budidaya, pengolahan tanaman dan produksi tanaman kelapa sawit
maupun dalam mata rantai pemasaran. tidak terlepas dari semakin baiknya pasar
Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2004 komoditi ini di pasar luar negeri, dan juga
tujuan pembangunan perkebunan adalah karena adanya kenaikan harga.
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, Pengembangan perkebunan kelapa
meningkatkan penerimaan negara dan devisa sawit selain dilakukan oleh perusahaan besar
negara, menyediakan lapangan kerja, baik BUMN ataupun swasta juga dilakukan
meningkatkan produktivitas, nilai tambah, oleh rakyat (perkebunan rakyat) baik secara
dan daya saing; memenuhi kebutuhan perseorangan maupun pola kemitraan dengan
konsumsi dan bahan baku industri dalam perkebunan besar. Adanya perkebunan besar

Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 13
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

kelapa sawit ternyata sulit diikuti dengan 11.996 orang yang tersebar di berbagai
tumbuhnya perkebunan kelapa sawit milik kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur.
rakyat. Faktor utama yang menjadi Studi ini bertujuan untuk mengetahui
penghalang tumbuhnya perkebunan sawit faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
rakyat adalah : (1) biaya investasi yang sangat kelapa sawit di Kabupaten Aceh Timur.
besar. (2) sifat komoditas kelapa sawit yang
memerlukan tempat yang besar dan mudah 2. STUDI KEPUSTAKAAN
rusak, sehingga memerlukan infrastruktur Konsep Produksi
yang memadai yaitu transportasi dan sarana Dalam proses produksi pertanian,
pengolahan. seorang petani modern menggunakan faktor-
Bagi investor dalam menentukan faktor produksi (input) seperti tanah, tenaga
penanaman modal khususnya dalam kerja, mesin dan pupuk. Input tersebut
perkebunan sawit tentu saja digunakan selama musim tanam, dan pada
mempertimbangkan produktifitas dan harga musim panen petani tersebut mengambil hasil
komoditi dimasa yang akan datang. Untuk (output) tanamnya. Miller dan Meiners (2000)
tanaman kelapa sawit dari mulai penanaman menyatakan produksi merupakan konsep arus.
sampai dapat menghasilkan untuk pertama Apa yang dimaksud konsep arus (flow
kali memerlukan waktu selama tiga tahun, concept) disini adalah produksi merupakan
investor akan memperkirakan harga tiga tahun kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat
mendatang ketika akan memutuskan investasi output per unit periode/waktu. Sedangkan
pada tahun sekarang. Investor juga akan outputnya senantiasa diasumsikan konstan
mempertimbangkan adanya “compenting kualitasnya. Hal ini berarti peningkatan
crop” yaitu tanaman perkebunan yang dapat output dilakukan dengan mengasumsikan
ditanam pada kondisi geografis yang sama. faktor-faktor yang lain yang sekiranya
Dalam hal ini kelapa sawit, karet dan kakao berpengaruh tidak berubah sama sekali
dapat ditanam pada geografis yang sama. jadi (konstan).
compenting crop untuk kelapa sawit adalah Ahyari (2004) menyatakan produksi
karet dan kakao. Dengan demikian keputusan merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan
investor untuk melakukan investasi tambahan manfaat dan penciptaan faedah
pembukaan perkebunan kelapa sawit juga baru. Faedah atau manfaat tersebut terdiri dari
dapat dipengaruhi oleh produktivitas harga faedah bentuk, waktuk, tempat, serta
dan prospek tanaman kakao dan karet di masa kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas.
yang akan datang. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat
Kelapa sawit merupakan salah satu menimbulkan manfaat baru atau mengadakan
komoditas yang penting dan strategis di penambahan dari manfaat yang sudah ada
Kabupaten Aceh Timur karena peranannya maka kegiatan tersebut disebut sebagai
yang cukup besar dalam mendorong kegiatan produksi.
perekonomian rakyat. Kelapa sawit Sugiarto et. al. (2007) menyatakan
merupakan tanaman primadona masyarakat bahwa produksi adalah suatu kegiatan yang
pedesaan di Aceh Timur. Hal ini cukup mengubah input menjadi output. Kegiatan
beralasan karena kabupaten Aceh Timur tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan
memang cocok dan potensial untuk dalam fungsi produksi. Analisis terhadap
pembangunan pertanian perkebunan. kegiatan produksi perusahaandikatakan
Berdasarkan data Direktorat Jenderal berada dalam jangka pendek apabila sebagian
Perkebunan Republik Indonesia luas lahan dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya
perkebunan sawit milik rakyat di Aceh Timur (fixed input) sedangkan dalam jangka panjang
pada tahun 2016 mencapai 23.662 ha dengan semua faktor produksi dapat mengalami
jumlah produksi mencapai 28.346 ton, dengan perubahan yang artinya bahwa setiap faktor
tingkat produktivitas mencapai 2.163 kg/ha. produksi dapat ditambah jumlahnya kalau
Sedangkan jumlah petani sawit mencapai memang diperlukan.

Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 14
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

Fungsi Produksi output. Hal ini ditunjukkan oleh turunan


Fungsi produksi merupakan suatu pertama fungsi Cobb-Douglas.
fungsi atau persamaan yang menunjukkan 3. Jumlah koefisien pangkat dari fungsi
hubungan antara tingkat output dan tingkat produksi Cobb-Douglas dapat
penggunaan input-input. Beberapa hal yang menunjukkan return to scale. Return to
perlu diperhatikan dalam memilih fungsi scale perlu diketahui untuk menentukan
produksi (Soekartawi, 2003), yaitu : keadaan dari suatu produksi, apakah
1. Fungsi produksi harus dapat mengikuti kaidah increasing, constant
menggambarkan keadaan usahatani yang atau decreasing return to scale.
sebenarnya terjadi. a. Increasing return to scale, bila (b1 +
2. Fungsi produksi dapat dengan mudah b2 + b3 + … + bn) > 1. Dalam
diartikan khususnya arti ekonomi dari keadaan demikian dapat diartikan
parameter yang menyusun fungsi bahwa proporsi penambahan faktor
produksi tersebut. produksi akan menghasilkan tambahan
3. Fungsi produksi harus mudah diukur atau produksi yang proporsinya lebih besar.
dihitung secara statistik. b. Constant return to scale, bila (b1 + b2
Fungsi produksi Cobb-Douglas + b3 + … + bn) = 1. Dalam keadaan
merupakan salah satu model yang banyak ini dapat diartikan bahwa penambahan
digunakan dalam bidang-bidang ekonomi faktor produksi akan proporsional
maupun produksi. Model ini pertama kali dengan penambahan produksi.
diperkenalkan oleh Charles W. Cobb dan Paul c. Decreasing return to scale, bila (b1 +
H. Douglas pada tahun 1928. Fungsi produksi b2 + b3 + … + bn) < 1. Pada kondisi
Cobb-Douglas dalam bentuk estimasi empiris ini dapat dinyatakan bahwa proporsi
dengan persamaan (Sunaryo, 2001): penambahan faktor produksi melebihi
Q= KᵅLᵝ proporsi penambahan produksi
Dimana: (Soekartawi. 2003).
Q = Output
K = Input modal 3. METODE PENELITIAN
L = Input tenaga kerja Penelitian ini dilaksanakan di
α = Elastisitas input modal Kecamatan Darul Ihsan, Kecamatan Idi Timur
β = Elastisitas input tenaga kerja dan Kecamatan Indra Makmu. Pemilihan
Penggunaan fungsi produksi Cobb- lokasi dipilih secara sengaja dengan jumlah
Douglas harus memenuhi beberapa asumsi responden sebesar 100 orang. Tehnik
yaitu nilai a > 0 dan nilai koefisien regresi pengambilan sampel yang digunakan dalam
harus lebih besar dari nol (b1 > 0, b2 > 0, dan penelitian ini secara acak sederhana (simple
seterusnya). Pemilihan fungsi produksi ini random sampling). Responden yang dipilih
didasarkan pada pertimbangan adanya merupakan petani kelapa sawit yang telah
kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas, menghasilkan dengan umur tanaman diatas 3
antara lain : tahun. Jenis data yang digunakan dalam
1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb- penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data
Douglas relatif lebih mudah dalam bentuk angka-angka, bersumber dari
dibandingkan dengan fungsi lain, karena data primer. Data primer diperoleh dengan
fungsi Cobb-Douglas dapat diubah ke cara wawancara langsung dengan
dalam bentuk linier dengan cara responden/petani sawit menggunakan
melogaritmakan fungsi produksi tersebut. kuesioner.
2. Koefisien pangkat dari masing-masing
fungi produksi Cobb-Douglas sekaligus Metode Analisis
menunjukkan besarnya elastisitas Untuk mengetahui faktor-faktor yang
produksi dari masing-masing faktor mempengaruhi produksi kelapa sawit di
produksi yang digunakan terhadap Kabupaten Aceh Timur digunakan model
fungsi produksi Cobb-Doglass dengan
Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 15
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

menggunakan metode Ordinary Least Square Dengan menggunakan metode


(OLS) dengan bantuan program SPSS. v.20 Ordinary Least Square (OLS) akan diperoleh
analisis regresi digunakan untuk memprediksi koefesien regresi pada masing-masing
hubungan sebab akibat antara variabel variabel independen dan juga berapa besar
independen dengan variabel dependen. Dalam hubungan dari faktor-faktor yang
analisis regresi tersebut, selain mengukur mempengaruhi tersebut secara bersama-
kekuatan hubungan juga menunjukkan arah saman mempengaruhi produksi kelapa sawit.
hubungan antara variabel independen dengan Dari hasil pengolahan data dengan
variabel dependen (Kuncoro, 2009). menggunakan lima variabel tersebut,
Selain itu alasan dipakainya analisis dilakukan beberapa pengujian statistik untuk
regresi karena antara satu petani dengan mengetahui apakah model tersebut dapat
petani lainnya dalam mengelola usahatani dikatakan sebagai model fungsi produksi yang
kelapa sawit berbeda dalam jumlah baik. Suatu model dikatakan baik apabila
penggunaan input baik dalam luas lahan, model tersebut lulus dalam uji ekonometrika
jumlah bibit/tanaman, pupuk asumsi klasik (asumsi kenormalan, asumsi
organik/anorganik), pestisida dan jumlah heterokedastisitas, asumsi autokorelasi dan
tenaga kerja maupun umur tanaman. Model asumsi multikolinieritas) dan uji statistik (uji
dasar teori produksi Cobb-Douglass, yaitu F dan uji t).
Y= A Kα Lβ ............... 3.1
Dengan memecah variabel K dan L dalam 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
bentuk yang lebih spesifik variabel-variabel Karakteristik responden
independen yang digunakan dalam penelitian Karakteristik petani dalam penelitian
ini, maka fungsi produksi menjadi: ini didominasi oleh petani yang berumur
Y = F(X1,X2,X3,X4,X5) .... 3.2. yaitu 40-49 tahun sebanyak 63,5%, berumur
Dengan memasukkan seluruh variabel 30-39 tahun sebanyak 10%, dan berumur > 49
indpenden penelitian ini maka dalam fungsi tahun sebanyak 26,5%. Hal ini menunjukkan
Cobb-Douglas menurut Gujarati (2003) secara umum petani berada pada usia
menjelaskan bahwa fungsi produksi Cobb- produktif dimana usia produktif berada pada
Douglas diformulasikan sebagai berikut: kisaran usia 15-55 tahun (Rosman, 2000).
Y = A X1β1 X2 β2 X3 β3 X4 β4 X5 β5 .... 3.3 Dimana pada usia produktif, seseorang akan
Untuk mendapatkan model dalam memiliki semangat yang tinggi dalam
penelitian ini dilakukan logaritma natural melakukan usahanya serta lebih cepat untuk
terhadap variabel yang digunakan. Untuk melakukan adopsi inovasi.
menguji pengaruh antara variabel independen Petani kelapa sawit di daerah
terhadap produksi kelapa sawit. Adapun penelitian memiliki pengalaman usaha tani 5-
spesifikasi model sebagai berikut. 10 tahun sebanyak 33,3%. Pengalaman 11-15
ln Y = A + β1lnX1 + β2 lnX2 + β3 lnX3 tahun sebanyak 66,7%. Rata-rata petani
+ β4 lnX4 + β5 lnX5 + e ........ 3.4 memiliki pengalaman yang cukup dalam
Keterangan: melakukan usaha tani yaitu sekitar 11 sampai
Y = Produksi Kelapa Sawit 15 tahun. Dengan pengalaman yang cukup
(kg/ha/tahun) lama ini diharapkan dapat menunjang
X1 = Luas lahan (ha) keberhasilan petani dalam mengelola
X2 = Waktu kerja (jam/tahun) usahataninya. Sedangkan dilihat dari sisi luas
X3 = Penggunaan pupuk (kg/ha/tahun) lahan yang digarap rata-rata petani memiliki
X4 = Penggunaan pestisida luas lahan < 1 ha sebanyak 16,5%. 1-3 ha
(liter/ha/tahun) sebanyak 55,0%, dan dengan luas lahan > 3
X5 = Umur tanaman kelapa sawit (tahun) ha sebanyak 18,5%.
A = Konstanta
β1-5 = Koefesien regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
e = erorr term Produksi Kelapa Sawit Rakyat

Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 16
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan Berdasarkan tabel 1. dapat disusun persamaan
menggunakan SPSS diperoleh hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi produksi kelapa sawit rakyat di Kabupaten
sawit rakyat di Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur tahun 2017 sebagai berikut :
sebagai berikut: Ln Y = 2,672 + 0,296 ln X1 + 0,319 ln X2 +
0,134 ln X3 + 0,067 ln X4 + 0,294 ln X5

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik


Variabel Β t hitung VIF
Konstanta 4,672 7,051
Luas lahan (X1) 0,296 3,782* 4,118
Jumlah Tenaga Kerja (X2) 0,319 5,627* 3,982
Penggunaan pupuk (X3) 0,134 2,157* 1,734
Penggunaan pestisida (X4) 0,067 1,093 2,571
Umum tanaman (X5) 0,294 3,068* 1,836
R Square 0,728
F 21,916*
Keterangan : signifikan pada taraf kepercayaan 95%*
Sumber : data primer, diolah (2017)

Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat sebesar 0,294% dengan asumsi ceteris
dijabarkan sebagai berikut: paribus.
a. β1 = 0,206 artinya jika luas lahan
bertambah 1% maka hasil produksi Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik
kelapa sawit akan meningkat sebesar a. Uji Normalitas
0,206% dengan asumsi ceteris Berdasarkan uji normalitas dapat diketahui
paribus.tanda (+) menunjukkan adanya nilai probabilitas sebesar 0,8 > α (0,05),
hubungan yang berbanding searah/positif sehingga dapat disimpulkan bahwa
antara luas lahan dan tingkat produksi variabel independen dan variabel dependen
kelapa sawit yaitu jika luas lahan berdistribusi normal.
meningkat maka jumlah produksinya b. Uji Heteroskedastisitas
juga akan tinggi. Dari hasi pengujian heteroskedastisitas
b. β2 = 0,319 artinya jika variabel tenaga nilai Prob. Chi-Square sebesar 0.192 lebih
kerja bertambah 1% maka akan besar dari pada 0,05, sehingga dapat
meningkatkan hasil produksi sebesar disimpulkan lolos uji heteroskedastisitas,
0,319% dengan asumsi ceteris paribus. artinya model yang diestimasi tersebut
c. β3 = 0,134 artinya jika variabel tidak mengandung masalah
penggunaan pupuk ditingkatkan sebesar heterokedastisitas
1% maka akan meningkatkan hasil c. Uji Autokorelasi
produksi sebesar 0,134% dengan asumsi Berdasarkan hasil uji autokorelasi, dapat
ceteris paribus. diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,68.
d. β4 = 0,067 artinya jika variabel Berikut keterangan kurva Durbin Watson
penggunaan pestisida ditingkatkan dalam penelitian ini
sebesar 1% maka akan meningkatkan - Ada autokorelasi positif = 0,00-1,10
hasil produksi sebesar 0,067% dengan - Tidak dapat diputuskan = 1,11-1,53
asumsi ceteris paribus. - Tidak ada autokorelasi = 1,54-2,46
e. β5 = 0,294 artinya jika variabel umur - Tidak dapat diputuskan = 2,47-2,90
tanaman meningkat sebesar 1% maka - Ada autokorelasi negatif = 2,91-4,00
akan meningkatkan hasil produksi

Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 17
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

Karena nilai DW berada dalam rentang Analisis Skala Usaha


1,54-2,46, maka dapat disimpulkan tidak Skala usaha menjelaskan bagaimana
ada gejala autokorelasi. suatu kenaikan proporsional dari semua faktor
d. Uji Multikolineritas produksi terhadap output. Pada fungsi
Uji multikolinearitas dengan menggunakan produksi Cobb-Douglas, nilai skala usaha
Variance Inflation Factor (VIF) dapat diketahui dari penjumlahan semua
menunjukkan bahwa masing-masing koefisien variabel independen dalam model.
variabel independen mempunyai nilai VIF Hasil estimasi fungsi produksi Cobb-Douglas
< 10. Hasil analisis nilai VIF dibawah 10 tingkat produksi kelapa sawit menunjukan
ini berarti bahwa tidak terdapat bahwa penjumlahan semua koefisien bebas
multikolinieritas dalam model penelitian. memiliki nilai 1,11 atau (b1 + b2 + b3 + b4 +
b5 > 1). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
Uji Statistik produksi kelapa sawit di Kabupaten Aceh
a. Uji Secara Serempak (uji-F) Timur bersifat increasing return to scale
Uji ini dilakukan dengan melihat nilai F- yakni kondisi dimana penambahan seluruh
statistik dari model tersebut. Berdasarkan faktor produksi dalam persentase yang sama
hasil estimasi pada Tabel 1 diperoleh nilai akan meningkatkan output dalam persentase
F-statistik sebesar 21,906 yang ternyata yang lebih besar.
lebih besar dari F-tabel pada taraf nyata
lima persen (F-tabel = 2,31). Jadi, dapat 5. PENUTUP
disimpulkan bahwa secara simultan Kesimpulan
variabel luas lahan, tenaga kerja, Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan
penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, bahwa faktor-faktor produksi (variabel bebas)
dan umur tanaman berpengaruh nyata yang mempengaruhi produksi Kelapa Sawit
terhadap produksi kelapa sawit pada taraf luas lahan, jumlah tenaga kerja, penggunaan
nyata alpha lima persen. pupuk, penggunaan pestisida dan umur
b. Uji Secara Parsial (Uji-t) tanaman. Nilai koefisien determinasi sebesar
Uji ini dapat dilakukan dengan melihat 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa 72,8
nilai t-statistik dari masing-masing variabel persen dari hasil produksi dapat dijelaskan
bebas tersebut. Pada Tabel 1. dapat dilihat oleh model fungsi produksi, sedangkan
bahwa terdapat empat variabel independen sisanya 27,2 persen dapat dijelaskan oleh
dalam model penelitian yang berpengaruh faktor lain di luar model. Dilihat dari nilai
nyata terhadap produksi kelapa sawit di koefisien regresi dimana masing-masing
Kabupaten Aceh Timur. Variabel yang koefisien bernilai positif dan kurang dari satu,
berpengaruh nyata tersebut adalah luas hal ini menunjukkan penggunaan faktor-
lahan (X1), tenaga kerja (X2), pupuk (X3), faktor produksi tersebut berada pada daerah
dan umur tanaman (X5). Hal tersebut yang rasional yaitu semua faktor produksi
disebabkan nilai t-statistik dari empat tersebut masih dapat ditingkatkan.
variabel tersebut lebih besar dari nilai t-
tabel pada taraf nyata alpha lima persen (t- 6. REFERENSI
tabel = 1,985).
c. Koefesien Determinasi Ahyari, Agus. 2004. Manajemen Produksi:
Berdasarkan tabel 1. Bahwa besarnya nilai Perencanaan Sistem Produksi.
koefesien determinasi yang diperoleh dari Yogyakarta: BPFE UGM.
hasil penelitian sebesar 0,708 atau 70,8%. Daniel. M. 2002. Pengantar Ekonomi
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
independen mempunyai kemampuan untuk Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016.
mempengaruhi variabel dependen sebesar Statistik Perkebunan Indonesia
70,8% sedangkan sisanya sebesar 20,2% Komoditas Kelapa Sawit 2014-2016.
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model Jakarta: Kementerian Pertanian RI.
penelitian ini.
Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 18
JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, VOL. 2, NO. 1, APRIL 2018

Gujarati D. 2003. Ekonometrika Dasar.


Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset
Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Miller. R. L. dan R. E. Meiners . 2000. Teori
Mikro Ekonomi Intermediate. Edisi
Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi
dengan Pokok Bahasan Analisis
Cobb-Douglas. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiarto et. al. 2007. Ekonomi Mikro:
Sebuah Kajian Komprehensif.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ahmad Ridha: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Timur 19

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai