Anda di halaman 1dari 10

Nama : Hesty Tri Kurniasari

NIM : 13.111.1305

Tugas : Pengantar Perjanjian Lama

“Rangkuman Kitab Keluaran”

GARIS BESAR KITAB

I. Israel di Mesir
A. Perbudakan di Mesir (1)
B. Kelahiran, kehidupan awal, dan panggilan Musa (2-4)
C. Penindasan Firaun atas Israel (5:1-6:13)
D. Silsilah (6:14-27)
E. Berbagai tulah dan Paskah (6:28-12:36)
II. Perjalanan dari Mesir ke Sinai
A. Keluar dari Mesir (12:37-14:31)
B. Nyanyian Musa (15:1-21)
C. Padang Gurun Syur (15:22-27)
D. Padang Gurun Sin (16)
E. Gunung Batu di Rafidim (17)
F. Yitro dan Musa (18)
III. Kovenan (Perjanjian) dan hukum Taurat di Sinai
A. Persiapan-persiapan untuk kovenan (19)
B. Sepuluh Hukum (20:1-17)
C. Undang-Undang kovenan (20:18-23:33)
D. Pengesahan Kovenan (24)
E. Kemah Suci (25-40)
1. Perincian (25-27)
2. Imam-imam (28-29)
3. Perabot Kemah Suci (30)
4. Orang-orang yang di beri keahlian (31: 1-11)
5. Hari Sabat (31:12-18)
6. Israel melanggar kovenan dengan membuat patung anak lembu emas (32)
7. Yahweh dan Musa (33)
8. Pembaharuan kovenan (34)
9. Pembangunan Kemah Suci (35-38)
10. Pakaian keimaman (39)
11. Penyelesaian dan Penahbisan Kemah Suci (40)

Latar Belakang

Tanggal Peristiwa Keluaran

Kitab Keluaran mencatat peristiwa-peristiwa dari kelahiran Musa sampai penyelesaian dan
penahbisan Kemah Suci di Sinai pada bulan pertama tahun kedua sesudah peristiwa Keluaran
dari Mesir (1:1; 2:1-14; 19:1; 40:17). Jadi sejarah aktual dari kitab Keluaran meliputi jangka
waktu sekitar delapan puluh lima tahun.

Persoalan utama untuk para sarjana adalah menentukan abad yang tepat dari persoalan
utama kronologis dari Perjanjian Lama, dan permasalahan yang kompleks ini tetap merupakan
konflik yang diperdebatkan. Dua pendapat dasar sudah muncul dari berbagai diskusi, yaitu
pandangan Tanggal Dini dan Tanggal Kemudian. Kronologi peristiwa Keluaran menjadi
semakin rumit karena kepindahan keluarga Yakub ke Mesir sebagai akibat bencana kelaparan di
Palestina juga tidak dapat di tentukan dengan pasti. Dalam usaha untuk menerangkan data
kronologis dan geografis yang alkitabiah dan bukan alkitabiah, maka empat sistem kronologis
sudah dikembangkan.

Karena hanya ada dua firaun di Mesir yang memerintah lebih dari empat puluh tahun,
pemerintah mereka merupakan pusat perhatian diskusi untuk mementukan tanggal terjadinya
peristiwa Keluaran. Pandangan Tanggal Dini menyebut Thutmose III (1504-1450) sebagai firaun
dari masa penindasan dan amenophis II (1450-1425) sebagai firaun dari peristiwa Keluaran.
Kedua-duanya memerintah selama Dinasti atau Wangsa ke-18 dari periode sejarah Mesir yang
dikenal sebagai masa Kerajaan Baru dan Zaman Perunggu Akhir dari sejarah Timur Dekat kuno.
Pendapat Tanggal kemudian menyebut Ramses I (1320-1318) dan Seti I (1318-1304)
sebagai firaun yang menindas umat Ibrani dan Ramses II (1309-1237) sebagai firaun yang
berkuasa pada saat terjadinya peristiwa Keluaran. Mereka semua adalah raja dari Dinasti ke-19
dari masa Kerajaan Baru Mesir dan ditarikhkan pada masa peralihan antara Zaman Perunggu
Akhir dan Zaman Besi Awal dari sejarah Timur Dekat kuno.

Pokok persoalan dalam pertentangan tentang tanggal yang tepat dari peristiwa Keluaran
adalah penafsiran terhadap data di Alkitab dan di luar Alkitab. Para pendukung pendapat
Tanggal Dini menekankan penafsiran harfiah dari angka-angka yang tercatat dalam Keluaran
12:40; Hakim-Hakim 11:26; dan 1 Raja-Raja 6:1 dan secara selektif mengutip data-data
arkeologi untuk dukungan. Orang-orang yang berpegang pada pandangan Tanggal Kemudian
mengartikan angka-angka di Alkitab itu secara simbolis dan memprioritaskan informasi sejarah
dan bukti arkeologis dari luar Alkitab. Pendekatan yang dipakai dalam buku ini menerima
keabsahan sejarah dari angka-angka alkitabiah sementara mengakui adanya bukti yang agak
‘meleset’ yang dikumpulkan kedua pihak ketika mengutip data arkeologi dan data yang tidak
terdapat dalam Alkitab.

Perbudakan di Mesir (1)

Bangsa Israel merupakan bangsa pilihan Allah, namun karena ketidaktaatannya sehingga Allah
mengijinkan bangsa ini mengalami penindasan di Mesir. Selama dalam masa perbudakan di
Mesir, bangsa Israel mengalami sesuatu hal yang membuat mereka tertindas akibat kerja paksa
yang diberlakukan di negeri ini. Setelah kematian Yusuf , bangsa Israel yang tinggal di Mesir
semakin besar jumlahnya karena mereka menghasilkan banyak keturunan. Pada waktu itu
bangkitlah seorang raja baru yang memerintah negeri ini, tetapi dalam pemerintahannya ia
melakukan apa yang menurutnya baik, bukan apa yang menurut Tuhan baik. Raja itu membuat
suatu keputusan baru yang harus di berlakukan, karena semakin banyak keturunan orang Israel
sehingga Raja ini takut kalau jumlah orang Israel melebihi jumlah orang Mesir. Maka ia
memutuskan untuk setiap bayi Israel yang baru lahir, apabila laki-laki maka ia harus di bunuh.
Demikian sangatlah kejam raja ini, namun ada dua bidan yang di perintahkan untuk melakukan
hal ini, mereka tidak melakukannya karena mereka takut akan Tuhan. Sehingga banyak bayi
orang Ibrani yang selamat, lalu Firaun memerintahkan untuk membuang setiap bayi laki-laki itu
ke sungai Nil.

Kelahiran, kehidupan awal, dan panggilan Musa (2-4)

Seorang Lewi yang bernama Amram dan mempunyai istri bernama Yokebet. Pada waktu itu
Yokebet sedang mengandung dan hendak melahirkan. Kemudian lahirlah seorang anak laki-laki
bagi mereka. Kemudian bayi itu mereka sembunyikan di sebuah peti dan mereka taruh di tepi
sungai Nil. Lalu putri Firaun melihatnya, dan mengangkat bayi ini sebagai anaknya. Dan bayi ini
di namainya Musa, yang artinya diambil dari air. Ketika Musa sudah dewasa, ia mendapati
saudara-saudaranya sedang melakukan kerja paksa. Musa tidak terima melihat kejadian ini,
kemudian ia membunuh orang Mesir yang sudah menganiaya orang Ibrani. Lalu Firaun
mendengar hal ini dan ingin membunuh Musa, kemudian Musa lari ke tanah Midian. Di sebuah
sumur dia bertemu dengan anak Yitro yang sedang menimba air untuk memberi minum kambing
domba mereka. Lalu Yitro menyuruh Musa untuk tinggal bersama di rumahnya, dan Rehuellah
Zipora, anaknya di berikannya kepada Musa untuk di jadikan istri. Dan lahirlah seorang anak
laki-laki baginya, dan Musa menamainya Gersom, sebab katanya: “aku telah menjadi seorang
pendatang di negeri asing.”.

Tuhan telah melihat bagaimana kesengsaraan yang di alami umat-Nya di tanah Mesir dan Tuhan
telah mendengar seruan mereka. Ketika Musa berada di gunung Horeb sedang menggembalakan
kambing domba milik Yitro, maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “pergilah, Aku mengutus
engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku keluar dari Mesir. Musa merasa tidak mampu
dengan tugas yang di berikan kepadanya, namun firman Tuhan berkata aku akan menyertai
engkau kemanapun engkau pergi. Dengan pertolongan Tuhan, akhirnya Musa berhasil membawa
orang Israel keluar dari Mesir.

Penindasan Firaun atas Israel (5:1-6:13)

Kemudian Musa dan Harun menghadap Firaun untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir, tetapi Firaun tidak mengijinkannya. Bangsa Israel semakin ditindas dengan adanya kerja
paksa membuat batu bata sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Musa tidak berhasil membawa
bangsa ini keluar dari perbudakan, sehingga ia putus asa dihadapan Tuhan. Tetapi Tuhan
berfirman kepadanya: bahwa Akulah, Tuhan, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja
paksa orang Mesir.

Silsilah (6:14-27)

Inilah silsilah nenek moyang Musa dan Harun, mulai dari anak anak Ruben anak sulung Israel:
Henokh, Palu, Hezron, dan Karmi. Anak-anak Simeon: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar,
dan Saul. Inilah anak-anak Lewi menurut urutannya: Gerson, Kehat, dan Merari. Anak-anak
Gerson: Libni dan Simei, menurut kaum mereka. Anak-anak Kehat: Amram,Yizhar, Hebron,
dan Uziel. Anak-anak Merari: Mahli dan Musi. Dan demikian seterusnya sampai pada keturunan
Korah.

Berbagai tulah dan Paskah (6:28-12:36)

Munculnya sepuluh tulah di Mesir akibat dari hati Firaun yang bersikeras tidak mau melepaskan
bangsa Israel. Sehingga murka Allah turun atasnya, dan Allah menurunkan tulah pertama sampai
dengan tulah yang kesepuluh.

Tulah pertama: Air menjadi darah

Tulah kedua: Katak

Tulah ketiga: Nyamuk

Tulah keempat: Lalat pikat

Tulah kelima: Penyakit sampar pada tenak

Tulah keenam: Barah

Tulah ketujuh: Hujan es

Tulah kedelapan: Belalang

Tulah kesembilan: gelap gulita

Tulah kesepuluh: anak sulung mati dan orang Israel keluar dari Mesir.
Keluar dari Mesir (12:37-14:31)

Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, maka Musa memimpin mereka berjalan melalui padang
gurun. Tetapi Tuhan telah mengeraskan hati Firaun, sehingga Firaun ingin mengejar bangsa
Israel dengan enam ratus kereta berkuda yang terpilih dan lengkap dengan perwiranya. Setelah
bangsa Israel mengetahui bahwa orang Mesir mengejarnya, berkatalah mereka kepada Musa:
“apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, sehingga engkau membawa kami untuk mati di
padang gurun ini? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: janganlah mengganggu
kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami unutk bekerja pada
orang Mesir daripada mati di padang gurun ini. Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu:
“janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan di berikan-Nya
hari ini kepadamu, sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk
selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja. Ketika mereka
mulai menyeberangi laut Teberau, berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “angkatlah tongkatmu dan
ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang-orang Israel akan berjalan
dari tengah-tengah laut di tempat kering. Kemudian tentara Mesir mengejarnya dan ketika
mereka berada di tengah laut maka Musa mengangkat tongkatnya sehingga air berbalik meliputi
orang Mesir, maka matilah mereka semua di dalam laut itu. Dan bangsa Israel menjadi takut
kepada Tuhan.

Nyanyian Musa (15:1-21)

Ketika Tuhan telah menyatakan kasih-Nya untuk orang-orang Israel maka mereka menaikkan
pujian bagi Tuhan. Katanya: “baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan
penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah
menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. Tuhan itu
pahlawan perang, Tuhan, itulah nama-Nya.

Padang Gurun Syur (15:22-27)

Selama tiga hari bangsa Israel berjalan di padang gurun Syur dengan tidak mendapat air.
Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air itu karena rasanya pahit.
Kemudian bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa. Kemudian Musa berseru kepada Tuhan,
dan Tuhan menunujukkan sepotong kayu, Musa melemparkan kayu itu ke dalam air, lalu air itu
menjadi manis.

Padang Gurun Sin (16)

Tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung
Sinai. Di sana mereka bersungut-sungut lagi karena tidak ada makanan, kemudian Tuhan
mengirimkan roti manna pada waktu pagi dan daging pada waktu petang. Tetapi mereka harus
mengambil secukupnya, tidak boleh mereka menyimpan makanan ini. Pada hari sabat, Tuhan
tidak mengirimkan makanan baginya. Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya,
sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang, yaitu tanah Kanaan.

Gunung Batu di Rafidim (17)

Kemudian berangkatlah segenap orang Israel dari padang gurun Sin dari tempat persinggahan
menuju tempat persinggahan, lalu berkemahlah mereka di Rafidim. Tetapi daerah ini sangat
kering sehingga tidak ada air untuk di minum bangsa ini. Ketika orang Israel mulai menyalahkan
Musa, kemudian Tuhan berfirman kepada Musa untuk melemparkan tongkatnya ke tanah
sehingga keluarlah mata air. Dari peristiwa inilah dinamainya tempat ini Masa dan Meriba, oleh
karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan
mengatakan: “adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”.

Yitro dan Musa (18)

Ketika Yitro mengetahui segala apa yang di lakukan Tuhan kepada Musa dan bangsa Israel
bahwa mereka telah keluar dari tanah Mesir. Lalu Yitro, mertua Musa membawa Zipora isteri
Musa dan Gersom anaknya. Lalu Musa datang dengan bersujud dan mencium mertuanya.
Sesudahnya Musa menceritakan apa yang sudah di lakukan Tuhan terhadap Firaun, raja Mesir
yang kejam itu. Dan Yitro bersukacita tentang segala kebaikan Tuhan kepada orang Israel bahwa
Ia telah menyelamatkan orang Israel dari tagan orang Mesir. Yitro mempersembahkan korban
bakaran dan korban sembelihan bagi Allah.
Persiapan-persiapan untuk kovenan (19)

Ketika Musa dan bangsa Israel tiba di gunung Sinai, mereka mendirikan kemah di depan gunung
itu. Di situ Tuhan berfirman kepada Musa untuk disampaikan kepada orang Israel: “ jika kamu
sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang kepada perjanjian-Ku, maka kamu
akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa di muka bumi ini. Kamu
akan menjadi bagi-Ku kerajaan iman dan bangsa yang kudus. Lalu bangsa itu menjawab: “segala
yang di firmankan Tuhan akan kami lakukan.” Bangsa ini harus menguduskan diri dan mencuci
pakaiannya. Bersiaplah menjelang hari ketiga, dan janganlah bersetubuh dengan perempuan
hingga Tuhan menampakkan diri kepada mereka.

Sepuluh Hukum (20:1-17)

Lalu Tuhan mengucapkan segala firman ini:

1. Jangan ada padamu allah lain selain Aku.


2. Jangan membuat bagimu patung dan menyembahnya.
3. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan.
4. Ingat dan kuduskanlah hari sabat.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu.

Undang-Undang kovenan (20:18-23:33)

Bangsa Israel benar-benar takut ketika mereka melihat kedatangan Allah dalam bentuk guruh
mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Allah ingin
supaya umatnya tidak membuat sesuatu yang dapat di sembah kecuali mereka hanya menyembah
Allah yang hidup dan membuat bagi-Nya mezbah bakaran untuk di persembahkan pada setiap
tempat yang Allah tentukan. Tentang hak budak orang Ibrani, seorang Ibrani hanya boleh
menjadi budak selama enam tahun, dan pada tahun yang ketujuh ia di izinkan keluar tanpa harus
membayar tebusan apa-apa. Dan masih banyak lagi peraturan-peraturan, seperti peraturan
tentang jaminan nyawa sesama manusia, jaminan harta sesama manusia, dosa yang keji, orang-
orang yang tidak mampu, hak-hak manusia, peraturan tentang kebaktian dan hari-hari raya, janji
dan teguran kepada Israel.

Pengesahan Kovenan (24)

Di gunung Sinai, Tuhan berfirman kepada Musa: “naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan
tinggal di sana, maka Aku akan memberikan dua loh batu kepadamu, yang berisi hukum dan
perintah, yang telah Kutuliskan untuk di ajarkan kepada umat pilihanKu.” Lalu Musa dan Yosua
naik ke atas gunung itu dan awan menutupinya . Tuhan menyatakan kemuliaannya dan awan
menutupi selama enam hari lamanya, pada hari ketujuh Musa di panggil dari tengah-tengah awan
itu. Kemuliaan Tuhan di nyatakan dalam bentuk nyala api yang menghanguskan bagian puncak
gunung dan orang Israel melihatnya.

Kemah Suci (25-40)

Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “kumpulkanlah persembahan khusus bagiKu, dari setiap
orang yang terdorong hatinya untuk memberi. Buatlah Kemah Suci dengan segala perabotannya
dan Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Di dalam Kemah Suci itu haruslah mereka buat
tabut perjanjian yang akan di gunakan sebagai tempat untuk meletakkan loh hukum yang akan di
berikan Allah kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai